Bab 1
Pendahuluan
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan otonomi daerah telah dibentuk organisasi perangkat
daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebagai
unsur pelaksana di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah adalah Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah yang merupakan gabungan dari Bagian Keuangan yang
membidangi pengelolaan keuangan daerah, Bagian Perlengkapan yang membidangi
pengelolaan aset/kekayaan daerah dan Dinas Pendapatan Daerah yang membidangi
pengelolaan pendapatan daerah. Dalam perkembangan kebutuhan, karakteristik, kemampuan
dan potensi daerah guna mendukung terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan
didaerah maka telah dilaksanakan penataan kelembagaan dengan ditetapkan Peraturan
Kelompok
Jabatan Fungsional
Sub Bag Umum Sub Bag Program Sub Bag Keuangan & Aset
Mulyatmi,SE Indrijati, SE Ani Suryani, SE
NIP 19640731 198607 2 001 NIP. 19680122 199703 2 003 NIP. 19700302 199603 2 002
Bidang Pendafataran & Bidang Penagihan Bidang Anggaran Bidang Perbendaharaan Bidang Akuntansi
Suyono, SE Bidang Aset
Penetapan Drs. Trisna Manurung, Dian Mutiara Sri M. Anas Jauhari, SE
Drs. R. Moelyosubagio, M.Si M.Si NIP 19661120 199403 1 Rahmawati, SH, MM Sri Supriatini, SH, M.Hum
008 NIP 19720212 199803 1 011 NIP 19720726 199803 2 007
NIP 19620730 199603 1 002 NIP 19711230 199603 1 002 NIP 19691112 199603 2 003
Seksi Perencanaan
Seksi Pendataan, Seksi Penagihan dan Anggaran Seksi Belanja Tidak
Pendaftaran & Pelayanan Piutang Langsung Seksi Pembukuan Seksi Inventarisasi dan
Surana N, SE Nurhidayati, SE Penghapusan
Ramiyana, S.IP M. Baried, S.Sos. MM NIP 19690329 199303 Yunis Marlina Nasution,
NIP 19680208 199203 1 008 NIP 19691031 199102 1 1004 SE, M.Ec.Dev
19700306 199503 2 002 Mundakir, SE
001 NIP 19740314 199903 2 005 NIP 19720329 199203 1 004
Bab 2
Perencanaan Kinerja
Keterkaitan
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran DPPKAD
Visi
Menjadi institusi yang
terpercaya dan handal
dalam tata kelola
keuangan dan aset daerah
Misi Tujuan
Mewujudkan Sasaran
pengelolaan Terwujudnya pengelolaan
keuangan dan aset keuangan dan aset daerah Meningkatkan
daerah yang yang akuntabel, transparan, kualitas
profesional, efisien, efektif dan taat pada pengelolaan
akuntabel, aturan yang berlaku dalam keuangan daerah
transparan dan taat rangka mewujudkan clean yang transparan
pada aturan yang
and good government; dan akuntabel;
berlaku;
Terlaksananya optimalisasi
sumber-sumber
Meningkatkan pendapatan asli daerah
pendapatan asli dalam rangka Meningkatkan
daerah dalam rangka meningkatkan kemampuan kemampuan
memperkuat sumber- keuangan daerah. keuangan daerah
sumber pendanaan
belanja daerah
Sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran strategis yaitu dengan ditetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU). IKU (key performance indikator) memiliki peran dalam merubah sesuatu yang bersifat
normatif (sasaran strategis) menjadi definitif, terukur dan realitis. Berdasarkan Peraturan Bupati
Bantul Nomor 74 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Bantul Nomor
16B Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015 dalam lampiran II huruj J ditetapkan IKU Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah. Berikut ini akan disajikan rumusan sasaran dan IKU Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yaitu sebagai berikut: (lihat Tabel 2.1)
Capain atas Indikator kinerja dari masing-masing sasaran strategis pada kondisi awal (tahun
2013) yaitu pada saat dilakukan perubahan atas Rencana Strategis Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan target kondisi akhir dari rencana strategis
(tahun 2015) adalah sebagai berikut: (lihat Tabel 2.2)
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Sasaran Strategis DPPKAD
Kondisi Target
Awal Akhir
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan (Tahun (Tahun
2011) 2015)
WTP:1
1 Opini BPK 2 1
WDP:2
Meningkatkan
kualitas pengelolaan Prosentase penyerapan anggaran belanja
keuangan daerah 2 % 85 85
daerah sesuai dengan alokasi per triwulan
yang transparan dan
akuntabel
Prosentase SKPD yang telah menerapkan
3 % 60 70
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Kondisi Target
Awal Akhir
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan (Tahun (Tahun
2011) 2015)
WTP=1
Opini BPK RI atas LKPD
1 WDP=2 1
Kabupaten Bantul Tahun 2014
Prosentase pertumbuhan
1 Persen 10,02
pendapatan daerah
Meningkatkan
kemampuan keuangan
2. daerah 2 Derajat desentralisasi Persen 16,82
Tabel 2.4 Pagu Anggaran Belanja Langsung per Sasaran dan per Indikator
Kinerja Tahun 2015
ANGGARAN
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
KINERJA PROGRAM
SASARAN Sebelum Setelah
Perubahan Perubahan
Program pengembangan
82.862.500 82.862.500
data/informasi/statistik daerah
Persentase Program Peningkatan dan
Kemampuan Pengembangan Pengelolaan Keuangan 1.127.820.570 1.011.282.570
Keuangan Daerah Daerah
Bab 3
Akuntabilitas Kinerja
Agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang diselenggarakan oleh Pemerintah saat ini
adalah perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen yang berfokus pada peningkatan
akuntabilitas serta peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban organisasi perangkat daerah (OPD) untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah satu OPD di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang mengemban amanah melaksanakan tata kelola pada
bidang pendapatan, keuangan dan aset daerah berkewajiban mempertanggungjawabkan atas
anggaran belanja langsung yang dialokasikan untuk terlaksananya berbagai program dan kegiatan
sebagai upaya pencapaian target indikator kinerja dari masing-masing sasaran strategis yang
ditetapkan dalam dokumen Perubahan Rencana Strategis DPPKAD tahun 2011-2015 dan Rencana
Kinerja DPPKAD tahun 2015 dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja. Sebagai landasan
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Laporan akuntabilitas kinerja memberi informasi tentang tingkat pencapaian target indikator dari
masing-masing sasaran yang telah disepakati oleh Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah selaku penerima amanah dengan Bupati Bantul sebagai pemberi
amanah sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian kinerja. Capaian kinerja diukur dengan
membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen PK
DPPKAD dengan realisasi. Pengukuran atas capaian kinerja tersebut mempergunakan skala nilai
peringkat kinerja sebagai berikut:
2 75,1 ≤ 90 Tinggi
3 65,1 ≤ 75 Sedang
4 50,1 ≤ 65 Rendah
5 ≤ 50 Sangat Rendah
Selama periode tahun 2015 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah telah
melaksanakan ketugasan pada urusan rumah tangga pemerintahan daerah dan tugas
pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tercermin
dengan pencapaian atas indikator kinerja dari masing-masing sasaran strategis sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja DPPKAD tahun 2015 dan lampiran J
pada Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015. Capain atas IKU DPPKAD adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DPPKAD Tahun 2015
%
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Katagori
Capaian
WTP : 1
1 Opini BPK RI atas LKPD Kab. Bantul 1 1 100,00
WDP : 2
Persentase pertumbuhan
5 % 10,43 7,20 69,00
pendapatan daerah
Catatan:
Capaian IKU nomor satu berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2014 merupakan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan produk akhir dari proses akuntansi
yang telah dilakukan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bantul 2014 yang memuat Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) yang disusun berdasar Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). LKPD Kabupatan Bantul
tahun 2014 disusun oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dimulai pada bulan Januari 2015 dengan
Realisasi
Tahun 2015 Target
Capaian Capaian
Akhir
Kinerja
Indikator Kinerja Utama Tahun RPJMD
RPJMD
2014 % (tahun
Target Realisasi s/d tahun
Realisasi 2015)
2015
Selama periode tahun 2010 s/d tahun 2015 Badan Pemeriksa Keuangan telah menerbitkan hasil
pemeriksaan keuangan atas LKPD Kabupaten Bantul tahun 2009, LKPD Kabupaten Bantul
tahun 2010, LKPD Kabupaten Bantul Tahun 2011, LKPD Kabupaten Bantul Tahun 2012, LKPD
Kabupaten Bantul Tahun 2013 dan LKPD Kabupaten Bantul Tahun 2014 sebagai berikut:
2011 WDP
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berkomitmen untuk mewujudkan
akuntabilitas dalam tata kelola keuangan daerah dari tahap perencanaan, penatausahaan dan
pelaporan keuangan daerah sebagai salah satu upaya mempertahankan opini WTP dengan
terlaksananya program-program sebagai berikut:
1. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan jumlah dua kegiatan;
2. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 24
kegiatan;
3. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan daerah dengan satu
kegiatan; dan
4. Program penataan peraturan perundang-undangan dengan satu kegiatan.
Upaya yang telah dilakukan oleh DPPKAD selama tahun 2015 dalam mempersiapkan LKPD
Kabupaten Bantul tahun 2015/tahun 2016 agar dapat memenuhi kriteria kesesuaian dengan
SAP, kecukupan pengungkapan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
antara lain sebagai berikut:
Telah dilaksanakan penyusunan rancangan peraturan daerah/peraturan bupati tentang
APBD/Penjabaran APBD yang ditetapkan menjadi peraturan daerah/peraturan bupati
tentang APBD/Penjabaran APBD sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu paling lambat
tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Peraturan daerah/peraturan bupati
Telah disusun modul analisa standar belanja (ASB) sebagai instrumen bagi seluruh SKPD
dalam memberi penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Sehingga SKPD dalam mengusulkan kegiatan merupakan
usulan yang paling ekonomis, efisien, dan efektif.
Penyusunan ASB dilaksanakan
dengan pendampingan dari Biro
Organisasi Provinsi DIY antara lain
telah dilaksanakan dua kali pelatihan
teknis penyusunan analisa standar
belanja yang diikuti oleh perwakilan
dari seluruh SKPD di lingkungan
Pmemerintah Kabupaten Bantul yaitu
pada tanggal 8 Mei 2015 dan 9 Juli
2015 bertempat di Gedung Induk
Gambar 3.9 Pendampingan Penyusunan ASB,
tgl 8 Mei 2015 Lantai 3 Sayap Barat Kompleks
Parasamya yang dihadiri oleh semua
pegawai di jajaran Bidang Anggaran
DPPKAD, perwakilan dari BAPPEDA,
Bagian Hukum dan Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Bantul. Melalui pelatihan
ini diharapkan SKPD dapat
menyusun ASB sebagai dasar dalam
menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) SKPD.
Gambar 3.10 Pelatihan Teknis Penyusunan ASB,
tgl 9 Juli 2015
Tersajinya berbagai informasi tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagai
rencana aksi daerah tentang transparansi pengelolaan anggaran daerah sesuai dengan
Instruksi Mendagri Nomor 188.52/1797/SJ tentang Peningkatan Transparansi Pengelolaan
Anggaran Daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul berkewajiban menyampaikan
informasi keuangan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Kewajiban tersebut telah
dilaksanakan melalui pengelolaan website resmi Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah yang menyajikan menu konten dengan nama “Transparansi
Pengelolaan Anggaran Daerah”. Tahun 2015 melalui menu konten tersebut telah
dipublikasikan data mutakhir keuangan daerah yang meliputi 12 jenis dokumen, yaitu
Anggaran kas ini dipergunakan untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup sebagai
perkiraan arus kas masuk dari pendapatan daerah untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran
sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA/DPPA SKPD yang telah
disahkan sebagai perkiraan arus kas keluar. Selain itu anggaran kas juga berfungsi sebagai
alat kontrol dan pengendalian atas kinerja keuangan daerah dan manajemen kas dari mulai
perencanaan sampai dengan pelaporan tentang aliran kas. Penyerapan anggaran belanja
daerah perlu dilakukan pengontrolan melalui manajemen kas guna menghindari pembayaran
belanja daerah yang tidak tepat waktu sehingga pemanfaatan kas daerah dapat lebih optimal.
Berdasarkan anggaran kas penyerapan atas anggaran belanja daerah dengan ketersediaan
dana yang diatur setiap triwulan ditargetkan sebesar 85%.
Indikator ini menunjukkan baik tidaknya perencanaan yang dibuat oleh SKPD dalam
penyerapan anggaran belanja daerah khususnya penyerapan belanja langsung, karena
penyerapan belanja langsung oleh SKPD yang sesuai dengan dengan alokasi yang diatur
dalam anggaran kas menunjukkan perencanaan yang baik dimana kegiatan-kegiatan
dilaksanakan oleh SKPD sesuai dengan jadwal atau alokasi penarikan dana yang tercatum
dalam masing-masing DPA/DPPA SKPD. Penyerapan belanja daerah setiap triwulan selama
tahun 2015 disajikan sebagai berikut: (lihat grafik 3.13 dan Tabel 3.10)
Alokasi Realisasi
dilaksanakan oleh SKPD sesuai
dengan jadwal atau alokasi
Sumber data : Simda Keuangan Daerah per 31 Desember
2015, data sementara belum diaudit BPK, diolah penarikan dana yang tercantum
dalam masing-masing DPA/DPPA SKPD. Penyerapan belanja daerah setiap triwulan selama
tahun 2015 disajikan sebagai berikut: (lihat grafik 3.10 dan Tabel 3.9)
Belanja Tidak
27,18 236.046 164,78 408.949 394.879 96,56 201.585 188,71 1.329.907 1.167.923 87,82
Langsung 576.126 156.592 143.247 380.406
Belanja
18,71 189.979 64,40 152.494 184.104 120,73 184.808 154,85 849.350 700.859 82,52
Langsung 217.058 40.607 294.990 286.169
Jumlah 24,86 426.025 97,21 561.443 578.983 103,12 386.393 172,51 2.179.257 1.868.781 85,75
793.184 197.199 438.238 666.575
Sumber data : Simda Keuangan Daerah per Desember 2015 (data sementara sebelum diaudit BPK)
Prosentase penyerapan
anggaran belanja daerah sesuai 89,43 85,00 85,75 100,89 85 100,89
dengan alokasi anggaran kas
Sumber data : Simda Keuangan per 31 Desember 2015, data sementara sebelum diaudit BPK, diolah
Capaian atas indikator kinerja ini telah didukung dengan terlaksananya program peningkatan
dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah dengan terselenggaranya tujuh kegiatan.
Selama tahun 2015 kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
Telah dilaksanakan pencermatan dan penerbitan DPA/DPPA SKPD sebanyak 63 DPA
dan 63 DPPA SKPD. DPA/DPPA SKPD.
Telah menyusun dua buku anggaran kas yaitu buku anggaran kas berdasarkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015 dan buku anggaran kas berdasarkan
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015. Anggaran kas
ini dipergunakan untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup sebagai perkiraan arus
kas masuk dari pendapatan daerah untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai
dengan rencana penarikan dana seperti yang tercantum dalam DPA/DPPA SKPD yang
telah disahkan sebagai perkiraan arus kas keluar.
Jumlah
No Uraian
SPD Rupiah
Telah dilaksanakan atas pengujian dan penelitian kebenaran dan kelengkapan dokumen
berupa SPM dan kelengkatan lainnya yang telah diajukan oleh seluruh SKPD/Unit Kerja
dan PPKD dengan diterbitkan SP2D yaitu sebagai berikut: (lihat Tabel 3.13)
Nilai SP2D
No Uraian SP2D
(Rupiah)
1 SP2D UP 58 15.052.012.229
Bertambah/(Berkurang)
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Rupiah %
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
138.297.392.912,00 137.955.724.509,00 (341.668.403,00) 99,75
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Sumber data : Simda Keuangan Daerah PPKD, data sementara per 31 Desember 2015
(sebelum diaudit BPK)
Bertambah/(Berkurang)
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Rupiah %
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah 25.600.000.000,00 25.600.000.000,00 0,00 100,00
Daerah
Sumber data : Simda Keuangan Daerah PPKD, data sementara per 31 Desember 2015
(sebelum diaudit BPK)
438,238 386,393
sedang pada triwulan I
426,025
penyerapan atas belanja daerah
197,199
justru menunjukkan penyerapan
yang paling rendah daripada
penyerapan pada triwulan II, III
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
dan penyerapan belanja
Alokasi Realisasi
tertinggi justru pada triwulan IV
Kondisi alokasi dan penyerapan anggaran belanja daerah baik anggaran belanja tidak langsung
maupun anggaran belanja langsung setiap triwulan tahun 2015 disajikan pada grafik 3.17 diatas,
grafik 3.18 dan grafik 3.19 yaitu sebagai berikut:
576,126
286,169
294,990
394,879
380,406
408,949 184,808
217,058
189,979
236,046 184,104
152,494
156,592 201,585
143,247
40,607
Grafik sebagaimana tersebut diatas memberi informasi selama tahun 2015 kinerja atas penyerapan
belanja daerah baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung tidak sesuai dengan alokasi
yang diatur dalam angggaran kas setiap triwulan. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai
permasalahan-permasalahan.
Permasalahan:
1. SKPD/Unit Kerja dalam menyusun rencana anggaran kurang matang sehingga dalam
pelaksanaan anggarannya membutuhkan waktu untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian
termasuk sering melakukan revisi atas dokumen pelaksanaan anggaran (DPA);
2. SKPD/Unit Kerja dalam menyusun rencana penarikan dana tidak seuai dengana
pelaksanaan jadwal pelakanaan kegiatan sehingga terdapat kebiasaan SKPD memiliki
kecenderungan pengalokasian terhadap penarikan dana pada triwulan I lebih besar
dibanding dengan triwulan berikutnya;
3. Adanya kehati-hatian dalam proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan pengadaannya yang berpengaruh
terhadap penyerapan anggaran belanja langsung;
4. Lemahnya koordinasi antara perencanaan dan pelaksanaan anggaran terutama untuk
kegiatan pembangunan;
5. Keterlambatan penerimaan petunjuk teknis untuk pelaksanaan kegiatan yang bersumber
dari dana alokasi khusus; dan
6. Penyerapan belanja tidak langsung (kecuali belanja pegawai) belum sesuai dengan rencana
penarikan yang diatur dalam anggaran kas dan DPA/DPPA PPKD, dikarenakan penyaluran
belanja hibah kepada kelompok masyarakat dan penyaluran belanja bantuan sosial kepada
masyarakat membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pemberkasan administrasi
sebagai salah satu persyaratan mengakibatkan penyerapan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial dilaksanakan pada akhir tahun.
Penyusunan laporan keuangan daerah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, posisi arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para kinerja keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Laporan keuangan daerah yang disusun tersebut dilaksanakan dengan cara
menggabungkan laporan-laporan keuangan yang disusun oleh seluruh etintas akuntansi atau
seluruh SKPD yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan
keuangan. Entitas akuntansi atau SKPD sebagai pengguna anggaran/barang berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan
anggaran/barang yang dikelolanya kepada etintas pelaporan. Adapun laporan keuangan yang
dikirim setiap bulan oleh etintas akuntansi adalah neraca dan laporan SPJ (Surat
Pertanggungjawaban) fungsional. Neraca yang disusun oleh seluruh entitas akuntansi diteliti
kembali oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan pendampingan
dari perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan membandingkan antara neraca dengan data dari Simda Keuangan
Daerah dan data yang dibuat oleh pengurus barang.
Pemerintah (SAP)
sebagaimana gambar grafik
diatas (lihat gambar grafik
3.17).
Grafik 3.19 Penerapan SAP pada SKPD Tahun 2015
Capaian indikator kinerja persentase SKPD yang telah menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) telah memenuhi target yang ditetapkan bahkan melebihi target dengan tingkat
capaian melebihi 100% katagori SANGAT BAIK, yaitu sebagai berikut: (lihat tabel 3.16)
Realisasi
Tahun 2015 Target
Capaian Capaian
Akhir
Kinerja
Indikator Kinerja Utama Tahun RPJMD
RPJMD
2014 Targ Realisa % (tahun
s/d tahun
et si Realisasi 2015)
2015
Persentase SKPD yang telah
menerapkan Standar Akuntansi 90 90 90 100,00 90 100,00
Pemerintah (SAP)
Capaian atas indikator kinerja persentase SKPD yang telah menerapkan standar akuntansi
pemerintah didukung terlaksananya program peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah dengan terselenggaranya dua kegiatan. Selama tahun 2015 upaya-upaya yang
telah dilaksanakan untuk mendukung tercapai atas indikator kinerja prosentase SKPD telah
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah, antara lain sebagai berikut:
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
tentang Penerapapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah maka perlu dilaksanakan penyempurnaan atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 72
Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantul. Tahun 2015
telah ditetapkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 77 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantul diundangkan di Bantul pada tanggal 21 Oktober
2015 sebagai pengganti Peraturan Bupati Bantul Nomor 72 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Perwakilan Propinsi DIY. Melalui pendampingan ini telah tersusun laporan keuangan
berupa neraca dari seluruh SKPD dengan benar dan akuntabel sehingga
Permasalahan:
1. Masih terdapat beberapa SKPD dalam menyusun neraca SKPD dilakukan oleh bendahara
pengeluaran;
2. Kurang koordinasi antara penyusun neraca dan pengurus barang sehingga data aset yang
disajikan dalam neraca tidak sama dengan data aset yang dilaporkan oleh pengurus
barang.
Solusi:
1. Pemisahan ketugasan antara penyusun neraca dan bendahara pengeluaran;
2. Meningkatkan koordinasi dalam entitas akuntansi antara penyusun neraca dan pengurus
barang sehingga ada kesamaan data aset yang disajikan dalam neraca dan laporan aset;
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dalam pasal 156
ayat (1) disebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang
dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan
milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, dengan
demikian prosentase keakuratan data barang milik daerah merupakan salah satu indikator
kinerja dari sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan
akuntabel.
Sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab DPPKAD sebagai pembantu pengelola BMD
yaitu mengkoordinir pengelolaan BMD yang ada pada masing-masing SKPD dan membantu
pengelola BMD dalam melaksanakan kewenangannya maka dalam rangka mendapatkan data
aset daerah Kabupaten Bantul sesuai dengan kondisi riil telah dilaksanakan program
pengelolaan barang daerah yaitu dengan melaksanakan kegiatan penatausahaan aset daerah
yang meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan aset daerah. Setiap SKPD atau
Unit Kerja selaku pengguna barang atau kuasa pengguna barang harus melakukan
penatausahaan aset atas aset daerah yang berada di bawah penguasaannya. Hasil dari proses
pembukuan dan inventarisasi oleh pengguna barang atau kuasa pengguna barang menyusun
pelaporan aset daerah dengan menyajikan informasi terkait aset daerah pada waktu tertentu
yaitu laporan semesteran dan laporan tahunan disampaikan kepada Bupati Bantul melalui
Pengelola Barang Daerah. Laporan-laporan barang daerah yang disusun oleh pengguna/kuasa
pengguna barang dihimpun oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
selaku pembantu pengelola barang daerah menjadi Laporan Barang Milik Daerah Daerah yang
dipergunakan sebagai bahan penyusunan neraca Pemerintah Daerah. Wewenang dan
tanggungjawab DPPKAD sebagai pembantu pengelola BMD yaitu mengkoordinir pengelolaan
BMD yang ada pada masing-masing SKPD dan membantu pengelola BMD dalam melaksanakan
Pada saat laporan kinerja DPPKAD tahun 2015 disusun, laporan barang milik daerah Kabupaten
Bantul tahun 2015 sedang dalam proses penyusunan laporan BMD sebagai dasar penyusunan
neraca Pemerintah Kabupaten Bantul. Penyusunan laporan BMD dilakukan dengan
menggabungkan seluruh laporan aset dari seluruh SKPD/Unit Kerja berdasarkan Kartu
1 Tanah -3,24
121.908.411.118 125.853.759.878 (3.945.348.760)
Peralatan dan
2 -6,95
Mesin 349.219.098.977 373.482.917.051 (24.263.818.074)
Gedung dan
3 -0,68
bangunan 1.065.637.462.080 1.072.854.175.756 (7.216.713.677)
Jumlah -1,02
3.113.730.855.260 3.145.387.553.828 (31.656.698.568)
Sumber data : DPPKAD tahun 2015
Tahun 2014 data aset yang disajikan pada neraca setelah diaudit BPK RI pada tahun 2015
terdapat selisih lebih sebesar Rp31.656.698.568,00 atau 1,02% dari data aset yang dihimpun
oleh Bidang Aset DPPKAD. Selisih tersebut menginformasikan belum akuratnya data aset yang
telah disusun melalui pelaksanaan program pengelolaan barang milik daerah. Sehingga capaian
atas indikator kinerja akurasi data barang milik daerah adalah sebegai berikut: (lihat Tabel 3.18)
Tabel 3.18 Capaian Indikator Kinerja Akurasi Data BMD tahun 2015
Target Realisasi
Tahun 2015 Capaian
Capaian Akhir
Indikator Kinerja Kinerja
Tahun RPJMD RPJMD
Utama
2014 % (tahun s/d tahun
Target Realisasi
Realisasi 2015) 2015
Dalam rangka meningkatan keakuratan data barang milik daerah, tahun 2015 Pemerintah
Kabupaten Bantul telah mnyelenggarakan kegiatan sensus barang milik daerah di semua
SKPD/Unit Kerja terdiri dari 60 SKPD, 28 Puskesmas, 47 SMP dan 34 SMA/SMK serta
melaksanakan sensus ulang atas barang milik daerah seluruh sekolah dasar dan UPT
PPD se Kabupaten Bantul yang berjumlah 281 sekolah dasar dan 17 UPT PPD.
Pelaksanaan sensus ulang terhadap sekolah dasar dan UPT dikarenakan sensus barang
milik daerah di seluruh jajaran SKPD/Unit Kerja termasuk sekolah dasar dan UPT PPD
harus dilaksanakan dalam satu waktu tertentu (dalam tahun yang sama), padahal pada
tahun 2014 telah dilaksanakan sensus barang milik daerah di seluruh sekolah dasar dan
seluruh UPT PPD. Sebagai pedoman pelaksanaan sensus adalah Peraturan Bupati
Bantul Nomor 37 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sensus Barang
Milik Daerah. Sensus barang milik daerah tahun 2015 dilaksanakan secara serentak dari
tanggal 18 Agustus 2015 s/d minggu I (pertama) bulan November 2015.
Tim sensus barang milik daerah
Pemerintah Kabupaten Bantul dibagi
menjadi beberapa kelompok. Masing-
masing kelompok tim sensus BMD
terdiri 5-6 orang telah melaksanakan
sensus barang milik daerah di
SKPD/Unik Kerja sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan dengan
melakukan verifikasi atas laporan saldo
Gambar 3.23 Sensus BMD di Bagian Umum akhir Barang Milik Daerah per 31
Sekretariat Daerah Kab. Bantul
Desember 2014 dan Laporan
Mutasi Semester I (pertama) tahun 2015; mencermati dan membenahi laporan terkait
dengan temuan BPK pada tahun sebelumnya antara lain catatan BMD dalam KIB A-KIB F
yang belum disertai dengan kode barang, masih banyak tahun perolehan belum
dicantumkan; melaksanakan cek fisik atas keberadaan BMD yang tertulis dalam laporan
KIB A-F dan BI.
Tabel 3.19
Jumlah Barang Milik Daerah yang Belum Tercatat dan
Diketemukan Hasil Sensus BMD Tahun 2015
Jumlah (Rupiah)
No Uraian
BMD belum dicatat BMD belum diketemukan
1 Kib A (Tanah) -
-
Jumlah 4.489.689.909
26.549.399.053
Sumber data : Bidang Aset DPPKAD, tahun 2015
Sensus BMD menghasilkan data BMD dengan rincian disajikan pada tabel sebagai
berikut: (lihat Tabel 3.20)
1 Kib A (Tanah)
122.181.717.333
Sebagai hasil inventarisasi barang milik daerah berdasarkan daftar rekapitulasi inventaris
yang dibuat dan dilaporkan dari seluruh SKPD (60 SKPD) dan unit kerja (120 unit kerja)
sebagai pengguna barang secara periodik yaitu semesteran dan tahunan dalam bentuk
laporan, telah tersusun daftar rekapitulasi barang milik daerahPemerintah Kabupaten
Bantul tahun 2014 dan daftar rekapitulasi barang milik daerah Pemerintah Kabupaten
Bantul Semester I Tahun 2015.
Telah disusun daftar pengadaan barang milik daerah tahun 2014 yang disusun dengan
menggunakan laporan seluruh SKPD/unit kerja tentang pengadaan barang milik daerah
tahun 2014 dengan dana yang bersumber dari APBD maupun non APBD yang dilengkapi
dokumen pengadaan barang dari seluruh SKPD/unit kerja. Laporan atas hasil pengadaan
barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa pengguna barang selama tahun 2014
berdasarkan ketentuan dalam pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah maka status pengguna barang milik
daerah ditetapkan oleh Bupati yaitu dengan ditetapkan Keputusan Bupati Bantul Nomor
392 Tahun 2015 tentang Status Pengguna Barang Milik Daerah Kabupaten Bantul Tahun
2014.
Jumlah 160
. Sumber data : Bidang Aset DPPKAD, tahun 2015
Pada tahun 2015 telah disewakan barang milik daerah berupa tanah dan bangunan
kepada pihak ke-tiga dengan ditetapkan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 481 tahun
2014 tentang penyewaan tanah dan gedung eks Transito kepada PT Bantul Jaya dan
Keputusan Bupati Bantul Nomor 522 tahun 2015 tentang penyewaan sebagain tanah di
Jangka waktu
No Pemohon Tanah dan Bangunan Pemanfaatan
sewa
14 Desember 2015
Tanah di kompleks Kantor Kas BPD
3 PT BPD DIY s/d 13 Desember
Perkantoran Manding DIY Cabang Bantul 2020
Sumber data : Bidang Aset DPPKAD, tahun 2015
Pemanfaatan barang milik daerah melalui penyewaan barang milik daerah atas tanah
dan/atau bangunan dengan pihak ke-tiga sebagaimana pada tabel diatas, tahun 2015
telah disetor biaya sewa ke Kas Daerah tanggal 31 Maret 2015 sebesar Rp8.550.000,00
dari PT Bantul Jaya Utama dan tanggal 11 Desember 2015 sebesar Rp15.000.000,00 dari
BPD DIY.
Telah dilaksanakan pengamanan dokumen pemilikan barang milik daerah, sesuai dengan
ketugasan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai
pembantu pengelola barang milik daerah dan Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD)
dengan menyimpan seluruh bukti kepemilikan tanah dan/atau bangunan Pemerintah
Daerah dan bukti kepemilikan kendaraan dinas/operasional. Sebagai titik berat kegiatan
ini adalah penertiban/pengamanan secara fisik dan administratif sehingga barang milik
daerah dapat dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal serta terhindar dari
penyerobotan, pengambil alihan atau klaim dari pihak lain. Tahun 2015 kegiatan ini telah
melakukan pengamanan atas bukti kepemilikan tanah sebanyak 249 sertifikat disimpan di
deposit box pada Bank Pembangunan daerah DIY Cabang Bantul. Sedang pengamanan
atas dokumen kepemilikan kendaraan dinas/operasional sampai dengan tahun 2015
sebanyak 1.671 BPKB telah disimpan oleh Bidang Aset DPPKAD, adapun rincian
kepemilikan kendaraan dinas adalah sebagai berikut: (lihat Tabel 3.23.)
No Uraian Jumlah
Permasalahan :
Opiini WTP atas LKPD yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Bantul selama tiga tahun
berturut-turut dengan paragraf penjelasan antara lain tentang tata kelola aset tetap yang belum
memadai. Penyebab belum memadai tata kelola aset tetap yaitu sebagai berikut:
1. Masih terdapat beberapa SKPD/Unit Kerja belum menganggap pengurusan barang milik
daerah sebagai hal penting dan menjadi prioritas;
2. Masih terdapat beberapa pengguna barang/kuasa pengguna barang yang kurang
memahami tentang pentingnya pengelolaan barang daerah dibawah kekuasaannya
secara tertib sesuai aturan yang berlaku, sehingga laporan aset yang disajikan kurang
akurat berdampak atas kekauratan laporan barang milik daerah sebagai dasar
penyusunan neraca Kabupaten Bantul;
3. Dokumen barang milik daerah sebagaian tidak ada;
4. Keterbatasan SDM pengelola barang milik daerah pada SKPD/Unit Kerja;
5. Belum dilaksanakan secara keseluruhan pengelolaan barang milik daerah dengan
memperggunakan Simda BMD, sehingga penatausahaan barang milik daerah masih
dilaksanakan secara manual yang memakan waktu yang lama dan menjadi tidak efisien;
6. Simda BMD belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Solusi :
1. Membangun komitem seluruh kepala SKPD/Unit Kerja sebagai pengguna/kuasa
pengguna barang daerah berserta seluruh jajarannya untuk melakukan tata kelola aset
daerah dibawah kekuasaan secara tertib adminsitrasi;
2. Ketepatan dan kebenaran laporan BMD telah dipergunakan sebagai salah satu
indikator kinerja untuk mengevaluasi kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bantul;
Meningkatkan kemampuan
Sasaran II
keuangan daerah
Capain ke tiga indikator kinerja dari sasaran II menunjukkan dua indikator kinerja dengan katagori
capain SANGAT BAIK dan satu indikator kinerja dengan katagori capaian SEDANG. Capaian
atas ke tiga indikator kinerja dari sasaran meningkatkan kemampuan keuangan daerah adalah
sebagai berikut:
Pendapatan
288.038,73 357.411,06 335.797,05 383.889,90 47.758,32 16,58 26.478,84 7,41
Asli Daerah
Dana
1.042.578,60 1.036.632,90 1.054.209,87 1.041.842,46 11.631,27 1,12 5.209,56 0,50
Perimbangan
Lain-lain
Pendapatan
402.629,81 419.873,18 524.052,52 518.756,28 121.422,70 30,16 98.883,10 23,55
Daerah yang
Sah
Jumlah
Pendapatan 1.733.247,14 1.813.917,14 1.914.059,44 1.944.488,65 180.812,30 10,43 130.571,51 7,20
Daerah
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per Januari 2015 (sebelum diaudit BPK RI)
Tabel sebagaimana tersebut diatas menunjukkan tahun 2015 sumber-sumber pendapatan daerah
baik target maupun realisasi memilki pertumbuhan yang positif. Dari ke-tiga sumber pandapatan
daerah tersebut, lain-lain pendapatan daerah yang sah menunjukkan pertumbuhan pendapatan
yang tertinggi dengan tingkat presentase sebesar 23,55%. Pertumbuhan pendapatan selanjutnya
dari pendapatan asli daerah dengan persentase pertumbuhan pendapatan sebesar 7,41%. Sedang
pertumbuhan pendapatan terendah dari dana perimbangan dengan persentase pertumbuhan
pendapatan sebesar 0,50%.
Capaian atas indikator kinerja persentase pertumbuhan pendapatan daerah sebagai berikut: (lihat
tabel 3.25)
Capaian Indikator
Tabel 3.25 Persentase Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2015
Target Realisasi
Tahun 2015 Capaian
Capaian Akhir
Kinerja
Indikator Kinerja Utama Tahun RPJMD
RPJMD
2014 % (tahun
Target Realisasi s/d tahun
Realisasi 2015) 2015
Persentase pertumbuhan
19,43 10,43 7,20 69,00 10,43 69,00
pendapatan daerah
Capaian atas indikator kinerja ini sebesar 69% katagori SEDANG, tidak tercapainya target indikator
kinerja persentase pertumbuhan pendapatan daerah dipengaruhi oleh target bertambahnya
Uraian
Realisa
Target Target Realisasi
Target Realisasi Target Realisasi si
Rupiah % Rupiah
%
Pendapatan Pajak
20,31 23,80
Daerah 77.892 99.558 93.710 123.257 15.818 23.699
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang 45,38 45,37
12.639 12.643 18.373 18.380 5.735 5.736
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
19,24 0,09
Asli Daerah yang Sah 171.038 219.204 203.949 219.413 32.911 208
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per 31 Desember 2015 sebelum diaudit BPK
Tabel tersebut diatas diperoleh informasi bahwa dari ke empat sumber pendapatan asli
daerah terdapat satu sumber pendapatan asli daerah yang dicapai tidak sesuai dengan
yang ditargetkan yaitu persentase pertumbuhan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
tahun 2015 ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 19,24% atau bertambah sebesar
Rp32.911.156.650,00 dari target tahun 2014, sedang pertumbuhan pendapatan dari lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah yang dicapai tahun 2015 mengalami peningkatan
hanya sebesar 0,09% atau hanya bertambah sebesar Rp208.141.430,00.
2. Tahun 2015 pendapatan dana perimbangan ditargetkan bertambah sebesar
Rp11.631.273.006,00 atau meningkat sebesar 1,12% dari target tahun 2014, sedang
realisasi pendapatan dana perimbangan bertambah sebesar sebesar Rp5.209.562.203,00
atau meningkat 0,50% dari realisasi tahun 2014. Pertumbuhan pendapatan dari sumber-
sumber dana perimbangan disajikan pada tabel sebagai berikut: (lihat Tabel 3.27)
Uraian
Targe Realis Realis
Target
Target Realisasi Target Realisasi t asi asi
Rupiah
% Rupiah %
Jumlah Pendapatan
1,12 0,50
Dana Perimbangan 1.042.579 1.036.633 1.054.210 1.041.842 11.631 5.210
Sumber data : Simda Keuangan per 31 Desember 2015, data sementara sebelum diaudit
Pertumbuhan Pendapatan
Tahun 2014 Tahun 2015
Daerah
Uraian
Realisa Realis
Target Target
Target Realisasi Target Realisasi si asi
Rupiah %
Rupiah %
Pertumbuhan Pendapatan
Tahun 2014 Tahun 2015
Daerah
Uraian
Realisa Realis
Target Target
Target Realisasi Target Realisasi si asi
Rupiah %
Rupiah %
Tidak tercapainya target pertumbuhan pendapatan daerah dari ke empat sumber lain-lain
pendapatan daerah yang sah yaitu penerimaan bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya tahun 2015 ditarget bertambah sebesar 0,04% atau sebesar
Rp1.249.137.200,00 dari target tahun 2014 dan realisasi penerimaan bantuan keuangan
dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya mengalami penurunan sebesar
Rp113.892.800,00 atau dengan persentase pertumbuhan yang negatif 0,36%.
Penerimaan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya tergantung
dari pagu alokasi penerimaan dari pemerintah Provinsi DIY.
Selama tahun 2015 untuk mendukung indikator kinerja ini telah dilaksanakan empat kegiatan dari
program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. Adapaun upaya-upaya
yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
Telah menfasilitasi penyusunan formulir 1721-A2 yang memuat penghasilan dan
perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 periode tahun 2014 masing-masing
PNS/CPNS se-Kabupaten Bantul sebanyak 10.281 formulir 1721 A-2. Formulir ini telah
didistribusikan ke seluruh PNS/CPNS sebagai lampiran SPT Tahunan (tahun 2014) yang
dilaporkan ke Kantor Pajak Pratama. Selain itu kegiatan ini juga telah menyusun SPT
masa bulan Desember tahun 2014.
Kegiatan ini juga telah
menfasilitasi pelaksanaan
sosialisasi e-filling oleh Kantor
Pajak Pratama Bantul pada
tanggal 17 Februari 2015
bertempat di Gedung Induk
Lantai 3 dengan peserta
sosialisasi bendahara gaji
dinas/instansi se Kabupaten
Bantul. Dalam acara sosialisasi Gambar 3.24 Sosialisasi e-filling oleh Kantor
ini disampaikan tentang cara Pajak Pratama Bantul
Derajat desentralisasi fiskal atau rasio pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah
dipergunakan untuk menginformasikan kontribusi atau peranan pendapatan asli daerah terhadap
pendapatan daerah. Tahun 2015 rasio pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah
ditargetkan sebesar 17,54% terealisasi 19,74%. Target dan realisasi pendapatan asli daerah
dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah yaitu sebagai berikut: (lihat Tabel 3.29
dan Grafik 3.27)
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per 31 Desember 2015, diolah
(sebelum diaudit BPK RI)
Hal tersebut menunjukkan bahwa realisasi kontribusi dana perimbangan mengalami penurunan
atau berkurangnya ketergantungan pendapatan daerah terhadap pendapatan dari dana
perimbangan meskipun persentase penurunan relatif kecil yaitu sebesar 2,20% dari yang
ditargetkan, sedangkan kontribusi pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah
mengalami kenaikan sebesar 1,50% dari ditargetkan yaitu sebesar 17,54% tercapai 19,74%.
Pada tahun 2015 tabel dan grafik tersebut diatas juga menginformasikan pendapatan asli daerah
memiliki kinerja pendapatan yang baik ditunjukkan dengan tercapainya target pendapatan
daerah sebesar Rp383.889.904.150,34 dari target sebesar Rp335.797.050.980,39 atau
terealisasi 114,32%.
Capaian atas indikator kinerja derajat desentralisasi fiskal/rasio PAD terhadapat Pendapatan
Daerah tahun 2015 adalah sebagai berikut: (lihat Tabel 3.30)
Realisasi
Tahun 2015 Target Capaian
Capaian Akhir Kinerja
Indikator Kinerja Utama Tahun RPJMD RPJMD
2014 % (tahun s/d
Target Realisasi
Realisasi 2015) tahun
2015
Derajat desentralisasi
fiskal/Rasio PAD terhadap 19,7 17,54 19,74 112,53 17,54 112,53
Pendapatan Daerah
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per 31 Desember 2015 sebelum diaudit BPK,
diolah
Katagori SANGAT BAIK telah dicapai indikator derajat desentralisasi/rasio pendapatan asli
daerah terhadap pendapatan daerah. Keberhasilan atas capaian indikator kinerja tersebut
didukung dengan terlaksananya enam kegiatan pada program peningkatan dan pengembangan
pengelolaan keuangan dan aset daerah dan satu kegiatan dari program penataan peraturan
perundang-undangan. Upaya-upaya yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 antara lain
sebagai berikut:
Menyelenggarakan intensifikasi penerimaan PBB tahun 2015 dari tanggal 14 Agustus
sampai dengan 15 September 2015 bertempat di 17 kecamatan sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
Kegiatan intensifikasi penerimaan
PBB P2 dilaksanakan oleh tim
intensifikasi PBB Kabupaten
Bantul. Maksud dilaksanakan
kegiatan ini adalah meningkatkan
peran partisipasi masyarakat dalam
membayar PBB sebelum jatuh
tempo. Peserta kegiatan
intensifikasi PBB P2 adalah
camat, lurah desa, petugas yang
menangani PBB P2 tingkat
Gambar 3.28 Kegiatan Intensifikasi PBB P2 kecamatan dan desa berserta
tanggal 15 September 2015
seluruh dukuh.
Melalui kegiatan ini seluruh dukuh sesuai dengan wilayah administrasinya telah
melaporkan perkembangan penerimaan dan penyetoran PBB P2.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat Bantul sebagai wajib pajak untuk
melakukan pembayaran PBB P2 sebelum jatuh tempo kegiatan ini juga telah
Pemasangan spanduk di 75 desa yang berisi himbauan kepada warga desa membayar
PBB P2 sebelum jatuh tempo;
Penyuluhan PBB P2 kepada wajib pajak melalui siaran langsung di Bantul Radio
Mengikuti kegiatan Bantul Expo dengan membuka stand Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah pada tanggal 26 Juli s/d 5 Agustus 2015. Keikutsertaan
DPPKAD dalam kegiatan Bantul Expo selain ikut meramaikan kegiatan tahunan Bantul
Expo bertujuan untuk memberi berbagai
informasi tentang pajak daerah yang
dikelola dan menyelenggarakan
pelayanan pembayaran PBB P2
sehingga masyarakat dapat melakukan
pembayaran PBB P2 di stand DPPKAD
tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan
DPPKAD karena DPPKAD berkerjasama
Gambar 3.30 Stand DPPKAD Kab. Bantul di
kegiatan tahunan Bantul Expo
dengan BNI 46 ke Kantor Pelayanan
DPPKAD karena DPPKAD berkerjasama
dengan BNI 46 dan BRI Syariah waktu
pelayanan dan penerimaan pembayaran
PBB P2 mulai jam 15.00–20.00 WIB di
stand DPPKAD di arena Bantul Ekspo,
kompleks Pasar Seni Gabusan. Selain
itu juga diselenggarakan undian
pembayaran PBB P2 bagi wajib pajak
PBB P2 yang telah melakukan
Gambar 3.31 Hadiah Undian Pembayaran PBB P2
pembayaran PBB P2 tahun 2015
dibuktikan dengan bukti pembayaran.
Rasio pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah dipergunakan untuk mengetahui
peranan pendapatan asli daerah dalam membiayai belanja daerah. Tahun 2015 rasio
pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah ditargetkan sebesar 15,41% terealisasi
20,54%. Capaian atas indikator kinera persentase kemampuan keuangan daerah/rasio PAD
terhadap belanja daerah adalah sebagai berikut: (lihat Tabel 3.31)
Tahun 2015
Realisasi
Uraian
Tahun 2014
Target Realisasi
Belanja Daerah
2.179.257.337.075 1.868.781.438.261 1.700.351.278.810
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, per 31 Desember 2015 diolah (data sementara
sebelum diaudit)
Persentase kemampuan keuangan daerah tahun 2014 sebesar 21,02% lebih tinggi daripada
dengan persentase kemampuan keuangan daerah yang telah dicapai tahun 2015 yaitu sebesar
20,54%. Penurunan tersebut dikarenakan tahun 2015 pendapatan asli daerah yang dicapai
menunjukkan peningkatan sebesar 7,41% atau bertamabah Rp26.478.941.428,00 dari realisasi
tahun 2014 sedang peningkatan pendapatan asli daerah tersebut telah mendanani belanja
daerah yang meningkat sebesar 9,91% atau sebesar Rp168.430.159.451,00 dari tahun 2014.
Keberhasilan capaian atas indikator kinerja ini didukung dengan terlaksananya program
Pemeliharaan Basis Data PBB dengan satu kegiatan dan program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan tujuh kegiatan. Selama tahun 2015
upaya yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
Dalam rangka memperoleh data PBB yang akurat, lengkap dan mutakhir berupa data
registrasi PBB, peta-peta PBB, dan data pendukung lainnya telah dilaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pemeliharaan basis data PBB dilaksanakan dalam rangka memperbaharui atau
menyesuaikan basis data yang telah terbentuk sebelumnya melalui kegiatan verifikasi
dalam rangka validasi data objek pajak PBB P2 dengan data yang ada di database
Pemeritah Kabupaten Bantul dengan kondisi di lapangan. Tahun 2015 kegiatan ini
dilaksanakan pada dua desa yaitu desa Argomulyo dan Murtigading. Pendataan ini
dilakukan dengan cara yaitu dukuh mendata seluruh wajib pajak PBB di wilayah
administrasinya secara langsung (door to door) kemudian hasil pendataan akan
dituangkan kedalam blangko perubahan data lama dan data baru PBB. Dari hasil
pendataan tersebut oleh petugas pendata dari DPPKAD akan dituangkan kedalam
Data
Penambahan
No Desa (OP)
Awal (OP) Baru (OP)
2. Dilaksanakan kegiatan Pendataan PBB P2. tahun 2015 di desa Seloharjo kecamatan
Pundong, desa Triharjo kecamatan Pandak dan desa Baturetno kecamatan
Banguntapan bekerjasama dengan pihak ke-3 yaitu CV Sakalike Bantul. Dalam
mendata obyek PBB ke-tiga desa tersebut CV Sakalike didampingi oleh dukuh-dukuh
ke-tiga desa tersebut. Pendataan PBB ini dilaksanakan selama 60 hari kalender yang
dimulai pada tanggal 22 Oktober 2015. Hasil pendataan PBB P2 tersebut oleh CV
Sakalike berupa SPOP dan LSPOP yang telah dientry sebagai dasar ketetapan SPPT
PBB seluruh obyek PBB di desa Seloharjo kecamatan Pundong, desa Triharjo
kecamatan Pandak dan desa Baturetno kecamatan Banguntapan. Hasil pendataan
PBB P2 di ke-tiga desa tersebut terdapat penambahan obyek PBB P2 sebanyak 3.042
menjadi 30.860 obyek PBB P2. Adapun hasil pendataan PBB P2 ke-3 desa tersebut
adalah sebagai berikut: (lihat Tabel3.3 4)
Data Data
No Desa Baru
Awal (OP) Baru (OP) (OP)
Desa Srloharjo kecamatan
1 7917 9294 1377
Pundong
Keberhasilan capaian kinerja indikator dari sasaran meningkatnya kemampuan keuangan daerah
didukung dengan kinerja DPPKAD sebagai koordinator pada sektor pendapatan daerah
khususnya dalam pengelolaan PAD. DPPKAD juga merupakan salah satu SKPD penghasil
antara lain melaksanakan pemungutan pajak daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 08 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (mengatur tentang pajak hotel,
pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan
logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah dan pajak sarang burung walet), Peraturan
Daerah Kabupaten Bantul Nomor 09 tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan. Kinerja pendapatan asli daerah yang dikelola oleh DPPKAD tahun 2015
menunjukkan kinerja yang baik yaitu target sumber-sumber pendapatan daerah yang dikelola
dapat tercapai dengan persentase capainan sebesar 130%. Target dan realisasi PAD yang
dikelola oleh DPPKAD sebagai berikut: (lihat Tabel 3.35)
Bertambah
Tahun 2015
(Berkurang)
No Uraian
Target Realisasi Rupiah %
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per 31 Desember 2015 (sebelum diaudit BPK)
Selama kurun tahun 2014 dan 2015 realisasi pendapatan asli daerah yang dikelola oleh
DPPKAD menunjukkan pertumbuhan positif atau tahun 2015 pendapatan asli daerah yang
dicapai meningkat sebesar 15,15% atau bertambah sebesar Rp22.985.511.859,00 dari tahun
2014. Perkembangan pendapatan asli daerah yang dikelola DPPKAD disajikan pada tabel dan
grafik sebagai berikut: (lihat Tabel 3.36 dan Grafik
Realisasi Pertumbuhan
Uraian
Tahun 2014 Tahun 2015 Rupiah %
Pada sektor pendapatan daerah, DPPKAD selain sebagai salah satu dinas penghasil juga
melaksanakan fungsi sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yang mengelola
pendapatan yang bersumber dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Adapun target dan
realisasi pendapatan daerah tahun 2015 yaitu sebagai berikut: (lihat Tabel 3.37)
Bertambah
(Berkurang)
No Uraian Target Realisasi
Rupiah %
Lain-lain Pendapatan
II 98,99
Daerah yang Sah 524.052.518.106 518.756.283.558 (5.296.234.548)
Jumlah 98,88
1.578.262.392.106 1.560.598.744.632 (17.663.647.474)
Sumber data : Simda Keuangan Daerah Tahun 2015, data sementara sebelum diaudit
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pendapatan daerah yang dikelola oleh DPPKAD
selaku PPKD tidak terealisasi atau terdapat selisih kurang sebesar Rp17.663.647.474,00 atau
terealisasi sebesar 98,88% dari pendapatan daerah yang ditargetkan. Hal tersebut disebabkan
karena jumlah pendapatan daerah tersebut sangat dipengaruhi dengan pagu anggaran
pendapatan yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
Perkembangan realisasi pendapatan daerah yang dikelola oleh DPPKAD selaku PPKD selama
periode tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: (lihat Tabel 3.38)
Pertumbuhan
Realisasi
Pendapatan Daerah
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014 Rupiah %
Jumlah 7,15
1.560.598.744.632 1.456.506.079.976 104.092.664.656
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, tahun 2015 data sementara sebelum diaudit dan tahun 2014
Dari ke dua sumber pendapatan daerah tersebut menunjukkan pendapatan dana perimbangan
memiliki pertumbuhan hanya 0,50% atau pendapatan dana perimbangan yang dicapai tahun
2015 bertambah sebesar Rp5.209.562.000,00. Sedang lain-lain pendapatan daerah yang sah
memiliki pertumbuhan pendapatan sebesar 23,55% atau tahun 2015 lain-lain pendapatan daerah
yang sah bertambah sebesar Rp98.883.102.456,00 dari tahun 2014.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam
melaksanakan fungsinya sebagai koordinator pendapatan daerah selama tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kontribusi pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah
2. Kesadaran wajib pungut pajak dan retribusi masih rendah;
3. Belum adanya database potensi pendapatan daerah;
4. Database Sismiop tidak valid meliputi data wajib pajak PBB, objek pajak PBB dan peta
PBB;
5. DPPdaerah;
6. Belum terkoordinirnya penanganan pendapatan secara menyeluruh dan terintegrasi;
Solusi
BERTAMBAH
ANGGARAN
(BERKURANG)
No URAIAN REALISASI
SEBELUM SETELAH
PERUBAHAN PERUBAHAN
RUPIAH %
Sumber data : Simda Keuangan Daerah, data sementara per 31 Desember 2015 (sebelum diaudit BPK)
Belanja langsung merupakan anggaran belanja yang dipergunakan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan. Belanja langsung tersebut terdirii
anggaran belanja langsung yang diperlukan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang
utama sebagaimana pagu anggaran yang tercantum atau yang diperjanjikan dalam Perjanjian
Kinerja (PK) dan program/kegiatan pendukung.
penyelenggaraan program/kegiatan
pendukung sebesar 70,78%. Pagu
anggaran dan realisasi sebagai
berikut:
Grafik 3.42 Alokasi anggaran program utama dan program
pendukung tahun 2015
Jumlah 93,01
29.617.510.878 38.347.521.828 35.665.761.131 2.681.760.697
Sumber data : Simda Keuangan Daerah per 31 Desember 2015 (data sementara sebelum diaudit BPK),
diolah
Pagu anggaran belanja langsung yang diperjanjikan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja antara
Bupati Bantul dengan Kepala DPPKAD sebesar Rp10.438.587.540,00 setelah perubahan APBD
menjadi Rp11.205.963.490,00 terealisasi sebesar Rp9.588.564.142,00 atau terserap 85,67%.
Realisasi pagu anggaran belanja langsung pada program utama diperlukan dalam upaya
pencapaian tujuh indikator kinerja dari dua sasaran strategis sebagaimana telah dibahas diatas,
yaitu sebagai berikut: (lihat tabel 3.42)
Tabel 3.42 Pagu Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran
Tahun 2015
SASARA BERTAMBAH
INDIKATOR ANGGARAN
N (BERKURANG)
KINERJA PROGRAM REALISASI
STRATE
SASARAN Setelah
GIS RUPIAH %
Perubahan
Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan
Persentase keakuratan Program Pengelolaan Barang Daerah 2.061.886.550 1.712.106.340 349.780.210 83,04
data barang milik
daerah
Jumlah Anggaran Belanja Langsung 2.061.886.550 1.712.106.340 349.780.210 83,04
SASARA BERTAMBAH
INDIKATOR ANGGARAN
N (BERKURANG)
KINERJA PROGRAM REALISASI
STRATE
SASARAN Setelah
GIS RUPIAH %
Perubahan
Pendapatan Daerah
Jumlah Anggaran Belanja Langsung 610.425.200 519.149.487 91.275.713 85,05
Program pengembangan
82.862.500 78.884.580 3.977.920 95,20
data/informasi/statistik daerah
Garfik tersebut
Anggaran Realisasi
menunjukkan pencapaian
indikator kinerja dari sasaran II
6,029,554,420
membutuhkan anggaran
5,223,704,697
5,176,409,070
belanja langsung yang lebih
4,364,859,445
Bab 4
Penutup
Laporan Kinerja DPPKAD tahun 2015 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kepala DPPKAD
kepada Bupati Bantul yang telah memberi amanah dan tugas sebagaimana yang tertuang dalam
dokumen perjanjian kinerja. Pencapaian atas ke tujuh indikator kinerja dari sasaran strategis yang
merupakan indikator kinerja utama (IKU) DPPKAD sebagaimana yang diatur dalam lampiran J pada
Peraturan Bupati Bantul Nomor 16B tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, dapat disimpulkan sudah sesuai dengan target bahkan melebihi
target dengan rata-rata capaian sebesar 102% katagori Sangat Baik. Rata-rata capaian indikator
kinerja dari masing-masing sasaran sebagai berikut:
Hasil pengukuran kinerja ke tujuh indikator kinerja utama DPPKAD tahun 2015 disimpulkan enam
indikator kinerja atau sebanyak 85,71% dengan katagori Sangat Baik dan satu indikator kinerja atau
sebanyak 14,29% dengan katagori Sedang. Katagori sedang dicapai oleh indikator kinerja
persentase pertumbuhan pendapatan daerah.