LP Pneumothorax Respon
LP Pneumothorax Respon
D
DENGAN PNEUMOTHORAX
DI RUANG CEMPAKA ATAS
Disusun oleh :
ERIN ELY LANA JULFA
CKR0160015
I. PENGERTIAN PNEUMOTHORAX
Pneumotorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat
terjadi secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003).
Pneumothorax ialah di dapatkannya udara didalam kavum pleura (Hendra
Arif, 2000).
Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga
pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, sehingga paru-
paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas dalam rongga
pleura, yaitu, di ruang potensial antara pleura viseral dan parietal paru.
Hasilnya adalah kolapsnya paru-paru pada sisi yang terkena. Udara bisa
masuk ruang intrapleural melalui hubungan dari dinding dada (yaitu trauma)
atau melalui parenkim paru-paru di pleura visceral.
PATHWAY
Trauma dada
↓
Robekan pleura
↓
Terbukanya dinding dada
↓
Aliran udara ke rongga pleura meningkat
↓
Tekanan di rongga pleura lebih tinggi dari pada di atmosfer
↓
Terjadi kollaps paru
↓
Kompensasi untuk memenuhi oksigen ke seluruh tubuh berkurang
↓
Jantung bekerja lebih cepat
↓
Tachikardi
↓
Napas menjadi pendek dan cepat
IV. KLASIFIKASI PNEUMOTHORAX
1) Pneumotoraks spontan primer
Terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya.
2) Pneumotoraks spontan sekunder
Terjadi kerena penyakit paru ang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK,
asma bronchial, pneumonia, tumor paru).
3) Pneumothoraks Traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat
menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan
kendaraan bermotor)
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis
tertentu (misalnya torakosentesis).
4) Pneumotoraks karena tekanan
Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-
paru mengalami kollaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi
pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.
5) Tension pneumothoraks
Terjadi karena mekanisme check valve yaitu pada saat inspirasi udara
masuk kedalam rongga pleura, tetapi pada saat ekspirasi udara dari rongga
pleura tidak dapat keluar.
V. MANIFESTASI KLINIS
1. Sesak napas
2. Dada terasa sempit
3. Gelisah, cemas, stress, tegang
4. Keringat dingin
5. Sianosis
6. Tampak sisi yang terserang menonjol dan tertinggal dalam pernapasan
7. Perkusi hipersonor
8. Pola napas melemah pada bagian yang terkena
9. Saat diperkusi terdengar hiperosa
10. Nyeri pleura
11. Hipotensi, Tachikardi
12.
VI. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN MEDIS
Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari jenis pneumothoraks antara
lain dengan melakukan :
1. Tindakan Observasi
Dengan mengukur tekanan intra pleura menghisap udara dan
mengembangkan paru. Tindakan ini terutama ditunjukan pada
pneumothoraks tertutup atau terbuka.
2. Tindakan dekompresi
sedangkan untuk pneumothoraks ventil tindakan utama yang harus
dilakukan adalah dekompresi tehadap tekanan intra pleura yang tinggi
tersebut yaitu dengan membuat hubungan udara ke luar.
Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara :
a. Menusukan jarum melalui dinding dada terus masuk ke rongga
pleura dengan demikian tekanan udara yang positif dirongga pleura
akan berubah menjadi negatif kerena udara yang positif di rongga
pleura akan berubah menjadi negatif karena udara yang keluar melalui
jarum tersebut.
b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil.
- Dapat memakai infus set khususnya niddle
- Jarum abbocath
- Pipa WSD ( Water Sealed Drainage )
Pipa khusus ( thoraks kateter ) steril, dimasukan kerongga pleura
dengan perantara thoakar atau dengan bantuan klem penjepit (
pean ). Pemasukan pipa plastik( thoraks kateter ) dapat juga
dilakukan melalui celah yang telah dibuat dengan insisi kulit dari
sela iga ke 4 pada baris aksila tengah atau pada garis aksila
belakang. Selain itu dapat pula melalui sela iga ke 2 dari garis
klavikula tengah. Selanjutnya ujung sela plastik didada dan pipa
kaca WSD dihubungkan melalui pipa plastik lainya, posisi ujung
pipa kaca yang berada dibotol sebaiknya berada 2 cm dibawah
permukaan air supaya gelembung udara dapat dengan mudah
keluar melalui tekanan tersebut.
- Penghisapan terus – menerus ( continous suction )
Penghisapan dilakukan terus – menerus apabila tekanan intra pleura
tetap positif, penghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan
negatif sebesar 10 – 20 cm H2O dengan tujuan agar paru cepat
mengembang dan segera terjadi perlekatan antara pleura viseralis dan
pleura parentalis. Apabila paru telah mengembang maksimal dan
tekanan intrapleura sudah negative lagi, drain dapat dicabut, sebelum
dicabut drain ditutup dengan cara dijepit atau ditekuk selama 24 jam.
Apabila paru tetap mengembang penuh, maka drain dicabut.
3. Tindakan bedah
- Dengan pembukaan dinding thoraks melalui operasi, dan dicari
lubang yang menyebabkan pneumothoraks dan dijahit.
- Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak dapat mengembang, maka dilakukan
pengelupasan atau dekortisasi.
- Dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan
atau ada fistel dari paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak
berfungsi dan tidak dapat dipertahankan kembali.
- Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara kedua
pleura ditempat fistel.
Pengobatan tambahan :
Apabila terdapat proses lain diparu, maka pengobatan tambahan ditujukan
terhadap penyebabnya ;
- Terhadap proses tuberkolosis paru, diberi obat anti tuberkolosis.
- Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita diberi
laksan ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi, penderita tidak dapat
perlu mengejan terlalu keras.
- Istirahat total
- Penderita dilarang melakukan kerja keras ( mengangkat barang berat ),
batuk, bersin terlalu keras, mengejan.
VII. KOMPLIKASI
- Tension pneumothorax
- Pneumothorax bilateral
- Empiema
Tanda –tanda
vital dalam
rentang
normal
4. Gangguan NOC 1. konsultasi 1. untuk - Klien
mobilitas fisik Join dengan terapi membahas cara meningkatkan
berhubungan moveme fisik tentang kerja terapi fisik dalam aktivitas
dengan nt: active rencana dalam menangani fisik
ketidaknyamana Mobility ambulasi nyeri yang di - Mengerti tujuan
n sekunder level sesuai dengan derita pasien dari peningkatan
akibat Self care: kebutuhan 2. untuk mobilitas
pemasangan ADLs 2. ajarkan memenuhi -
WSD Transfer pasien untuk kebutuhan Memverbalisasika
performa tekhnik aktivitas n perasaan dalam
nce ambulasi 3. untuk meningkatkan
Kriteria Hasil 3. dampingi meningkatkan kekuatan dan
Klien dan bantu kebutuhan kemampuan
meningk paisen saat aktivitas pasien berpindah
atkan mobilisasi dan 4. melatih dan - Bantu untuk
dalam bantu penuhi membiasakan mobilisasi
aktivitas kebutuhan pasien untuk
fisik ADLs merubah posisi
Mengerti 4. ajarkan agar tidak terjadi
tujuan pasien luka baring
dari bagaimana cara 5. untuk
peningka merubah posisi mempermudah
tan dan berikan pasien dalam
mobilitas bantuan jika di melakukan
perlukan aktivitas
Memver
balisasik
5.berikan alat
an
bantu jika pasen
perasaan memerlukan
dalam
meningk
atkan
kekuatan
dan
kemamp
uan
berpinda
h
Bantu
untuk
mobilisas
i
5. Nyeri akut NOC 1. lakukan 2. untuk - Mampu
berhubungan Pain level pengkajian mengetahui mengontrol nyeri,
dengan adanya Pain control nyeri secara lokasi, (tahu penyebab
nyeri di bagiaan Comfort komprehensif karakteristik, nyeri, mampu
dada level termasuk durasi, frekuensi, menggunakan
Kriteria Hasil lokasi, dan kualitas nyeri tehnik non
Mampu karakteristik, yang di rasakan farmakologi untuk
mengontrol durasi, pasien menguragi nyeri,
nyeri, (tahu frekuensi, 2. untuk mencari bantuan)
penyebab kualitas, dan mengetahui - Mampu
nyeri, factor pengalaman nyeri mengenali nyeri
mampu presipitasi yang pernah (skala, intensitas,
menggunaka 2. gunakan dirasakan pasien frekuensi dan
n tehnik non tekhnik 3. untuk tanda nyeri)
farmakologi komunikasi mengurangi rasa - Menyatakan rasa
untuk terapeutik nyeri akibat factor nyaman setelah
menguragi untuk lingkungan nyeri berkurang
nyeri, mengetahui 4.untuk
mencari pengalaman mengontrol dan
bantuan) nyeri pasien mengurangi nyeri
Mampu 3.control 5. untuk
mengenali lingkungan meningkatkan
nyeri (skala, yang dapat relaksasi
intensitas, mempengaruhi
frekuensi dan nyeri seperti
tanda nyeri) suhu,
Menyatakan pencahayaan,
rasa nyaman kebisingan
setelah nyeri 4. pilih dan
berkurang lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal
5.berikan
tindakan untuk
meningkatkan
rasa nyaman
Daftar Pustaka
Erma,rosy.2015.http://googleweblight.com/?lite_url=http://rosyerma94.blogspot.c
om/2015/01/laporanpendahuluanpneumothoraks.html?m%3D1&ei=D1uYPLfH&l
c=idID&s=1&m=811&host=www.google.co.id&ts=1516667825&sig=AOyes_Q
g4YZilZcNUaxCUqoJ4js4y5uMaw.rosyerma94.blogspot.co.id
Nizami,fahrin.2016.http://fahrinnizami.blogspot.co.id/2016/03/laporan-
pendahuluan-asuhan-keperawatan_21.html?m=1