Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah dan karunia-
Nya sehingga makalah yang berjudul “ KETERAMBILAN BERBAHASA LISAN”
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas matakuliah Pendidikan Sekolah Dasar jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Malang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
B. Keterampilan Menyimak
Dalam pengajaran bahasa lisan sering kita jumpai istilah
mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Ketiga istilah itu memang
berkaitan dalam makna namun berbeda dalam arti. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibicarakan orang (Djago Tarigan, 2003: 2.5).
Menurut Henry Guntur Tarigan (1991: 4) menyimak adalah suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan,
penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi
bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan
maknanya.
Sedangkan menurut Kamidjan dan Suyono (2002) menyimak
adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan
sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat
disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara
nonverbal.
Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh,
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
C. Tujuan Menyimak
Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 59) ada empat fungsi
utama menyimak, yaitu:
a. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi.
b. Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif.
c. Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yg masuk akal.
d. Agar dapat memberikan responsi yang tepat.
b. Menyimak intensif
Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk
memahami makna yang dikehendaki. Pada dasarnya menyimak intensif
yaitu memahami bahasa formal dan menyimak intensif memerlukan
produksi materi yang disimak. Jenis-jenis yang termasuk dalam menyimak
intensif diantaranya adalah:
1. Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak
berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir
yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara. Pada
umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti letak
kekurangan, kekeliruan, dan ketidaktelitian yang terdapat dalam
ujaran atau pembicaraan seseorang.
2. Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga
disebut menyimak sejenis telaahkegiatan-kegiatan yang tercakup
dalam menyimak konsentratif yaitu:
(a) mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;
(b) mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas,
tempat, kualitas, waktu,urutan, serta sebab-akibat;
(c) mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu;
(d) memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;
(e) mencari dan mencatat fakta-fakta penting.
E. Tahap-tahap Menyimak
Ada Sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak
berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan
tahap itu, sebagai berikut:
F. Proses Menyimak
a. Tahap Mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu
yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
b. Tahap Memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi
kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara.
penilaian kita sendiri. Kalau kita memperoleh sesuatu yang berharga dari
pembicaraan itu, kita pun akan bersemangat menyimaknya dengan tekun dan
saksama.
lingkungan fisik seperti letak meja dan kursi dalam ruang kelas, dan
faktor lingkungan sosial seperti suasana dan interaksi yang terjadi di
lingkungan tempat dia berada, baik di rumah atau pun di sekolah.
H. Metode Menyimak
b. Simak terka
c. Simak cerita
d. Bisik berantai
Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur yaitu kalimat
g. Merangkum
h. Parafrase
Suatu cara yang digunakan orang dalam memahami isi puisi yaitu
dengan cara mengartikan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk
prosa. Siswa mendengarkan puisi yang dibacakan oleh guru. Setelah
selesai, siswa mengartikan kembali isi puisi dalam bentuk prosa.
i. Menjawab pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan menyimak yang efektif ialah dengan menjawab