Pendidikan Ips Dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Ips Dalam Kurikulum 2013
DISUSUN OLEH :
NABILA ANGGRAINI
NIM. 3173131029
SUSI PANJAITAN
NIM. 3173131034
IKE LESTARINA DAMANIK
NIM. 3173331022
KELAS : C
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
dilimpahakannya segala nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah Pembelajaran IPS Terpadu ini yang berjudul ‘Pendidikan IPS
dalam Kurikulum Nasional’. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rohani, S.Pd,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut yang telah membimbing penulis dalam
proses penyusunan makalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis, serta kami selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. KURIKULUM 2013................................................................................................ 3
B. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL........................................................................ 9
C. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013................................. 11
D. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS DALAM KURIKULUM 2013...... 14
A. KESIMPULAN........................................................................................................ 19
B. SARAN..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dalam struktur pembelajaran IPS pada kurikulum 2013 juga menjadi
tantangan tersendiri bagi guru mata pelajaran IPS. Proses pada pembelajaran IPS pada
kurikulum 2013 menuntut adanya keterpaduan antara disiplin ilmu yaitu geografi,
sosiologi, ekonomi dan sejarah.
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai salah satu pemenuhan tugas pada mata kuliah Pembelajaran IPS
Terpadu.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Pendidikan IPS dalam Kurikulum
2013.
3. Untuk menjadi salah satu sumber referensi bagi para pembaca.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
3
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
(Paduan kurikulum 2013). Latar belakang pengembangan kurikulum 2013 berasal
dari Undang-Undang No 20 Tahun 2003 yaitu kurikulum yang dapat
menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi ( Mendikbud,
2013: 11).
4
Ditinjau secara filosofis, secara singkat kurikulum ditujukan untuk
membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang
dikembangkan dari warisan nilai, dan prestasi bangsa di masa lalu, serta
kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga
dimensi kehidupan bangsa masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang,
menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan prestasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu
sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk
membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi
kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara
dimasa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu
menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial budayanya, mengembangkan
kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan
kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan
membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi (Kemendikbud, 2013).
Kondisi empiris lain berhubungan dengan hasil riset PISA (Program for
International Student Assessment), studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,
matematika, dan IPA menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10
besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada
5
ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplekz,
(2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan
perlu ada perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik
dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua
warga negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21
(Kemendikbud, 2013).
6
pendidikan menengah berimbang antara sikap dan kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema
(SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata
pelajaran di kelas tersebut.
h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD
yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
7
5. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
8
dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia
sebagai makhluk sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai. (Permendiknas No 22 tahun 2006).
Djahiri (Sapriya, dkk., 2006: 7), merumuskan bahwa IPS adalah ilmu
pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu
sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik
untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sapriya, dkk. (2006:
3), menjelaskan bahwa IPS adalah perpaduan dari konsep-konsep ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi dan lain sebagainya yang diperuntukkan bagi
pembelajaran pada tingkat persekolahan, IPS adalah pembelajaran ilmu sosial yang
disederhanakan untuk pembelajaran pada tingkat persekolahan.
9
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
10
menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila memenuhi 7 (tujuh)
kriteria pembelajaran sebagai beirkut.
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru siswa terbebas dari
prasangka yangserta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alurberpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan sama laindari materi pembalajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa agar mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan. Ketujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi antara lain sebagai berikut.
1. Mengamati
Dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman
observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas
data apa yang perlu diobservasi baik primer maupun sekunder, menentukan/letak
objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi
akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan
cara dan melakukanpencatatan atas hasil observasi seperti menggunakan buku
catatan-kamera-tape recorder-pedeo perekam dan alat tulis lainnya
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada
saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
11
didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta
didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik. Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas,
menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen,
bersifat validatif atau penguatan, memberikan kesempatan peserta didik untuk
berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif dan
merangsang proses interaksi.
3. Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
a. Penalaran Induktif
Merupakan caramenalar dengan menarik simpulan dari
fenomena atau atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi,
menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-
kasus yang berisifat nyata secara individual atau spesifik
menjadi simpulan yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara
induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau
pengamatan empirik.
b. Penalaran Deduktif
Merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan atau
fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.
Pola penalaran deduktif, dikenal dengan pola silogisme (kategorial,
hipotesis dan alternatif).
4. Mencoba.
Dimasudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar,
yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Akativitas pembelajaran yang
nyata antara lain: 1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum, 2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia
dan harus disediakan, 3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil
12
eksperimen sebelumnya, 4) melakukan dan mengamati percobaan, 5) mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, 6) menarik
simpulan atas hasil percobaan; dan 7) membuat laporan.
5. Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan bedasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
13
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2
serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau
KD-4.
14
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini
peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
15
c. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik
diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah
yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu
alternatif mengalami kegagalan.
16
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek
pembelajaran.
17
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
BAB III
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun
disiplin yang tinggi.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan kajian yang memusatkan pada
aktivitas kehidupan manusia. Fokus kajian IPS berupa berbagai aktivitas
manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan
karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
menumpulkan data dengan berbagai teknik, menganlisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model
pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran
Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project
Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem
Based Learning).
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hidayat, M.Si, dkk.(2018). Buku Aajar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.
Medan : Akasha Sakti.
20
https://www.academia.edu/4807142/PENDEKATAN_SCIENTIFIC_DALAM_KURIKULU
M_2013_ENDANG_KOMARA_Guru_Besar (diakses pada tanggal 24 Maret 2018)
https://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/330-pembelajaran-ips-dalam-kurikulum-2013?
fb_comment_id=969919759708688_1504336442933681 (diakses pada tanggal 24 Maret
2018)
https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf (diakses
pada tanggal 24 Maret 2018)
21