BAB I Rekayasa Ide PPD Yuni
BAB I Rekayasa Ide PPD Yuni
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abad 21 atau sering disebut zaman global telah berjalan begitu cepat dengan
ditandai lajunya ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan informasi. Batas-batas wilayah
negara semakin kabur, sehingga kebiasaan, adat istiadat dan budaya asing masuk ke negara
kita hampir tanpa ada filter. Ini semua jelas akan sangat mempengaruhi kehidupan kita,
yang akan membawa dampak positif, di samping juga banyak dampak yang sangat
negatif. Kita memang tidak bisa lari dari realitas seperti ini. Oleh karena itu, ketakutan
menghadapi realitas zaman bukan menjadikan kita semakin maju, tetapi justru akan
membawa manusia semakin tergilas oleh kenyataan zaman. Modernisasi kehidupan bukan
untuk kita hindari, akan tetapi untuk kita hadapi. Ketakutan kita menghadapi keadaan ini
akan menjadi muara ketidamampuan kita untuk menatap masa depan yang lebih baik. Jadi,
kita dituntut untuk mampu menghadapi realitas ini dan mampu berada ditengah-tengah
kehidupan. Menurut Said Agil Munawar (2002) ada tiga isu sentral menyangkut remaja,
yaitu: Pertama, Musibah dan problematika terbesar bangsa Indonesia ini adalah
menyangkut tentang moralitas dan akhlak bangsa terutama di kalangan remaja. Kedua,
Remaja kehilangan figur yang menjadi dambaannya akhirnya bermuara sulitnya
mewujudkan kepribadian remaja. Ketiga, Informasi global bukan semakin menigkatkan
Iman dan Takwa remaja tetapi lebih banyak menjerumuskan remaja ke jurang kenistaan
yang lebih dalam. Disinilah makna pentingnya membangun remaja generasi penerus kita
untuk siap menghadapi berbagai persoalan yang menghadang, dan tampil sebagai generasi
masa depan yang berkualitas dengan sifat, sikap dan perilaku yang terpuji sehingga sangat
dibutuhkan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara. Laju perkembangan dan
modernisasi serta derasnya arus komunikasi masa berupa kemudahan-kemudahan dalam
kontrak antar suku dan bangsa telah menggoyahkan tata nilai dan norma-norma. Dalam
keadaan demikian remaja sekarang ini cenderung melupakan nilai-nilai tradisional yang
sering disamakan dengan kekolotan dan lebih mudah terpengaruh oleh budaya- budaya
barat.
Meskipun selama ini telah dilakukan berbagai upaya serta telah dibuat berbagai
pola pembinaan generasi muda yang sifatnya umum dan seragam, namun dalam era
penerapan dan pendekatannya perlu diperhatikan, bahwa generasi muda tidak merupakan
suatu kelompok yang homogen, tetapi berasal dari masyarakat Indonesia yang sifatnya
pluralis. Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda dan
permasalahan pada pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka perhatian
kita selanjutnya tertuju pada sosok generasi yang diharapkan dapat mendukung
pembangunan. Generasi muda atau remaja sebagai sumber daya manusia adalah
keberhasilan pembangunan bangsa. Kita bisa menyimak keberhasilan negara-negara maju
seperti Amerika, Jerman dan Jepang dimana kemajuannya banyak ditentukan oleh mutu
sumber daya manusianya. Sumber daya manusia bermutu yang mampu memajukan
negaranya adalah manusia yang berpendidikan, berketerampilan tinggi dan menguasai
Iptek. Dengan demikian pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya
peningkatan mutu sumber daya manusia. Generasi muda atau remaja yang diharapkan
1
dalam pembangunan dewasa ini sangatlah penting sebagai generasi penerus bangsa dalam
mengisi pembangunan dan kemerdekaan, dengan jalan mengembangkan bakat dan minat
serta karakter remaja untuk mendukung terwujudnya kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh sebab itu pemakalah tertarik untuk mengangkat judul rekayasa ide tentang
“Upaya Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja Dalam Mempersiapkan Generasi Muda
Yang Mandiri dan Berkarakter Dimasa Mendatang”.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Remaja mengalami perubahan secara fisik dan psikis. Perubahan-perubahan
tersebut seringkali menimbulkan kegelisahan pada remaja. Remaja juga mulai
dihadapkan pada berbagai keputusan untuk hidupnya. Remaja mengalami masa-
masa yang penuh tuntutan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kreativitas
sangat dibutuhkan untuk dapat membantu mereka melakukanpenyelesaian masalah.
Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang jika didukung oleh situasi
yangkondusif. Beberapa hal eksternal yang mempengaruhi kreativitas adalah situasi
yang kondusif dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kreativitas
remaja dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakatnya serta bentuk
krativitas yang ingin dikembangkan. Pembinaan kretivitas remaja adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh orang tua, guru, maupun sahabat yang untuk
mengembangkan kemampuan seorang individu dalam menemukan hal yang baru.
4
demikian kedudukan keluarga sangat fundamental dan mempunyai peranan yang
vital dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja.
Lingkungan Sekolah
Pesatnya laju era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan kemajuan
ilmu tekhnologi dengan ketidak puasan terhadap tatanan kehidupan saat ini yang
serba transisi. Adanya arus reformasi yang tidak pernah menentu ini membuat
dampak tersendiri bagi para remaja dan masyarakat pada umumnya. Pembinaan
moral dan kreativitas remaja juga dilaksanakan melalui lembaga pendidikan dengan
cara:
1. Dibentuknya organisasi intra sekolah seperti Pusat Informasi Konseling Remaja
(PIK-R), Osis, dan Organisasi Keagamaan. Dimana organisasi tersebut menjadi
wadah pengajaran moral terkait nilai-nilai luhur yang baik kepada siswa.
2. Menghimbau kepada para remaja untuk peran aktif mengikuti kegiatan yang
diprogram oleh organisasi yang ada di sekolah tersebut.
3. Pihak sekolah termasuk kepala sekolah beserta pada guru ikut berpartisipasi dan
mendukung secara penuh terhadap wadah-wadah pembinaan remaja di sekolah.
4. Mengadakan acara-acara rutin pada hari-hari besar keagamaan seperti pengajian
akbar dan kebaktian akbar, sehingga moral baik tetap tercipta pada diri para
remaja.
5
Lingkungan Masyarakat
Pembinaan moral dan kreativitas remaja sangat di dukung masyarakat
karena dengan adanya kegiatan tersebut para remaja dapat mengembangkan sikap
moral, minat, dan bakatnya sesuai dengan keahliannya masing-masing. Disamping
itu, pembinaan kreativitas remaja ini membawa dampak positif yang begitu besar
bagi para generasi muda di desa tersebut, terbukti dengan semakin meningkatnya
kreativitas remaja tersebut. Pembinaan kreativitas remaja yang dilaksanakan oleh
masyarakat yaitu melalui kegiatan latihan keterampilan baik dibidang seni maupun
olah raga. Sedangkan tujuan dan motivasi diadakannya pembinaan moral dan
kreativitas remaja adalah terwujudnya pemuda yang tetap berpegang teguh pada
agama yang dianutnya yang mereka pelajari, mencetak kader-kader yang
berpendidikan dan berbudi luhur, dinamis, dan kreatif, serta berketerampilan, dan
menjadikan generasi muda yang berakhlak mulia atau bermoral baik dan mandiri.
Lingkungan Sekolah
Hambatan internal adalah tingginya emosi dan gejolak remaja tersebut
sehingga pemuda merasa lebih tahu atau mengerti dari pada aparatur sekolah
seperti guru, adanya sifat jenuh yang kadang-kadang muncul pada diri pemuda
sehingga mereka kurang terarah, dan remaja kadang meremehkan himbauan dari
guru sehingga mereka kadang ketinggalan informasi yang terkini. Sedangkan
hambatan eksternalnya adalah beberapa sekolah masih dijumpai sarana dan
prasarana yang kurang memadai dan belum adanya organisasi siswa dan aula
untuk pertemuan pemuda, sumber dana yang sangat minim untuk menunjang
kegiatan remaja, dan kurangnya kesadaran pihak sekolah yang kadang-kadang
mengabaikan tugas yang telah deprogramkan untuk siswa.
6
2.3 Upaya Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
Pembinaan moral dan kreativitas remaja dapat dilakukan oleh remaja itu sendiri,
orang tua, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Dimana lingkungan tersebut
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan moral maupun pengembangan
kreativitas remaja. Berikut pembinaan moral dan kreativitas remaja untuk generasi yang
mandiri dan berkarakter.
7
dan mengadakan tabungan bulanan dan simpan pinjam bagi para anggotanya untuk modal
usaha dan pengembangan kreativitas remaja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
3.2 Saran
Dewasa ini akibat modernisasi dan globalisai pengaruh kebudayaan asing yang
tidak baik dengan mudahnya masuk dan merusak para remaja, sehingga banyak
penyimpangan yang terjadi dalam perkembangan moral remaja. Oleh sebab itu saya
menyarankan kepada pembaca, terutama orang tua agar selalu mengawasi anaknya baik
dalam lingkungan bermainnya maupun dalam lingkungan sekolahnya. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya penyimpangan pada remaja.
9
DAFTAR PUSTAKA
Singgih Gunarsa. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:
GunungMulia
Tim Pustaka Familia. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak .
Yogyakarta: Kanisius.
Singgih Gunarsa. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia.
Syamsu Yusuf. (2002). Psikologi Belajar Agama. Bandung : Maestro.
10