Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI

KALORIMETER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktikum Fisika untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo,S.Si. M.Sc.

Oleh :
Nama : Rizka Ayu Pambudingtyas
NIM : 190342621272
Offering :G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
November 2019
A. TUJUAN
1. Memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor zat dan kalor jenis
zat.
2. Mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat padat.
3. Terampil menggunakan calorimeter.
4. Terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.
5. Terampil menggunakan thermometer.

B. DASAR TEORI
Kalor bukan merupakan zat, namun kalor dapat berpindah antar sistem sebagai
akibat dari perbedaan temperature dan perpindahannya dari zat yang memiliki temperature
tinggi ke temperature lebih rendah. Maka zat bertemperatur tinggi akan melepaskan kalor
yang kemudian akan ditangkap oleh zat bertemperatur lebih rendah hingga temperaturnya
sama dan tidak terjadi pelepasan ataupun penerimaan kalor lagi hal ini disebut sebagai
kesetimbangan (Resnick, H. 1977).
Kalorimetri adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pengukuran kalor atau
kuantitas panas dengan jalan eksperimen (Suparto, 1974).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia (Syarifuddin, 2012).
Kalor biasa dilambangkan dengan Q. cara mencari nilai Q adalah dengan cara
menggunakan rumus :
Q = mc∆T
Satuan kalor adalah kalori (kal) yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan kalori
ini didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1 gram air
sebesar 1◦ C (derajat celcius). Dalam setiap percobaan atau dalam suatu perhitungan yang
berhubungan tentang kalor satuan yang paling sering digunakan adalah kilokalori.
Ketika dua bagian berbeda temperature dicampur dalam suaru sistem terisolasi.
Maka, akan terjadi “serah terima.” Kalor. Jika sistem berada dalam keadaa terisolasi
sempurna, tidak terjadi aliran energy dan lingkungan menuju sistem dan sebaliknya,
mengacu pada Hukum Kekekalan Energi. Kalor yang dilepas oleh bagian yang
bertemperatur lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh bagian yang
bertemperatur lebih rendah. Seperti yang diungkapkan di Azas Black
“Kalor yang dilepas = Kalor yang diterima”
Bila kapasitas kalor dan kalorimeter diketahui, maka kalorimeter dapat digunakan
untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Metode yang digunakan dikenal dengan metode
pencampuran. Metode pencampuran adalah saat benda yang ingin diketahui kalor jenisnya
dipanasi sampai temperature 𝑇2 ,kemudian dimasukkan dalam kalorimeter berisi air yang
berada dalam kesetimbangan temperature 𝑇1 . Pencampuran dua sistem yang bertemperatur
beda akan menghasilkan kesetimbangan temperature 𝑇3 .
Faktor terpenting dalam percobaan menggunakan kalorimeter adalah semaksimal
mungkin sitem kalorimeter berada dalam kondisi terisolasi dengan lingkungannya.
Dengan demikian kalor yang dilepas benda sama dengan kalor yang diterima oleh
kalorimeter dan air dingin. Kalorimeter terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor
jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana bagian luar
yang lebih besar. Keduanya dipisahkan oleh bahan penyekat gabus atau wol.
Fungsi dari bejana luar adalah sebagai mantel atau jaket, yaitu pelindung
agar pertukaran kalor di sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Di samping itu, kalorimeter
dilengkapi dengan batang pengaduk yaitu untuk mencampurkan zat di dalam kalorimeter,
agar diperoleh suhu yang merata akibat pencampuran dua zat yang bersuhu berbeda.
Sehingga kalorimeter yang ideal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai kemampuan menerima dan melepas kalor yang baik.
2. Mempunyai dinding diaterm atau sekat.
Pada percobaan 1 mula-mula air dingin bermassa m1 dimasukkan ke dalam
calorimeter sehingga terjadi kesetimbangan termal antara air dan calorimeter pada
temperature 𝑇1 . Tambahkan air panas yang bertemperatur 𝑇2. .> 𝑇1 . Sehingga terjadi
perpindahan kalor dari zat yang bersuhu tinggi (air panas) menuju zat yang bersuhu rendah
(air dingin dan calorimeter).
Jika kalor jenis zat air untuk kisaran suhu ini diasumsikan konstan sebesar 𝐶𝑎𝑖𝑟 = 1
kalori/g◦C, maka persamaan eksplisit kapasitas kalor calorimeter adalah
𝑇2 −𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 𝐶𝑎 - 𝑚𝑎𝑑 𝐶𝑎
𝑇3 −𝑇1

Pada percobaan 2, mula-mula sejumlah air dingin bertemperatur lebih rendah dari
rendah dari temperature kamar dimasukkan ke dalam kalorimeter sehingga mencapai
kesetimbangan termal. Dengan kalorimeter pada temperature 𝑇1 . Kemudian zat padat
bermassa 𝑚𝑏 yang telah dipanaskan sampai bertemperatur 𝑇3 (𝑇2 >𝑇1 ) dimasukkan dalam
kalorimeter. Pertanyaan azas black untuk fenomena ini adalah kalor yang dilepas benda
padat sama dengan kalor yang diserap air dingin dan kalor yang diserap oleh kalorimeter.
Dengan demikian persamaan eksplisit kalor jenis benda (𝐶𝑏 ) adalah

𝑚𝑎𝑑(𝑇3−𝑇 ) 𝐶𝑘𝑎𝑙(𝑇3−𝑇 )
1 1
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏(𝑇2−𝑇 𝑚𝑏(𝑇2−𝑇
3) 3)

Dengan nilai kalor jenis air kisaran suhu ini diasumsikan konstan sebesar 𝐶𝑎𝑖𝑟 = 1
kalori g◦C

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Kalorimeter legkap dengan pengaduk
2. Thermometer dan bejana pelindung
3. Thermometer batang
4. Gelas ukur 100 ml
5. Heater
 Bahan
1. Zat padat
2. Air

D. PROSEDUR KERJA
1. Percobaan 1
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan praktikum adalah
menyiapakan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian disusun sesuai prosedur.
Setelah alat selesai disusun dipanaskan air menggunakan heater yang telah tersedia
hingga 50℃. Sambil menunggu air panas, set calorimeter yang terdiri dari bejana
calorimeter, thermometer, dan pengaduk disiapkan. Lalu air dingin sebanyak 50 g
ditimbang dalam gelas beaker kemudian dimasukkan ke dalam calorimeter. Massa
air dingin ini dicatat sebagai mad. Diamati thermometer dan dicatat kesetimbangan
awal antara air dingin dan calorimeter sebagai T1. Lalu diambil 50 gram air dari air
yang telah dipanaskan sebelumnya (50℃ dicatat sebagai T2) dan dimasukkan
dengan cepat ke dalam calorimeter. Kemudian diaduk pelan-pelan campuran air
dingin dan panas tersebut sambil diamati terus perubahan temperature yang
ditunjukkan oleh thermometer. Setelah penujukkan thermometer stabil dan suhunya
hamper turun, dicatat suhu tersebut sebagai T3. Air dalam calorimeter dibuang dan
diusap dengan lap bejana calorimeter hingga kering, lalu percobaan diulangi hingga
4 kali. Dicatat data yang duperoleh pada table pengamatan.
2. Percobaan 2
Sama seperti pada percobaan yang pertama, disiapkan terlebih dahulu alat dan
bahan yang diperlukan. Kemudian diambil butiran zat padat yang telah tersedia,
ditimbang (massa zat padat dicatat sebagai map) lalu dipanaskan dengan air
menggunakan heater sampai 70℃ (jangan sampai semua bagian benda padat
tercelup). Sambil menunggu zat padat panas, set calorimeter yang terdiri dari bejana
calorimeter, thermometer, dan pengaduk disiapkan. Lalu air dingin sebanyak 50 g
ditimbang dalam gelas beaker kemudian dimasukkan ke dalam calorimeter. Massa
air dingin ini dicatat sebagai mad. Diamati thermometer dan dicatat kesetimbangan
awal antara air dingin dan calorimeter sebagai T1. Lalu diambil zat padat yang telah
dipanaskan sebelumnya (70℃ dicatat sebagai T2) dan dimasukkan dengan cepat ke
dalam calorimeter. Kemudian ditunggu campuran air dingin dan panas tersebut
sambil diamati terus perubahan temperature yang ditunjukkan oleh thermometer.
Setelah penujukkan thermometer stabil dan suhunya hamper turun, dicatat suhu
tersebut sebagai T3. Air dalam calorimeter dibuang dan diusap dengan lap bejana
calorimeter hingga kering, lalu percobaan diulangi hingga 4 kali. Dicatat data yang
duperoleh pada table pengamatan.

E. DATA PENGAMATAN
Tabel 1 Data Percobaan Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
No. mad (g) map (g) T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC)

1 50 50 28 50 33
2 50 50 26 50 31
3 50 50 26 50 34
4 50 50 26 50 34
Keterangan :
mad : massa air dingin
map : massa air panas
T1 : suhu kesetimbangan antara calorimeter dan air dingin
T2 : suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan ke calorimeter
T3 : suhu kesetimbangan antara calorimeter, air dingin, dan air panas

Tabel 2 Data Percobaan Menentukan Kalor Jenis Zat Padat


No. mad (g) map (g) T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC)
1 50 100 25 70 36
2 50 100 26 70 35
3 50 100 25 70 33
4 50 100 26 70 35
Keterangan :
mad : massa air dingin
map : massa benda panas
T1 : suhu kesetimbangan antara calorimeter dan air dingin
T2 : suhu benda padat tepat ketika akan dimasukkan ke calorimeter
T3 : suhu kesetimbangan antara calorimeter, air dingin, dan benda padat panas

Nilai satuan terkecil neraca digital : 0,01 g


Nilai satuan terkecil termometer : 1℃
Massa beaker glass = g
C air = 1 kal/gºC

F. ANALISIS DATA
Perlu ditentukan terlebih dahulu ralat mutlaknya :
𝑇 −𝑇
 Ckal = [𝑚𝑎𝑝 . 𝐶𝑎 (𝑇2 −𝑇3) − (𝑚𝑎𝑑 . 𝐶𝑎 )]
3 1
1 1
∆𝑚𝑎𝑝 = . 𝑛𝑠𝑡 = . 0,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,005 𝑔𝑟𝑎𝑚
2 2
1 1
∆𝑚𝑎𝑑 = . 𝑛𝑠𝑡 = . 0,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,005 𝑔𝑟𝑎𝑚
2 2
1 1
∆𝑇1 = . 𝑛𝑠𝑡 = . 1℃ = 0,5℃
2 2
1 1
∆𝑇2 = . 𝑛𝑠𝑡 = . 1℃ = 0,5℃
2 2
1 1
∆𝑇3 = . 𝑛𝑠𝑡 = . 1℃ = 0,5℃
2 2

 Ralat mutlak :
2 2 2 2 2
𝜕𝐶𝑘 2 𝜕𝐶𝑘 2 𝜕𝐶𝑘 2 𝜕𝐶𝑘 2 𝜕𝐶𝑘 2
∆𝐶𝑘 = √| . . ∆𝑚𝑎𝑝 | + | . . ∆𝑚𝑎𝑑 | + | . . ∆𝑇1 | + | . . ∆𝑇2 | + | . . ∆𝑇3 |
𝜕𝑚𝑎𝑝 3 𝜕𝑚𝑎𝑑 3 𝜕𝑇1 3 𝜕𝑇2 3 𝜕𝑇3 3

𝜕𝐶𝑘 𝐶𝑎 (𝑇2 −𝑇3 ) 𝜕𝐶𝑘 𝜕𝐶𝑘 𝑚𝑎𝑝 .𝐶𝑎 (𝑇2 −𝑇3 ) 𝜕𝐶𝑘 𝑚𝑎𝑝 .𝐶𝑎
𝜕𝑚𝑎𝑝
=
𝑇3 −𝑇1
; 𝜕𝑚𝑎𝑑
= −𝐶𝑎 ;
𝜕𝑇1
= (𝑇3 −𝑇1 )2
;
𝜕𝑇2
= (𝑇3 −𝑇1 )2

𝜕𝐶𝑘 (𝑇3 −𝑇1 )𝑚𝑎𝑝 .𝐶𝑎 (−1)−𝑚𝑎𝑝 .𝐶𝑎 (𝑇2 −𝑇3 )(1)
𝜕𝑇3
= (𝑇3 −𝑇1 )2

1. Percobaan 1
# Data 1
(50  33)
 Ckal  50.1  (50.1)  120 𝑘𝑎𝑙⁄℃
(33  28)
Ck 1(50  33) 17
    0,77
map (50  28) 22

Ck
  1
mad

Ck 50.1(50  33)


   34
T1 (33  28) 2
Ck 50.1
  2
T2 (33  28) 2
Ck (33  28)50(1)( 1)  50.1(50  33)(1)  1100
    44
T3 (33  28) 2 25

2 2 2 2 2
 ∆𝐶𝑘 = √|0,77. 23 . 0,005| + |−1. 23 . 0,005| + |34. 23 . 0,5| + |2. 23 . 0,5| + |−44. 23 . 0,5|

= 21,6 𝑘𝑎𝑙⁄℃

21,6
Ckal 100%  18%
 Ralatrelat if  100% = 120 (2 AP)
Ckal

 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙1 = (120,0 ± 21,6) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 18%
(2AP).

# Data 2
19
 Ckal  50.  50  140 𝑘𝑎𝑙⁄℃
5
Ck 1(50  33) 19
    0,79
map (50  26) 24

Ck
  1
mad

Ck 50.1(50  31) 50.19


    38
T1 (31  26) 2 (5) 2
Ck 50.1 50
   2
T2 (31  26) 2
25
Ck (31  26)50.1(1)  50.1(50  31)(1)  1200
    48
T3 (31  26) 2 25

2 2 2 2 2
 ∆𝐶𝑘 = √|0,79. 23 . 0,005| + |−1. 23 . 0,005| + |38. 23 . 0,5| + |2. 23 . 0,5| + |−48. 23 . 0,5|

= 19,2 𝑘𝑎𝑙⁄℃

19,2
Ckal 100%  13,7%
 Ralatrelat if  100% = 140 (3AP)
Ckal

 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙2 = (140,0 ± 19,2) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 13,7%
(3AP).

# Data 3
16
 Ckal  50.  50  50 𝑘𝑎𝑙⁄℃
8
Ck 1(50  34) 16
    0,66
map 50  26 24

Ck 50.1(50  34) 50.16


    100
T1 (34  26) 2 8
Ck 50.1 50
    0,78125
T2 (34  26) 2
64

Ck (34  26)50.1(1)  50.1(50  34)(1)  1200


    18,75
T3 (34  26) 2 64
 ∆𝐶𝑘 =

2 2 2 2 2
√|0,66. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |100. 2 . 0,5| + |0,78125. 2 . 0,5| + |−18,75. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= 5,725 𝑘𝑎𝑙⁄℃

5,725
Ckal 100%  11,45%
 Ralatrelat if  100% = 50 (4 AP)
Ckal
 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙3 = (50,000 ± 5,725) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 11,45%
(4AP).
# Data 4
16
 Ckal  50.  50  50 𝑘𝑎𝑙⁄℃
8
Ck 1(50  34) 16
    0,66
map 50  26 24

Ck 50.1(50  34) 50.16


    100
T1 (34  26) 2 8
Ck 50.1 50
    0,78125
T2 (34  26) 2
64

Ck (34  26)50.1(1)  50.1(50  34)(1)  1200


    18,75
T3 (34  26) 2 64
 ∆𝐶𝑘 =

2 2 2 2 2
√|0,66. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |100. 2 . 0,5| + |0,78125. 2 . 0,5| + |−18,75. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= 5,725 𝑘𝑎𝑙⁄℃

5,725
Ckal 100%  11,45%
 Ralatrelat if  100% = 50 (4 AP)
Ckal

 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙4 = (50,000 ± 5,725) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 11,45%
(4AP).

2. Percobaan 2
# Data 1
70−36
 𝐶𝑘𝑎𝑙 = ⌈100.1. (36−25) − 50.1⌉ = 309,0909091-50 = 259,0909091𝑘𝑎𝑙⁄℃
𝜕𝐶𝑘 1(70−36)
 𝜕𝑚𝑎𝑝
= 36−25 = 3,09091
𝜕𝐶𝑘
 𝜕𝑚𝑎𝑑
= −1
𝜕𝐶𝑘 100.1(70−36)
 𝜕𝑇1
= (36−25)2 = 2,8
𝜕𝐶𝑘 100.1
 𝜕𝑇2
= (36−25)2 = 0,826446
𝜕𝐶𝑘 (36−25)100.1(−1)−100.1(70−36)(1) −450
 𝜕𝑇3
= (36−25)2
= = -3,719
121
 ∆𝐶𝑘 =
2 2 2 2 2
√|3,09091. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |2,8. 2 . 0,5| + |0,826446. 2 . 0,5| + |−3,719. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= √0,000106152 + 0,000011111 + 0,871 + 0,075890332 + 1,123


= √2,07
= 1,4388 𝑘𝑎𝑙⁄℃
∆𝐶𝑘𝑎𝑙 1,4388
 Ralat relative : × 100% = × 100% = 0,555% ≈ 0,56%
𝐶𝑘𝑎𝑙 259,0909091

(3AP)
 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙1 = (259,1 ± 1,4) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 0,56% (3AP).

# Data 2

70−35
 𝐶𝑘𝑎𝑙 = ⌈100.1. (35−26) − 50.1⌉= 388,9-50 = 338,9𝑘𝑎𝑙⁄℃
𝜕𝐶𝑘 1(70−35)
 𝜕𝑚𝑎𝑝
=
35−26
= 3,89

𝜕𝐶𝑘
 𝜕𝑚𝑎𝑑
= −1
𝜕𝐶𝑘 100.1(70−35)
 𝜕𝑇1
= (35−26)2 = 4,32
𝜕𝐶𝑘 100.1
 𝜕𝑇2
= (35−26)2
= 1,234
𝜕𝐶𝑘 (35−26)100.1(−1)−100.1(70−35)(1)
 𝜕𝑇3
= (35−26)2
= -5,43

 ∆𝐶𝑘 =
2 2 2 2 2
√|3,89. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |4,32. 2 . 0,5| + |1,234. 2 . 0,5| + |−5,43. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= √0,000168 + 0,000011111 + 2,0736 + 0,169 + 3,2761


=√5,5188791
= 2,3492 𝑘𝑎𝑙⁄℃
∆𝐶𝑘𝑎𝑙 2,3492
 Ralat relative : × 100% = × 100% = 0,693% ≈ 0,7% (2AP)
𝐶𝑘𝑎𝑙 338,9
 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙2 = (338,9 ± 2,3) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 0,7% (2AP).

# Data 3
70−33
 𝐶𝑘𝑎𝑙 = ⌈100.1. (33−25) − 50.1⌉= 462,5 – 50 = 412,5 𝑘𝑎𝑙⁄℃
𝜕𝐶𝑘 1(70−33)
 𝜕𝑚𝑎𝑝
= 33−25
= 4,625
𝜕𝐶𝑘
 𝜕𝑚𝑎𝑑
= −1
𝜕𝐶𝑘 100.1(70−33)
 𝜕𝑇1
= (33−25)2
= 5,78
𝜕𝐶𝑘 100.1
 𝜕𝑇2
= (33−25)2
= 1,5625
𝜕𝐶𝑘 (33−25)100.1(−1)−100.1(70−33)(1)
 𝜕𝑇3
= (33−25)2
= -7,03
 ∆𝐶𝑘 =
2 2 2 2 2
√|4,625. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |5,78. 2 . 0,5| + |1,5625. 2 . 0,5| + |−7,03. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= √0,000237673 + 0,000011111 + 3,712 + 0,271267 + 5,4912

= √9,474715784

= 3,0781 𝑘𝑎𝑙⁄℃
∆𝐶𝑘𝑎𝑙 3,0781
 Ralat relative : × 100% = × 100% = 0,7462%≈ 0,75% (3AP)
𝐶𝑘𝑎𝑙 412,5

 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙3 = (412,5 ± 3,1) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 0,75% (3AP).

# Data 4
70−35
 𝐶𝑘𝑎𝑙 = ⌈100.1. (35−26) − 50.1⌉= 388,9-50 = 338,9𝑘𝑎𝑙⁄℃
𝜕𝐶𝑘 1(70−35)
 𝜕𝑚𝑎𝑝
= 35−26
= 3,89
𝜕𝐶𝑘
 𝜕𝑚𝑎𝑑
= −1
𝜕𝐶𝑘 100.1(70−35)
 𝜕𝑇1
= (35−26)2 = 4,32
𝜕𝐶𝑘 100.1
 𝜕𝑇2
= (35−26)2
= 1,234
𝜕𝐶𝑘 (35−26)100.1(−1)−100.1(70−35)(1)
 𝜕𝑇3
= (35−26)2
= -5,43

 ∆𝐶𝑘 =
2 2 2 2 2
√|3,89. 2 . 0,005| + |−1. 2 . 0,005| + |4,32. 2 . 0,5| + |1,234. 2 . 0,5| + |−5,43. 2 . 0,5|
3 3 3 3 3

= √0,000168 + 0,000011111 + 2,0736 + 0,169 + 3,2761


=√5,5188791
= 2,3492 𝑘𝑎𝑙⁄℃
∆𝐶𝑘𝑎𝑙 2,3492
 Ralat relative : × 100% = × 100% = 0,693% ≈ 0,7% (2AP)
𝐶𝑘𝑎𝑙 338,9

 Jadi, 𝐶𝑘𝑎𝑙4 = (338,9 ± 2,3) 𝑘𝑎𝑙⁄℃ dengan ralat relative sebesar 0,7% (2AP).
G. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel di
atas, maka dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis yang dihasilkan
nantinya. Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang berbeda menghasilkan besar
kalor jenis yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang sama juga memberikan perbedaan besar
kalor jenis jika suhunya berbeda.

Temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda berkaitan dengan
energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Semakin besar energi termisnya
semakin besar pula temperaturnya. Temperature disebut juga suhu. Alat yang digunakan
untuk mengukur temperature atau suhu adalah thermometer.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan 1 gram zat untuk
menaikkan suhu sebesar 1°C. kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda
untuk melepas atau menerima kalor. Sedangkan kapasitas kalor diartikan sebagai
banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda bermassa tertentu untuk menentukan suhu
sebesar 10°C.
Dalam percobaan ini dilakukann pengukuran kapasitas kalor calorimeter bukan
kalor jenis calorimeter karena tidak mungkin menaikkan massa dari calorimeter tersebut,
yang dapat dinaikkan hanya suhunya berdasarkan persamaan. Jika menggunakan zat lain
maka yang dihitung adalah kalor jenisnya.
Percobaan kalorimeter dilakukan untuk mencari kapasitas kalor kalorimeter yang
dilakukan dengan mencampurkan air panas dan air dingin sehingga diperoleh
keseimbangan termal (suhu campuran). Harus diusahakan bahwa saat pencampuran cairan
benar- benar terisolasi (tidak ada kalor yang terbebas keluar ataupun masuk)
Dalam percobaan ini metode yang digunakan dikenal dengan metode pencampuran,
yaitu benda yang ingin diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperature (t₂).
kemudian beda tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter berisi air yang berada dalam
kesetimbanagn temberatut (t1). Pencampuran kedua system tersebut akan menghasilkan
kesetimbangan temperatur (t2).

Hasil praktikum ini bisa dibilang telah sesuai dengan Azas Black yang berbunyi :
“Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.” Di mana jumlah
kalor yang dilepas oleh bahan baik besi, kuningan, tembaga dan juga es sama dengan
jumlah kalor yang diterima oleh air. Sehingga akhirnya mencapai suhu tetap yang tidak
berubah naik atau turun lagi.

Menurut Wahyuni (2010) prinsip kerja kalorimeter didasarkan pada Azas Black
yang dinyatakan sebagai berikut :

 Jika dua benda yang mempunyai suhu berbeda didekatkan sehingga terjadi kontak
maka temperatur akhir kedua benda yang mempunyai suhu berbeda setelah keseimbangan
termis tercapai akan sama.
 Jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang diberikan.

(Wahyuni, 2010).

H. KESIMPULAN
1. Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda bertemperatur tinggi menuju
benda yang bertemperatur rendah. Jika suatu benda menerima atau melepas kalor, maka
temperatur benda tersebut akan naik atau turun dan dapat juga wujudnya berubah. Kalor
adalah suatu bantuan energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Ketika benda itu saling berhubungan benda yang menerima kalor
suhunya akan naik, sedangkan yang melepas kalor suhunya akan turun. Kapasitas kalor
adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu untuk menaikkan suhu
sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem international ialah J/K. Kalor jenis
adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan
suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
melepas atau menerima kalor.
2. Menentukan kapasitas kalor pada kalorimeter dapat dilakukan dengan mengikuti
prosedur yang ada. Air yang bersuhu tinggi akan memaparkan panasnya kepada air yang
bersuhu rendah dan akan terjadi kesetimbangan. Sesuai dengan asas Black, kalor yang
diterima sama dengan kalor yang dikeluarkan. Dengan Cair = 1 Kal/gºC digunakan
rumus :
𝑇2−𝑇3
Ckal=map.ca𝑇3−𝑇1-mad.ca

3. Set kalorimeter yang terdiri dari bejana pelindung, pengaduk, bejana kalorimeter,
penutup dapat digunakan dengan mudah karena tidak diperlukan keahlian khusus dalam
penggunaannya. Tetapi, dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam praktikum demi
mencegah terjadinya segala proses perpindahan panas dari sistem ke lingkungan yang
pastinya akan membuat hasil dari data tidak valid. Penggunaanya, pertama isi
kalorimeter dengan air dingin yang sudah diukur suhunya, lalu tambahkan air panas
dengan suhu tertentu, air yang ada didalam kalorimeter diaduk dengan batang pengaduk
secara perlahan kemudia diukur suhunya.
4. Ralat yang diperoleh adalah sebagai berikut :
 Percobaan 1

NO. Ckal (Kal/ºC) ∆𝐂𝐤𝐚𝐥 (𝐊𝐚𝐥/°𝐂) Ckal (Kal/ºC) Ralat relative


(%)
1. 120 21,6 120±21,6 18 %
2. 140 19,2 140±19,2 13,7%
3. 50 5,725 50±5,725 11,45%
4. 50 5,725 50±5,725 11,45%
 Percobaan 2

NO. Ckal (Kal/ºC) ∆𝐂𝐤𝐚𝐥 (𝐊𝐚𝐥/°𝐂) Ckal (Kal/ºC) Ralat relative


(%)
1. 259,1 1,4 259,1±1,4 0,56 %
2. 338,9 2,3 338,9±2,3 0.7%
3. 412,5 3,1 412,5±3,1 0,75%
4. 338,9 2,3 338,9±2,3 0,7%
I. DAFTAR RUJUKAN
Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika edisi ketiga jilid : 1. Jakarta : Erlangga
Syafriuddin dan Hanesya, Rio. 2012.”Perbandingan Penggunaan Energi Alternatif Bahan
Bakar Serabut (Fiber) dan Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Bahan Bakar Batu Bara
dan Solar Pada Pembangkit Listrik”. Jurnal Teknik Elektro.Vol 3;Hal 3.
Suparto, Mas Hadi. 1974. Fisika Dasar 1. Malang : IKIP Malang

Wahyuni, Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :


Universitas Jember.

J. LAMPIRAN
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 13%

Date: Friday, November 15, 2019


Statistics: 306 words Plagiarized / 2354 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI KALORIMETER Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Praktikum Fisika untuk Biologi Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo,S.Si.
M.Sc. Oleh : Nama : Rizka Ayu Pambudingtyas NIM : 190342621272 Offering : G /
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI November 2019

TUJUAN Memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor zat dan
kalor jenis zat.

Mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat padat. Terampil
menggunakan calorimeter. Terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.
Terampil menggunakan thermometer. DASAR TEORI Kalor bukan merupakan zat, namun
kalor dapat berpindah antar sistem sebagai akibat dari perbedaan temperature dan
perpindahannya dari zat yang memiliki temperature tinggi ke temperature lebih rendah.

Maka zat bertemperatur tinggi akan melepaskan kalor yang kemudian akan ditangkap
oleh zat bertemperatur lebih rendah hingga temperaturnya sama dan tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai