Anda di halaman 1dari 3

Nama : Della Cahyaningrum

NIM : 190342621242

Offering G/Biologi 2019

Vaksin sebagai Produk Bioteknologi Kedokteran

Latar Belakang

Bioteknologi kedokteran memegang peran penting dalam perkembangan tindakan medis


untuk pengobatan suatu penyakit. Thierman menjelaskan bahwa umumnya teknik yang digunakan
dalam bioteknologi kedokteran menggunakan pendekatan molecular untuk mendeteksi penyakit
genetic yang berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom dan kerusakan gen. Kajian
bioteknologi kedokteran mempertimbangkan bagaimana bioteknologi mampu menggunakan
teknik baru untuk menghasilkan suatu produk dalam pengobatan suatu penyakit. Salah satu produk
dari bioteknologi kedokteran adalah vaksin.

Apa itu Vaksin?

Menurut Campbell dan Reece (2012), Vaksin merupakan pathogen yang mati atau
melemah (tidak berbahaya) atau berasal dari penentu antigenik, yang digunakan untuk
menginduksi pembentukan antibody atau kekebalan terhadap pathogen. Secara umum, Vaksin
merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk mencegah penyakit dan menjaga
kondisi tubuh. Vaksin juga sering disebut imunisasi, mengambil keuntungan dari fungsi unik yang
dimiliki tubuh dalam mempelajari dan melawan kuman-kuman penyebab penyakit.

Vaksin dapat digunakan untuk merangsang kekebalan tubuh. Tubuh dapat memproduksi
antibody dan dapat merangsang system perlindungan terhadap infeksi mikroba. Vaksinasi tertentu,
efektif dalam melindungi tubuh dari pathoen penyebab penyakit polio, tetanus, tifus, dan berbagai
penyakit lainnya. Pengembangan vaksin terhadap pathogen berbahaya yang berpotensi
menyebabkan kematian masih terus dilakukan. Ilmuwan banyak berharap mengujicobakan
vaksinasi untuk melawan sel kanker. Vaksin kanker sedang diujicobakan melalui terapi
pengobatan terhadap penderita kanker, bukan terapi pencegahan. Dalam pendekatan ini, penderita
kanker disuntikkan antigen sel kanker untuk merangsang pembentukan system kekebalan tubuh
agar menyerang sel-sel kanker. Baru-baru ini ditemukan vaksin “DNA naked” yang bagian
encoding-nya (penyandian) dapat menghasilkan antigen yang dapat disuntikkan langsung kedalam
jaringan. Sel-sel yang memiliki DNA ini dapat mengekspresikan anigen yang dapat memproduksi
antibody di dalam tubuh. (Nugroho, E.D,2018)

Apa saja tujuan Vaksinasi?

Tujuan utama vaksinasi ialah untuk merangsang produksi antibody oleh system kekebalan
tubuh. Dengan demikian, antibody dapat melawan benda asing yang masuk melalui tubuh.
Antibody dapat digunakan untuk mengatasi kondisi yang ada di dalam tubuh sebagai pertahanan
dalam mencegah infeksi penyakit. Antibody digunakan dalam berbagai macam terapi pengobatan.
Hal ini dimungkinkan karena antibody bekerja spesifik terhadap pathogen tertentu dengan
mengenali dan mengikatnya dengan afinitas yang besar.

Macam jenis Vaksin dan penemunya

1. Vaksin Cacar
Vaksin Cacar tidak dapat dipisahkan dari Edward Jenner (1749-1823). Jenner
mendengar cerita bahwa jika seorang tertular cacar sapi yang sering terjadi pada pemerah
sapi pada waktu itu, maka dia akan menjadi kebal dan terlindung dari penyakit cacar yang
pada saat itu masih mewabah. Ia melakukan observasi sistematis dan melakukan
eksperimen terhadap seorang anak. Jenner mengambil darah dari vesikel di tangan pemerah
susu yang tertular cacar sapi, kemudian menginokulasi cairan tersebut pada dua irisan
sepanjang 2,5 inci pada lengan anak tersebut. Enam minggu kemudian ia memvariolasi
(memaparkan virus cacar dari penderita cacar ke manusia sehat) ke lengan anak tersebut
dan tidak menunjukkan suatu reaksi. Variolasi diulang beberapa bulan kemudian, ternyata
hasilnya tetap sama. Jenner menyusun tulisan ilmiahnya tentang kekebalan terhadap caca
manusia yang pernah tertular cacar sapi. Ia juga melakukan survey nasional yang
mendukung teorinya. Sesudah penemuan Jenner diujicoba dan dikonfirmasi banyak
ilmuwan lain, vaksinasi cacar mulai meluas di London untuk kemudian menyebar di
Inggris, seluruh Eropa, dan dunia.
2. Vaksin Anti Rabies (VAR)
Pasteur (1885) memperkenalkan cara penanggulangan penyakit akibat gigitan
tersangka rabies dengan menggunakan cara vaksinasi menggunakan vaksin anti rabies
(VAR). VAR yang digunakan ini kemudian mengalami perkembangan berupa perbaikan,
ini sebagai usaha untuk mendapatkan vaksin yang lebih imunogenik dan lebih aman.
Seperti diketahui rabies adalah penyakit menular yang akut dari susunan syaraf pusat yang
disebabkan virus RNA dari golongan famili Rhabdiviridae yang terdapat dalam air ludah
dari hewan ataupun manusia yang menderita anjing gila. Virus yang bersifat neurotrop ini
sebetulnya penyebab penyakit terutama pada hewan, namun dapat menular kepada manusia
terutama melalui gigitan hewan.

Efek samping dari Vaksin


Vaksin seperti obat pada umumnya, yaitu dapat menyebabkan efek samping. Efek samping
yang ditimbulkan biasanya ringan. Efek dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi adalah
berat. Oleh karena itu merupakan suatu tindakan yang sangat beresiko apabila kita tidak
memvansinkan anak kita. Vaksin adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit yang mematikan
tersebut.

Rujukan
Nugroho, E.D dan Dwi A.R. 2018.Pengantar Bioteknologi:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Deepublish
Suyadi dan Aulia P.A.Y.2018.Kamus Istilah Bioteknologi Peternakan. Malang:UB

Anda mungkin juga menyukai