Anda di halaman 1dari 4

Lampiran

Keputusan Direktur Rumah Sakit Andimas

Nomor : B/ /KPTS/Dir/RSA/XII/2019

Tanggal: 26 Desember 2019

I. Pengertian
Penggunaan obat yang rasional dan bermutu adalah apabila pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam
periode waktu yang adequate dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Dan
obat tersebut tertuang dalam Formularium Rumah Sakit Andimas.

II. Ruang Lingkup

Penggunaan obat sesuai Formularium ini berlaku untuk semua staf medik Rumah Sakit
yang terkait dalam pemberian terapi pengobatan kepada pasien, Tim Farmasi dan Terapi,
Instalasi Farmasi dan tenaga kesehatan lainnya.

Formularium merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi memuat
sediaan obat dan informasi penting lainnya yang merefleksikan keputusan klinik mutakhir
dari staf medik rumah sakit. Yang bertanggung jawab dalam penyusunan/revisi
formularium adalah Tim Farmasi dan Terapi yang dibantu secara aktif oleh Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.

Formularium yang dikelola dengan baik mempunyai manfaat untuk rumah sakit, antara
lain :

1. Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit.


2. Merupakan bahan edukasi bagi professional kesehatan tentang terapi obat yang
rasional.
3. Memberikan rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar mencari
harga obat yang termurah.
4. Memudahkan professional kesehatan dalam memilih obat yang akan digunakan
untuk perawatan pasien.
5. Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang jenisnya dibatasi sehingga professional
kesehatan dapat mengetahui dan mengingat obat yang mereka gunakan secara
rutin.
6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dapat melakukan pengelolaan obat secara
efektif dan efisien. Penghematan terjadi karena IFRS tidak melakukan pembelian
obat yang tidak perlu. Oleh karena itu, rumah sakit mampu membeli dalam
kuantitas yang lebih besar dari jenis obat yang lebih sedikit.

1
III. Tata Laksana

Pedoman penggunaan formularium yang digunakan akan memberikan petunjuk kepada


dokter, apoteker, perawat serta petugas administrasi di rumah sakit dalam menerapkan
sistem formularium. Pedoman ini meliputi :

a. Membuat kesepakatan antara dokter / KSM dengan Tim Farmasi dan Terapi dalam
menentukan kerangka mengenai tujuan, organisasi, fungsi dan ruang lingkup.
KSM harus mendukung sistem formularium yang diusulkan oleh Tim Farmasi dan
Terapi.

b. KSM harus dapat menyesuaikan sistem yang berlaku dengan kebutuhan tiap-tiap
institusi.

c. KSM harus menerima kebijakan-kebijakan dan prosedur yang ditulis oleh Panitia
Farmasi dan Terapi untuk menguasai sistem Formularium yang dikembangkan
oleh Tim Farmasi dan Terapi.

d. Nama obat yang tercantum dalam Formularium adalah nama generik dan nama
dagang obat.

e. Membatasi jumlah produk obat yang secara rutin harus tersedia di Instalasi
Farmasi.

f. Membuat prosedur yang mengatur pendistribusian obat generik yang efek


terapinya sama, seperti :

 Apoteker bertanggung jawab untuk menentukan jenis obat generik yang sama
untuk disalurkan kepada dokter sesuai produk asli yang diminta.

 Dokter yang mempunyai pilihan terhadap obat paten tertentu harus didasarkan
pada pertimbangan farmakologi dan terapi.

 Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat


dari sediaan kimia, biologi dan sediaan farmasi yang digunakan oleh dokter
untuk mendiagnosa dan mengobati pasien.

Kriteria Pemilihan Obat

Tahap pemilihan obat merupakan tahap yang paling sulit dalam proses penyusunan
formularium karena keputusan yang diambil memerlukan pertimbangan dari berbagai
faktor :

1. Faktor Institusional (Kelembagaan)


Obat yang tercantum dalam formularium adalah obat yang sesuai dengan penyakit,
populasi penderita dan kebijakan lain rumah sakit.

2
2. Faktor Obat
Obat yang tercantum dalam formularium harus mempertimbangkan efektivitas,
keamanan, profil farmakokinetik dan farmakodinamik, ketersediaan obat dan fasilitas
untuk penyimpanan atau pembuatan, kualitas produk obat, reaksi obat yang
merugikan serta kemudahan dalam penggunaan. Produk obat telah memiliki izin edar
dari Departemen Kesehatan.

3. Faktor Biaya
Setelah pertimbangan ilmiah dibuat, TFT harus mempertimbangkan biaya terapi obat
secara keseluruhan. Hal ini termasuk biaya sediaan obat, biaya penyiapan obat, biaya
pemberian obat dan biaya monitoring selama penggunaan obat. Obat terpilih adalah
obat dengan biaya terapi keseluruhan yang paling rendah.

Penggunaan dan Distribusi Formularium

Kepatuhan penggunaan formularium memerlukan dukungan dari pimpinan rumah sakit


berupa surat keputusan tentang penggunaan obat sesuai formularium. Sosialisasi harus
dilakukan kepada seluruh professional kesehatan, dengan cara pertemuan, surat edaran,
penyerahan buku formularium ke masing-masing KSM.

Tahapan yang cukup penting dalam pemberlakuan formularium adalah menjamin bahwa
semua professional kesehatan mengenal dan mengetahui cara menggunakan formularium
tersebut.

Formularium didistribusikan kepada :

 Unit pelayanan untuk penderita rawat inap, rawat jalan, rawat darurat.
 Instalasi Farmasi dan seluruh satelit/depo farmasi.
 Pimpinan rumah sakit
 Pusat pelayanan informasi obat
 Anggota KSM dan apoteker
 Perpustakaan
 Bagian Logistik farmasi

 Bagian lain yang dianggap perlu.

Jumlah formularium harus cukup memadai untuk semua yang tersebut diatas dan
buku pengganti harus selalu tersedia jika ada permintaan akibat buku yang sudah
diterima rusak atau hilang.

IV. Dokumentasi
1. Formularium Rumah Sakit Andimas
2. SPO Penggunaan Obat di Rumah Sakit

3
4

Anda mungkin juga menyukai