Anda di halaman 1dari 7

Pneumonia

Definisi

Pneumonia adalah suatu peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit)

Etiologi

Bakteri Gram positif Bakteri Gram Negatif Bakteri Anaerobik Virus


Streptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa Prevotella Influenza
Staphylococcus aureus Haemophilus influenza Fusobacterium Parainfluenza
Escherichia coli Veillonella Coronavirus
Klebsiella pneumoniae metapneumovirus
Serratia marcescens Rhinovirus
Proteus mirabilis
Enterobacter cloacae
Acitenobacter baumannii
Pneumonia Tipikal:

Streptococcus pneumoniae

Haemophylus influenza

Moraxella catarrhalis

Klebsiella pneumoniae

Legionella pneumophila

Pneumonia Atipikal:

Mycoplasma pneumoniae

Chlamydia pneumoniae

Chlamydia psitacci

Chlamydia trachomatis

Coxiella burnetti

RSV

Influenza

Parainfluenza

Adenovirus
Dasar Diagnosis

 Demam
 Batuk
 Sesak nafas
 Terlihat gelisah atau rewel

Pada pemeriksaan fisik ditemukan:

Bayi: takipneu, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi

Anak: batuk, panas, gelisah

Anak prasekolah: gejala diatas disertai batuk produktif atau non-produktif

Auskultasi: Ronkhi basah halus

Takipnea berdasarkan WHO:

USIA PERNAFASAN
<2 bulan >60x
2-<12 bulan >50x
1-5 tahun >40x

Klasifikasi derajat usia 2 bulan sampai 5 tahun

Gambaran Klinis Derajat penyakit


Saturasi Oksigen <90% atau sianosis sentral
Distres saluran pernafasan berat (retraksi dinding Pneumonia Sangat Berat
dada bawah berat, grunting)
Tanda pneumonia disertai tanda bahaya (tidak
dapat minum/menetek, penurunan kesadaran,
kejang)
Retraksi dinding dada bagian bawah Pneumonia berat
Nafas cepat Pneumonia
>50x/ menit usia 2-12 bulan
>40x/ menit usia 1-5 tahun
Tidak ada tanda pneumonia Bukan pneumonia

Pemeriksaan penunjang:

Radiologi: Proyeksi Posterior-Anterior (Gold standard) ditemuka gambaran radiologis klasik air
bronchogram pada pneumonia bakterialis, peribronchial cuffing pada pneumonia virus atau
mikoplasma, pneumatokel pada pneumonuia S.aureus

Laboratorium:

Leukosistosis >15.000
Kultur darah (+)

Diagnosis Banding

Komplikasi

 Efusi pleura
 Abses paru
 Meningitis

Treatment

 Rawat inap di rumah sakit


 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >90%
 Analgetik Antipiretik PCT 10-15mg/kgBB
 Terapi cairan 80% kebutuhan basal
 Antibiotik (Lihat Algoritma)
Patofisiologi

Mekanisme Patogen
Airborne Mycoplasma pneumoniae
Chlamydophila psitacci
Chlamydophila pneumoniae
Legionella pneumophila
Sekret orofaring Streptococcus pneumoniae
Aspirasi Haemophylus influenza
Anaerob, basil gram negatif
Hematogen Staphylococcus aureus
microorganism Pneumocystis jiroveci

Patofisiologi
Pneumonia Kongenital

Definisi

Pneumonia adalah Pneumonia adalah suatu peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)

suatu penyakit infeksi neonatus yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas tinggi terutama di negara
berkembang

Etiologi

Minggu pertama kehidupan lebih sering disebabkan gram (-)

Lebih dari minggu pertama disebabkan gram (+)

Dasar Diagnosis

Anamnesis riwayat infeksi pada Ibu

Diagnosis Banding

Acute Respiratory Distress Syndrome

Trancient Tachypneu of Newborn

Aspirasi mekonium

Edema paru

Komplikasi
Meningitis

Efusi pleura

Sepsis

Treatment

 Mempertahankan oksigenasi adekuat, jika memungkinkan PaO2 50-80 mmHg


 Mempertahankan sirkulasi darah
 Jika HT <40%, lakukan transfusi darah
 Antibiotik (jika diduga ada infeksi bakteri): sebaiknya diberikan >4 hari atau >7 hari
 Ampisilin: 0-7 hari 50mg/kgBB/12 jam
 7 hari 50mg/KgBB/8 jam
 Ditambah Gentamisin: dosis Loading 8mg/KgBB dilanjutkan, bila usia 0-7 hari: 3mg/KgBB/24 jam
(BB <2kg) atau 6 mg/KgBB (BB>2 kg)
 Jika disebabkan infeksi nosokomial berikan sefalosporin generasi III
0-7 hari: 100 mg/KgBB/hari dibagi 2 dosis secara i.m/i.v
>7 hari: 150 mg/KgBB/hari dibagi 2 dosis secara i.m/i.v

Jika gagal dengan terapi lini pertama dapat diberikan sefalosporin generasi III atau kloramfenikol. Atau
tergantung dengan hasil kultur dan resistensi bakteri.

Pencegahan

 Imunisasi maternal dengan vaksinasi polisakarida pneumokokus


 Pencegahan transmisi penyakit menural seksual maternal
 Menjaga kebersihan jalan lahir dengan cairan antiseptik setiap melaukan vaginal toucher
 Suplemen vitamin A saat lahir
 Tatalaksana gagal nafas

Patofisiologi

Pneumonia kongenital mungkin didapat secara intrauterin (transplasental hematogen, askending


dari lubang kelahiran), intrapartum (aspirasi) atau setelah kelahiran (hematogen, lingkungan). Patogen
tersering merupakan bakteri tetapi juga bisa disebabkan virus, jamur, parasit yang menginduksi reaksi
inflamasi paru-paru. Inflamasi menyebabkan kerusakan epitel organ pernafasan, kebocoran cairan protein
kedalam alveolus dan jaringan interstitial, menyebabkan defisiensi atau disfungsi surfaktan. Terakumulasi
eksudat dan debris selular, jaringan paru terisi eksudat dan cairan menyebabkan konsolidasi peru dan
terjadi hipoksia.

Anda mungkin juga menyukai