PEMBAHASAN
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (1986) sumber adalah asal sesuatu.
Sumber ajaran islam adalah asal ajaran islam (termasuk sumber agama islam di
dalamnya). Allah telah menetapkan sumber ajaran islam yang wajib diikuti oleh
setiap muslim. Ketetapan Allah itu terdapat dalam surat an-nisa (4) ayat 59 yang arti
terjemahannya (lebih krang) sebagai berikut. “ hai orang-orang yang beriman,
taatilah (kehendak) allah, taatilah (kehendak) rasul(-nya) dan (kehendak) ulil amri di
antra kamu…” menurut al-Quran surat an-nisa ayat 59 itu setiap mukmin (orang-
orang yang berfirman) wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rasul, dan
kehendak ‘penguasa’ atau ulil amri (kalangan mereka sendiri. Kehendak Allah kini
kini terekam dalam al-Quran, kehendak rasul terhimpun sekarang dalam al-Hadis,
kehendak ‘penguasa’ (uli amri) termaktub dalam kitab-kitab hasil karya orang yang
memenuhi syarat karena mempunyai “kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan untuk
mengalirkan ajaran islam dari dua sumber utamnya itu yakin al-Quran dan al-Hadis
dengan rakyu atau akal pikiran.
Ketiga sumber ajaran islam ini merupakan satu rangkaian kesatuan, dengan
urutan keutamaan seperti tercantum dalam kalimat di atsa, tidak boleh dibalik. Dan
kalu dihubungkan dengan peringkat (renking)-kan masing-masing, al-quran dan al-
hadis merupakan sumber utama, sedangkan akal pikiran manusia yang memenuhi
syarat bertijtihad untuk merumuskan ajran, menentukan nilai dan moral suatu
perbuatan dan benda, merupakan sumber tambahan atau sumber pengembangan.
B. Pengertian Al-Quran
Kata Al-Quran diambil dari akar kata qara’a yang bearti mengumpulkan menjadi
satu. Qara’a berarti membaca atau menunturkan, karena dalam pembacaan atau
penuturan , huruf-huruf dan kata-kata dihimpun dan disusun dalam susunan tertentu.
Al-quran juga berarti suatu buku yang harus dibaca, sebagimana tersimpul dari
pernyataan Rasul, bahwa Al-Quran ini adalah buku bacan yayng tersebar luas di
seluruh dunia.
Secara etimologis, kata Al-Quran mengandung arti bacaan atau yang dibaca.
Lafal Al-Quran berbentuk isim masdar dengan makna “isim maf’ul”. Lafal Al-Quran
dengan arti bacaan, misalnya terdapat dalam firman Allah Qs. Al-Qiyyamah (75): 16-
18:
Artinya:
Kata Al-Quran digunakan dalam arti sebagai nama kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Bilah dilafazkan dengan menggunakan alif-lam
berarti untuk keseluruhan apa yang dimaksud dengan Quran, sebagaimana firman
Allah dalam Qs. Al-israa (17):9:
Artinya:
Sehubungan dengan ini Allah menegaskan dalam firmannya dalam Qs. Yusuf
(12):2:
Artinya:
g. Menurut Zkariya al-Biri sebagaimana dikutip oleh Romli S.A, Al-Quran adalah
kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-nya Muhammad SAW,
dengan lafal bahasa Arab dinukil secara mutawatir dan ditulis pada lembaran-
lembaran mushaf.
h. Menurut Subhi al-Salih Al-Quran adalah firman Allah yang bersifat/berfungsi
mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Nabi Muhammad). Yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tersulis di dalam mushaf-mushaf,
yang dinukil/diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan dipandang ibadah bagi
yang membacanya.
1. Al-Quran itu berbentuk lafaz. Ini mengandung arti bahwa apa yang
disampaikan Allah melalui Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk
makna dan dilafazkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan ibaratnya sendiri
tindakan disebut Al-Quran.
2. Al-Quran adalah berbahasa Arab. Ini mengandung arti bahwa Al-Quran yang
dialihbahasakan kepada bahasa lain atau yang diibaratkan dengan bahasa
lain bukanlah Al-Quran.
3. Al-Quran itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini mengandung arti
bahwa wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi-nabi terdahulu tindakan
disebut Al-Quran.
4. Al-Quran dinukilkan secara mutawatir. Mengandung arti bahwa ayat-ayat
yang tidak dinukilkan dalam bentuk mutawatir bukanlah Al-Quran.
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengajarkan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sesungguhnya Dia
akan menggunakan bagian mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-
Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan aku. Dan
dengan siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik.
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-ku.
Pengertian ibadah menurut islam adalah cukup luas, sebab tidak
hanya terbatas kepada shalat, puasa, haju dan semacam itu, tetapi semua
human activity yang dilakukan oleh manusia dengan motivasi/niat yang baik
seperti untuk mencari keridhaan Allah, semuanya dipandang ibadah. Ibadah
bagi manusia berfungsi sebagai menifestasi rasa syukur kepada Allah SWT
atas sebagai nikmat dan karunia yang telah diberikan kepadanya dan sebagai
realisasi (bukti) keimanannya kepada Allah SWT.
4. Jalan dan cara mencapai kebahagian
Setiap manusia yang beriman pasti bercita-cita ingin mendapatkan
kebahagian hidupnya di dunia maupun di akhirat. Allah SWT dalam Al-Quran
telah memberikan petunjuk-Nya bahwa manusia harus menempuh jalan
lurus-jalan yang diriha’I oleh Allah SWT, dengan cara menghayati dan
mematuhi segala aturan agama yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya.
5. Cerita-cerita/ Sejarah-sejerah Umat Manusia Sebelum Nabi Muhammad
SAW.
Cerita-cerita di ungkapkan dalam Al-Quran dengan tujuan sebagai berikut:
a. Agar dijadikan pelajaran oleh umat Nabi Muhammad SAW bagaimana nasib
orang yang taat kepada Allah dan bagaimana nasib umatr yang ingkar
kepada-Nya.
b. Sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau, agar
Nabi dan sahabat-sahabatnya tetap bertegur hati/tidak berkecil hari dalam
menghadapi segala macam hambatan dan tantangan dalam menjalankan
dakwah islamiah.
D. Keistimewaan AI-Quran
1. Lafadz dan maknanya dating dari Allah dan disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan jalan wahyu. Nabi tidak
boleh mengubah baik klimat maupun pengertiannya selain dari
menyampaikan seperti apa yang diterimanya. Oleh karena itu, tidak boleh
meriwayatkan Al-Quran dengan makna, dan dengan demikian maka Al-
Quran berada dengan hadis baik hadis Qudshi maupun Hadis Nabawi,
karena keduanya merupakan ungkapan kalimat dari Nabi dan merupakan
perkataan Nabi yang diwahyukan Allah kepadanya,
Demikian juga halnya dengan tafsir Al-Quran sekalipun berbahasa Arab,
tidak boleh dinamakan Al-Quran, karena kalimat-kalimat tafsir sekalipun
sesuai lafadz dan maknanya dengan Al-Quran merupakan kreasi pada
ahli tafsir, bukan kalam Allah yang maha agung.
2. Bahwa Al-Quran diturunkan dengan lafasz dan gaya bahasa Arab, seperti
yang difirmankan Allah dalam sunah az-Zukhruf (43):3:
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai umat muslim kita harus mengamalkan dan menjalankan Al-Quran dan
Al-Sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan
sumber dari hokum agama islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu
di sunia dan di akhirat nanti. Agar hidup yang kita jalani lebih sempurna dan
mempunyai tujuan hidup.
DAFTAR PUSTAKA