Oleh :
1. Ari Yogo Maulana (62019040005)
2. Hidayah Noor Maulina (62019040027)
3. Hery Wahyudi (62019040026)
4. Esa Zulfia (62019040017)
5. Dewi Laila Handayani (62019040015)
6. Fittia Oktaviani (62019040023)
7. Illya Ika Putri (62019040028)
8. Lailis Safittri (62019040032)
1
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................... 3
B. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Pengertian ............................................................................................ 5
B. Etiologi ................................................................................................. 5
C. Manifestasi klinis ................................................................................. 6
D. Patofisiologi ......................................................................................... 7
E. Pemeriksaan Diagnostik............................................................... ......... 7
F. Pathway ....................................................................................... ......... 9
G. Penetalaksanaan medis ............................................................... .......... 10
H. Penetalaksanaan Keperawatan ................................................... .......... 10
I. Komplikasi ................................................................................... ........ 11
J. Diagnosa keperawatan .......................................................................... 11
K. Renacana tindakan keperawatan ............................................... ........... 11
BAB III STUDI KASUS ................................................................................ 14
A. PENGKAJIAN .................................................................................. 14
I. Identitas Data ............................................................................. 14
II. Keluhan Utama .......................................................................... 14
III. Riwayat Penyakit Sekarang..................................................... .... 14
IV. Riwayat Penyakit Dahulu ......................................................... 15
V. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan ............................... 15
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Disertai Genogram)........................................................... 16
VII. Pola Fungsional Menurut Gordon....................................... 16
VIII. Keadaan Kesehatan Saat Ini ................................................ 18
IX. Pemeriksaan Fisik ................................................................ 19
X. Data Penunjang ..................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 33
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronkopneumonia yang masuk kesaluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
broncus dan alveolus. Pengertian Bronkopneumonia adalah salah satu pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya (Smeltzer, et al. 2002: 572).
Sedangkan definisi arti yang lainnya menurut Hidayat. 2003 adalah suatu radang parenkim paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala
panas yang tinggi, gelisah, dispnoe, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan
produktif
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang di sebabkan oleh karena infeksi atau iritasi
dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat peradangan. (Murwani, 2009)
Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2013, khususnya Kabupaten Semarang penderita pneumonia pada balita berjenis laki-laki
sejumlah 863 kasus (24,04%) dengan jumlah balita laki-laki 35.899, dan jumlah penderita 3.590.
Adapun yang berjenis kelamin perempuan ditemukan sejumlah 827 kasus (24,04), dengan jumlah
balita 34.401 dan jumlah penderita 3.440 (Dinkes jateng, 2015). Berdasarkan dari laporan 31
provinsi diindonesi, ditemukan 477.429 anak balita dengan pneumonia atau 21,52% dengan
proporsi 35,02% pada usia dibawah satu tahun dan 64,79% pada usia hingga 4 tahun. Jika dirata-
rata sekitar 2.788 anak meninggal setiap harinya akibat pneumonia. (Suriani, 2009).
Di indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah kardiovaskuler dan
tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Penanggulangan
penyakit pneumonia menjadi fokus ketiga dari program Penanggulangan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (PPISPA). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih
dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan penyebaran informasi tentang
penanggualangan pneumonia oleh tenaga kesehatan (Setiawan, 2009).
Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat merupakan tindakan
utama dalam menghadapi pasien bronchopneumonia untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal
dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali. Intervensi keperawatan utama adalah
3
mencegah ketidakefektifan jalan nafas. Agar perawatan berjalan dengan lancar maka diperlukan
kerja sama yang baik dengan tim kesehatan yang lainnya, serta dengan melibatkan pasien dan
keluarganya. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk memberikan
Asuhan Keperawatan pada An.W dengan Bronchopneumonia di Ruang Bougenville 2 RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman dalam peranan asuhan keperawatan pada
pasien Bronchopeneumonia.
2. Tujuan Khusus
Penulis mengetahui dan mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bronchopneumoni adalah radang pada paru – paru yang mengenai satu/beberapa
lobus paru – paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrasi (Betz C, 2012).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia
terjadi konsolidasi area berbercak. Bronchopneumoni adalah radang pada paru – paru
yang mengenai satu/beberapa lobus paru – paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrasi (Betz C, 2012).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia
terjadi konsolidasi area berbercak (Suriadi Yuliani, 2011).
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam- macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2010)
Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama
alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak.
B. Etiologi
Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai
penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini. Sebenarnya pada diri manusia sudah
ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor-
faktor prsesipitasi yang dapat menyebabkan timbulnya.
Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus
5
Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini disebabkan oleh virus
Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung.
Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien
yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.
C. Manifestasi klinis
Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat dan
lesu
6
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
D. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen
yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza dan streptococcus pneumoniae bakteri.
Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus. Terjadinya destruksi sel
dengan menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan
fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada anak kondisi ini dapat akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic Fibrosis,
aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan risiko pneumonia.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan
dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
7
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus
8
F. Pathway
Masuk alveoli
Sputum
mengental Kompliance paru
turun
Ketidakefektifan
Bersihan jalan
nafas
Gangguan pola
tidur
9
G. Penatalaksanaan medis
Pengobatan supportive bila virus pneumonia
Bila kondisi berat harus dirawat
Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
Antibiotik sesuai dengan program
Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
H. Penatalaksanaan perawatan
Penatalaksanaan pasien dengan DHF adalah sebagai berikut :
i. Lakukan tirah baring atau istirahat baring
ii. Pemberian diet makanan lunak
iii. Berikan minum banyak (2 – 2,5 liter / hari)
iv. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali).
Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan karena
mengandung Na+ 130 mEq / L, K+ 4 mEq / L, korektor basa 28 mEq / L, Cl- 109
mEq / L, dan Ca2+ 3 mEq / L.
v. Monitor tanda – tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tekanan darah, dan
pernapasan); jika kondisi pasien memburuk, maka observasi ketat tiap jam.
vi. Periksa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari.
vii. Pemberian obat antipiretik.\
viii. Monitor tanda – tanda perdarahan lebih lanjut.
ix. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan
dokter).
x. Monitor tanda – tanda dini renjatan, meliputi : keadaan umum, perubahan tanda –
tanda vital, hasil – hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
xi. kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi.
10
I. Komplikasi
Bronkopneumonia adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan. Oleh sebab
itu, jika tidak diobati atau terlanjur parah, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai
komplikasi bahkan kematian. Komplikasi penyakit ini lebih rentan dialami anak kecil,
lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena perawatan atau
kondisi medis tertentu.
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit
bronchopneumonia adalah:
J. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan
nafas
b. Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan
akumulasi exudat
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake
dan tachipnea
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk produktif
K. Rencana Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan
nafas
Tujuan : setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam jalan nafas
menjadi bersih
Kriteria:
a. Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing
b. Sekret di jalan nafas bersih
c. Cuping hidung tidak ada
11
d. Tidak ada sianosi
Intervensi:
1. Kaji status pernafasan tiap 2 jam meliputi respiratory rate, penggunaan otot
bantu nafas, warna kulit
2. Lakukan suction jika terdapat sekret di jalan nafas
3. Posisikan kepala lebih tinggi
4. Lakukan postural drainage
5. Kolaborasi dengan fisiotherapist untuk melaakukan fisiotherapi dada
6. Jaga humidifasi oksigen yang masuk
7. Gunakan tehnik aseptik dalam penghisapan lendir
13
BAB III
STUDI KASUS
A. PENGKAJIAN
Nama mahasiswa : Kelompok 2
Tempat praktek : RSUD dr Loekmono Hadi Kudus
Tanggal pengkajian : 28-12-2019 (09.00 WIB)
I. IDENTITAS DATA
Nama : An. W
Alamat : Mejobo, Kudus
Tgl lahir : 13-03-2017
Agama : Islam
Usia : (2 thn 10 bln )
Suku bangsa : Indonesia
Nama ayah/ibu : Tn. S
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
15
VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (DISERTAI GENOGRAM)
Orang tua pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit
bronkopneumonia mulai dari kakek dan nenek,orang tua hingga kakak / saudara kandung
pasien.
Keterangan :
An.W adalah anak kedua dari 1 bersaudara, An.W tinggal serumah dengan kedua
orangtuanya. Dari silsilah keturunan tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit
seperti An.W
16
b. Pola Nafas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya bernafas dgn normal.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sesak nafas , nafas cepat,
frekuensi nafas 28 x/menit.
c. Pola Eliminas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien BAB 1-2 x sehari tiap pagi
dan sore hari dengan konsistensi lembek, BAK + 5-6 x/hari warna
kuning jernih
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB 1x sehari setiap
pagi, dengan konsistensi lembek, BAK 4-5 sehari warna kuning
jernih.
IWL : 25 x 15 x 7 = 109
24
17
0
Selama sakit : Pasien merasa badanya panas. Suhu : 37,8 C, pasien
menggunakan kompres hangat
g. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa aman dan nyaman
bila berada ditengah-tengah keluarga dan senang film kartun dan
berkumpul dengan teman-teman.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa tidak nyaman saat
sakit karena nyeri perut , pasien menangis ketika perutnya di
tekan
= 2.2,10 + 8
= 4,2 + 8
=4+8
= 12,2kg
A : BB : 20 kg TB : 120 cm U : 2 thn 10 bln
BB/U : > 3 SD
PB/U : 2 SD – 3 SD
BB/PB : > 3 SD
18
B
: Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 10,7 g/dL 11,5 – 13,5
Leukosit 13,5 10ˆ3/uL 6,0 – 17,0
Hematokrit 32,1 % 34 – 40
20
X. DATA PENUNJANG
a. laboratorium
Pemeriksaan tanggal 28-12-2019
Hasil Satuan Nilai Normal/ Batas Hasil
Pemeriksaan
Hematologi
b. Rontgen
COR : bentuk dan letak normal tidak ada pembesaran
PULMO : - corakan bronkus normal
- tampak kuasilidasi di kedua paru
KESAN : COR normal
Bronkopneumonia
21
A. ANALISA DATA
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Penumpukan secret
2. Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi
22
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX NURSING OUT NURSING INTERVENTION
JAM KEP COME CLASIFICATION (NIC)
(NOC)
1. Sabtu,28 1 Setelah dilakukan 1. Monitor pernafasan cepat atau
Desember tindakan keperawatan lambat menggunakan otat
2019 09.05 selama 3x24 jam Pasien tambahan, ada atau tidak nya
menunjukan status suara tambahan ,
pernafasan kembali 2. Monitor TTV
normal 3. Kolaborasi medis pemberian
KH terapi nebulizer
- Mudah untuk bernafas 4. Pantau status oksigen pasien
- Kegelisahan, sianosis, 5. Berikan terapi oksigen bila
dan dispnea tidak ada perlu
- Saturasi O2 dalam 6. Kolaborasi medis pemebrian
batas normal antibiotic
- Secret hilang
2. Sabtu , 28 2 Setelah dilakukan 1. Pantau kecepatan, irama,
desember 2019 tindakan keperawatan kedalaman dan usaha
09.05 selama 3x24 jam respirasi
Pasien menunjukkan 2. Perhatikan pergerakkan dada,
status pernafasan : amati kesimetrisan,
ventilasi tidak penggunaan otot-otot bantu,
terganggu, serta retraksi otot dada
KH 3. Pantau respirasi yang
- Kedalaman inspirasi berbunyi
dan kemudahan 4. Auskultasi bunyi nafas,
bernafas perhatikan area
- Ekspansi dada simetris penurunan/tidak adanya
- Tidak ada penggunaan ventilasi dan adany bunyi
otot bantu nafas tambahan
- Bunyi nafas tambahan 5. Pentau peningkatan
tidak ada kegelisahan, ansietas dan
23
- Nafas pendek tidak tersengal-sengal
ada
24
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX IMPLEMENTASI RESPON TTD
JAM KEP KEPERAWATAN
1 Sabtu, 28 1,2 Melakukan Monitor DS : Keluarga pasien
Desember pernafasan cepat atau mengatakan bersedia
2019 lambat menggunakan otat untuk dilakukan
09.10 tambahan, ada atau tidak pengamatan
nya suara tambahan , pernafasan
DO : pernafasan cepat
28x/mnt,mengunakan
otot tambahan dada
terdengar suara ronchi
25
DO : Pasien di ijeksi
ceftriaxone 1x600 mg
09.45 1 Melakukan Kolaborasi DS :Pasien mau
medis : parasetamol 1 ½ cth minum obat
DO : pasien tampak
minum obat dibantu
oleh ibu pasien
Tidak ada alergi
10.00 1,2 Melakukan kolaborasi DS : Keluarga Pasien
nebulizer bersedia untuk ananya
di terapi nebulizer
DO : Tampak
keluarga membawa
anaknya ke ruang
tindakan , nebulizer
sungkup ventonil+
nacl 2cc
26
dan RR
DO:
- S: 36,7 0 C
- RR : 26 x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 125 x/mnt
14.45 2 Melakukan pemantauan DS: keluarga
peningkatan kegelisahan, mengatakan pasien
ansietas dan tersengal- tersengal sengal
sengal ketika sesudah
menangis
DO: pasien tampak
gelisan
14.50 1 Melakukan Kolaborasi DS :Pasien mau
medis : parasetamol 1 ½ cth minum obat
DO : pasien tampak
minum obat dibantu
oleh ibu pasien
Tidak ada alergi
15.00 1 Melakukan kolaborasi DS :keluarga pasien
pemberian injeksi antibiotik bersedia
DO : tampak di
injeksi ceftriaxone 1x
600 mg
27
18.30 1 Melakukan kolaborasi DS : Keluarga Pasien
nebulizer bersedia untuk ananya
di terapi nebulizer
DO : Tampak
keluarga membawa
anaknya ke ruang
tindakan , nebulizer
sungkup ventonil+
nacl 2cc
28
-N : 120 x/mnt
29
E. EVALUASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX EVALUASI TTD
JAM KEP
1. Sabtu, 28 1 S : Keluarga pasien mengatakan batuk
Desemer susah keluar dahak
2019 O : pasien tampak batuk terdapat suara
tambahan ronchi
12.00 -S : 37,2 0 C
- RR : 28x/mnt
- SpO2 : 95 %
-N :135x/mnt
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan
- Kolaborasi medis : pemberian
antibiotic(ceftriaxone 1x 600 mg)
2 S: keluarga mengatakan pasien menangis
sesak nafas ,
30
Desember bisa keluar dahak tapi sedikit
2019 20.00 O : terdapat suara ronchi pasien tampak
batuk
-S : 36,8 0 C
- RR : 26x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N :130x/mnt
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan
- Kolaborasi medis : pemberian
antibiotic (ceftriaxone 1x 600 mg)
2 S: keluarga mengatakan pasien menangis
sesak nafas berkurang
O: Pasien tampak lemah,menangis dan
gelisah ,terapat retraksi dada,pernafasan
cepat
-S : 36,8 0 C
- RR : 26x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 130x/mnt
A : pola nafas tidak efektiv belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pentau peningkatan kegelisahan
- Pantau pernafasan
- Kolaborasi medis pemberian nebulizer
3. senin, 30 1 S : keluarga mengatakan batuk jarang sudah
Desember tidak sesak , dahak tidak ada
2019 O : Pasien tampak lemah suara ronci masih
12.00 terdengar
-S : 36,2 0 C
- RR : 24 x/mnt
31
- SpO2 : 98 %
- N : 120 x/mnt
A : bersihan jalan nafas teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan
32
DAFTAR PUSTAKA
Betz & Sowden. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC
Ngastiyah. 2007. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Staf Pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta: Infomedika
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia:
33