Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. W DENGAN


BRONKOPENEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE II
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Di susun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Anak

Oleh :
1. Ari Yogo Maulana (62019040005)
2. Hidayah Noor Maulina (62019040027)
3. Hery Wahyudi (62019040026)
4. Esa Zulfia (62019040017)
5. Dewi Laila Handayani (62019040015)
6. Fittia Oktaviani (62019040023)
7. Illya Ika Putri (62019040028)
8. Lailis Safittri (62019040032)

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................... 3
B. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Pengertian ............................................................................................ 5
B. Etiologi ................................................................................................. 5
C. Manifestasi klinis ................................................................................. 6
D. Patofisiologi ......................................................................................... 7
E. Pemeriksaan Diagnostik............................................................... ......... 7
F. Pathway ....................................................................................... ......... 9
G. Penetalaksanaan medis ............................................................... .......... 10
H. Penetalaksanaan Keperawatan ................................................... .......... 10
I. Komplikasi ................................................................................... ........ 11
J. Diagnosa keperawatan .......................................................................... 11
K. Renacana tindakan keperawatan ............................................... ........... 11
BAB III STUDI KASUS ................................................................................ 14
A. PENGKAJIAN .................................................................................. 14
I. Identitas Data ............................................................................. 14
II. Keluhan Utama .......................................................................... 14
III. Riwayat Penyakit Sekarang..................................................... .... 14
IV. Riwayat Penyakit Dahulu ......................................................... 15
V. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan ............................... 15
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Disertai Genogram)........................................................... 16
VII. Pola Fungsional Menurut Gordon....................................... 16
VIII. Keadaan Kesehatan Saat Ini ................................................ 18
IX. Pemeriksaan Fisik ................................................................ 19
X. Data Penunjang ..................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 33

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronkopneumonia yang masuk kesaluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
broncus dan alveolus. Pengertian Bronkopneumonia adalah salah satu pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya (Smeltzer, et al. 2002: 572).
Sedangkan definisi arti yang lainnya menurut Hidayat. 2003 adalah suatu radang parenkim paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala
panas yang tinggi, gelisah, dispnoe, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan
produktif
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang di sebabkan oleh karena infeksi atau iritasi
dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat peradangan. (Murwani, 2009)
Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2013, khususnya Kabupaten Semarang penderita pneumonia pada balita berjenis laki-laki
sejumlah 863 kasus (24,04%) dengan jumlah balita laki-laki 35.899, dan jumlah penderita 3.590.
Adapun yang berjenis kelamin perempuan ditemukan sejumlah 827 kasus (24,04), dengan jumlah
balita 34.401 dan jumlah penderita 3.440 (Dinkes jateng, 2015). Berdasarkan dari laporan 31
provinsi diindonesi, ditemukan 477.429 anak balita dengan pneumonia atau 21,52% dengan
proporsi 35,02% pada usia dibawah satu tahun dan 64,79% pada usia hingga 4 tahun. Jika dirata-
rata sekitar 2.788 anak meninggal setiap harinya akibat pneumonia. (Suriani, 2009).
Di indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah kardiovaskuler dan
tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Penanggulangan
penyakit pneumonia menjadi fokus ketiga dari program Penanggulangan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (PPISPA). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih
dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan penyebaran informasi tentang
penanggualangan pneumonia oleh tenaga kesehatan (Setiawan, 2009).
Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat merupakan tindakan
utama dalam menghadapi pasien bronchopneumonia untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal
dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali. Intervensi keperawatan utama adalah

3
mencegah ketidakefektifan jalan nafas. Agar perawatan berjalan dengan lancar maka diperlukan
kerja sama yang baik dengan tim kesehatan yang lainnya, serta dengan melibatkan pasien dan
keluarganya. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk memberikan
Asuhan Keperawatan pada An.W dengan Bronchopneumonia di Ruang Bougenville 2 RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman dalam peranan asuhan keperawatan pada
pasien Bronchopeneumonia.
2. Tujuan Khusus
Penulis mengetahui dan mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Bronchopeneumonia.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Bronchopneumoni adalah radang pada paru – paru yang mengenai satu/beberapa
lobus paru – paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrasi (Betz C, 2012).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia
terjadi konsolidasi area berbercak. Bronchopneumoni adalah radang pada paru – paru
yang mengenai satu/beberapa lobus paru – paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrasi (Betz C, 2012).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia
terjadi konsolidasi area berbercak (Suriadi Yuliani, 2011).
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam- macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2010)
Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama
alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak.

B. Etiologi
Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai
penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini. Sebenarnya pada diri manusia sudah
ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor-
faktor prsesipitasi yang dapat menyebabkan timbulnya.
 Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus

pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.

5
 Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini disebabkan oleh virus

influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus yang merupakan

sebagai penyebab utama pneumonia virus.

 Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung.
 Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien
yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.

C. Manifestasi klinis
 Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
 Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat dan
lesu

6
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
 Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak

D. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen
yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza dan streptococcus pneumoniae bakteri.
Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus. Terjadinya destruksi sel
dengan menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan
fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada anak kondisi ini dapat akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic Fibrosis,
aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan risiko pneumonia.

E. Pemeriksaan diagnostik
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan
dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
7
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus

8
F. Pathway

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Eksudat dan serous


masuk alveoli Penumpukan cairan
melalui pembuluh dlm alveoli
darah
Peningkatan
suhu tubuh Gg pertukaran gas
SDM dan Lekosit
Gg PMN mengisi
fungsi alveoli
Keringat
otak berlebihan
Lekosit dan fibrin
mengalami
kejang Resti konsolidasi dalam
kekurangan paru
vol. cairan

Resti PMN Konsolidasi


injury meningkat jaringan paru

Sputum
mengental Kompliance paru
turun

Ketidakefektifan
Bersihan jalan
nafas

Gangguan pola
tidur

9
G. Penatalaksanaan medis
 Pengobatan supportive bila virus pneumonia
 Bila kondisi berat harus dirawat
 Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
 Antibiotik sesuai dengan program
 Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik

H. Penatalaksanaan perawatan
Penatalaksanaan pasien dengan DHF adalah sebagai berikut :
i. Lakukan tirah baring atau istirahat baring
ii. Pemberian diet makanan lunak
iii. Berikan minum banyak (2 – 2,5 liter / hari)
iv. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali).
Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan karena
mengandung Na+ 130 mEq / L, K+ 4 mEq / L, korektor basa 28 mEq / L, Cl- 109
mEq / L, dan Ca2+ 3 mEq / L.
v. Monitor tanda – tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tekanan darah, dan
pernapasan); jika kondisi pasien memburuk, maka observasi ketat tiap jam.
vi. Periksa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari.
vii. Pemberian obat antipiretik.\
viii. Monitor tanda – tanda perdarahan lebih lanjut.
ix. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan
dokter).
x. Monitor tanda – tanda dini renjatan, meliputi : keadaan umum, perubahan tanda –
tanda vital, hasil – hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
xi. kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi.

10
I. Komplikasi
Bronkopneumonia adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan. Oleh sebab
itu, jika tidak diobati atau terlanjur parah, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai
komplikasi bahkan kematian. Komplikasi penyakit ini lebih rentan dialami anak kecil,
lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena perawatan atau
kondisi medis tertentu.
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit
bronchopneumonia adalah:

1. Infeksi aliran darah atau sepsis


2. Abses paru
3. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru, yang dikenal sebagai efusi pleura
4. Gagal napas
5. Gagal ginjal
6. Gagal jantung, serangan jantung, dan ritme jantung yang tidak normal

J. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan
nafas
b. Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan
akumulasi exudat
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake
dan tachipnea
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk produktif

K. Rencana Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan
nafas
Tujuan : setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam jalan nafas
menjadi bersih
Kriteria:
a. Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing
b. Sekret di jalan nafas bersih
c. Cuping hidung tidak ada

11
d. Tidak ada sianosi
Intervensi:
1. Kaji status pernafasan tiap 2 jam meliputi respiratory rate, penggunaan otot
bantu nafas, warna kulit
2. Lakukan suction jika terdapat sekret di jalan nafas
3. Posisikan kepala lebih tinggi
4. Lakukan postural drainage
5. Kolaborasi dengan fisiotherapist untuk melaakukan fisiotherapi dada
6. Jaga humidifasi oksigen yang masuk
7. Gunakan tehnik aseptik dalam penghisapan lendir

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya penumpukan cairan di


alveoli paru
Tujuan: setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pertukaran gas
dalam alveoli adekuat.
Kriteria:
a. Akral hangat
b. Tidak ada tanda sianosis
c. Tidak ada hipoksia jaringan
d. Saturasi oksigen perifer 90%
Intervensi:
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Keluarkan lendir jika ada dalam jalan nafas
3. Periksa kelancaran aliran oksigen 5-6 liter per menit
4. Konsul dokter jaga jika ada tanda hipoksia/ sianosis
5. Awasi tingkat kesadaran klien

c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake


dan tachipnea
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi
kekurangan volume cairan.
Kriteria hasil:
a. Tidak ada tanda dehidrasi
b. Suhu tubuh normal 36,5-37 0C
12
c. Kelopak mata tidak cekung
d. Turgor kulit baik
e. Akral hangat
Intervensi:
1. Kaji adanya tanda dehidrasi
2. Jaga kelancaran aliran infus
3. Periksa adanya tromboplebitis
4. Pantau tanda vital tiap 6 jam
5. Lakukan kompres dingin jika terdapat hipertermia suhu diatas 38 C
6. Pantau balance cairan
7. Berikan nutrisi sesuai diit
8. Awasi turgor kulit

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk produktif


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
gangguan pola tidur dapat teratasi dengan
Kriteria hasil:
a. Pasien bisa tidur nyenyak
b. Jam tidur dalam batas normal 6-8 jam perhari
c. Sesak dan batuk pasien berkurang
d. Pasien tidak rewel dan sering nangis
Intervensi:
1. Kaji pola tidur pasien selama sakit
2. Berikan posisi yang nyaman saat pasien tidur
3. Menganjurkan keluarga agar memberikan lingkungan yang nyaman dan
tenang untuk pasien
4. Kolaborasi pemberian obat batuk dan sesak

13
BAB III
STUDI KASUS

A. PENGKAJIAN
Nama mahasiswa : Kelompok 2
Tempat praktek : RSUD dr Loekmono Hadi Kudus
Tanggal pengkajian : 28-12-2019 (09.00 WIB)

I. IDENTITAS DATA
Nama : An. W
Alamat : Mejobo, Kudus
Tgl lahir : 13-03-2017
Agama : Islam
Usia : (2 thn 10 bln )
Suku bangsa : Indonesia
Nama ayah/ibu : Tn. S
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga

II. KELUHAN UTAMA :


Ibu pasien mengatakan An.W batuk satu minggu dahak susah keluar

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Keluarga pasien mengatakan sebelum di bawa ke rumah sakit pasien mengalami demam
selama ± 6hr panas naik turun , batuk, pilek dan berobat ke mantra terdekat tapi tidak
kunjung sembuh. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi pada jam
19.22 tanggal 27 Desember 2019. Diperoleh hasil vital sign S:37,8 C N:195x/m RR:30x/m
SPO2: 95% .Pasien kemudian mendapatkan terapi infus Ringer Laktat 10 tpm di tangan
sebelah kanan dan di ambil sampel darah dan diberikan inj cefotaxine 2x300mg nebulizer
ventonil I ampil + nacl 2cc pada jam 22.00 dan mendapat terapi per oral paracetamol sirup
3 x 1 cth ambroxol 3x ½ cth jm 22.00 Kemudian setelah keadaan pasien membaik dari
IGD pasien dipindah dan dirawat diruang Bougenvile II pada jam 22.30 tgl 27-12-2019
14
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Penyakit pada waktu kecil
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya tidak pernah menderita penyakit
yang sama.
2. Pernah dirawat di RS
Ibu pasien mengatakan bahwa An. W sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah
sakit manapun
3. Obat-obatan yang digunakan
Ibu pasien mengatakan sering membeli obat di apotik untuk obat penurun panas
4. Tindakan (operasi)
Pasien tidak perlu melakukan tindakan operasi
5. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan mendapat imunisasi lengkap terakhir pada bulan november
2018
6. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi apapun
7. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan tidak pernah megalami kecelakaan apapun sebelumnya

V. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Kemandirian dan bergaul :
Pasien selalu pandai bergaul dengan teman sebayanya dan selalu mandiri dalam
melakukan aktivitas apapun
2. Motorik halus :
Pasien pandai melakukan aktivitas sendiri secara mandiri apapun seperti,
menggambar, menulis dan lainnya
3. Kognitif dan bahasa:
Pasien lihai dalam bercakap dan menggunakan tutur bahasa yang benar
4. Motorik kasar:
Pasien dapat berjalan, berbicara secara benar
Kesimpulan perkembangan anak:
Pasien An.W tidak memiliki keterlambatan dalam tumbuh dan berkembang

15
VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (DISERTAI GENOGRAM)
Orang tua pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit
bronkopneumonia mulai dari kakek dan nenek,orang tua hingga kakak / saudara kandung
pasien.

Keterangan :

: Laki-laki : Satu rumah


: Perempuan
: Pasien
: Garisketurunan
: Garis Perkawinan

An.W adalah anak kedua dari 1 bersaudara, An.W tinggal serumah dengan kedua
orangtuanya. Dari silsilah keturunan tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit
seperti An.W

VII. POLA FUNGSIONAL menurut Gordon


a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya makan 3x sehari dengan
habis setengah porsi porsi piring dengan jenis: bubur, lauk, sayur
terkadang ditambah buah. Minum 10-12 gelas/hari.
Selama sakit : Pasien mendapat diit nasi tim. Pasien makan hanya habis 6
sendok. Nafsu makan menurun. Minum sebanyak 100cc/ hari,
jenis : air putih dan susu

16
b. Pola Nafas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya bernafas dgn normal.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sesak nafas , nafas cepat,
frekuensi nafas 28 x/menit.
c. Pola Eliminas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien BAB 1-2 x sehari tiap pagi
dan sore hari dengan konsistensi lembek, BAK + 5-6 x/hari warna
kuning jernih
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB 1x sehari setiap
pagi, dengan konsistensi lembek, BAK 4-5 sehari warna kuning
jernih.
IWL : 25 x 15 x 7 = 109
24

d. Pola Personal Hygiene


Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak mandi 2x sehari, gosok gigi 2x
sehari, keramas 3-4 x seminggu, ganti baju setiap habis mandi.
Dilakukan dengan bantuan keluarga.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan anak mandi 2x sehari, gosok gigi 1x
sehari, ganti baju sehabis mandi dan selama sakit tidak pernah
keramas. Untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dibantu
oleh perawat dan keluarga.
e. Pola Aktivitas dan Istirahat
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anak dari pagi sampai siang hari
sekolah. Setelah pulang sekolah bermain dengan teman. Pasien
tidak pernah tidur siang. Pasien tidur malam + 10 jam.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya membutuhkan istirahat.
An S mengatakan badan terasa lemas. Dalam melakukan aktifitas
sehari-hari, pasien dibantu perawat dan keluarga.
Pasien tidur siang + 3 jam dan tidur malam + 8 jam
f. Pola Mempertahankan Temperatur Tubuh
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan memkai pakaian tipis jika anaknya merasa
panas, jika kedinginan memakai selimut dan baju yang tebal.

17
0
Selama sakit : Pasien merasa badanya panas. Suhu : 37,8 C, pasien
menggunakan kompres hangat
g. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa aman dan nyaman
bila berada ditengah-tengah keluarga dan senang film kartun dan
berkumpul dengan teman-teman.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa tidak nyaman saat
sakit karena nyeri perut , pasien menangis ketika perutnya di
tekan

h. Pola Psikologi dan Spiritual


Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa senang jika
berkumpul dengan keluarga. Kadang nonton film kartun. Pulang
dari sekolah bermain dengan temannya seperti berlarian dengan
bola kecil. Pasien seorang muslim yang taat menjalankan
ibadahnya mengikuti sekolah sore (TPQ) dan mengaji dirumah.
Selama sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya malu jika berbicara
dengan dokter dan perawat. Hubungan pasien dengan keluarga
maupun perawat baik.

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medik: bronkopneumonia
2. Tindakan operasi: Tidak ada
3. Status nutrisi: Status nutrisi: Pasien mendapatkan asupak makanan yang disediakan
oleh rumah sakit yang sudah diatur oleh ahli gizi rumah sakit. Porsi makananya tidak
selalu habis
𝐵𝐵 20
IMT = 𝑇𝐵(𝑚)2 = 1,202 = 13,8

= 2.2,10 + 8
= 4,2 + 8
=4+8
= 12,2kg
A : BB : 20 kg TB : 120 cm U : 2 thn 10 bln
BB/U : > 3 SD
PB/U : 2 SD – 3 SD
BB/PB : > 3 SD
18
B
: Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 10,7 g/dL 11,5 – 13,5
Leukosit 13,5 10ˆ3/uL 6,0 – 17,0

Hematokrit 32,1 % 34 – 40

Trombosit 251 10ˆ3/uL 150-400

C : Nafsu makan menurun


D : bubur tinggi serat, sayur, dan buah
4. Status cairan: Terpasang infus RL 12 tpm
Tidak dehidrasi ,mukosa basah, kulit lembat, turgor kulit elastis

5. Status cairan: Terpasang infus RL 10 tpm


6. Obat-obatan:
injeksi
- Ceftriaxone 1x600mg
- infus RL 10 tpm
- gentamicin 1x 60 mg
per oral
- Ambroxol sirup 3 x 1/2 sehari sesudah makan
- PCT sirup 3 x 1 sendok sehari
7. Aktivitas: Tonus otot aktif

IX. PEMERIKSAAN FISIK


TGL : 28 -12-2012 09.00
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis G C S : 15 E4 M6 V5
3. Vital Sign :
Temperatur : 37,2 0C
Denyut jantung/nadi : 107 x/menit
Respiratori rate : 28 x/menit
BB : 15 Kg
1. Lingkar kepala : 60,8 cm
19
2. Mata : isokor
3. Hidung : simetris tidak ada lesi
4. Mulut : mukosa bibir lembab
5. Telinga : normal,tidak ada kelainan,tidak ada serumen
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
7. Dada : tampak retraksi dada saat bernafas
8. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : teraba ictus cordis di SIC V – VI
Perkusi : pekak
Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2
9. Paru
Inspeksi : Tampak penggunaan otot bantu dada
Palpasi :Vokal fremitus kanan-kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : terdapat suara tambahan Ronci
10. Perut
Inspeksi : Simetris, warna kulit sama dengan yang lainnya, tidak ada lesi, tidak ada
distensi
Auskultasi : Suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop) terdengar setiap 13x/ menit.
Perkusi semua kuadran : Tidak ada nyeri saat ditekan.
Palpasi semua kuadran : Cubitan perut kembali cepat 2 detik
11. Punggung : tidak ada luka
12. Genetalia : laki-laki
13. Ekstremitas : tangan kiri terpasang infus
14. Kulit : bersih tidak ada lesi

20
X. DATA PENUNJANG
a. laboratorium
Pemeriksaan tanggal 28-12-2019
Hasil Satuan Nilai Normal/ Batas Hasil
Pemeriksaan
Hematologi

Hemoglobin 10,7 L g/dl 11,5 13,5


Leukosit 13,5 ribu/ul 6,00 17,00
Hematrokit 32,1 L % 34,0 40,0
Trombosit 251 L ribu/ul 150 400

b. Rontgen
COR : bentuk dan letak normal tidak ada pembesaran
PULMO : - corakan bronkus normal
- tampak kuasilidasi di kedua paru
KESAN : COR normal
Bronkopneumonia

21
A. ANALISA DATA

NO HARI/TGL DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


JAM ( DS & DO)
1. sabtu, 28 DS :Keluarga pasien Bersihan jalan Penumpukan secret
Desember 2019 mengatakan batuk dahak nafas tidak efektif
09.00 susah keluar
DO : terdengar suara ronchi
-S : 37,2 0 C
- RR : 28x/mnt
- SpO2 : 95 %
-N :125x/mnt
-
2. sabtu, 28 DS : keluarga pasien Pola nafas tidak hiperventilasi
Desember 2019 mengatakan pasien sesak efektif
09.00 nafas dan menangis
DO: pasien tampak menangis
dan gelisah pasien tampak
retraksi dada
-S : 37,20 C
- RR : 24x/mnt
- SpO2 : 95 %
-N :125x/mnt

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d Penumpukan secret
2. Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi

22
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX NURSING OUT NURSING INTERVENTION
JAM KEP COME CLASIFICATION (NIC)
(NOC)
1. Sabtu,28 1 Setelah dilakukan 1. Monitor pernafasan cepat atau
Desember tindakan keperawatan lambat menggunakan otat
2019 09.05 selama 3x24 jam Pasien tambahan, ada atau tidak nya
menunjukan status suara tambahan ,
pernafasan kembali 2. Monitor TTV
normal 3. Kolaborasi medis pemberian
KH terapi nebulizer
- Mudah untuk bernafas 4. Pantau status oksigen pasien
- Kegelisahan, sianosis, 5. Berikan terapi oksigen bila
dan dispnea tidak ada perlu
- Saturasi O2 dalam 6. Kolaborasi medis pemebrian
batas normal antibiotic
- Secret hilang
2. Sabtu , 28 2 Setelah dilakukan 1. Pantau kecepatan, irama,
desember 2019 tindakan keperawatan kedalaman dan usaha
09.05 selama 3x24 jam respirasi
Pasien menunjukkan 2. Perhatikan pergerakkan dada,
status pernafasan : amati kesimetrisan,
ventilasi tidak penggunaan otot-otot bantu,
terganggu, serta retraksi otot dada
KH 3. Pantau respirasi yang
- Kedalaman inspirasi berbunyi
dan kemudahan 4. Auskultasi bunyi nafas,
bernafas perhatikan area
- Ekspansi dada simetris penurunan/tidak adanya
- Tidak ada penggunaan ventilasi dan adany bunyi
otot bantu nafas tambahan
- Bunyi nafas tambahan 5. Pentau peningkatan
tidak ada kegelisahan, ansietas dan

23
- Nafas pendek tidak tersengal-sengal
ada

24
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX IMPLEMENTASI RESPON TTD
JAM KEP KEPERAWATAN
1 Sabtu, 28 1,2 Melakukan Monitor DS : Keluarga pasien
Desember pernafasan cepat atau mengatakan bersedia
2019 lambat menggunakan otat untuk dilakukan
09.10 tambahan, ada atau tidak pengamatan
nya suara tambahan , pernafasan
DO : pernafasan cepat
28x/mnt,mengunakan
otot tambahan dada
terdengar suara ronchi

09.10 1,2 Melakukan Monitor TTV DS: keluarga


mengtakan bersedia
dilakuakan
pengukuran nadi suhu
dan RR
DO:
- S: 37,4 0 C
- RR : 28x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 135 x/mnt
09.10 2 Melakukan Pemantauan DS: -
peningkatan kegelisahan, DO: pasien tampak
ansietas dan tersengal- gelisah dan menangis
sengal saat ada perawat
mengkaji
09.20 1 Melakukan kolaborasi DS : keluarga Pasien
pemberian injeksi antibiotic mengatakan mau
diberikan obat melalui
injeksi

25
DO : Pasien di ijeksi
ceftriaxone 1x600 mg
09.45 1 Melakukan Kolaborasi DS :Pasien mau
medis : parasetamol 1 ½ cth minum obat
DO : pasien tampak
minum obat dibantu
oleh ibu pasien
Tidak ada alergi
10.00 1,2 Melakukan kolaborasi DS : Keluarga Pasien
nebulizer bersedia untuk ananya
di terapi nebulizer
DO : Tampak
keluarga membawa
anaknya ke ruang
tindakan , nebulizer
sungkup ventonil+
nacl 2cc

2. minggu, 29 1,2 Melakukan Monitor DS : keluarga


Desember pernafasan cepat atau mengatakan batuk
2019 lambat menggunakan otat sudah bisa keluar
tambahan, ada atau tidak dahak tapi sedikit ,
14.30 nya suara tambahan , DO : pernafasan
normal , masih
menggunakan otot
tambahan , terdapat
suara ronchi,secret
kuning

14.30 1,2 Melakukan Monitor TTV DS: keluarga


mengtakan bersedia
dilakuakan
pengukuran nadi suhu

26
dan RR
DO:
- S: 36,7 0 C
- RR : 26 x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 125 x/mnt
14.45 2 Melakukan pemantauan DS: keluarga
peningkatan kegelisahan, mengatakan pasien
ansietas dan tersengal- tersengal sengal
sengal ketika sesudah
menangis
DO: pasien tampak
gelisan
14.50 1 Melakukan Kolaborasi DS :Pasien mau
medis : parasetamol 1 ½ cth minum obat
DO : pasien tampak
minum obat dibantu
oleh ibu pasien
Tidak ada alergi
15.00 1 Melakukan kolaborasi DS :keluarga pasien
pemberian injeksi antibiotik bersedia
DO : tampak di
injeksi ceftriaxone 1x
600 mg

27
18.30 1 Melakukan kolaborasi DS : Keluarga Pasien
nebulizer bersedia untuk ananya
di terapi nebulizer
DO : Tampak
keluarga membawa
anaknya ke ruang
tindakan , nebulizer
sungkup ventonil+
nacl 2cc

3. Rabu,30 1,2 Melakukan Monitor DS : keluarga


Desember pernafasan cepat atau mengatakan batuk
2019 lambat menggunakan otat jarang sudah tidak
tambahan, ada atau tidak sesak ,
09.00 nya suara tambahan DO : pernafasan
normal , sudah tidak
menggunakan otot
tambahan , terdapat
suara ronchi
10.00 1,2 Melakukan Monitor TTV DS: keluarga
mengtakan bersedia
dilakuakan
pengukuran nadi suhu
dan RR
DO:
- S: 36,4 0 C
- RR : 24 x/mnt
- SpO2 : 98 %

28
-N : 120 x/mnt

11.00 2 Melakukan Pentau DS: keluarga


peningkatan kegelisahan, mengatakan pasien
ansietas dan tersengal- sudah tidak gelisah
sengal menangis tidak sering
DO: pasien tampak
tenang

1 Melakukan kolaborasi DS : Keluarga Pasien


nebulizer bersedia untuk ananya
11.20
di terapi nebulizer
DO : Tampak
keluarga membawa
anaknya ke ruang
tindakan , nebulizer
sungkup ventonil+
nacl 2cc

29
E. EVALUASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX EVALUASI TTD
JAM KEP
1. Sabtu, 28 1 S : Keluarga pasien mengatakan batuk
Desemer susah keluar dahak
2019 O : pasien tampak batuk terdapat suara
tambahan ronchi
12.00 -S : 37,2 0 C
- RR : 28x/mnt
- SpO2 : 95 %
-N :135x/mnt
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan
- Kolaborasi medis : pemberian
antibiotic(ceftriaxone 1x 600 mg)
2 S: keluarga mengatakan pasien menangis
sesak nafas ,

O: Pasien tampak lemah,menangis dan


gelisah ,terapat retraksi dada,pernafasan
cepat
-S : 37,2 0 C
- RR : 28x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 135x/mnt
A : pola nafas tidak efektiv belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pentau peningkatan kegelisahan
- Pantau pernafasan
- Kolaborasi medis pemberian nebulizer
2. minggu, 29 1 S : keluarga mengatakan pasien batuk sudah

30
Desember bisa keluar dahak tapi sedikit
2019 20.00 O : terdapat suara ronchi pasien tampak
batuk
-S : 36,8 0 C
- RR : 26x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N :130x/mnt
A : bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan
- Kolaborasi medis : pemberian
antibiotic (ceftriaxone 1x 600 mg)
2 S: keluarga mengatakan pasien menangis
sesak nafas berkurang
O: Pasien tampak lemah,menangis dan
gelisah ,terapat retraksi dada,pernafasan
cepat
-S : 36,8 0 C
- RR : 26x/mnt
- SpO2 : 96 %
-N : 130x/mnt
A : pola nafas tidak efektiv belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pentau peningkatan kegelisahan
- Pantau pernafasan
- Kolaborasi medis pemberian nebulizer
3. senin, 30 1 S : keluarga mengatakan batuk jarang sudah
Desember tidak sesak , dahak tidak ada
2019 O : Pasien tampak lemah suara ronci masih
12.00 terdengar
-S : 36,2 0 C
- RR : 24 x/mnt

31
- SpO2 : 98 %
- N : 120 x/mnt
A : bersihan jalan nafas teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor suhu, nadi dan RR
- Monitor pernafasan

2 S: Keluarga pasien mengatakan pasien


sudah tidak sesak
O: Pasien tampak lemah,
-S : 36,2 0 C
- RR : 24x/mnt
- SpO2 : 98 %
-N : 87x/mnt
A : pola nafas tidak efektif teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Pentau peningkatan kegelisahan
- Pantau pernafasan
- Kolaborasi medis pemberian nebulizer
- pantau saturasi oksigen

32
DAFTAR PUSTAKA

Betz & Sowden. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC
Ngastiyah. 2007. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Staf Pengajar FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta: Infomedika
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia:

33

Anda mungkin juga menyukai