Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan
penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan
kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru
lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan
budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut
memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3
terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan
dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua,
terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran).Keterlambatan
pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga
mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga, Menkes.
Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga
kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu
hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Pada kesempatan tersebut Menkes mengajak semua ibu hamil, suami dan
keluarga melaksanakan P4K. Kepada organisasi profesi dan rumah sakit
menyediakan dan menggunakan Buku KIA di sarana kesehatan lebih ditingkatkan.
Kerangka Pikir MPS dalam Safe Motherhood dukungan yang efektif untuk
upaya Safe Motherhood nasional membutuhkan pelaksanaan kegiatan dalam
kerangka pikir MPS yang meliputi area:
a. Membangun Kemitraan.
b. Advokasi
PPGDON adalah pelatihan yang dikhususkan bagi para bidan atau calon bidan
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani
penderita gangguan obstetri dan neonatus. Obstetri yaitu ilmu kedokteran yang
khusus mempelajari cara memperlakukan wanita dan bayi selama masa kehamilan,
proses kelahiran dan setelah kelahiran. Sedangkan Neonatus yaitu bayi yang baru
lahir sampai usia 28 hari (0-28 hari). Dalam periode ini (neonatal) bayi masih dalam
kondisi yang rentan karena bayi masih dalam penyempurnaan penyesuaian terhadap
lingkungan.
Tujuan Pelatihan
Agar para bidan, calon bidan dan tenaga medis lainnya mampu mengenali
kondisi gawat darurat yang dihadapinya serta dapat melakukan penanganan
yang cepat dan tepat
Mempraktekan sesuai dengan prinsip penanganan dan penilaian penderita
(primary dan secondary survey).
Menentukan manajemen penanganan kasus trauma berdasarkan prioritas.
Memulai dengan menagemen primary dan secondary survey yang mengacu
pada “golden hour” dalam penanganan kasus gawat darurat.
Dapat mempraktekkan pengkajian fisik pada pasien Kegawat Daruratan
Kebidanan sesuai dengan konsep yang diajarkan.
Materi Pelatihan
Forum tersebut terdiri dari unsur pemerintah (Camat, Kepala Desa, Tim
Penggerak PKK) dan non pemerintah (tokoh agama, tokoh masyarakat, tenaga
relawan kesehatan). Di tingkat Kabupaten terdapat forum peduli kesehatan yaitu
Forum Pacitan Sehat (MSF-Kabupaten) yang turut mendampingi dan melakukan
monitoring evaluasi bersama FPK dan Dinas Kesehatan.
Zat besi (Fe) berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin,
yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan
kolagen. Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.
Tablet zat besi (Fe) penting untuk ibu hamil karena memiliki beberapa fungsi berikut
ini:
Menambah asupan nutrisi pada janin
Mencegah anemia defisiensi zat besi
Mencegah pendarahan saat masa persalinan
Menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat persalinan
Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg.
Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan
500 gram untuk menambah masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg
dapat diekskresikan melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap
100 kalori dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe.
Untuk perhitungan makan sebanyak 3 kali, dengan kalori sebanyak 2500 kal
dapat menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya. Selama masa kehamilan
lewat perhitungan 288 hari, wanita hamil bisa menghasilkan zat besi sekitar 100
mg. Dengan demikian, kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada wanita hamil
sehingga membutuhkan asupan tambahan berupa tablet Fe.
Tahun 2015, Rumah Sakit yang mempunyai pelayanan geriatri terpadu ada 10
tersebar di 8 provinsi yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo - Jakarta, RSUP Karyadi -
Semarang, RSUP Sardjito -Yogyakarta, RSUP Sanglah - Denpasar, RSUP Hasan
Sadikin - Bandung, RSUP Wahidin - Makassar, RSUD Soetomo - Surabaya, RSUD
Moewardi - Solo, RSUP Adam Malik- Medan, RSU Syaiful Anwar – Malang.
Kelompok lansia atau dikenal juga dengan sebutan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu
wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani
penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah
dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menik beratkan
pelayanan kesehatan pada upaya promof dan prevenf. Di samping pelayanan
kesehatan, Posyandu Lanjut Usia juga memberikan pelayanan sosial, agama,
pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang
dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu
memacu lansia agar dapat berakfitas dan mengembangkan potensi diri.
Sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi para Lanjut usia (Lansia),
Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bandung sudah melakukan beberapa program.
Bupati Bandung H. Dadang M Naser menegaskan, upaya tersebut yakni dengan
dibentuknya Lembaga Lansia Indonesia (LLI), alokasi anggaran untuk LLI,
pembentukan 497 Posbidu dan pengembangan pelayanan santun lansia di 15
Puskesmas juga pelayanan kesehatan bagi lansia dari tanggal 23 Mei hingga 3 Juni
2017 di puskesmas keliling. Bupati menuturkan penerapan program lansia ini tentu
saja bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan para lansia di Kabupaten
Bandung.
Tingginya angka stunting di Indonesia, yakni dari 34 provinsi hanya ada dua
provinsi yang jumlahnya di bawah 20% (batas angka stunting dari WHO). Untuk
mengatasinya, pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui
beberapa kebijakan kesehatan.
Terkait PMT sudah di atur dalam Permenkes RI nomor 51 tahun 2016 tentang
Standar Produk Suplementasi Gizi. Dalam Permenkes itu telah diatur Standar
Makanan Tambahan untuk Anak Balita, Anak Usia Sekolah Dasar, dan Ibu Hamil.
Pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka
pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita stunting.
Makanan lokal lebih bervariasi namun metode dan lamanya memasak sangat
menentukan ketersediaan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Suplementasi gizi
dapat juga diberikan berupa makanan tambahan pabrikan, yang lebih praktis dan
lebih terjamin komposisi zat gizinya.
Tantangan gizi yang dialami selama fase kehamilan adalah status gizi seorang
wanita sebelum hamil. Hal itu sangat menentukan awal perkembangan plasenta
dan embrio. Berat badan ibu pada saat pembuahan, baik menjadi kurus atau
kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan beresiko dan berdampak pada
kesehatan anak dikemudian hari.
Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1000 HPK menjadi sangat
penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada
perkembangan anak akan bersifat permanen. Perubahan permanen inilah yang
menimbulkan masalah jangka panjang seperti stunting.
5. Program Imunisasi
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali
pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna. Imunisasi
Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan
radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR
diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu
hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran
atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan
gangguan jantung bawaan. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6
penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang
paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.
Setiap tahun, bulan Februari dan Agustus disebut sebagai bulan pemberian kapsul
vitamin A, karena pada kedua bulan ini dilakukan pembagian suplementasi
vitamin A pada anak dengan kelompok umur 6 sampai 59 bulan di seluruh
Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kecukupan asupan vitamin A
pada balita.Saat ini, cakupan pemberian vitamin A secara nasional belum
mencapai 80%.
Terdapat dua jenis kapsul vitamin A, yakni kapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk
bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-
59 bulan, sedangkan kapsul merah juga diberikan kepada ibu yang dalam masa
nifas. Pemerintah menyediakan kapsul vitamin A tersebut agar masyarakat dapat
memanfaatkannya tanpa dipungut biaya.
Perlu diketahui, kekurangan vitamin A dalam tubuh yang berlangsung lama dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berdampak pada meningkatnya risiko
kesakitan dan kematian pada Balita.Vitamin A atau retinol terlibat dalam
pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi
juga integritas sel epitel pelapis tubuh.Vitamin A juga dapat mencegah rabun senja,
xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan serta mencegah anemia pada ibu
nifas.Kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko anak rentan terkena
penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak dan diare.
Pemberian vitamin A pada Balita dilakukan sejak 1978 dengan tujuan awal
mencegah anak dari kebutaan. Dewasa ini, pemberian suplementasi vitamin A
pada balita diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dari penyakit.
Asupan sumber vitamin A pada anak perlu ditambah dan dicukupi, karena asupan
vitamin A dari sumber sayuran dan buah-buahan sehari-hari belum memadai,
tambah Menkes
Daftar Pustaka
http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?view=print&cid=793&id=u
ntuk-menurunkan-angka-kematian-ibu-dan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras
http://www.depkes.go.id/article/view/18050900001/lansia-sejahtera-masyarakat-
bahagia-.html
http://www.depkes.go.id>pusdatin2016
http://www.depkes.go.id/article/view/18052800005/pemerintah-komit-turunkan-
stunting
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61716/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y
http://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-
lengkap-ini-rinciannya.html
https://jipp.jatimprov.go.id/?page=database_detail&id=80
http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-konsumsi-tablet-fe-bagi-ibu-hamil
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/206-Article%20Text-492-2-10-20170930.pdf
https://jabarprov.go.id/index.php/news/23158/2017/05/22/Layanan-untuk-Lansia-
Sudah-Diprogramkan
http://kependudukan.lipi.go.id/en/population-study/publich-health/532-menelaah-
program-lansia-di-indonesia
http://www.depkes.go.id/article/print/16080600002/menkes-canangkan-crash-
program-campak-diintegrasikan-bulan-pemberian-kapsul-vitamin-a-dan-obat-
cacin.html