Anda di halaman 1dari 8

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH PUSAT DALAM RANGKA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG PEMERINTAH DAERAH

CONSTRUCTION AND OBSERVATION CENTRAL GOVERNMENT IN ORDER TO


MANAGEMENT LOCAL GOVERNMENT PURSUANT TO LOCAL GOVERNMENT
Husin Ilyas
Universitas Muara Bango Jambi
Jalan Lintas Sumatera Km. 6 Sungai Binjai, Muara Bungo 37215, Jambi
E-mail: dr_husin.ilyas@yahoo.com
Diterima: 2 Oktober 2012; direvisi: 19 November 2012; disetujui: 10 Desember 2012

Abstrak
Pembinaan, baru diatur secara eksplisit, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, pada hakekatnya, merupakan pemberdayaan institusi Pemerintah Daerah
dan lembaga-lembaga daerah, yang merupakan interpensi pusat terhadap pemerintah daerah, hal ini
menunjukkan tidak ada kemandirian pemerintah daerah, ini kembali pada prinsip sentralisasi. Pengawasan,
menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, memuat sistem pengawasan preventif dan represif dan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 hanya memuat sistem represif. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 memuat sistem pengawasan preventif disebut evaluasi dan represif, terhadap peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota. Pengawasan preventif, tidak berjalan dengan efektif
dan efisien. Pengawasan ini mengurangi kemandirian daerah dan apabila peraturan daerah dan peraturan
kepala daerah bertentangan dengan kepentingan umum, Undang-Undang yang lebih tinggi tingkatnya
dapat dibatalkan pengawasan represif.
Kata kunci: pembinaan, pengawasan, pemerintah pusat, pemerintah daerah.

Abstract
Construction, newly arranged by explicit. In The Law No. 22 of 1999 and The Law No. 32 of 2004,
intrinsically, representing enableness of institution of local government and institutes, representing
intervention center to local government, this matter show no local government independence, this return
principle centralistic. Observation, start from The Law No.22 of 1999 up to The Law No. 5 of 1974,
loading system of observation of preventive and repressive and The Law No. 22 of 1999 only load the
system represif. The Law No. 32 of 2004 loading system of observation preventif referred evaluation and
repressive, to by law and regulation of regional leader province, regency and town.Observation
preventive, not walk effectively and efficient. This observation lessen the area independence and if by law
and regulation regional leader oppose against the public interest, higher level of the law its storey level
annihilable observation repressive.
Keywords: coaching, supervision, central government, local government.

PENDAHULUAN dimaksud Pasal 223 Undang-Undang Nomor 32


Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah. Untuk
Persoalan tentang pembinaan terutama sekali mewujudkan Presiden Republik Indonesia pada
untuk dikaji ialah pembinaan itu pengertiannya apa, tanggal 30 Desember Tahun 2005 menetapkan
macam-macam bentuk pembinaan dan lembaga yang Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyeleng-
pemerintah daerah. Konsep-konsep tentang pengertian garaan Pemerintah Daerah dimuat dalam Lembaran
pembinaan tidak ada ditemui di dalam ketentuan Negara Nomor 165 Tahun 2005.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang- Dari konsep ini pembinaan merupakan sarana
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Para ilmuwan dan upaya pemberdayaan daerah otonom. Hal ini
mendefinisikan “pembinaan”, sebagaimana yang mengandung suatu maksud untuk memperlancar
dikemukan oleh Tubagus Ronny Rahman Nitibaskoro daerah otonom dalam rangka mengatur dan mengurus
adalah: “Yang dimaksud dengan pembinaan adalah urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya.
lebih ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya Selanjutnya Sadu Wasistiono, melihat dari sudut
pemberdayaan daerah otonomi”. Instrumen hukum bidang kewenangan pembinaan yaitu: “Bidang
yang mengatur pembinaan dan pengawasan ini diatur kewenangan pembinaan mencakup upaya-upaya
dengan Peraturan Pemerintah, sebagaimana yang pemberdayaan institusi Pemerintah, non Pemerintah

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berdasarkan
Undang-Undang Pemerintah Daerah – Husin Ilyas | 273
maupun masyarakat agar menjadi makin mandiri”. diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat
Dari konsep ini terlihat tujuan dari pembinaan itu dilaksanakan dengan baik”.
adalah suatu upaya untuk pemberdayaan lembaga Cara memperoleh wewenang ada beberapa cara
Pemerintah dan sebagainya. sebagaimana dikemukakan Philipus M. Hadjon,
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di Terdapat dua cara utama untuk memperoleh
atas, dapat ditarik suatu gambaran inti dari pembinaan wewenang pemerintahan, yaitu atribusi dan delegasi.
itu yaitu: “Pemberdayaan lembaga Pemerintah, Kadang-kadang juga mandat, ditempatkan sebagai
khususnya pemerintah daerah dalam rangka mengatur cara tersendiri untuk memperoleh wewenang.
dan mengurus rumah tangga daerahnya. Dalam bahasa Dalam rangka menjelaskan pengertian
yuridisnya lebih tepat pengertian pemberdayaan itu “pemerintahan” di bawah ini akan dikemukakan
diartikan, memajukan atau meningkatkan”. Hal ini beberapa pendapat para ilmuan atau para sarjana,
sasaran penyelenggara-an pemerintahan itu pada terutama S. Pamudji menerangkan sebagai berikut:
intinya untuk mencapai tujuan nasional, seperti “Secara etimologis, pemerintahan berasal dari
termuat di dalam alinea keempat pembukuan perkataan Pemerintah, sedangkan Pemerintah berasal
(Preambule) UUD 1945 yaitu: “Untuk memajukan dari perkataan perintah. Menurut kamus kata-kata
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
bangsa……” atas dasar itu pembinaan terhadap a. Perintah adalah perkataan yang bermaksud
pemerintah daerah dan pengawasan sebagai menyuruh melakukan sesuatu;
penyelenggaraan pemerintahan harus diupayakan b. Pemerintah adalah kekuasaan memerintah
untuk mewujudkan tercapainya penyelenggaraan sesuatu negara (Daerah Negara) atau Badan
otonomi daerah. Pembinaan dan pengawasan terhadap Tertinggi yang memerintah sesuatu negara
penyelenggaraan pemerintahan daerah ini adalah salah (seperti Kabinet merupakan suatu Pemerintah);
satu bentuk hubungan antara pemerintah dan c. pemerintahan adalah perbuatan (cara, hal urusan
pemerintah daerah, dalam rangka untuk mewujudkan dan sebagainya) memerintah.
tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, mengenai perkataan pemerintahan tersebut maka perlu
maka penulis merumuskan isu sentral dalam penelitian dilakukan pengkajian lebih lanjut. Dalam kepustakaan
ini adalah: “Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Belanda dijumpai perkataan Bestuur (Regering) yang
Pusat dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah berarti Pemerintah, sedangkan perkataan Bestier
Daerah Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah diartikan pemerintahan.
Daerah”. Berdasarkan isu sentral tersebut, yang A.Hamid S Attami, mengemukan pengertian
menjadi isu hukumnya yaitu: Hubungan pembinaan Pemerintah dan pemerintahan yaitu: “Kata
dan pengawasan pemerintah terhadap pemerintah “Pemerintah” dalam Bahasa Indonesia berarti
daerah menurut undang-undang pemerintahan daerah. “kekuasaan yang memerintah suatu negara atau daerah
Terlebih dahulu dijelaskan apa yang dimaksud negara’; atau “kekuasaan yang tertinggi dalam sesuatu
dengan “wewenang” dan bagaimana cara memperoleh negara”; atau “badan tertinggi yang memerintah
wewenang. Philipus M. Hadjon dalam tulisannya sesuatu negara”. Dan “pemerintahan” berarti
berjudul Tentang Wewenang mengemukakan “Kalau “perbuatan, atau cara atau hal urusan memerintah”.
kita kaji istilah hukum kita secara cermat, ada sedikit Sedangkan induk kata Pemerintah ialah “perintah”,
perbedaan antara istilah wewenang atau kewenangan “perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan
dengan istilah beveogdheid. Perbedaannya terlelak sesuatu”.
dalam karakter hukumnya. Istilah Belanda Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara
beveogdheid digunakan baik dalam konsep hukum menyatakan: “Presiden Republik Indonesia memegang
publik maupun dalam konsep hukup privat. Dalam kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang
hukum kita, istilah kewenangan atau wewenang Dasar. Selanjutnya, Pasal 4 ayat (2) menyatakan:
seharusnya digunakan selalu dalam konsep hukum “Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu
publik.” oleh satu orang Wakil Presiden, kemudian Pasal 17
Dari pendapat di atas, wewenang dalam konsep ayat (1) menyatakan: Presiden dibantu oleh Menteri-
hukum publik dideskripsikan kekuasaan, wewenang menteri Negara”; ayat (2) menyatakan: “Menteri-
dalam arti yuridis adalah: “suatu kemampuan yang menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden”.
diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang Ayat (3) menyatakan: Setiap Menteri membidangi
berlaku untuk menimbulkan akibat-akibat hukum.” urusan tertentu dalam pemerintahan”, selanjutnya
Seterusnya Philipus M. Hadjon mengemukakan: menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
“Ruang lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya tentang Pemerintah Daerah yang dimaksud dengan
meliputi wewenang untuk membuat keputusan pemerintah dan pemerintah daerah, sebagaimana yang
pemerintahan (besluit), tetapi juga semua wewenang dimuat dalam Pasal 1 ayat (a) menyatakan:
dalam rangka melaksanakan tugasnya.” Sedangkan a. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut
yang dimaksud dengan wewenang adalah “hak Pemerintah, adalah Perangkat Negara Kesatuan
seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden
beserta para Menteri.

274 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 273 - 280
b. Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah
perangkat daerah otonom yang lain sebagai dalam rangka pembinaan”. Hal ini mengandung suatu
badan eksekutif daerah. pengertian, tanggung jawab pembinaan pemerintah
c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya daerah, tidak terlepas tanggung jawab Pemerintah
disebut DPRD, adalah badan legislatif daerah. dalam rangka upaya pemberdayaan daerah otonom
d. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini
pemerintahan daerah otonomi oleh pemerintah sejalan maksud memfasilitasi adalah upaya
daerah dan DPRD menurut asas Desentralisasi. pemberdayaan daerah otonom melalui pemberian
Kemudian menurut Undang-undang Nomor 32 pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan super visi
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang (penjelasan Pasal 112 ayat (1)). Azas yang terkandung
dimaksud dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah dalam ketentuan Pasal 112 ayat (1) tersebut,
Daerah sebagaimana yang dicantumkan dalam Pasal 1 mengandung azas dekonsentrasi. Setelah itu Undang-
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) menyatakan: Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Instrumen hukum yang mengatur pembinaan
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia dan pengawasan ini diatur dengan peraturan
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Pemerintah, sebagaimana yang dimaksud Pasal 223
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Pemerintahan Daerah. Untuk mewujudkan Presiden
Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia pada tanggal 30 Desember Tahun
2. Pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan 2005 menetapkan peraturan Pemerintah nomor 79
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 165 Tahun
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara 2005.
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana Konsep-konsep tentang pengertian pembinaan
dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara tidak ada ditemui di dalam ketentuan Undang-Undang
Republik Indonesia Tahun 1945. Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor
3. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau 32 Tahun 2004. Para ilmuwan mendefinisikan
Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur “pembinaan”, sebagaimana yang dikemukan oleh
penyelenggara pemerintahan daerah. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskoro adalah: “Yang
dimaksud dengan pembinaan adalah lebih ditekankan
PEMBAHASAN pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan daerah
otonomi”. Dari konsep ini pembinaan merupakan
Pembinaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah sarana dan upaya pemberdayaan daerah otonom.
Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Pembinaan terhadap penyelenggaraan
Daerah Menurut Undang-Undang Pemerintah pemerintahan daerah ini adalah salah satu bentuk
Daerah. hubungan antara pemerintah dan pemerintah daerah,
Pembinaan terhadap penyelenggaraan dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pemerintahan daerah ini adalah salah satu bentuk penyelenggaraan otonomi daerah. Sebagai landasan
hubungan antara pemerintah dan pemerintah daerah, hukumnya diatur dalam Pasal 18 dan Pasal 18A UUD
dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan 1945.
penyelenggaraan otonomi daerah. Sebagai landasan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 belum
hukumnya diatur dalam Pasal 18 dan Pasal 18A UUD ada ketentuan-ketentuan Pasalnya yang mengatur
1945. tentang Pembinaan Pemerintah Daerah dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 belum penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berkaitan
ada ketentuan-ketentuan pasalnya yang mengatur dengan hal itu, tidak perlu dibahas. Undang-Undang
tentang pembinaan pemerintah daerah dalam Nomor 22 Tahun 1999, hanya memuat satu Pasal yang
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berkaitan mengatur pembinaan, yaitu diatur dalam Pasal 112,
dengan hal itu, tidak perlu dibahas. Undang-Undang bunyi lengkap Pasal 112 menyatakan:
Nomor 22 Tahun 1999, hanya memuat satu Pasal yang (1) “Dalam rangka pembinaan, Pemerintah
mengatur pembinaan, yaitu diatur dalam Pasal 112, memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah.
bunyi lengkap Pasal 112 menyatakan: (2) Pedoman mengenai pembinaan dan pengawasan
(1) “Dalam rangka pembinaan, Pemerintah atas penyelenggaraan Otonomi Daerah
memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah. ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”.
(2) Pedoman mengenai pembinaan dan pengawasan Dari ketentuan Pasal 112 ayat (1) tersebut di
atas penyelenggaraan Otonomi Daerah di- atas, menentapkan yaitu: “Pemerintah Pusat
tetapkan dengan Peraturan Pemerintah”. memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah
Dari ketentuan Pasal 112 ayat (1) tersebut di dalam rangka pembinaan”. Hal ini mengandung suatu
atas, menentapkan yaitu: “Pemerintah Pusat pengertian, tanggung jawab pembinaan pemerintah

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berdasarkan
Undang-Undang Pemerintah Daerah – Husin Ilyas | 275
daerah, tidak terlepas tanggung jawab Pemerintah e. Perencanaan, penelitian, pengembangan,
dalam rangka upaya pemberdayaan daerah otonom pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini urusan pemeritahan.
sejalan maksud memfasilitasi adalah upaya Dari ketentuan Pasal 217 tersebut di atas, ada
pemberdayaan daerah otonom melalui pemberian beberapa hal untuk dikaji, menimbulkan persoalan
pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan super hukum yang dalam pelaksanaan pembinaan itu, secara
Visi (penjelasan Pasal 112 ayat (1)). Azas yang teknis sulit dilaksanakan, yang berkaitan yaitu:
terkandung dalam ketentuan Pasal 112 ayat (1) 1. Ketentuan Pasal 217 ayat (1) tersebut,
tersebut, mengandung azas dekonsentrasi. Setelah itu menunjukkan suatu pengertian tanggung jawab
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang
Instrumen hukum yang mengatur pembinaan meliputi sebagaimana dicantum dalam ayat (1)
dan pengawasan ini diatur dengan peraturan mulai dari huruf a sampai dengan huruf e di atas.
Pemerintah, sebagaimana yang dimaksud Pasal 223 Kewenangan tersebut diletakan atau dipikulkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang kepada Pemerintah. Pemerintah yang dimaksud
pemerintahan daerah. Untuk mewujudkan Presiden sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1
Republik Indonesia pada tanggal 30 Desember Tahun angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
2005 menetapkan peraturan Pemerintah nomor 79 adalah Presiden sebagai Pemerintah. Lain halnya
Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan dibandingkan dengan ketentuan Undang-Undang
pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah terdiri dari
dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 165 Tahun Presiden beserta para Menteri (Pasal 1 huruf a).
2005. 2. Ditemukan tidak sinkronnya antara ketentuan
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 peraturan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tersebut di atas, ketentuan peraturan Pemerintah Nomor 79
dapat diketahui asas pembinaan penyelenggaraan Tahun 2005 tentang: “Pedoman Pembinaan dan
pemerintah daerah berdasarkan asas dekonsentrasi, hal Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
itu ditetapkan kedudukan Gubernur selaku wakil Daerah”. Menurut peraturan Pemerintah tersebut,
Pemerintah didaerah, dan disamping itu menetapkan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah
pula Gubernur sebagai wakil Pemerintah didaerah, daerah dilakukan oleh Pemerintah dan/ atau
bertugas untuk melakukan pembinaan dalam upaya Gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah,
untuk mewujudkan tercapainya tujuan sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 angka 3
penyelenggaraan otonomi daerah. Hal ini dijelaskan yang telah dikemukan pada lembaran dimuka,
dalam penjelasan umum alenia keenam peraturan sedangkan menurut ketentuan Pasal 217 ayat (1)
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 menyatakan: tersebut di atas dilakukan oleh Pemerintah yaitu
“pemerintahan daerah pada hakekatnya merupakan Pemerintah berarti mengandung suatu
sub sistem dari pemerintahan nasional dan secara pengertian, pelaksanaan pembinaan atas
implisit pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah
pemerintahan Daerah merupakan bagian integral dari disentralkan kepada Pemerintah yaitu Presiden.
sistem penyelenggaraan pemerintahan”. Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 217
ayat (1) tersebut di atas, bentuk-bentuk pembinaan
Bentuk-Bentuk Pembinaan yang harus dilakukan oleh Pemerintah terhadap
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, penyelenggaraan pemerintahan daerah, dalam bentuk
memuat ketentuan-ketentuan pembinaan, dimuat yaitu:
dalam Bab XII, yang berjudul: “Pembinaan dan a. Koordinasi pemerintahan antar susunan
Pengawasan”. Khusus yang mengatur pembinaan pemerintahan;
diatur dalam Pasal 217. Pasal 217 ayat (1) b. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan
menyatakan: urusan pemerintahan;
(1) Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan c. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang pelaksanaan urusan pemerintahan;
meliputi: d. Pendidikan dan pelatihan; dan
a. Koordinasi pemerintahan antar susunan e. Perencanaan, penelitian, pengembangan,
pemerintahan; pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan
b. Pemberian pedoman dan standar pemeritahan.
pelaksanaan urusan pemerintahan; Dari ketentuan Pasal 2 ayat (1) peraturan
c. Pemberian bimbingan, supervisi dan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, tersebut di atas
konsultasi pelaksanaan urusan pemerintah- dapat diketahui, “Pembinaan yang dilakukan oleh
an; Pemerintah itu, bertujuan dalam rangka terciptanya
d. Pendidikan dan pelatihan; dan suatu integrasi (penyatuan) dalam pelaksanaan
berbagai tugas pemerintahan yang dilaksanakan dalam
bentuk koordinasi antar susunan pemerintahan, dari

276 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 273 - 280
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah dan di samping sesudah ada pengesahan pejabat yang
itu memberikan dalam bentuk, pedoman setandar berwenang, atau apabila setelah 3 (tiga) bulan
pelaksanaan urusan pemerintahan, serta bimbingan sejak diterimanya Peraturan Daerah dan atau
dalam bentuk supervisi, konsultasi pelaksanaan urusan Keputusan Kepala Daerah tersebut, pejabat yang
pemerintahan, pendidikan, pelatihan, perencanaan, berwenang tidak mengambil sesuatu keputusan”.
penelitian, pengembangan, pemantauan dan terakhir Dari ketentuan Pasal 69 ayat (1) tersebut
evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan. Tugas- di atas, menetapkan yaitu: pertama Peraturan
tugas pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah ini Daerah atau Keputusan Kepala Daerah, sebelum
dalam usaha melakukan pengawasan prepentif. dijalankan atau diperlakukan, harus ada
Sehingga perlu dilakukan pembinaan terlebih dahulu pengesahan dahulu dari pejabat yang berwenang.
terhadap pemerintahan daerah di daerah, agar dalam Kedua apabila setelah 3 (tiga) bulan sejak
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dapat berjalan diterima Peraturan Daerah dan atau Keputusan
dengan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan Kepala Daerah tersebut, pejabat tersebut belum
Undang-undang. juga mengambil sesuatu keputusan. Pada intinya
belum dapat dijalankan, baik Peraturan Daerah
Pengawasan Pemerintah Pusat dan Pemerintah tingkat I dan Peraturan Daerah tingkat II, begitu
Daerah Sebelum Undang-Undang Nomor 22 juga terhadap Keputusan Kepala Daerah Tingkat
Tahun 1999 I dan daerah tingkat II. Lembaga atau Institusi,
Hubungan antara pemerintah dan pemerintah yang dilimpahkan wewenang melakukan
daerah salah satu bentuknya ialah berwujud pengawasan sebagaimana dijelaskan dalam
pengawasan, hal ini dikemukan oleh Soehino yaitu: penjelasan umum angka 6 yang berjudul:
“Hubungan antara pemerintah daerah dengan “Pengawasan”, huruf b yang berjudul
pemerintah atau dengan pemerintah daerah tingkat pengawasan preventif, menjelaskan yaitu:
atasnya, merupakan hubungan pengawasan”, hal yang (1) Pengawasan Preventif mengandung prinsip
sama juga dikemukakan The Liang Gie: “Salah satu bahwa Peraturan Daerah dan Keputusan
bentuk hubungan lain antara pusat dengan daerah ialah Kepala Daerah mengenai pokok tertentu
berwujud pengawasan oleh Pusat terhadap Daerah” baru berlaku sesudah ada pengesahan
Dari pemikiran tersebut menggambarkan pada pejabat yang berwenang, yaitu:
intinya pengawasan itu adalah salah satu perwujutan (a) Menteri Dalam Negeri bagi Peraturan
hubungan antara pemerintah dengan pemerintah Daerah dan Keputusan Kepala Daerah
daerah dan pemerintah tingkat atasnya. Hal ini sejalan Tingkat I;
pemikiran yang dikemukan Ninik Widiyanti dan (b) Gubernur Kepala Daerah bagi
Sunindhia yaitu: Oleh karena harus ada keserasian Peraturan Daerah dan Keputusan
hubungan antara Pusat dan Daerah dan terjaganya Kepala Daerah Tingkat II.
keutuhan Negara Kesatuan maka Pusat sebagai (2) Pada pokoknya Peraturan Daerah atau
penanggung jawab secara utuh tentang kehidupan Keputusan Kepala Daerah yang untuk
bernegara perlu mengadakan pengawasan terhadap berlakunya memerlukan pengesahan adalah
daerah-daerah. Harus pula dijaga agar otonomi ini yang:
akhirnya tidak akan menimbulkan suatu daerah yang (a) Menentapkan ketentuan-ketentuan
bersifat “staat” juga. yang mengikat rakyat, ketentuan-
Pengawasan oleh pusat terhadap penyeleng- ketentuan yang mengandung perintah,
garaan pemerintahan daerah, akibat mutlak dari negara larangan, keharusan untuk berbuat
kesatuan, hal ini dikemukan Ninik Widyanti dan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dan
Sunindhia yaitu: “Pengawasan terhadap segala lain-lain yang ditujukan langsung
kegiatan pemerintah daerah termasuk Keputusan kepada rakyat;
Kepala Daerah dan Peraturan Daerah merupakan suatu (b) Mengadakan ancaman pidana berupa
akibat mutlak dari adanya negara kesatuan” denda atau kurungan atas pelanggaran
Sistem pengawasan Peraturan Daerah menurut ketentuan tertentu yang ditetapkan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974. Di dalam dalam Peraturan Daerah;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang memuat (c) Memberikan beban kepada rakyat,
tentang pengawasan, dimuat dalam paragraf I yang misalnya pajak atau retribusi daerah;
berjudul: “Pengawasan Preventif” dan pada paragraf II (d) Menentukan segala sesuatu yang perlu
diberi judul “Pengawasan Represif”. diketahui oleh umum, karena
1. Pengawasan Preventif dalam bentuk “Peraturan menyangkut kepentingan rakyat,
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah”. Sistem misalnya: mengadakan utang-piutang,
pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan menanggung pinjaman, mengadakan
Keputusan Kepala Daerah ditetapkan dalam perusahaan daerah, mengubah dan
Pasal 69 ayat (1) menyatakan: “Peraturan menetapkan Anggaran Pendapatan
Daerah dan atau Keputusan Kepala Daerah yang dan Belanja Daerah, menetapkan
memerlukan pengesahan, dapat dijalankan perhitungan Anggaran Pendapatan

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berdasarkan
Undang-Undang Pemerintah Daerah – Husin Ilyas | 277
dan Belanja Daerah, mengatur gaji tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
pegawai dan lain-lain. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Di dalam
Dari penjelasan umum angka 6, huruf b, peraturan Pemerintah tersebut di atas, pada bagian
angka (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun kedua diberi judul: “Pengawasan Peraturan Daerah
1974, tersebut di atas, menetapkan lembaga atau dan Peraturan Kepala Daerah”. Pasal 37 ayat (1)
instasi yang dilimpahkan untuk melakukan menyatakan: Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
pengawasan preventif terhadap Peraturan Daerah Daerah disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7
dan Keputusan Kepala Daerah. dengan sistem (tujuh) hari sejak ditetapkan.
hirarki atau sistem bertikat susunan Pemerintah Dari ketentuan Pasal 37 ayat (1) tersebut di
yaitu Menteri Dalam Negeri melakukan atas, menetapkan jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan hari sejak ditetapkan disampaikan kepada Pemerintah
Keputusan Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur baik yang berbentuk Peraturan Daerah maupun
terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan peraturan kepala daerah. Berarti disini Pemerintah
Kepala Daerah Tingkat II. Peraturan daerah dan melakukan pengawasan. Hal ini sebagaimana yang
Keputusan Kepala Daerah yang mendapat dicantumkan dalam Pasal 37 ayat (2) nya,
pengawasan terlebih dahulu dari institusi menyatakan: “Pemerintah melakukan pengawasan
tersebut, sebagaimana yang dimaksud pada terhadap Peraturan Daerah dan peraturan kepala
angka (2) dimulai huruf a sampai dengan huruf d daerah”. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana
tersebut di atas. dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri (Pasal
37 ayat (3) nya).
Sistem Pengawasan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 ayat (1) yang bertentangan dengan kepentingan umum
Di dalam ketentuan Undang-Undang Nomor dan/ atau peraturan perundang-undangan yang lebih
22 Tahun 1999 hanya memuat satu sistem pengawasan tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Presiden
yaitu pengawasan represif dan tidak ada ditemui berdasarkan usulan Menteri (Pasal 37 ayat (4)).
pengawasan dalam bentuk preventif. Bentuk Peraturan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada
pengawasan represif adalah “Pemerintah dapat ayat (1) yang bertentangan dengan kepentingan
membatalkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala umum, Peraturan Daerah dan peraturan perundang-
Daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan dengan
atau peraturan perundang-undangan lainnya”. (Pasal Peraturan Menteri/ Pasal 37 ayat (5).
114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999).
PENUTUP
Sistem Pengawasan Peraturan Daerah Menurut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Merujuk permasalahan yang diteliti dan
Dalam Pasal 218 Undang-Undang Nomor 32 dianalisis melalui pengkajian dalam bab-bab
Tahun 2004, diatur pengawasan terhadap Peraturan sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, untuk itu bunyi Pembinaan, baru diatur secara eksplisit, dalam
lengkap Pasal 218 tersebut dirumuskan yaitu: Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-
(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan Undang Nomor 32 Tahun 2004, pada hakekatnya,
daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang merupakan pemberdayaan institusi pemerintah daerah
meliputi: dan lembaga-lembaga daerah, yang merupakan
a. Pengawasan atas pelaksanaan urusan interpensi pusat terhadap pemerintah daerah, hal ini
pemerintahan di daerah; menunjukkan tidak ada kemandirian pemerintah
b. Pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan daerah, ini kembali pada prinsip sentralisasi.
peraturan kepala daerah. Pengawasan, menurut Undang-Undang Nomor
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 Tahun 1974, memuat sistem pengawasan preventif
(1) huruf a dilaksanakan oleh aparat pengawas dan represif dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
intern Pemerintah sesuai peraturan perundang- 1999 hanya memuat sistem represif. Undang-Undang
undangan. Nomor 32 Tahun 2004 memuat sistem pengawasan
Dari ketentuan Pasal 218 ayat (1) huruf b, preventif disebut evaluasi dan represif, terhadap
tersebut di atas menetapkan wujud pengawasan dalam Peraturan Daerah dan peraturan Kepala Daerah
bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Daerah. Pengawasan preventif, tidak berjalan dengan
Pengawasan represif, sebagaimana yang efektif dan efisien. Pengawasan ini mengurangi
dimaksud Pasal 223 Undang-Undang Nomor 32 kemandirian daerah dan apabila Peraturan Daerah dan
Tahun 2004 yang telah dikemukan pada lembaran peraturan kepala daerah bertentangan dengan
terdahulu, pedoman yang berhubungan dengan kepentingan umum, Undang-Undang yang lebih tinggi
pengawasan, khususnya pengawasan terhadap tingkatnya dapat dibatalkan pengawasan represif.
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

278 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 273 - 280
Saran UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (19
Mengenai pembinaan, merupakan intervensi Oktober 1999) jo. Keputusan MPR Republik
pusat kepada daerah sebagaimana diatur dalam PP Indonesia Tanggal 19 Oktober 1999, Keputusan
Nomor 79 Tahun 2005, PP tersebut harus dicabut. MPR Republik Indonesia Tanggal 18 Agustus
2000, Keputusan MPR Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Tanggal 9 November 2001 dan Keputusan MPR
Republik Indonesia Tanggal 11 Agustus 2002,
Attamimi, A. Hamid S. 1990. Peranan Keputusan tentang Perubahan I, II, III dan IV UUD Negara
Presiden Republik Indonesia Dalam RI Tahun 1945.
Penyelenggaraan pemerintahan Negara, UUD RI Tahun 1945 (Tanggal 18 Agustus 1945 sampai
Disertasi, Fakultas Pascasarjana Universitas Tanggal 27 Desember 1949), Berita Republik
Indonesia. Jakarta. Indonesia Tahun II/7.
Baskara, Niti dan Tubagus Ronny Rahman. 2003. Wasistiono, Sadu. 2003. Penyelenggaraan Pemerintah
Poladoksal dan Otonomi Daerah. Jakarta: Daerah. Bandung: Fokus Media.
Peradaban. Widiyanti, Ninik dan Y.W. Sunindhia. 1987. Kepala
Gie, The Liang. 1968. Pertumbuhan pemerintahan Daerah dan Pengawasan dari Pusat. Jakarta: PT.
Daerah di Negara Republik Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.
PT. Gunung Agung.
Hadjon, Philipus M. 1997. Tentang Wewenang, Yuridika,
Majalah Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Nomor 5 & 6 Tahun, September-Desember 1997.
Indroharto. 1991. Usaha-usaha Memahami Undang-
undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Moeljosoedarmo, Soewoto. 1990. Kekuasaan dan
Tanggung Jawab Presiden RI (Suatu Penelitian
Segi-segi Teoritik dan Yuridik Pertanggung
Jawaban Kekuasaan Presiden). Disertasi,
Fakultas Pascasarjana UNAIR.
Nitibaskara, Tubagus Ronny Rahman. 2003. Paradoksal
Konflik dan Otonomi Daerah, Jakarta: Peradaban.
Pemudji, S. 1992. Kepemimpinan pemerintahan di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165).
Philipus M. Hadjon. 1997. Tentang Wewenang. Yuridika,
Majalah Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Nomor 5 & 6 Tahun. September-Desember.
Puspa, Yan Pramadya. 1997. Kamus Hukum Edisi
Lengkap Bahasa Belanda Indonesia Inggris,
Semarang: Aneka Ilmu.
Soehino. 1980. Perkembangan Pemerintahan di Daerah.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
__________. 2002. Hukum Tata Negara Pemerintah
Daerah Berdasarkan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999, Yogyakarta: BPFE.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, TLN
Republik Indonesia Nomor 3839)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI
Tahun 2004 Nomor 125, TLN Republik
Indonesia Nomor 4437)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 38, TLN Republik Indonesia
Nomor 3037)

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berdasarkan
Undang-Undang Pemerintah Daerah – Husin Ilyas | 279
280 | Jurnal Bina Praja | Volume 4 No. 4 Desember 2012 | 273 - 280

Anda mungkin juga menyukai