Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yogi Tri.

H
Nim : 802017243

Subjective Well Being


Subjective well being adalah analisis ilmiah tentang bagaimana individu mela- kukan
evaluasi terhadap kehidupannya, termasuk sejumlah kenangan yang telah lama berlalu. Evaluasi-
evaluasi (Darusmin & Himam, 2016) Ada dua pendekatan teori yang digunakan dalam
kesejahteraan subjektif yaitu ; Bottom up theories Teori memandang bahwa kebahagiaan dan
kepuasan hidup yang dirasakan dan dialami seseorang tergantung dari banyaknya kebahagiaan
kecil serta kumpulan peristiwa- peristiwa bahagia. Top down theories Kesejahteraan subjektif
yang dialami seseorang tergantung dari cara individu tersebut mengevaluasi dan menginterpretasi
suatu peristiwa/kejadian dalam sudut pandang yang positif. Perspektif (Kesejahteraan & Dan,
2010) Peterson dan Seligman, 2004 (dalamWijayanti dan Nurwianti,2010:118) menyatakan bahwa
keutamaan dan kekuatan karakter bersifat individual dan berbeda-beda secara lintas
budaya.(Mujamiasih et al., 2013)

Subjective well-being merupakan salah satu kajian dalam psikologi positif, dan pendekatan
teori yang ada salah satunya menggunakan teori need and goal satisfaction. Orang yang memiliki
tujuan penting dan berjuang untuk meraihnya akan menjadi sosok yang lebih energik, mengalami
banyak macam emosi positif dan akan merasa bahwa hidupnya sangat bermakna (McGregor &
Little, 1998).(Nayana, 2013)

Seseorang yang memiliki subjective well-being yang tinggi dikarak- teristikkan dengan
tingginya tingkat emosi positif dibanding emosi negatif yang dialami, yang artinya emosi positif
yang berupa kebahagiaan, semangat, optimis, keyakinan, harus lebih tinggi dibandingkan dengan
emosi negatif yang berupa kecemasan, ketakutan, frustasi (Diansari, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Darusmin, D. F., & Himam, F. (2016). Subjective Well Being pada Hakim yang Bertugas di
Daerah Terpencil. Subjective Well Being Pada Hakim Yang Bertugas Di Daerah Terpencil,
1(3), 192–203. https://doi.org/10.22146/gamajop.8816
Diansari, D. (2016). Subjective Well-Being Mantan Pemulung Yang Mendapatkan Beasiswa
Magister. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2), 175–186.
Kesejahteraan, S. W., & Dan, S. (2010). Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan
Kepuasan Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro. Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan Kerja Pada
Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, 8(2),
117–123. https://doi.org/10.14710/jpu.8.2.117-123
Mujamiasih, M., Prihastuty, R., & Sugeng, H. (2013). Subjective Well-Being (Swb): Studi
Indigenous Karyawan Bersuku Jawa. Journal of Social and Industrial Psychology, 2(2), 36–
42.
Nayana, F. N. (2013). KEFUNGSIAN KELUARGA DAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA. No.02, Agustus 2013, 66(1997), 37–39.

Anda mungkin juga menyukai