Anda di halaman 1dari 4

PC GP.

ANSOR KOTA PALEMBANG


Jln. Salim Batubara Lr.Nurul Huda Sekip Jaya, Kemuning, Palembang (30126)

Nomor : 24/PPR /GPANSOR/XII/2018 Palembang, 16 Juli 2018


Lampiran :-
Perihal : Permohonan Bantuan Seragam Banser

Kepada Yth,
Walikota Palembang Bpk. H. Harnojoyo, S.Sos
Di -
Tempat

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Salam silaturahmi kami sampaikan semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuk dan
pertolongan dari Allah SWT dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan
syafaat-Nya.

Selanjutnya, sehubungan dengan kegiatan Pelantikan & Diklat Terpadu Dasar (DTD) PC
Gerakan Pemuda Ansor Kota Palembang, yang telah dilaksanakan pada:
Hari : Jum’at - Minggu
Tanggal : 26 – 28 Januari 2018
Waktu : Pukul 20.00 WIB s/d Selesai
Tempat : PonPes Sultan Mahmud Badarudin (SMB) Talang Jambi - Palembang

Maka, kami mohon kepada Bapak Walikota Palembang untuk dapat membantu pengadaan
seragam banser yang berjumlah 250 orang.

Atas perhatian dan bantuanya kami sampaikan terima kasih Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rezeki yang berkah untuk kita semua, amin.

Wallahul muaffiq Ila Aqwamitthorieq


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pimpinan Cabang GP Ansor


Kota Palembang

Ketua Sekretaris

Momon Wahyudi Dono Ciputra


PANITIA PELAKSANA PELANTIKAN & DTD
PC GP. ANSOR KOTA PALEMBANG
Jln. Salim Batubara Lr.Nurul Huda Sekip Jaya, Kemuning, Palembang (30126)

PC GP ANSOR KOTA PALEMBANG

A. PENDAHULUAN

Gerakan Pemuda Ansor yang didirikan pada tanggal 10 Muharrom 1353 H atau bertepatan 24
April 1934 M merupakan ormas kepemudaan (OKP) Islam terbesar di Indonesia. Namun
demikian, sebagai badan atonom (Banom) dari sebuah organsasi induk, keberadaan GP. Ansor
menjadi bagian integral dari Nahdlatul Ulama (NU) yang salah satu gerakannya bertujuan untuk
mengorganisir para pemuda Indonesia yang beragama Islam menjadi kader NU yang handal
yang dapat mengawal cita-cita dan kebijakan NU serta dapat meneruskan estafet kepemimpinan
NU di masa yang akan datang. Dengan posisi yang unik (uniqueness) itu, di satu sisi sebagai
ormas kepemudaan, GP. Ansor mempunyai kemandirian dan keleluasaan dalam
mengaktualisasikan visi, misi, program, dan kegiatannya sesuai dengan aturan rumah tangganya
sendiri. Akan tetapi di sisi lain sebagai salah satu Banom NU, GP Ansor memiliki keterikatan
erat secara batin, kultural, dan kewajiban moral untuk mengawal dan tunduk pada ketentuan
organisasi NU. (Fikroh, Amaliyah dan Harokah Nahdliyah).

Gerakan Pemuda Ansor sebagai salah satu badan otonom yang menentukan masa depan NU
dihadapkan pada problematika dengan berbagai tantangan eksternal. Di sisi lain GP. Ansor
dihadapkan oleh berbagai kelemahan internal. Aswaja sebagai landasan berfikir, bersikap, dan
bertindak dalam menggerakkan roda organisasi, sudah mulai kehilangan karakternya. Akibatnya,
berbagai agenda yang digerakkan oleh GP. Ansor kehilangan watak fikroh nahdliyahnya. Aswaja
meminggir dan tidak menjadi mainstream dalam pendekatan sosial sejarah. Aswaja sebagai
ideologi yang memuat nasionalistik, kerakyatan, populis, amanah, dan nonkolaborasi, tidak
nampak dalam gerak dan nafas organisasi GP. Ansor dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah
relasi individual, nilai–nilai kejujuran, keikhlasan, dan kepekaan sosial seolah telah menjadi
barang nan asing.

Oleh karena itu, dengan posisi yang begitu unik tersebut, GP Ansor tidak saja dituntut selalu
peka dan cermat dalam membaca situasi internal NU, akan tetapi juga dapat merespon situasi
eksternal. Ini berarti sikap dan kebijakan yang diambil GP Ansor tidak hanya dapat berdampak
bagi dirinya dalam mendukung pencapaian cita-cita yang dikehendaki Nahdlatul Ulama, akan
tetapi juga berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.

Pada era sekarang GP. Ansor dihadapkan pada wacana dan implementasi pemberdayaan potensi
keswadayaan sebagai implementasi dari Panca Khidmad GP. Ansor dalam mempraktekkan sikap
kemasyarakatan yang Tawasuth (moderat), Tasamuh (toleran), Tawazun (seimbang) dan I’tidal
(konsisten) serta Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Oleh sebab itu, GP. Ansor harus jeli dan pandai
memahami kondisi kemasyarakatan. Kelahiran dan perjuangan GP Ansor merupakan bagian tak
terpisahkan dari cita-cita perjuangan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Oleh sebab itu GP Ansor dituntut akan keberadaannya untuk berperan aktif dan
kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang
berperikemanusian dan bermartabat dengan mengisi kekaryaannya di segala lapisan masyarakat
untuk mewujudkan masyarakat berperadaban (mutamaddin). Ansor menyadari bahwa
pembentukan masyarakat berperadaban haruslah dimulai bertahap dari individu, keluarga,
komunitas hingga bangsa.

GP Ansor perlu merealisasikan berbagai program yang diarahkan untuk mendukung eksistensi
dan perannya di atas, utamanya bagaimana GP Ansor dapat mengkhidmatkan diri di tengah
perubahan transisional demokrasi di Indonesia, baik dalam kehidupan berbangsa maupun
bernegara. Pengkhidmatan yang telah dijalankan GP Ansor tersebut telah membawa hasil yang
menggembirakan. Sekalipun kemudian di sana sini masih dijumpai beberapa kekurangan dalam
pelaksanaannya. Memang, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kian
cepatnya perubahan kehidupan yang terjadi dewasa ini, GP Ansor tentu saja juga turut menjaga
perubahan itu agar dapat berjalan dinamis dan konstruktif melalui aksi-aksi dan pengayaan
wacana yang tidak terperangkap ke dalam anarkhisme dan ekstremitas di luar gerakan Ansor.

Berbagai gejala sosial masyarakat yang terjadi di sekeliling kita seperti kekeringan, banjir,
bencana alam dan keadaan sosial kemasyarakatan (kemiskinan dan penggangguran) merupakan
fenomena dimasyarakat yang membuka mata hati bagi para anak bangsa, tidak terkecuali GP
Ansor untuk menyelesaikan segala pekerjaan tersebut. Sebagai upaya menanggulangi fenomena
tersebut, keberadaan GP Ansor dituntut untuk dapat memprogramkan berbagai kegiatan melalui
kepengurusan yang solid dan program kerja yang jelas dan terarah.

B. TUJUAN
Memohon bantuan seragam banser berjumlah 250 orang.

I. ANGGARAN BIAYA

Anggaran biaya seragam Banser PC GP ANSOR Kota Palembang adalah sebanyak


Rp. 200.000.000,- " Dua Ratus Juta Rupiah". Adapun estimasi anggaran terinci dalam
lampiran.

C. PENUTUP

Demikianlah permohonan bantuan seragam Banser PC GP ANSOR Kota Palembang ini


kami buat, dengan harapan dapat memberikan segala bantuan yang kami butuhkan.

Palembang, 16 Juni 2018

Pimpinan Cabang GP Ansor


Kota Palembang

Ketua Sekretaris

Momon Wahyudi Dono Ciputra


ESTIMASI DANA KEGIATAN PELANTIKAN
PIMPINAN CABANG GP ANSOR KOTA PALEMBANG

No Uraian Banyaknya Nominal Jumlah

1 Seragam Banser 250 Buah 800.000 200.000.000

Dua Ratus Juta Rupiah

Palembang, 16 Juli 2018

Andi Handana
Bendahara...

Anda mungkin juga menyukai