Anda di halaman 1dari 12

Geografi

Tingkatan geografisnya memiliki karakter yang kognitif (persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional). Yang dimana lebih cenderung menjadi ‘pikiran’ daripada
diterapkan dalam kehidupan, akan tetapi bisa mempengaruhi secara langsung dan mempengaruhi
tingkatan secara keseluruhan. Di masa lalu, tingkatan geografis susah dibuat. Maka kita mencari sebuah
tingkatan ‘kosmologi’ yang dimana sama nyatanya bagi manusia sebagai geografi sekarang ini. Kita telah
membahas bahwa manusia jaman dahulu membayangkan tingkatan keeksistensiannya sebagai
gambaran tingkatan kosmologi. Dalam arti tertentu, ini masih terjadi hingga saat ini, ketika rumah dan
kota dibangunkan pada pusat Euclidean sebagai ruang bagi naïve realism ( sistem keyakinan pribadi yang
menegasi realitas sebenarnya), atau ketika karya dari arsitek tertentu terinspirasi dari kelanjutan
relativitas . tingkatan geografis ini sulit untuk disajikan sebagai model yang akan dicontoh ataupun ia
member identtas pada objek seperti ‘Eropa’, sebuah Negara atau wilayah, dan dengan begitu dapat
mempertimbangkan kepentingkan politik dan kebudayaan, menyempurnakan informasi ekonomi dan
ekologi yang mempengaruhi orientasi manusia secara luas. Tempat dan jalur dari ruang geografis
memiliki karakter yang abstrak : mereka tidak melambangkan apa yang dimaksud secara langsung,
tetapi elemen yang berpotensi pada ruang yang ada. Konten pada tingkatan geografis ini terutama
mengandung domain yang beragam. ( Situasi yang sama dalam ruang kosmologi, dengan perbedaan
pada domain yang melambangkan situasi hidup yang ideal seperti surge dan neraka). Peter Haggett,
dalam sebuuah studi fundamental tentang teori geografis, menggunakan konsep dari ‘jaringan’( sistem
rute atau jalur), ‘simpul’,’permukaan’(domain) dan ‘hierarki’untuk menjelaskan struktur geografis.

Lansekap

Tingkatan dari lansekap umumnya adalah bila ‘tanah’yang dimana konfigurasinya dengan ruang yang
ada telah berkembang. Anehnya, manusia yang berada pada lasekap sulit untuk dipelajari, satu-satunya
teori masuk akal adalah yang ditemukan di buku daru Rudolf Schwarz Von der Bebauung der Erde. Jelas
bahwa skema dari tingkatan lansekap terbentuk melalui interaksi dari aktivitas manusia dengan
topografi, vegetasi dan iklim. Dengan lansekap yang sama, pada keadaan tertentu berbeda bagi petani,
petambang, dan turis. Lansekap yang menawarkan jajaran peluang yang terbatas dari orientasi dan
identifikasi, kita bisa beranggapan bahwa kapasitas tertentu menentukan bagian strukturalnya. Bagian
structural ini mestinya dijelaskan berdasarkan tempat, jalur, dan domain. Rudolf Schwarz berkata: “…
kita bicara tentang ruang lansekap dan memikirkan tentang rumah, gunung menjadi dinding, lapangan
menjadi lantai, sungai menjadi jalur, pantai menjadi sisi, dan titik terendah dari jajaran gunung menjadi
pintunya.”

Meskipun menjadi latar belakang yang utama, lansekap memiliki strukturnya sendiri. Lansekap
menawarkan area dimana sebuah tempat berkembang sesuai yang dinginkan, dan ini mengindikasi
peluang jalur dan domain yang alami. Bila kita menyatukan berbagai kebutuhan manusia yang sesuai
dengan konsep tempat, kita akan ditemukan dengan rumusan dimana mengidentifikasi/keamanan
mengarahkan kepada aktivitas. Sebuah tempat tercipta dimana rumus ini menemukan mitra fisiknya.
Dalam istilah konkrit, ini berarti bahwa ruang yang terlindung secara alami, bisa dengan mudah
berinteraksi dengan sekitarnya. Kota yang hebat dimasa lalu juga berlokasi di jalur yang alami dalam
perhubungannya seperti sungai, yang menawarkan perlindungkan alami dan juga karakter identitas
(genius loci). Dalam beberapa kasus, tuntutan keduanya puas dengan hasilnya secara maksimal, seperti
misalnya di Konstantinopel-Istanbul, dimana jalur dari Timur-Barat dan Utara-Selatan bertemu disuatu
ttik yang indahnya tak tertandingi. Jelas sekali jika Lansekap juga mengandung tempat yang berpotensi
yang hanya dapat memenuhi satu dari tuntutan dasarnya. Dengan kasus yang begini, tuntutan lain harus
bertemu dengan maksud lain yang dibuat, dengan merancang dan membangun. Formasi dari jalur juga
kepada perluasan secara besar ditentukan dari kondisi. Ide dari Kurt Lewin tentang ‘jalur yang lebih
dipilih’telat dikonfirmasi oleh peneliti geografis modern, yang dimana ini menunjukkan bahwa
pergerakkan biasanya mengikuti jalur yang optimal, menurut lex parsimonia. Penyimpangan dari garis
lurus adalah hal yang biasa, bisa jadi dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu ( penyimpangan positif
) atau untuk menghindari masalah (persimpangan negative). Khususnya, domain diperbaiki oleh elemen
natural, lereng, tepian, tekstur yang bervariaasi (vegetasi dll) menjadi faktor kuat dalam penganjuran
area yang menjadi bagian dari gambaran lingkungan manusia. Seringkali area ini berhubungan dengan
yang digunakan untuk alasan tertentu, seperti untuk agrikultur, tetapi seringkali hubungannya bukan
dari satu ke satu, dengan bantuan antar alami dan buatan manusia dapat memperoleh sebuah hasil.

Tetapi struktur lansekap harus diakui adalah termasuk dalam kecenderungan pembauran umum.
Elemennya pada saat tertentu saja bisa memiliki definisi yang jelas, seperti danau, dan vegetasi dan
bentuk topografi jarang sekali terbentuk berhubungan. Hubungan tertentu yang dutemukan seperti
ketika lapangan yang dilindung berhenti terhadap bukit yang dikelilingi oleh hutan, tetapi bentuk
geometrical atau regular sulit terbentuk. Ketika ini benar terjdi, manusia cenderung memberikan
peningkatan tertentu: Gunung Fuji di Jepang secara tradisional dianggap suci, dan Vesuvius bahkan lebih
menarik dikarenakan konturnya, ditekankan oleh lokasi gunungnya yang tersembunyi. Salah jika kita
menganggap lansekap tidak memiliki bentuk. Sebuuah lansekap dengan unsur wajib yang minim bisa
saja ada, tetapi tidka memberikan peluang yang sama untuk orientasi dan identifikasi sebagai lansekap
dimana dimensi besar dan kecil saling menekan, dimana massa dan ruang menginspirasi kita untuk
membayangkan kesan dari pergerakan fisik dan jiwa. Proses yang dibayangkan tentang lansekap ketika
musim berganti juga menentukan ekspresinya yang sangat beragam, ia bisa menjadi intim atau
terlarang; tersenyum atau suram; tetapi semua ekspresi ini memiliki karakter umum. Alam bukan
buatan manusia, alam memiliki jarak tertentu terhadap kita dan menawarkan pengalaman yang hebat
tetapi cenderungan tidak berubah. Struktur dari lansekap mengandung hubungan topologi umum; kita
bisa berbicara tentang jajaran gunung atau rawa dalam hutan. Marilah kita mengulang bahwa lansekap
selalu memiliki fungus membentuk latar belakangnya yang berkelanjutan dalam membentuk gambaran
mental tentang lingkunggan . bila kondisi ini terganggu maka kita berhenti berbicara mengenai lansekap.

Tingkatan Urban

Pada tingkatan urban kita menemukan struktur yang dimana kebanyakan ditentukan oleh aktivitas
manusia itu sendiri, yaitu aktivitasnya dengan ‘buatan manusia’. Pada tingkatan ini, bentuk dasar adalah
apa yang kita sebut sebagai ‘tempat kita’. Ketika sedang bmelakukan perkembangan, keseluruhan
terstruktur ditemukan oleh seseorang yang dimana dibagikan dia kepada orang lain dan terlebih lagi
member dirinya sebuah identitas. Faktanya, menjelang sejarah, kota memiliki civitas, dunia yang
dikenaal dan aman yang dimana member keamanan bagi manusia dan dari hubungan dunia luar yang
tidak diketahui. Kualitas utama dari gambaran urban adalah suatu tempat yang dapat dikenal. Untuk
memenuhi kebutuhan kondisi ini, penyelesaian seharusnya memiliki karakter figural dalam relasinya
dengan lansekap. Pusat dari penutupan pendekatan unsur adalah kepentingan yang utama.
Penyelesaian ini dalam kasus manapun memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi daripada
lingkungannya. Ini tidak berarti bahwa kota yang memiliki sistem tertutup, menyendiri dari
lingkungannya. Kita telah membahas tentang dialek dari kepergian dan kepulangan, dari dalam dan luar
dan maksud dari bukaan. Kota berhubungan dengan elemen dari tingkatan lain. Tetapi komunikasi
mengandaikan bahwa kota memiliki sesuatu untuk dikontribusikan, memiliki identitas yang jelas.
Komunikasi tidak berarti menghilangkan diri dari lingkungan sekitar.

Kita telah meningkatkan bahwa identitas dari sebuat penyelesaian cenderung kepada lingkungan
sekitarnya tergantung dengan tingkat kepadatan tertentu. Pertanyaannya kemudian timbul apakah
kepadatan juga menjadi motivasi. Penduduk tertentu dari berbagai periode dari berbagai bagian didunia
merupakan hasil pengkarakteran oleh kepadatan. Kualitas ini sepertinya memenuhi keperluan manusia
yang mendasar. Yang satu mungkin memerlukan pelindungan, suatu faktor yang merupakan elemen
penting, tetapi kepadatan juga timbul ketika pelindungan tidak dibutuhkann. Kita tahu bahwa
hieroglyph dari orang mesir untuk katat “kota”juga memiliki arti “ibu”. Kota ini telah mengalami
pendekatandan kehangatan. Ketika saya bertanya kepada salah satu penghuni dari desa di itali tentang
bagaimana dia mendeskripsikan desanya kepada seseorang yang tidak tahu mengenai desanya, dia
menjawab, “desaku seperti jubah hangat yang bisa saya pakai.” Kepadatan terlihat telah menjadi
motivasi pada kasus ini. Secar umum, ini sesuai kepada apa yang biasanya disebut sebagai skala
manusia.

Pembahasan mengenai struktur urban tidak melelahkan, tetapi dengan menunjukkan sebuat kualitas
tempat yang umum. Ini juga mencakup sebuah pengaturan interior yan telah kita bahas di penelitian
Kevin Lynch. Lynch sebenarnya buka yang pertama menyebutkan bahwa struktur urban dalam istilah
simpul, jalur, distrik, dsb. Penjelasan pada kota biasanya menjurus ke kata lapangan atau plaza, jalanan,
perempatan dan kita juga bisa menggarisbawahi perkataan dari A. E. Brickman dan Paul Zucker sebagai
contoh. Tetapi mereka telah memberikan istilah yang terkenal ini dengan dimensi baru yang ada,
daripada mengurangi mereka menjadi aspek dalam masalah ‘visual’. Pendekatannya mencari konfirmasi
signifikan dalam sebuah esai dari Clade Lévi-Strauss yang membahas tentang gambaran oleh pribumi
tentang kampong mereka. Lévi-Strauss menunjukkan bahwa gambaran adalah berdasarkan
olehhubungan topologi yang simple tetapi beragam menurut posisi masing-masing individual dalam
hubungan struktur sosial mereka. Dia juga menunjukan bahwa pendekatan gambaran kepada
penyusunan nyata ditemukan di desa primitive. Struktur urban yang dalam dan fungsi sosial yang akan
mengambil allih. Elemen dasar yang sama ditemukan dimana saja, mereka bisa digabungkan dalam
beberapa gambaran urban. Yang paling mendasar adalah area terlindungi ( di’pagar’) dank luster yang
dimana merupakan ekspresi langsung dari fungsi dan kebersamaan sosial. Kedua struktur ini juga sering
muncul dalam kombinasi, saat kluster diberi penetapan batas yang tepat. Berkelanjutan seiring sebuah
jalur juga merupakan karakteristik model, kebanyakan ditentukan oleh kondisi lingkungan tertentu. Di
kota yang lebih besar, struktur ini membentuk sistem hierarki. Sebuah derajar geometrisasi yang lebih
tinggi maupun rendah bisa muncul dalam semua sub-tingkatan.

Kevin Lynch menggunakan kota-kota di Amerika yang terkini sebaagai materinya, tetapi tetap mengarah
ke kesimpulan yang sama. Manusia membutuhkan sebuah lingkungan urban yang memfasilitasi
pembentukan gambaran, ia membutuhkan distrik yang memiliki karakter tertentu, jalur yang mengarah
ke suatu tempat, dan simpul yang jelas dan tak terlupakan. Dalam analisanya yang mengagumkan
tentanng los angeles yang tidak berbentuk, dia mengatakan sebuah pernyataan karakteristik tentang
salah satu ornag yang ia wawancarai: “ itu seperti bila kau pergi ke suatu tempat untuk waktu yang
lama, dan ketika kau sampai, kau tidak menemukan apa-apa disana”. Dalam tingkatan urban, individu
biasanya memiliki ruang privatnya, tapi penting sekali untuk mengerti bahwa ini merupakan bagian dari
sesuatu yang lebih besar. Sebuah pengertian tumbuh bersama seiring manusia menjadi bagian dari
konteks sosial. Sosialisasi harus diiringi dengan perkembangan dari ruang yang ada menjadi bermakna.
Rudolf Schwarz mengatakan : “individu terlalu di desa yang sudah ada sebelum dirinya. Tetapi pelan-
pelan desa ini menjadi kampong halamannya, sebuah tempat untuk hidup dan penuh dengan
kenangan.” Jalur dan tempat menjadi kenangan dan ruang menjadi sejarah dalam hidupnya.

Rumah

Ruang privasi yang kita temukan dalam tingkatan urban yang umum adalah rumah. Rumah memberikan
dan merepresentasikan kebutuhan dalam setiap situasi. Tetapi ada juga rumah yang memiliki sifat
public. Ini berarti mereka termasuk dalam tingkatan urban atau dunia publik disadari sebagai bagian
perluasan dari privasinya, jadi manusia bisa dibilang tinggal di bangunan public dan juga di rumahnya
sendiri. Dalam kata lain, konsep dari rumah memiliki jajaran yang beragam. Beberapa membentuk
kehidupan, faktanya, memberi kepentingan utama secara umum, lingkungan public; para penduduk
tinggal bersama sebagai komunitas, dimana didalam rumah terdapat keluarga sebagai elemen dasarnya.
Dalam kasus keduanya, fungsi fundamentalnya dari bertempat tinggal telah diekspresikan secara penuh.
Heidegger berkata:

“apa ari dari membangun? Kata tua bahasa jerman dari membangun adalah ‘buan’ dan artinya adalah
untuk tinggal. Itu adalah untuk menetap … kata “bin” (am/ bahasa inggris) dating dari kata yang sangat
tua dari membangun, jadi “I am” “you are” berarti aku tinggal, kamu tinggal. Bertempat tinggal adalah
prinsip dasar dari eksistensi.”

Rumah mengandung pusat tempat bagi manusia untuk bereksistens, tempat dimana anak kecil belajar
mengerti keberadaannya di dunia, dan tempat dimana manusia perdi dan pulang. Puisi Milosz berbunyi:

“aku menyebut Ibu. Dan pikiranku adalah kamu, oh, rumah. Rumah dari musim panas gelap kesayangan
masa kecilku.”

Dan tulisan tentang rumah dari Hermann Broch berbunyi, “salah satu dari kekuatan integratif terhebat
dalam kehidupan manusia. Didalam rumahlah manusia menemukan identitasnya.”

Struktur dari rumah utamanya mengandung struktur interior yang dibedakan dalam bawahan tertentu
dan menghubungkan jalur. Aktivitas berbeda terjadi didalam rumah dan koordinasinya sangat
melambangkan bentuk dari kehidupan. Aktivitasnya memiliki hubungan beragam kepada yang luarnya
and kepada arah dasar vertical dan horizontal. Ketika Bachelard member kepentingan utama kepada
vertikalitas pada rumah, dia jelas menyadari hubungan fundamental yang didiskusikan oleh Heidegger :
untuk tinggal bukan berarti untuk berada di bumi, tapi juga untuk berada dibawah surge. Rumah
member tempat pada manusia dibumi, tetapi vertical selalu harus bersamanya. Secara umum, rumah
mengekspresikan struktur dari tempat tinggal dengan semua aspek fisik dan jiwanya. Ia dibayangkan
sebagai sistem dari aksivitas yang bermaksa sebagai sebuah tempat dengan karakter yang beragam.
Untuk mengilustrasikan kedalaman yang telah diberikan kepada dunia ‘karakter’ didalam konteksnya,
Bachelard mengutip C. G. Jung yang berkata : “ hati nurani bertindak seperti manusia yang mendengar
bunyi yang mencurigakan di cerobong asap lalu tergesa-gesa menuju ke loteng untuk mengecek apakah
ada perampok dan kemudian suara itu hanyala imajinasi. Kenyataannya manusia yang berhati-hati tidak
akan berani menuju kebawah cerobong. Gambaran dari rumah tergantung terhadapn eksistensi dari
tempat berbeda yang dimana berinteraksi diantara mereka. Diatas semuanya itu, bagaimanapun,
karakter ditentukan oleh hal konkrit seperti perapian, meja, dan kasur.
Ketika Alberti menyebut rumah sebagai kota kecil, dia mungkin merasakan tinggal di kota dan juga di
rumah, dan itu adalah elemen dasar eksistensi ruang yang menentukan keduanya. Tetapi analoginya
tidaklah benar-benar vaallid. Rumah tidak memberi jalur yang sepenting di kota. Dimana aktivitas yang
penting dikota terutama adalah di jalurnya, sedangkan yang terpenting dirumah adalah ruangnya.
Faktanya, kita bisa mengikuti proses logika dari lansekap yang dominan domain dibandingkan dengan
yang dominan jalur pada sebuah kota. Pada waktu yang bersamaan kita menyadari sebuah peningkatan
presisi dri bentuk dan struktur, itulah kecenderungan yang meningkat menuju geometrisasi. Lebih lama
waktu yang dihabiskan manusia didalam rumah, maka dia akan lebih tepat dalam menetapkan
lingkungannya.

Benda

Bagaimana seharusnya kita mempertimbangkan tingkat terendah dari ruang yang ada, misalnya perabot
atau objek yang digunakan? Disini kita tidak bisa membicarakan tentang sistem tentang tempat dan jalur
tetapi bendanya yang dimana berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang berbeda. Secara
langsung berhubungan dengan fungsi tertentu, benda biasanya memiliki batas maksimum bentuk yang
tepat dan dikenal sebagai manusia dengan cara yang paling langsung. Kita sudah membahas tentang
elemen pada tingkatan ini bisa disajikan sebagai foci didalam rumah. Perapian misalnya, sudah ada sejak
jaman dulu dan merupakan bagian paling tengah di tempat tinggal. Dan meja menjadi pusat bagi
keluarga untuk membentuk lingkaran. Bollnow menunjukkan bahwa kasur merepresentasikan pusat
dengan yakin, menjadi tempat dimana manusia memulai dan mengakhiri harinya. Di kasur inilah
manusia mengalami siklus hari dan hidup. Kasur juga menjadi sesuatu yang dijuluki unggul karena
merupakan tempat manusia beristirahat. Bollnow juga menujukkan hubungan aktif manusia pada dunia
dikarakteristikkan oleh posisi vertikalnya. Untuk tidur berarti untuk kembali ke posisi semula awal.
Ketika Cháteau de Versailles di buat tengahnya menjadi tempat tidur Louis XIV, ini menyimbolkan tidak
lebih dari demonstrasi dari kekuatan. Gaston Bachelard juga memberikan interpretasi tentang benda
seperti lemari dan laci. Didalam lemari, hiduplah penataan agar rumah tidka berantakan. Dia
menunjukkan kepuasan yang kita rasakan ketika mendengan kata, “Open sesame!”and mengatakan
“lemari dan laci adalah sesuatu yang bisa dibuka”. Ini adalah suatu aksi dasar tentang menyembunyikan
dan mengeluarkan atau mengkonservasi dan mengingat.

Interaksi dari tingkatan

Tingkatan dari ruang yang ada membentuk struktur sepenuhnnya yang mendekati struktur yang sudah
ada. Manusia ada didalam hubungan dengan banyak objek : kepada objek fisik, objek secara perasaan,
objek sosial, objek budaya. Semua objek yang dia pertemukan pada beberapa tingkatan : tingkatan
benda, rumah, kota, atau lansekap. Dan juga masih ada terlihat korespondensi alami diantara objek dan
tingkatan. Bukankah manusia selalu mencari Tuhan di alam? Apakah dia tidak menemukan sesamanya di
perkotaan? Dan apakah dia tidak menemukan dirinya sendiri dirumah? Tidakkah benda memberikan dia
sebuah kepastian fisikal dengan menggenggamnya? Dari tingkatan benda ke tingkatan alam, jajarannya
melebar seiring presisi berkurang. Dalam benda semua hal menjadi terfokus, di alam semuanya
diwadahi. Dan diantaranya terdapat manusia yang bertempat tinggal. Dari tempat tinggalnya, manusia
bisa mencari keluar dan kedaam. Dia bisa mencari kedalaman yang jauh dan kedalaman yang dekat.
Tingkatan dari benda tentang tempat tinggal dan alam, adalah property umum tentang ruang eksistensi
tetapi mereka tidak selalu hadir dengan cara yang sama. Kita telah membahas beragam aspek public dan
privat tentang tempat tinggal dan telah member pentunjuk tentang fakta bahwa manusia modern
banyak yang telah kehilangan tingkatan kealamiannya. Tingkat paling mudah yang bisa di preservasi
melalui semua perubahan terlihat adalah tingkatan benda. Tetapi benear-benar telah di preservasi
sekarang, sejak kapan kita membuang barang setalh kita memakainya??

Itu merupakan kepentingan besar bahwa tingkatan bisa melambangkan satu sama lain, yang dimana
juga merupakan sebuah konsekuensi tentang fakta bahwa benda focus dan alam mewadahi. Pada sisi
lain, benda, rumah, kota bisa menjadi symbol kosmologi . representasi seperti itu mungkin dihasilkan
dari kecenderungan umum dalam membayangkan barang yang tidak diketahui pada model barang yang
diketahui, dari kesulitan praktikal dalam menyadari gambaran tertentu yang berada dalam tingkatan
pantas. Sebuah representasi dari atas menuju ke bawah dari hierarki maksudnya bahwa tingkatan yg
lebih tinggi telah konkrit dari tingkatan yang lebih rendah. Dengan kata lain, manusia 'menerima'
lingkungan dan membuatnya fokus pada bangunan beton dan banyak hal. Hal-hal yang dengan demikian
'mengartikulasikan' lingkungan dan membuat karakternya tepat. Itu adalah fungsi dasar dari detail di
lingkungan kita. Detail 'jelaskan' karakter lingkungan, dan karenanya menjadi bermakna. Bahkan lokus
jenius, Oleh karena itu, perlu konkretisasi manusia dan, sebenarnya, terutama diketahui melalui a
pengaruh nyata. Representasi dari bawah ke atas berarti pria itu 'memproyeksikan' dirinya ke
lingkungan. Dia mengkomunikasikan sesuatu kepada lingkungan, yang pada gilirannya menyatukan
benda pada sebuah konteks yang bermakna lebih besar. Interaksi antara manusia dan lingkungan, oleh
karena itu, terdiri dari dua proses yang saling melengkapi yang diarahkan ke dalam dan ke luar masing-
masing, sesuai dengan prinsip asimilasi dan akomodasi Piagct. Tingkat-hierarki eksistensial. Oleh karena
itu ruang adalah produk dari pengambilan manusia memiliki lingkungannya. Ruang eksistensial juga
dapat digambarkan sebagai sebuah totalitas simultan di mana level berinteraksi untuk membentuk
bidang yang kompleks dan dinamis. Melalui persepsi, bagian dari bidang busur berpengalaman, tetapi
gambar umum ada terlepas dari situasi individu. Bidang ini tidak kontinu atau seragam.

Kesimpulan

Telah dipertahankan bahwa pengembangan ruang eksistensial membentuk bagian yang diperlukan dari
orientasi individu, dan itu sifat dasar strukturnya seharusnya menjadi publik, untuk memungkinkan
integrasi sosial. Orientasi dan integrasi sosial, Namun, memiliki banyak dimensi. Ruang adalah hanya
salah satu aspek keberadaannya. Bisa misalnya, bukan integrasi sosial dicapai dengan cara budaya atau
politik dibandingkan dengan pengembangan ruang bersama konsep? Kami tidak ingin mengurangi
pentingnya salah satu dimensi tindakan manusia, tetapi harus menunjukkan bahwa ada aktivitas
memiliki aspek spasial, karena ada aktivitas menyiratkan pergerakan dan hubungan dengan tempat
Eksistensi dan ruang eksistensial tidak bisa terpisah. Heidegger saysi 'Dunia di setiap saat
mengungkapkan ruang ruang yang menjadi miliknya. Setiap aktivitas berarti 'berada di suatu tempat'.
Lalu, apa artinya 'berada di suatu tempat'? Ini berarti berada di eksistensial seseorang ruang. Kami
mungkin 'di rumah', 'jauh' atau 'sesat'. Istilah 'jauh' menyatakan itu kita sedang dalam perjalanan untuk
mendapatkan 'tempat lain'. Kata Jerman zoeg, pada kenyataannya, berarti 'jalan' dan juga 'pergi'. Istilah
'hilang' mengekspresikan bahwa kita telah meninggalkan struktur diketahui ruang eksistensial.
Pengalaman (persepsi) ruang, dengan demikian, terdiri dalam ketegangan di antara situasi langsung
seseorang dan eksistensial ruang. Ketika lokasi kami langsung bertepatan dengan pusat eksistensial kita
ruang, kami mengalami 'di rumah'. Jika tidak, kita sedang 'dalam perjalanan', 'di suatu tempat lain ', atau
kita' hilang '.
'Berada di suatu tempat', bagaimanapun, memiliki banyak formulir. Bollnow berbicara tentang 'Der
Handlungsraum' (ruang aksi), 'Der gestimmte Raum '(ruang ekspresif) dan' Der Raum des menschlichen
Zusammenlebens '(ruang interaksi manusia). Ruang tindakan dapat juga disebut 'ruang kerja', dan terdiri
terutama dalam organisasi spasial objek untuk digunakan. ^ ** Ruang ekspresif, pada Sebaliknya,
ditentukan oleh afektif identifikasi. Bollnow mengacu pada beragam karakter ruang alami, dan
pembicaraan di panjang tentang hutan, yang umumnya dialami secara bersamaan ditutup dan buka.
Karakter ini selanjutnya berubah dengan siang dan malam dan dengan kondisi iklim. Sangat menarik
fenomena, Bollnow menyebutkan efeknya salju dan kabut, "dan fajar dan senja. Dia mengutip ayat
terkenal dari Goethe:

'Dammrung senkte sich von oben,schon ist alle Nahe pakis. .

Konsep 'sempit' dan 'lebar' adalah sangat cocok untuk menggambarkan seperti itu 'karakter'. 'Sempit'
adalah yang membatasi kehidupan (tetapi dalam kasus-kasus tertentu: melindungi kehidupan),
sementara 'lebar' inilah yang memungkinkan kehidupan terungkap. Itu ekspresi atau karakter
lingkungan, oleh karena itu, bukanlah sesuatu yang subjektif dalam diri manusia, atau sesuatu yang bisa
ditemukan di luar, tetapi aspek keberadaan manusia di dalam dunia. Ruang ekspresif dibuat oleh
manusia terutama bertujuan untuk mewujudkan hal tersebut karakter. Bahkan, Sedlmayr
mendefinisikan seni sebagai 'pembentukan karakter yang dapat dipahami' dan mengatakan, 'pencapaian
artis terletak pada menciptakan setara yang dapat dipahami untuk kompleks khusus yang dia alami
Dalam ruang interaksi manusia, ruang aksi dan ekspresi dipersatukan buat, dalam bentuk tertingginya,
apa Bollnow menyebut 'ruang kehidupan komunal yang penuh kasih'. Dia menunjukkan bahwa
pernikahan di antara primitive orang sering terkoneksi dengan gedung dari sebuah rumah dan berkata:
'Ruang yang mereka miliki (Para kekasih) bersama-sama menghasilkan adalah rumah mereka. ' Ketika
ruang cinta menjadi publik, sebagai a citra ideal umum ruang eksistensial, itu memperoleh karakter
ruang sakral. Ruang sacral selalu berada ditengah pada satu atau lebih ruang sakral lainnya, yaitu, fokus
di mana kosmik umum gambar diwakili. Seringkali pusat-pusat itu dihubungkan oleh jalur suci yang
mengarah ke tujuan yang berarti. Ziarah, dengan demikian, adalah salah satunya simbol besar
keberadaan manusia. Ini terkait erat untuk masalah kecepatan dan ritme, yaitu, perubahan karakter
gerakan. Faktanya, fiozv yang kita dapatkan dari satu tempat ke tempat lain adalah aspek dasar
keberadaan manusia di dunia. Kita bisa berlari, berjalan, berbaris, atau menari mengekspresikan
berbagai cara untuk mengambil kepemilikan lingkungan. Hidup itu sendiri bisa dipahami sebagai gerakan
dari satu kondisi ke yang lainnya. Gerakan ini tidak ada habisnya dan terus menerus, tetapi memiliki
ritme dan bentuk. Bahkan kebutuhan dasar organik manusia, seperti itu lapar dan haus, ikuti pola ritmis.
Lebih jauh, manusia adalah bagian dari sistem ot ritme alami, seperti malam dan siang, itu perubahan
musim dan 'usia' sendiri. Piaget berkata dengan tepat: 'Hidup adalah pencipta pola '. "Dengan kata lain,
kita menjadi apa kami lakukan. Dalam pengertian ini, kehidupan mengartikan dirinya sebagai ruang
dengan menguasai lingkungan. Sebagai penutup, kita dapat mengatakan beberapa kata tentang
beberapa masalah aktual terkait dengan masalah manusia ruang eksistensial. Padahal manusia
lingkungan sejauh ini telah memiliki struktur sesuai dengan ruang eksistensial dijelaskan di atas,
perkembangan saat ini tampaknya untuk mobilitas baru kami. Teknis sarana komunikasi telah
membebaskan kita dari kontak manusia langsung, dan peningkatan jumlah orang telah menjadi fisik
ponsel. Banyak yang sepertinya percaya ini pengembangan menawarkan kemungkinan yang lebih kaya
interaksi sosial. Demikianlah perencanaan kota Amerika ahli teori Melvin Webber mengatakan: "Benar
interaksi, bukan tempat, itulah intinya dari kota dan kota”. Orang Belanda yang diberikan utopist
Constant Nieuwenhuis gambar ponsel yang sangat menyinari dunia dalam fantasi 'Babel Baru'. Dia
mengatakan: 'Di Babilonia Baru orang akan menjadi terus bepergian. Tidak akan ada perlu bagi mereka
untuk kembali ke titik mereka keberangkatan karena ini dalam hal apa pun akan diubah ... Babilonia
Baru itu tidak dapat memiliki rencana yang ditentukan. Sebaliknya, setiap elemen akan dibiarkan tidak
ditentukan, gesit dan fleksibel. Tapi begitu dunia menjadi gesit, yang tidak didasarkan pada pengulangan
kesamaan sehubungan dengan sistem tempat yang stabil, akan membuat manusia pengembangan tidak
mungkin. Penelitian Piaget menunjukkan bahwa dunia seluler akan mengikat manusia ke tahap
'egosentris', sementara yang stabil dan dunia terstruktur membebaskan kecerdasannya. Maupun
akankah dunia seluler memungkinkan manusia sejati interaksi. Christopher Alexander demikian
menunjukkan bahwa 'patologi sosial terkait dengan kehidupan kota - kejahatan dan gangguan mental -
ikuti pasti dari kurangnya kontak intim '. Untuk memiliki kontak intim 'orang yang bersangkutan harus
sangat sering bertemu, hampir setiap hari'. Dia juga mempertahankan gangguan mental itu terjadi
ketika orang hanya punya 'pertemuan tidak beraturan satu sama lain'. Bahkan, itu adalah
kesalahpahaman untuk percaya bahwa dunia yang stabil dan lingkungan yang sesuai gambar
menghambat mobilitas manusia. Kevin Lynch mengatakan bahwa 'masalah lingkungan gambar memiliki
fungsi aslinya dalam mengizinkan mobilitas yang bertujuan ', dan' teror makhluk hilang berasal dari
keharusan bahwa sebuah mobilitas organisme diorientasikan di sekitarnya '. Heidegger selanjutnya
menunjukkan 'ketika saya menuju pintu keluar kamar saya sudah ada di sana dan tidak akan bisa pergi
ke sana kecuali aku sudah ada di sana. '' "Dengan kata lain, mobilitas mengandaikan gambar terstruktur
dari lingkungan, ruang eksistensial yang mengandung generalisasi dan khusus orientasi.

Diskusi tentang lingkungan manusia dengan demikian mengambil arah baru. Sampai beberapa tahun
lalu kita membahas apakah manusia seharusnya untuk tinggal di rumah satu keluarga atau flat. Hari ini
kami telah menembus lebih dalam ke masalah dan tanyakan apa yang harus kita tuntut membuat
lingkungan menjadi bagian yang memuaskan keberadaan manusia. Sebagai jawaban untuk ini
pertanyaan, ide dari dunia seluler adalah apa pun kecuali realistis. Itu membingungkan psikis dan
mobilitas fisik, serta rohani dan jarak fisik, dan pengganti identifikasi nyata dengan konsumsi kacau
rangsangan. Hans Sedlmayr telah memahami Kecenderungan pada akarnya, berbicara tentang 'pusat
yang hilang'. 'Masalah lingkungan yang kita hadapi, oleh karena itu, bukan dari sebuah teknis, ekonomi,
sosial atau politik alam. Itu adalah masalah manusia, masalahnya melestarikan identitas manusia. Dalam
bukunya 'gratis' kesombongan dia berangkat dari tempatnya dan 'menaklukkan' dunia. Tapi dia tinggal
bersama kekosongan dan tidak ada kebebasan nyata. Dia punya lupa apa artinya 'tinggal', dan ingat
kata-kata Rilke :

'O Heimweh der Statten, die nicht genug Geliebt wurden, pertama di fliichtigen Stunden -Dengan gern
gab ich ihnen, handelnd von Fern Versaumtes, den Umriss abzurunden. '

The Odyssey masih merupakan kisah yang valid. Mungkin kepergian manusia dimotivasi oleh ide yang
salah tentang 'kebebasan'. Heidegger mengingatkan kita bahwa kata-kata 'diam', 'perlindungan', 'damai'
dan 'kebebasan' awalnya milik bersama-sama, 'dan semuanya sepertinya menunjukkan bahwa ini masih
terjadi. Kebebasan masih mengandaikan keamanan, dan keamanan hanya mungkin melalui identitas
manusia ruang eksistensial merupakan salah satu aspek. Ini adalah esensi 'tempat tinggal'. Tetapi kita
harus melakukannya belajarlah untuk diam. Padahal, pengalaman kita hari ini menunjukkan kepada kita
bahwa manusia tidak secara spontan menemukan pijakannya. Masalah lingkungan,oleh karena itu, ada
masalah niat dan sikap. Seperti yang dikatakan Rudolf Schwarz: 'Manusia tidak dapat merencanakan
dunia tanpa mendesain diri sendiri.
3. Ruang Arsitektural

“Ini adalah kota yang harus dinilai walaupun kita, anak-anaknya, harus memberikan balasan.” –
Lawrence Durrell Justine

Elemen ruang arsitektural

Ruang arsitektural dapat didefinisikan sebagai konkretisasi ruang eksistensial. Ruang eksistensial adalah
konsep psikologis, yang menunjukkan skema manusia berkembang, berinteraksi dengan lingkungan,
agar dapat bergaul dengan puas. Hasil dari interaksi ini tidak akan selesai dan lengkap, biasanya akan
mengandung kontradiksi, dan terdapat bagian-bagian yang hilang, misalnya, perasaan memiliki tempat
tertentu. Ketika sekelompok anak muda yang 'hilang' di Oslo baru-baru ini memprotes penggunaan
tanah sebagai area komersial dan bangunan di pusat kota, slogan mereka adalah: 'tempat tinggal'. Oleh
karena itu, citra lingkungan terdiri dari harapan dan impian. Untuk memuaskan keinginan-keinginan ini,
manusia berusaha untuk mengubah lingkungannya. Dengan kata lain, arsitektur mengkonkretkan
gambar yang melampaui lingkungan yang sudah ada. Itu selalu mencerminkan keinginan untuk
memperbaiki kondisi manusia. Ruang eksistensial manusia dengan demikian ditentukan oleh struktur
konkret lingkungan, tetapi kebutuhan dan keinginannya menciptakan umpan balik. Karena itu,
hubungan antara manusia dan lingkungan adalah proses dua arah, interaksi yang nyata. 'Ruang
arsitektur' adalah aspek konkret, fisik dari proses ini. ' Kita juga bisa mengatakan ruang eksistensial
sebagai salah satu struktur psikis yang membentuk bagian dari manusia yang berada di dunia, memiliki
ruang arsitektur sebagai mitra fisiknya.

Idealnya, harus ada hubungan isomorfik antara ruang eksistensial dan arsitektural. Akan tetapi, dalam
praktiknya, hal ini tidak sepenuhnya tercapai. Ruang arsitektur diberikan 'siap pakai' kepada individu,
yaitu, merupakan ciptaan orang lain dan mencerminkan ruang eksistensialnya. Karena itu diperlukan
sikap khusus untuk memahami strukturnya, dan ketika kita mencoba menciptakan ruang arsitektur yang
mengkonkretkan ruang eksistensial kita, hasilnya mungkin tidak disukai oleh orang lain. Hubungan
manusia dengan ruang arsitektur karenanya, di satu sisi, dalam upaya untuk mengintegrasikan
strukturnya ke dalam skema pribadinya, dan di sisi lain dalam menerjemahkan skema ke dalam struktur
arsitektur beton. Apabila ia berhasil pada percobaan pertama, serta yang kedua dapat menjadi
kontribusi untuk pengembangan ruang eksistensial lain, ruang arsitektur harus memiliki karakter publik
yang jelas. Untuk memahami lebih baik, kami dapat memperkenalkan model sederhana yang mewakili
tiga 'tingkat generalisasi'; pribadi atau individu, publik atau sosial serta tujuan atau
ilmiah.
Dunia pribadi kita jelas didasarkan pada serangkaian generalisasi, ketika kita memesan pengalaman kita
sesuai dengan persamaannya. Tetapi konsep atau 'objek' yang kita dapatkan memiliki batas yang relatif
tidak tepat serta artikulasi yang rendah. Konsepsi pohon, misalnya, hanya dapat terdiri dari sebuah ide
umum tentang bentuk atau warnanya. Seorang tukang kebun atau seorang ahli botani mungkin akan
memiliki konsepsi yang lebih lengkap. Hal ini karena dunia individual (dalam bidang tertentu) telah lebih
lanjut disusun oleh khusus pengetahuan, yang dalam diagram kita diilustrasikan oleh panah umpan balik
dari sains. Tetapi konsep individu manusia tidak hanya samar-samar, mereka juga memiliki
kecenderungan yang tak terhindarkan untuk mengganggu. Konsep seorang pria tentang pohon dengan
demikian dipengaruhi oleh situasi di mana ia berada berpengalaman: memanen apel, memanjat pohon
cabang, atau ukiran hati yang ditusuk oleh panah. Sebenarnya, gangguan inilah yang memberikan hal-
hal 'warna' dan membuat individu dunia individu sesuatu lebih dari satu reaksi mekanis terhadap
rangsangan fisik. Tapi pada saat yang sama jelas bahwa gangguan ini, jika itu terjadi secara tidak sengaja
dan cara subjektif, akan memiliki bencana konsekuensi untuk hubungan kami dengan hal-hal fisik
maupun dengan orang lain. Konsep dan gangguan individu pola harus, oleh karena itu, didasarkan pada
sosial pengalaman. Ini juga diilustrasikan dalam diagram dengan panah umpan balik. Di lain kata-kata,
dunia individual kita yang berbeda harus memiliki sifat struktural dasar umum untuk memungkinkan kita
untuk menjadi bagian dari masyarakat. Ini konsep umum dan pola interferensi kita dapat memanggil
zvorld publik. Masyarakat dunia dicirikan oleh yang lebih stabil dan struktur umum dari individu, tetapi
jelas kehilangan semua yang berbeda-beda nuansa yang membedakan yang terakhir. Sebagai tentu saja,
dunia publik memiliki, untuk sebuah tingkat yang lebih besar daripada individu, untuk
membuatpenggunaan wawasan ilmiah. Karena itu lebih dari itu objektif, tetapi mungkin tidak pernah
sesuai dengan dunia ilmiah, yang ditandai dengan Hilangnya gangguan, sejauh itu mungkin, atau,
dengan kata lain, dengan tidak adanya nilai-nilai. Hanya dengan meninggalkan nilai-nilai yang bisa sains
menjadi 'tepat'. Dunia ilmiah adalah dunia yang didefinisikan dengan tepat dan sesuai hokum benda
yang saling terkait. Karena itu adalah gangguan yang menentukan apa yang kita sebut 'kualitas', itu
wajar untuk mengkarakterisasi ilmiah dunia sebagai 'kuantitatif'. Jika dunia public sesuai dengan ilmiah
semua bermakna perasaan dan kegiatan ekspresif akan menjadi tidak mungkin.

Salah satu kata kunci yang digunakan di atas adalah 'nilai'. Memiliki sistem nilai berarti yang itu ingin dan
yakin bahwa dunia seharusnya untuk memiliki struktur tertentu. Nilai, oleh karena itu, memengaruhi
pilihan kita sebagai alternatif, mereka membuat tindakan kita disengaja. Mereka bahkan mungkin
menuntun kami untuk menerima solusi yang tidak menguntungkan dari sudut pandang praktis. Solusi
semacam itu dapat dipertahankan jika memang demikian diperlukan untuk memanifestasikan nilai yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, mereka harus ditolak jika mereka hanya mengungkapkan
keanehan pribadi. Ketika kita menekankan pada niat kata, itu adalah untuk mengatakan bahwa kedua
kebutuhan (lingkungan) dan bentuk (arsitektur) yang memuaskan mereka adalah hasil dari pilihan yang
bermakna (sadar atau tidak sadar). Ini berlaku untuk keduanya untuk persepsi dan produksi. Hanya di
keadaan luar biasa yang kami maksudkan formulir yang sesuai persis dengan terukur, stimulus fisik.
Biasanya stimulus melambangkan tujuan 'lebih tinggi', yaitu, kita mengalami suatu makna. Demikianlah
kita menafsirkan situasi relatif terhadap suatu sistem nilai-nilai. Untuk menghindari menjadi korban
prasangka, sangat penting bahwa persepsi menjadi didasarkan pada sistem nilai yang memberikan
stimulus makna yang memadai, yaitu, 'kedalaman yang disengaja' yang cukup. '' Masyarakat modern
majemuk di mana nilainya berbeda sistem mengganggu, membuat tuntutan besar kedalaman yang
disengaja. Karena itu kita harus melakukannya memiliki pengetahuan tentang sistem nilai selain kita
secara pribadi mengaku, dan mampu ubah sikap bila perlu. Tetapi sistem yang berbeda juga harus
memiliki beberapa properti dasar yang sama untuk menghindari yang melekat konflik dalam
masyarakat. Ketika kita mengatakan itu terbentuk bersifat 'ekspresif', karena itu berarti mereka
mewujudkan tujuan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya didasarkan pada sistem nilai. Bentuknya
adalah ekspresif karena mereka terlibat, karena mereka berarti bagi kami. Kita juga bisa bicara tentang
'bentuk simbolik', dimana 'simbol' berarti sesuatu yang sangat berbeda dari penggambaran naif. 'Bentuk
ekspresif' dan oleh karena itu, 'bentuk simbolik' adalah sinonim, menandakan bahwa bentuk fisik dapat
diukur (dipersepsikan atau diproduksi) memediasi yang lebih tinggi berarti. Fungsi simbol adalah dasar
untuk semua perilaku manusia. Tanpa simbol yang mana mengkonkretkan nilai-nya yang berorientasi
pada dunia, manusia tidak akan ekspresif.
Bagaimana, kemudian, arsitektur dokumen memasukkan ini model? Haruskah lingkungan yang kita
ciptakan diadaptasi untuk pribadi, publik atau dunia ilmiah? Jelas bahwa yang terakhir alternatif harus
ditolak. Tentu saja mungkin untuk mengurangi arsitektur menjadi sekadar kegiatan rasionalistik, dan
berharap bahwa, itu seni lain berhasil menunjukkan kepada manusia bahwa miliknya dunia itu
bermakna. Analisis eksistensial kami ruang, bagaimanapun, memberitahu kita bahwa ini pengurangan
akan membuat manusia 'tunawisma' di arti istilah yang paling luas. Karena itu marilah kita berharap
bahwa lingkungan kita masih dapat memperoleh sebuah 'makna' untuk melampaui yang praktis aspek.
Seharusnya, dalam hal ini, sesuai ke dunia pribadi atau publik? Karena itu adalah salah satu tujuan
arsitektur untuk membantu mengintegrasikan individu secara bersama bentuk, alternatif pertama tidak
memuaskan. Artinya, kebutuhan individu tentu harus puas, tetapi mereka harus dipahami, sebagai
bagian dari konteks yang lebih besar. Dengan kata lain, bahkan ekspresi pribadi kita harus memiliki
sebuah faktor persekutuan. Secara umum, arsitektur harus dapat melayani dunia publik. Ini bukan
berarti kita menghipotesiskannya sistem nilai kolektif dan biarkan semuanya ditentukan oleh itu; alih-
alih kita harus menggunakan prinsip-prinsip masyarakat sebagai dasar kita; Sebuah masalah,
bagaimanapun, yang telah kita bahas lebih detail dalam konteks lain.

Sebagai kesimpulan, ruang arsitektur konkret ruang eksistensial publik yang mencakup banyak ruang
eksistensial pribadi. Ini adalah sebuah bentuk simbolis yang menengahi yang lebih tinggi benda-benda
dunia manusia melalui tertentu kesamaan struktural, di mana tempat-tempat, jalur, domain, dan tingkat
ruang eksistensial temukan pasangan fisiknya yang konkret - sebuah fakta yang mengikuti secara logis
dari diskusi ruang eksistensial. Menciptakan arsitektur ruang, oleh karena itu, berarti mengintegrasikan
bentuk kehidupan yang dimaksudkan di lingkungan. Rudolf Schwarz mengatakan: 'Orang-orang
meletakkan bumi di dalam mereka di tanah yang mereka temukan, tempatkan landscape di dalamnya
pada lansekap tanpa, dan keduanya menjadi satu. '

Tempat dan Simpul

Masalah pertama yang dibahas adalah definisi 'pusat'. Sudah ditunjukkan bahwa pusat berarti
penciptaan suatu tempat, atau, dalam terminologi Lynch sebuah 'simpul'. Lynch mengatakan: 'Simpul
adalah strategi fokus dimana pengamat bisa masuk, biasanya persimpangan jalan, atau konsentrasi dari
beberapa karakteristik '. "Lynch juga memperkenalkan istilah 'tengara' untuk menunjukkan referensi
titik yang dianggap sebagai di luar pengamat '.Tengara (Landmark) sering berhubungan dengan pusat-
pusat yang ada ruang, tetapi terkadang fungsinya lebih untuk menunjukkan batas atau arah. Secara
umum, definisi dari tempat didasari oleh prinsip Gestalt- penddekatan dan penutup. Kedekatan
menciptakan hubungan elemen, yaitu, konsentrasi massa. Karenanya kami menemukan sepanjang
sejarah arsitektur kecenderungan untuk menandai suatu tempat melalui massa yang besar. Disisi lain,
penutup, menentukan ruang yang dimana dipisahkan dari lingkungannya sebagai khusus tempat. Ruang
seperti itu ada di alam, untuk misalnya sebagai gua. Ritus inisiasi dari Dogon berlangsung di gua, dan di
tengah makna selanjutnya ditunjukkan oleh a massa terkonsentrasi ditempatkan di dalam gua, sebuah
batu dengan karakter falus. "Kami demikian menemukan dua simbol arsitektur asli tempat disatukan.

D. Frey membahas 'pusat massa'. Dia menunjukkan bahwa Massa mengekspresikan kondisi berada
disuatu tempat suatu tempat, berbeda dengan perpindahan ke dan dari, dan ruang itu terpusat oleh
pendirian Mai seperti itu.
'Motif dari sosok yang berdiri dikenakan hubungan yang sama dengan patung representasi tubuh
sebagai Mal (Tujuan) untuk membentuk ruang arsitektur. Di pusat stasioner ini atau gol yang tepat
ruang disistematiskan sebagai alat tulis bentuk. ''

Di piramida Mesir kami menemukan ekspresi terkuat dari keberadaan absolut; itu bukan tempat untuk
aktivitas manusia di arti kata normal, tetapi tujuannya untuk jalan kehidupan. Sebenarnya, makam pada
umumnya memiliki bentuk terpusat. Kemampuan seorang massa untuk dijadikan 'pusat', bisa
digambarkan dengan istilah 'konsentrasi'. Konsentrasi adalah fungsi dari bentuk utama, serta perawatan
detail. Secara umumdiperkuat oleh ikatan terus menerus permukaan dan simetri. Bola,karenanya,
memiliki konsentrasi maksimum. Konsentrasi juga ditingkatkan dengan isolasi: ketika suatu massa
terangkat sehubungan dengan nya lingkungan, sumbu vertikal tersirat, di sekitar mana ruang diatur. Itu
isolasi Acropolis di Athena dari domain profan di sekitar tidak hanya meningkatkan kesuciannya tetapi
membuatnya menjadi organisasi pusat untuk seluruh dunia lokal. Pertengahan kota-kota di Eropa
biasanya menjadi kuat tempatkan karakter dari kombinasi aksen clustering dan vertikal. Di kota dari
Klatovy 'fokus ganda' yang paling mengesankan dibuat oleh menara balai kota dan Gereja. Secara
umum, massa adalah symbol atau pusat ideal, daripada tempat nyata aktivitas. Ini menghentikan
horizontal perluasan lingkungan manusia, dan merek kebutuhannya akan poin-poin tetap terlihat.
Tempat kegiatan memiliki akar yaitu sama tuanya dengan massa terkonsentrasi. Kandang, pada
kenyataannya, dapat dipertimbangkan. Upaya nyata manusia pertama untuk mengambil kepemilikan
lingkungan. 'Manusia pertama secara arsitektur penting intrusi ke lingkungannya - didominasi oleh
kekuatan magis – adalah definisi dan lampiran domain, temenos, dan dengan tindakan definisi ini
Domain mendapatkan hubungan khusus untuk kekuatan-kekuatan ini. Di sini mereka harus tinggal atau
dijauhkan. Domain ini memperbaiki batas emosional tidak aman antara ego dan dunia luar. ''

Anda mungkin juga menyukai