1. Saddha (Keimanan)
Saddha atau Sradha mempunyai arti kata keyakinan. Keyakinan
disini bukan berarti kepercayaan yang membabi buta atau asal
percaya saja, akan tetapi suatu Keyakinan yang didasarkan pada
pengertian yang muncul karena bertanya dan
menyelidiki(Vimamsaka Sutta, MN)
Keyakinan itu muncul karena pengertian, maka keyakinan umat
Buddha pada sesuatu yang diyakini adalah tidak sama
kualitasnya. Tidak ada pengertian yang sama dari orang yang
berbeda-beda, akibatnya kualitas keyakinan setiap individu
berbeda. Contohnya: walaupun sama-sama siswa SMA beragama
Buddha, namun karena pengetahuan dan pengertian seorang
siswa tentang agama Buddha tidak sama dengan temannya, maka
hal ini mengakibatkan kualitas keyakinan mereka berbeda.
1. 1. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1. 2. Keyakinan terhadap Tri Ratna/ Tiratana
1. 3. Keyakinan terhadap adanya Bodhisattva,
Arahat dan Dewa
1. 4. Keyakinan terhadap Hukum Kesunyataan
1. 5. Keyakinan terhadap Kitab Suci
1. 6. Keyakinan terhadap Nirvana/Nibbana
2. 2. 4. Stupa
Bentuk stupa melambangkan pikiran terpusat. Stupa
merupakan tempat untuk menyimpan relik Buddha atau
para arahat.
2. 3. 2. Waisak
Hari Raya Waisak pada umumnya jatuh pada
purnamasidhi di bulan Mei, namun kadang kala pada
hari-hari pertama bulan Juni bila jatuh pada tahun
kabisat lunar. Hari Waisak memperingati Tiga Peristiwa
Agung, yaitu:
Lahirnya Bodhisattva (calon Buddha) di Taman
Lumbini, Nepal, pada tahun 623 S. M.
Pengeran Sidharta, yang kemudian menjadi pertapa
di bawah Pohon Bodhi di Buddha-Gaya, India,
dengan kekuatan sendiri mencapai penerangan agung
dan menjadi Buddha
Sesudah 45 tahun lamanya mengembara dan
memberi pelayanan dhamma kepada umat manusia
dan para dewa, Sang Buddha wafat atau parinibbana
pada usia 80 tahun di Kusinara, India, pada tahun 543
S. M.
2. 3. 3. Asadha
Asadha adalah nama bulan kedelapan, dari bahasa
Sansekerta. Sedangkan bahasa Pali-nya adalah Asalha.
Kebaktian untuk memperingati Hari Besar Asadha
disebut Asadha Puja/Asalha Puja. Hari besar Asadha
diperingati dua bulan setelah Hari Raya Waisak.
Biasanya jatuh pada bulan Juli, guna memperingati
kejadian yang menyangkut kehidupan Sang Buddha dan
ajaranNya, yaitu:
1. Untuk pertama kali Sang Buddha membabarkan
dhamma kepada 5 pertapa. Bertempat di Taman Rusa
Isipatana, dekat Vanasari, India, pada purnama sidhi
di bulan Asalha. Khotbah pertama Sang Buddha ini
terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka dengan nama
Dhammacakkappavattana Sutta.
2. Kelima pertapa itu adalah Asajji, Mahanama,
Kondanna, Bhadiya, Vappa. Dengan adanya 5 pertapa
yang menjadi murid Sang Buddha, maka kemudian
terbentuklah Sangha. Dengan demikian, lengkaplah
tiga perlindungan umat Buddha, yaitu: Buddha,
Dhamma, dan Sangha atau yang disebut Tiratana (tiga
perlindungan)
2. 3. 4. Kathina
Pada purnama sidhi tiga bulan setelah Hari Besar
Asadha, yang jatuh kira-kira pada bulan Oktober-
November, para bhikkhu telah menyelesaikan masa
Vassa, para umat melakukan persembahan jubah
Kathina pada Sangha. Persembahan tersebut dilakukan
sebagai ungkapan rasa terima kasih umat kepada
bhikkhu yang telah melakukan Vassa di daerah mereka.
4. Dhammaniyama
4. 1. Utu Niyama
Dunia materi terbentuk dari empat unsur utama (mahabhuta),
yaitu: unsur pathavi (secara harfiah berarti tanah)
merupakan unsur yang bersifat luasan dan liat, yang
berfungsi menjadi unsur basis lainnya; unsur apo (secara
harfiah berarti air) merupakan unsur yang bersifat kohesif
(ikat-mengikat) dan dapat menyesuaikan diri, yang berfungsi
memberikan sifat mengikat pada unsur lainnya; unsur tejo
(secara harfiah berarti api) merupakan unsur yang bersifat
panas, yang memberikan unsur panas dan dingin pada unsur
lainnya. Karena unsur ini, semua materi dapat dihasilkan
kembali untuk tumbuh dan berkembang setelah mencapai
kematangan; unsur vayo (secara harfiah berarti udara)
merupakan unsur yang bersifat gerakan dan memberikan
fungsi gerak pada unsur lainnya. Unsur gerak ini membentuk
kekuatan dan tolakan pada semua materi.
4. 1. 1. Alam Semesta
4. 1. 2. Kejadian Bumi dan Manusia
4. 1. 3. Kehancuran Bumi
4. 2. Bija Niyama
Bija berarti benih, dimana tumbuhan tumbuh dan
berkembang darinya dalam berbagai bentuk.
Dari pandangan filosofi, hukum pembenihan hanyalah bentuk
lain dari hukum energi. Dengan demikian, pengatur
perkembangan dan pertumbuhan dunia pertumbuhan
merupakan hukum energi yang cenderung mewujudkan
kehidupan tumbuhan dan disebut Bija Niyama.
Hukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang,
cabang, ranting, daun, bunga, dan buah dimana dapat tumbuh.
Dengan demikian, biji jambu tidak akan berhenti
menghasilkan keturunan species jambu yang sama. Hal ini
juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya dan tidak
ada sosok pencipta yang mengaturnya.
4. 3. Kamma Niyama
Perbuatan (kamma) merupakan perbuatan baik maupun buruk
yang dilakukan seseorang yang disertai kehendak (cetana).
Seperti yang disebutkan dalam kitab Pali: Para bhikkhu,
kehendak itulah yang kusebut perbuatan. Melalui kehendaklah
seseorang melakukan sesuatu dalam bentuk perbuatan,
ucapan, maupun pikiran (Anguttara Nikaya, iii:415)
Di sini kehendak merupakan kemauan (tindakan mental).
Dalam melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak
mempertimbangkan dan memutuskan langkah-langkah yang
diambil, menjadi pemimpin semua fungsi mental yang terlibat
dalam perbuatan tersebut. Ia menyediakan tekanan mental
pada fungsi-fungsi ini terhadap objek yang diinginkan.
4. 4. Citta Niyama
4. 5. Dhamma Niyama
Dhamma adalah sesuatu yang menghasilkan sifat dasarnya
sendiri, yaitu kekerasannya sendiri ketika disentuh, sifat
khusus sekaligus sifat universalnya adalah berkembang,
melapuk, hancur, dan seterusnya. Dhamma yang
dikategorikan dalam hubungan sebab menghasilkan fungsi
hubungan sebab tersebut, dan yang dikategorikan dalam
hubungan akibat menghasilkan fungsi akibat atau hasil.
Pengertian ini meliputi semua yang dibahas dalam Suttanta
dan Abhidhamma Pitaka. Ini juga meliputi hal-hal yang
disebutkan dalam Vianaya Pitaka dengan nama tubuh aturan
(silakhandha).
6. 1. 1. Vipassana Bhavana
Vipassana Bhavana adalah pengembangan batin dengan
objek yang ada pada kita (nama dan rupa) dan 4
satipathana. Vipassana Bhavana ini dilakukan untuk
melenyapkan/memusnahkan dan mencabut akar-akar
sebab penderitaan dengan memahami Anicca, Dukkha,
Anatta dan melihat segala sesuatu dengan apa adanya
atau sesuai dengan kenyataan.
6. 1. 2. Samattha Bhavana
Samatha Bhavana adalah pengembangan batin dengan
objek di luar diri meditator/di dalam diri meditator yang
berjumlah 40 objek. Samatha Bhavana ini dilakukan
untuk menekan atau mengendapkan 5 rintangan batin
(nivarana) dan 10 gangguan (10 Palibhoda)
Sumber:
http://www.academia.edu/17096873/Hubungan_Buddha_dengan_Sila
_1_Pancasila
http://www.wihara.com/topic/40821-apa-itu-jhana/
http://artikel-evaluasi.blogspot.co.id/2012/07/pengenalan-mahayana-
dan-ritualnya.html?m=1