Anda di halaman 1dari 9

Puja & Budaya

Buddhis
Nathania C.M Saputra/ XI MIA 6 / 26
APA SAJA YANG KITA BAHAS?
MAKNA PUJA

01 MENJELASKAN TENTANG MAKNA PUJA


SEBELUM,SAAT DAN, SETELAH ZAMAN
BUDDHA

PUJA SEBAGAI PENGHORMATAN

02 MENJELASKAN PUJA SEBAGAI PENGHORMATAN


TERTINGGI DAN CARA MELAKUKAN PENGHORMATAN,
MACAM MACAM PUJA DAN SIKAP BAIK SEORANG
UMAT BUDDHA

03 MANFAAT MELAKUKAN PUJA


MENJELASKAN MANFAAT MELAKUKAN PUJA

04
AGAMA BUDDHA DAN AGAMA BUDAYA
MENJELASKAN TENTANG AGAMA DAN BUDAYA SERTA
WUJUD DARI KEBUDAYAAN BESERTA CONTOHNYA
Makna Puja

ZAMAN SEBELUM BUDDHA PADA ZAMAN BUDDHA ZAMAN SETELAH BUDDHA

Pūjā pada zaman sebelum Pūjā pada zaman Buddha memiliki Pūjā pada zaman Buddha yaitu
Buddha lebih bermakna sebagai arti berbeda, yaitu menghormat. mengenang jasa-jasa teladan
persembahan kepada para Pada masa Buddha biasanya bikkhu Buddha dan merenungkan
dewa. melakukan vattha yang artinya kebajikan Tiratana para bikkhu dan
Hal ini dilakukan dengan cara merawat guru (buddha) dengan umat pun berkumpul di vihara
mengorbankan hewan, bahkan membersihkan ruangan, mengisi air untuk menggantikan kebiasaan
mengorbankan manusia kepada dll ataupun mendengarkan khotbah vattha selain itu dengan
para dewa.Tujuannya, dengan dan melakukan ajaran buddha. membacakan parrita atau yang
korban tersebut diharapkan para Biasanya pun untuk melakukan pūjā disebut juga dengan kebaktian .
dewa akan menjadi senang dan (penghormatan) kepada Buddha Kebaktian merupakan perbuatan
tidak menjatuhkan malapetaka dengan mempersembahkan bunga, baik yang patut dilestarikan
bagi manusia. lilin, dupa, dan lain-lain. sebagai salah satu cara
melaksanakan pūjā
Puja Sebagai Penghormatan
Pūjā sebagai bentuk perilaku adalah menghormat.
Sebagaimana dijelaskan Buddha penghormatan yang dilakukan kepada orang
yang patut dihormati adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan dan hal ini
adalah merupakan berkah utama. Seperti menghormat kepada Buddha,
Dhamma, Sangha, bhikkhu/samanera, orang tua, ibu dan ayah, serta guru
(pūjānīya-puggala).
Penghormatan dalam tradisi agama Buddha dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Merangkapkan kedua tangan di depan dada (añjalī).
2. Bersujud (namaskāra).
3. Berjalan memutari (padakkhinā/pradaksina) sebuah bangunan vihara, rupang
Buddha, pohon bodhi, stupa atau candi sebagai obyek puja (pūjānīya-vatthu)
sebanyak tiga kali.
4. Berdiri menyambut (utthāna) sambil bersikap añjalī.
5. Menjaga tingkah laku, ucapan yang baik dan sopan santun (sāmicikamma)
Ada dua macam bentuk pūjā yang Buddha ajarkan dalam Kitab Suci
Angutara Nikāya, yaitu: penghormatan dengan materi (amisa pūjā) &
penghormatan dengan praktik/pelaksanaan (patipatti pūjā).
Buddha menyatakan bahwa dari dua macam jenis penghormatan ini,
bentuk penghormatan berupa praktik/ pelaksanaan adalah yang
paling tinggi.
Jadi, cara mudah untuk melakukan penghormatan yang tertinggi
kepada Guru Agung Buddha adalah dengan hidup sesuai dengan
ajaran-Nya, melangkah di jalan dhamma, ajaran Buddha.
dalam Anguttara Nikāya dijelaskan bahwa ada lima hal sebagai sikap
baik seorang umat Buddha dan ketika hal ini dilaksanakan berarti ia
melakukan penghormatan yang tertinggi kepada Buddha yaitu
Memiliki keyakinan kepada Tiratana, memiliki sila yang baik, tidak
percaya ketakhayulan, mistik dan magis, Tidak mencari kebenaran
dan kebaikan di luar Dhamma dan berbuat kebajikan sesuai
dhamma.
Manfaat Adapun manfaat melakukan pūjābakti adalah
sebagai berikut

Melakukan Pūjā 01
Meningkatkan dan memperkuat keyakinan
(saddhā) pada Tiratana (Buddha, Dhamma
Banyak manfaat yang akan didapatkan berkenaan dan Sangha)
dengan melaksanakan pūjā atau penghormatan. Berkembangnya brahmavihāra yang terdiri
Buddha dalam Kitab Suci Dhammapada menyatakan dari cinta kasih (mettā), kasih sayang
bahwa pūjā atau menghormat dapat memberikan 02 (karunā), simpati (muditā), dan
berkah dalam bentuk empat hal, yakni : usia yang ketenangseimbangan batin (upekkhā).
panjang (āyu), keelokan, ketampanan/ kecantikan
(vanno), kebahagiaan (sukha), dan kekuatan/ kesehatan 03 Berkembangnya pengendalian diri
(bala). (samvara).
Melakukan pūjā dengan cara-cara di atas, sebenarnya sebagai 04 Berkembangnya perasaan puas (santutthi)
sarana untuk berbuat baik dan sebagai latihan untuk
menghilangkan keakuan/ego dan kesombongan di dalam diri
sehingga menjadi orang yang rendah hati. Dalam hal ini perlu 05 Berkembangnya kesabaran (khanti).
diketahui bahwa seseorang yang melakukan pūjā atau
penghormatan itulah sesungguhnya yang akan mendapatkan
manfaat, mendapatkan berkah, dan kebahagiaan 06 Berkembangnya kebahagiaan (sukha)
Agama Buddha Terdapat tiga wujud-wujud kebudayaan dalam
agama Budhha yaitu :

Agama Budaya GAGASAN (WUJUD IDEAL)


Wujud ideal kebudayaan yaitu kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
Agama Buddha merupakan salah satu agama budaya. Agama peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat
Budaya berarti agama yang dibudayakan. Agama yang diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
dibudayakan adalah ajaran suatu agama yang dimanifestasikan
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam
dalam kehidupan sehari-hari oleh penganutnya sehingga bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
menghasilkan suatu karya atau budaya tertentu yang dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis
mencerminkan ajaran agama tersebut. warga masyarakat tersebut

ARTEFAK (KARYA)
AKTIVITAS (TINDAKAN) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
Aktivitas merupakan wujud kebudayaan sebagai suatu masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Kebudayaan dalam wujud artefak di antaranya: patung
Kebudayaan buddhis dalam wujud aktivitas di antaranya: Buddha (buddha rupang), bangunan tempat ibadah
pindapata, upacara pelimpahan jasa, meditasi, pujabakti, (vihara,arama,cetiya), bangunan monumen (candi, pagoda,
dan melepas satwa (fang sen) pilar), dan simbol-simbol buddhis (stupa, cakra, dan
bendera
Contoh Wujud
Kebudayaan

ADEGAN DARI BUKU KUTIPAN RELEVAN DAMPAK TEMA


YANG MENDUKUNG DARI KARAKTER
Hal ini sangat berguna
Rekam presentasi Canva Tambahkan audio atau untuk menjangkau audiens
Anda terlebih dahulu agar rekam diri Anda saat yang lebih luas
dapat melakukan mempresentasikan, lalu dibandingkan acara satu
presentasi kapan saja, di bagikan video Anda ke kali.
mana saja. semua orang.
Terima kasih!
ADA PERTANYAAN SUSULAN UNTUK SAYA?

Anda mungkin juga menyukai