ABSTRAK
Telah dilakukan pembuatan krim, dengan fasa minyak dari Virgin Coconut Oil
(VCO) pada suhu 70°C. Pemanasan dilakukan dalam microwave oven yang beroperasi
dengan pelepasan gelombang mikro (microwave) yang saling bertabrakan oleh tabung
elektron sehingga menghasilkan panas..
Dibuat tiga formula yang terdiri dari emulgator.dengan konsentrasi berbeda yaitu
5%, 8% dan 10%. vaselin 10%, setil alkohol 6%, dimeticon 0,5%, propilenglikol 5%,
metil paraben 0,2%, propil paraben 0,1%, aqua rosae 0,1% dan aquadest sampai 100%.
Diperoleh hasil bahwa tidak terjadi perbedaan
Ketiga formula krim diamati stabilitasnya selama 48 hari, meliputi perubahan
homogenitas/penampilan, perubahan2 dalam warna, bau, konsistensi, pH dan
viskositas.
PENDAHULUAN
membantu menstabilkan sediaan yang terdiri dari dua fasa yang tidak bercampur.
Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan tipe dan sifat krim yang
dikehendaki.
Kandungan Tanaman
Asam lemak utama adalah asam laurat (45- 50%), asam miristat (13-20%),
asam palmitat (7-10%), asam kaprilat (5-10%), termasuk juga asam stearat, asam
linoleat, dan asam kaprat. Asam lemak bebas mencapai 3 sampai 5 %. Asam
lemak Delta-lactones of 5-hydroxy merupakan delta oktalakton yang berguna
Minyak kelapa memiliki jumlah asam lemak berantai pendek yang banyak
dan sedikit asam lemak tak jenuh. Minyak kelapa banyak digunakan sebagai
pada efek inhibisi terhadap pertumbuhan sel karsinoma kolon secara in vitro.
infeksi kulit. Untuk pemakaian internal, minyak kelapa digunakan untuk radang
tenggorokan dan pembusukan gigi (Anonim, 2000). VCO adalah minyak yang
terbuat dari daging kelapa segar dengan pemanasan yang minimal dan tanpa
proses permurnian kimiawi. Oleh sebab itu, VCO memiliki rasa dan bau kelapa
yang unik. Berbeda dengan minyak kelapa biasa (Refined, Bleached, and
Deodorized Oil), VCO tidak perlu mengalami proses pemurnian, pemucatan, dan
PERCOBAAN
NaOH
Hasil pembuatan tiga emulgator yang terdiri dari VCO dan NaOH dengan
jumlah NaOH yang bervariasi yaitu yang sesuai dengan bilangan penyabunan
bilanagn penyabunan VCO tercantum pada Lampiran 10 dan Tabel di bawah ini:
Basis krim M/A formula A (Fa) memiliki konsistensi kental homogen, berwarna
putih, dan bau khas serta stabil selama masa penyimpanan tujuh hari. Basis krim
M/A formula B (Fb) memiliki konsistensi cair homogen, berwarna kuning, dan
bau khas, serta stabil selama tujuh hari penyimpanan. Basis krim A/M formula C
(Fc) memiliki konsistensi kental, berwarna putih, dan bau khas, selama tujuh hari
penyimpanan tidak mengalami perubahan. Demikian pula dengan basis krim A/M
formula D (Fd) yang memiliki konsistensi padat, berwarna putih, dan bau khas
penyabunan VCO dengan NaOH dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Keterangan:
E1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan
penyabunan dari VCO
E2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg
dari bilangan penyabunan VCO
E3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg
dari bilangan penyabunan VCOk
F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3%
F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4%
F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5%
F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6%
F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7%
Kkh = krim kental homogen
Kach = krim agak cair homogen
P = putih
Kh = bau khas mawar
Dari Tabel di atas, diketahui bahwa pada basis krim terjadi perubahan
konsistensi dari kental menjadi agak cair setelah ditambahkan emulgator dengan
konsentrasi yang makin besar namun tidak mengalami perubahan warna dan
perubahan bau.
Hasil pengamatan perubahan konsistensi, warna, dan bau dari basis krim
selama 56 hari waktu penyimpanan, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Keterangan:
E1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan
penyabunan dari VCO
E2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg
dari bilangan penyabunan VCO
E3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg
dari bilangan penyabunan VCOk
F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3%
F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4%
F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5%
F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6%
F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7%
+ = terdapat perubahan
- = tidak terdapat perubahan
Dari data pada Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa basis krim dengan
mengalami perubahan konsistensi, warna, dan bau selama masa penyimpanan. Hal
ini menunjukkan tidak ada interaksi antara komponen atau kerusakan komponen
warna, dan bau. Selain itu juga dikarenakan metode pembuatan krim telah
dilakukan dengan benar, yaitu dengan pemanasan dan pencampuran kedua fasa
dalam suhu yang sama yaitu sekitar 70C, serta pengadukan yang dilakukan secara
konstan selama beberapa saat, dan setelah dingin segera dimasukkan ke dalam
wadah.
Pemanasan fasa air dan fasa minyak dilakukan dalam microwave oven.
karena adanya panas yang timbul akibat tabrakan gelombang mikro yang
dikeluarkan oleh tabung elektron dalam microwave dan penyebaran panas yang
cepatnya proses pemanasan maka tidak terjadi kerusakan dari zat-zat yang
dipanaskan.
Hasil Pengukuran pH
hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama waktu penyimpanan, dapat dilihat
Keterangan:
E1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan
penyabunan dari VCO
E2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg
dari bilangan penyabunan VCO
E3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg
dari bilangan penyabunan VCOk
F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3%
F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4%
F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5%
F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6%
F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7%
emulgator yang digunakan untuk pembuatan basis krim Mengandung NaOH yang
bersifat basa sehingga pH dari basis krim yang terbentuk adalah pH basa (lebih
dari 7). Dan setelah dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing
emulgator dengan desain blok lengkap acak sub sampling pH dengan model tetap
Hipotesis nol (H0) diterima, dengan asumsi tidak terdapat perbedaan rata-rata efek
perlakuan yang diuji, karena F hitung untuk emulgator pertama, kedua dan ketiga
berturut-turut adalah 2,5; 2,5; dan 2,6, sehingga lebih kecil dari F tabel yang
mempunyai nilai 2,61. Hal ini berarti bahwa perbedaan konsentrasi emulgator
bebrapa minggu. Peningkatan nilai pH tersebut terjadi karena sifat dari emulgator
Keterangan:
E1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan
penyabunan dari VCO
E2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg
dari bilangan penyabunan VCO
E3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg
dari bilangan penyabunan VCOk
F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3%
F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4%
F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5%
F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6%
F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7%
Dari Lampiran Tabel di atas, diketahui bahwa viskositas dari basis krim
yang dibuat dengan emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH mengalami
dalam krim dengan adanya pengaruh tekanan mekanik dari alat yang digunakan
selama pengujian, karena pengaruh dari suhu dan lingkungan. Dan setelah
dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing emulgator
tetap pada taraf signifikan α= 0,05, disimpulkan bahwa Hipotesis nol (Ho)
diterima, karena F hitung dari ketiga emulgator masing-masing adalah 1,5; 2,6;
dan 2,57 sehingga lebih kecil daripada F tabel adalah 2,61. Hal ini berati bahwa