Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya
sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang.
pantai dapat bertahan dari dampak kerusakan yang ditimbulkan dalam waktu yang
lama apabila terdapat usaha untuk melindungi/ memperbaiki wilayah pantai.

Kerusakan Garis Pantai Indonesia Saat ini telah mencapai 25 persen ini
amat disayangkan mengingat Indonesia yang mempunyai garis pantai sekitar
95.000 km merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia
setelah Kanada. (Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum (PU)). Kerusakan garis pantai Indonesia diakibatkan oleh perubahan
lingkungan dan abrasi pantai. Akibat dari rusaknya garis pantai ini dapat
memberikan pengaruh pada berbagai sektor seperti pariwisata, transportasi laut,
keberadaan lahan produktif, Keaneka Ragaman Hayati, hingga pergeseran batas
negara.

Pada dasarnya pesisir dan pantai secara alami akan menyediakan cara-cara
yang efisien untuk melindungi diri dari gempuran gelombang yang datang pada
pantai berpasir, alam menyediakan pelindung diri dengan terdapatnya hamparan
pasir,gandukan pasir (sand dunes) dan suplai Pasir dari sungai. Hamparan pasir
berfungsi sebagai penghancur energi gelombang yang efektif sedangkan
gundukan/bukit pasir berfungsi sebagai cadangan pasir yang berasal dari sungai
yang bermuara di sepanjang pantai dapat berfungsi sebagai pemelihara
keseimbangan angkutan sendimen di sepanjang pantai (longshore transport).

Permaslahan linkungan seperti menurunnya kualitas perairan laut akibat


pencemaran, rusaknya terumbu karang, hilangnya daerah penyangga banjir dan
rusaknya hutan bakau merupakan permasalahan yang penting untuk diperhatikan
1
di dalam usaha melindungi dan memperbaiki kawasan alam pesisir, pantai dan
laut. Permaslahan lain yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan adalah
tingginya potensi terjadinya gelombang tsunami, kenaikan muka air laut,
gelombang dan angin badai serta tumpahan minyak di laut.

Masyarakat sebagai agent of control yang berperan penting sebagai


penentu baik atau buruknya dampak yang akan timbul dari perubahan suatu
lingkungan sekitar, tempat tinggal kita akan terasa nyaman dan Asri apabila dijaga
dengan baik dan benar. Tingkah laku dan aktivitas masyarakat yang menyimpang
tentunya akan membuat perubahan lingkungan. Terjadinya perubahan lingkungan
di suatu daerah pada akhirnya akan memberikan pengaruh negatif bagi makhluk
hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan dalam suatu
lingkup terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat
tinggalnya, mereka akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dari permasalahan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mebahas


tentang :

“ Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pengendalian dan Perbaikan


Pantai “

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini yakni :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor perubahan lingkungan pesisir ,pantai dan
laut akibat Manusia.
2. Mengidentifikasi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pengendalian dan
Perbaikan Pantai.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat hasil penelitian meliputi :
a. Manfaat Teoritis

2
Menambah wawasan serta kemampuan berpikir tentang Peran Serta
Masyarakat Dalam Upaya Pengendalian dan Perbaikan Pantai

b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
bagi Pemerintah dalam rangka evaluasi dan pengambilan keputusan.
2. Menambah wawasan bagi penulis.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pantai
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya
sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang.

2.2 Pelindung dan Perbaikan Pantai

usaha untuk melindungi /memperbaiki wilayah pantai oleh karena terjadi


kerusakan sehingga pada akhirnya daerah pantai tersebut dapat bertahan dari
dampak kerusakan yang ditimbulkan dalam waktu yang lama.

2.3 Permasalahan Pantai

Permasalahan didaerah pantai dapat dikalsifikasikan menjadi


permasalahan fisik, hukum, sumber daya manusia, institusi dan implementasi
pengelolaan daerah pantai diantaranya :

2.3.1 Permasalahan Fisik


a. Pemukiman nelayan yang terlalu dekat dengan garis pantai, berada
pada sempadan pantai.Pada saat musim gelombang perumahan ini
terkena limpasan gelombang ,Bangunan perumahan ini terancam erosi
b. Fasilitas umum, dan perkotaan berada sangat dekat dengan garis
pantai, berada pada sempadan pantai. Pada saat musim gelombang
bangunan ini terkena limpasan gelombang dan terancam erosi
c. Jalan utama yang menghubungkan antara kota, jalan desa yang
penting, lokasinya sangat dekat dengan pantai . Jalan ini rawan
terhadap ancaman gelombang erosi
d. Erosi, abrasi pantai
e. Kerusakan bangunan pantai (tembok laut, groin, jetty, dsb)
f. Bangunan bermasalah misalnya penutupan pantai oleh bangunan, dan
terjadinya erosi karena adanya bangunan

4
g. Penutupan muara sungai oeh sedimen sehingga menyebabkan banjir,
muara sungai berpindah-pindah sehingga dapat merusak fasilitas
disekitar muara.
h. Penghilangan pelindung alami pantai (penebangan pohon pelindung
pantai, penambangan pasir, dan karang laut)
i. Pencemaran lingkungan perairan pantai oleh limbah perkotaan atau
industri.
j. Intrusi air laut (gangguan terhadap sumur penduduk, air baku)
k. Areal perkebunan,pertanian, persawahan terlalu dekat dengan garis
pantai sehingga terlimpas atau terancam gempuran gelombang.
l. Fasilitasi yang ada tidak terawat/kurang dengan baik

Kerusakan Tembok Jalan Longsor Rumah Dekat Pantai

Pencemaran Sampah Abrasi Penebangan Mangrove

5
2.3.2 Permasalahan Hukum
a. Belum adanya perangkat hukum yang memadai dalam rangka
pengelolaan pantai, misalnya perngkat hukum yang berkaitan dengan
batas sepadan pantai, pemanfaatan sepadan pantai, reklamasi pantai,
penambangan pasir dan karang, Pemotongan tanaman Pelindung
pantai.
b. Pemahaman hukum oleh masyarakat masih kurang, misalnya
pembuangan sampah dipantai, pembuangan llimbah ke sungai,
pembangunan rumah atau tempat usaha tanpaijin yang benar.
2.3.3 Permasalahan Sumber Daya Manusia.
a. Masyarakat daerah pantai yang belum memhami mengenai
pengeolaan daerah pantai, dan tidak menyadari tindakan yang dapat
merusak kelestarian ekosistem pasir dan karang, sebagaicontoh
pembangunan yang terlalu dekat denagan pantai, penambang pasir
dan karang, pembuangan sampah perairan pantai dan pembangunan.
b. Sumberdaya manusia pada instansi terkait belum
mempunyai kesamaan presespsi dan pengetahuan tentag pengelolaan
daerah pantai terpadu yang berkesinambungan.
c. Kesamaan presepsi dan pengetahuan tentang pengelolaan
daerah Pantai terpadu yang berkesinambunagan.

2.4 Faktor Penyebab Permasalahan Pantai.

Daerah- daerah tepian pantai yang menggalami kerusakan akan muncul


bertambah parah dengan datangnya terjangan gelombang yang besar dan tidak
sesuai dengan kemampuan daya tahan tanah. Dampak yang di timbulkan adalaha
rusaknya daerah pantai, tempat tinggal, kebun-kebun,sarana dan prasarana umum
jalur perekonomian. Demikian pula pada daerah yang berbatasan langsung dengan
Negara lain akan menyebabkan batas Negara jadi berkurang. Daerah pantai yang
mempunyai perlindungan alam seperti tanaman mangrove, berbatu dan berpasir

6
bila tergangu maka akan dengan mudah energy gelombang merusaknya. Besarnya
energy gelombang yang terjadi pada suatu daerah mengikuti siklus alam,
sehingga ada pantai yang tidak memiliki perlindungan alami akan sering dan
mudah terjadi kerusakan. Umumnya kerusakan pantai akan dapat terjadi akibat
ulah manusia dan kerusakan yang ditimbulkan oleh siklus alami, dan bila
keduanya terjadi bersamaan akan semakin mempercepat proses kerusakan
tersebut.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Faktor Perubahan Lingkungan Pesisir ,Pantai Dan Laut Akibat


Manusia.

Lingkungan tempat tinggal kita akan terasa nyaman dan asri apabila dijaga
dengan baik dan benar. Tingkah laku dan aktivitas masyarakat yang menyimpang
tentunya akan membuat perubahan lingkungan. Terjadinya perubahan lingkungan
di suatu daerah pada akhirnya akan memberikan pengaruh negatif bagi makhluk
hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan dalam suatu
lingkup terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat
tinggalnya, mereka akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Manusia menjadi peran utama dalam keseimbangan lingkungan. Campur


tangan manusia yang mempengaruhi keseimbangan lingkungan diantaranya

a. Penebangan hutan,
Penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih
nantinya akan memberikan kerugian yang besar bagi lingkungan
ataupun makhluk hidup yang ada dalam wilayah tersebut. Selain itu,
apabila hutan yang telah ditebang tersebut tidak segera direboisasi
ulang maka akan muncul masalah baru seperti akan terjadi tanah
longsor dan banjir. Penebangan hutan juga akan mempengaruhi
makhluk hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Dimana organisme
dalam tanah seperti cacing dan mikorba lain akan punah dan
menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi

b. Perusakan Ekosistem Pantai


Penebangan hutan bakau dan perusakan ekosistem terumbuh karang
diwilayah pantai dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan garis
pantai karena tidak terdapat lagi perlindungan alami pantai untuk

8
meredam gelombang yang datang dari laut ke pantai sehingga dapat
menyebabkan terjadinya erosi dan abrasi pantai

c. Pembangunan rumah (pemukiman) dan Jalan


1. Adanya pembangunan baru di beberapa wilayah yang kurang
strategis (penggunaan lahan yang tidak sesuai) tentunya akan
memberikan dampak bagi lingkungan. Dimana lahan yang
seharusnya diperuntukan untuk untuk hutan lindung (daerah
resapan air) atau pertanian menjadi hilang. Hal ini menyebabkan
terjadinya banjir dan longsor. Demikian pula pembangunan jalan
yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan juga akan
memberikan dampak pada lingkungan.
2. Jika pembangunan jalan tidak memikirkan sistem drainase air,
maka akan memberikan kerugian besar seperti dapat menyebabkan
banjir dan memudahkan jalanan yang dibangun tersebut cepat
rusak. Selain itu, pembangunan jalan yang tidak disertai
penghijauan disekitarnya akan menyebabkan polusi udara yang
parah dan menyebabkan terganggu kesehatan masyarakat.

d. Penerapan intensifikasi pada pertanian.


1. Dalam usaha pertanian, beberapa dari mereka menerapkan sistem
intensifikasi untuk meningkatkan hasil produksi.
2. Intensifikasi adalah; Pengolahan lahan pertanian yang ada dengan
sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan
menggunakan berbagai saranan
3. Akan tetapi cara tersebut akan memberikan kerugian bagi
lingkungan dan menyebabkan kerusakan. Contohnya disini adalah
penggunaan pestisida yang sembarangan akan menyebabkan
pencemaran udara, selain itu sistem penanaman yang hanya
menanamkan satu jenis tumbuhan dalam 1 wilayah akan
mengurangi keanekaragaman hayati, selain itu juga dapat
9
mengurangi keseimbangan ekosistem disekitarnya. Apabila
ekosistem tidak stabil, maka tidak heran apabila terjadi serangan
hama secara besar besaran.

3.2 Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Pantai

Pengendalian kerusakan lingkungan pesisir dan laut perlu dilakukan secara


hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai. Mengingat bahwa subjek dan objek
pengendalian ini terkait erat dengan keberadaan masyarakat pesisir, dimana
mereka juga mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan
sumberdaya di sekitar, seperti ikan, udang, kepiting, kayu mangrove, dan
sebagainya, maka pengendalian kerusakan lingkungan pesisir dan laut yang
melibatkan masyarakat menjadi pilihan yang bijaksana untuk diimplementasikan.

Peran masyarakat dalam upaya pengendalian pantai diharapkan mampu


menjawab persoalan yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Dalam hal ini,
suatu komunitas mempunyai hak untuk dilibatkan atau bahkan mempunyai
kewenangan secara langsung untuk membuat sebuah perencanaan pengelolaan
wilayahnya disesuaikan dengan kapasitas dan daya dukung wilayah terhadap
ragam aktivitas masyarakat di sekitarnya.

Pola perencanaan pengelolaan seperti ini sering dikenal dengan


sebutan participatory management planning, dimana pola pendekatan
perencanaan dari bawah yang disinkronkan dengan pola pendekatan perencanaan
dari atas menjadi sinergi diimplementasikan. Dalam hal ini prinsip-prinsip
pemberdayaan masyarakat menjadi hal krusial yang harus dijadikan dasar
implementasi sebuah pengelolaan berbasis masyarakat.

Tujuan dari masyarakat berperan dalam upaya pengendalian pantai adalah


memberdayakan masyarakat agar dapat berperanserta secara aktif dan terlibat
langsung dalam upaya pengendalian kerusakan lingkungan lokal untuk menjamin
dan menjaga kelestarian pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan, sehingga
10
diharapkan pula dapat menjamin adanya pembangunan yang berkesinambungan di
wilayah bersangkutan.Tujuan khusus dalam pengendalian ini adalah dilakukan
untuk :

1. meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya


menanggulangi kerusakan lingkungan
2. meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam
pengembangan rencana penanggulangan kerusakan lingkungan secara
terpadu yang sudah disetujui bersama
3. membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan
aktivitas ekonomi yang lebih ramah lingkungan;
4. memberikan pelatihan mengenai sistem pelaksanaan dan pengawasan
upaya penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis
masyarakat.

Upaya peran masyarakat dalam pengendalian pantai sebaiknya dilakukan


dengan petunjuk teknis pengelolaan berbasis masyarakat (PBM)

a. Persiapan

Dalam persiapan ini terdapat tiga kegiatan kunci yang harus dilaksanakan,
yaitu

1) sosialisasi rencana kegiatan dengan masyarakat dan kelembagaan lokal


yang ada,
2) pemilihan/pengangkatan motivator (key person) desa,
3) penguatan kelompok kerja yang telah ada/pembentukan kelompok
kerja baru.

b. Perencanaan

Dalam melakukan perencanaan upaya penanggulangan pencemaran laut


berbasis masyarakat ini terdapat tujuh ciri perencanaan yang dinilai akan efektif,
yaitu :

11
1) proses perencanaannya berasal dari dalam dan bukan dimulai dari luar,
2) merupakan perencanaan partisipatif, termasuk keikutsertaan
masyarakat lokal,
3) berorientasi pada tindakan (aksi) berdasarkan tingkat kesiapannya,
4) memiliki tujuan dan luaran yang jelas,
5) memiliki kerangka kerja yang fleksibel bagi pengambalian keputusan,
6) bersifat terpadu,
7) meliputi proses-proses untuk pemantauan dan evaluasi.

c. Persiapan Sosial

Untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat secara penuh, maka


masyarakat harus dipersiapkan secara sosial agar dapat :

1) mengutarakan aspirasi serta pengetahuan tradisional dan kearifannya


dalam menangani isu-isu lokal yang merupakan aturan-aturan yang
harus dipatuhi
2) mengetahui keuntungan dan kerugian yang akan didapat dari setiap
pilihan intervensi yang diusulkan yang dianggap dapat berfungsi
sebagai jalan keluar untuk menanggulangi persoalan lingkungan yang
dihadapi
3) berperanserta dalam perencanaan dan pengimplementasian rencana
tersebut.

d. Penyadaran Masyarakat

Dalam rangka menyadarkan masyarakat terdapat tiga kunci penyadaran,


yaitu :

1) penyadaran tentang nilai-nilai ekologis ekosistem pesisir dan laut serta


manfaat penanggulangan kerusakan lingkungan
2) penyadaran tentang konservasi,

12
3) penyadaran tentang keberlanjutan ekonomi jika upaya
penanggulangan kerusakan lingkungan dapat dilaksanakan secara arif
dan bijaksan

e. Analisis Kebutuhan

Untuk melakukan analisis kebutuhan terdapat tujuh langkah


pelaksanaannya, yaitu:

1) PRA dengan melibatkan masyarakat lokal,


2) identifikasi situasi yang dihadapi di lokasi kegiatan,
3) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman,
4) identifikasi masalah-masalah yang memerlukan tindak lanjut,
5) identifikasi pemanfaatan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan di
masa depan,
6) identifikasi kendala-kendala yang dapat menghalangi implementasi
yang efektif dari rencana-rencana tersebut,
7) identifikasi strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegitan.

f. Pelatihan Keterampilan Dasar

Pelatihan keterampilan dasar perlu dilakukan untuk efektivitas upaya


penanggulangan kerusakan lingkungan, yaitu :

1) pelatihan mengenai perencanaan upaya penanggulangan kerusakan,


2) keterampilan tentang dasar-dasar manajemen organisasi
3) peranserta masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan,
4) pelatihan dasar tentang pengamatan sumberdaya,
5) pelatihan pemantauan kondisi sosial ekonomi dan ekologi,
6) orientasi mengenai pengawasan dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan
yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan
dan pelestarian sumberdaya.

13
g. Penyusunan Rencana Pengendalian Pantai Secara Terpadu Dan Berkelanjutan

Terdapat lima langkah penyusunan rencana penanggulangan kerusakan


lingkungan pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan, yaitu:

1) mengkaji permasalahan, strategi dan kendala yang akan dihadapi


dalam pelaksanaan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan
2) menentukan sasaran dan tujuan penyusunan rencana penanggulangan
3) penyebab kerusakan lingkungan,
4) melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan serta dalam
pemantauan pelaksanaan rencana tersebut.

h. Pengembangan Fasilitas Sosial

Terdapat dua kegiatan pokok dalam pengembangan fasilitas sosial ini,


yaitu:

1) melakukan perkiraan atau analisis tentang kebutuhan prasarana yang


dibutuhkan dalam upaya penanggulangan kerusakan lingkungan,
penyusunan rencana penanggulangan dan pelaksanaan
penanggulangan berbasis masyarakat,
2) meningkatkan kemampuan (keterampilan) lembaga-lembaga desa yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-langkah penyelamatan
dan penanggulangan kerusakan lingkungan dan pembangunan
prasarana.

i. Pendanaan

Pendanaan merupakan bagian terpenting dalam proses implementasi upaya


penanggulangan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, peran pemerintah selaku
penyedia pelayanan diharapkan dapat memberikan alternatif pembiayaan sebagai
dana awal perencanaan dan implementasi upaya penanggulangan. Namun
demikian, modal terpenting dalam upaya ini adanya kesadaran masyarakat untuk
melanjutkan upaya penanggulangan dengan dana swadaya masyarakat setempat.
14
Kesembilan proses implementasi upaya pengendalian pantai tersebut di
atas tidak bersifat absolut, tetapi dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah,
sumberdaya dan masyarakat setempat, terlebih bilamana di wilayah tersebut telah
terdapat kelembagaan lokal yang memberikan peran positif bagi pengelolaan
sumberdaya dan pembangunan ekonomi masyarakat sekitarnya.

3.3 Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Perbaikan Pantai

Keadaan pantai yang berada di kepulauan Indonesia , sebagian besar telah


mengalami kerusakan pantai. Penyebab kerusakan pantai lebih banyak
karena ulah manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan mangrove,
penambangan pasir serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain penggalian
karang menyebabkan pertambahan kedalaman peraiaran dangkal yang semula
berfungsi meredam gelomang, akibatnya gelomang sampai ke pantai dengan
energy yang cukup besar.

Kegiatan pembangunan, industry dan aktivitas manusia serta pengaruh


factor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negative pada
kestabilan kawasan pantai. Factor alam yang berpengaruh terhadap kondisi pantai
antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya
sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya garis pantai serta
kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut. Tingkat kerusakan akan
relative rendah apabila perlindungan alam/pantai tetap terjaga. Banyaknya
kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan
kerugian yang cukup besar.

Adapun upaya untuk melakukan perbaikan pantai dapat dilakukan dengan cara:

a. Melakukan reklamasi pantai


b. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut
sehingga harus melakukan pemeliharaan terumbu karang
c. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
15
d. Melarang penambangan liar material pantai .
e. Melarang penebangan pohon mangrove
f. Membangun bagunan pelindung pantai

1. Reklamasi Pantai

Dalam ilmu teknik pantai, pengertian reklamasi secara ilmiah adalah suatu
pekerjaan atau usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna
dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Berdasarkan
definisinya. tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak
atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Reklamasi biasanya
dilakukan di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai atau laut di tengah
sungai yang lebar, ataupun di danau. Pemanfaatannya sejauh ini ialah untuk
membangun kawasan pemukiman, perindustrian dan pertokoan, pertanian, serta
objek wisata.

Proses reklamasi pantai dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
pengurukan dan kedua, dengan penyedotan (pembuangan) air keluar dari kawasan
tersebut. Cara pengurukan adalah cara yang paling popular dan paling mudah
dilakukan dan banyak diamalkan oleh pelaku reklamasi. Sedangkan cara
penyedotan air adalah cara yang paling rumit dan memerlukan pengelolaan serta
pemeliharaan yang teliti dan terus menerus.

2. Pemeliharaan Terumbu Karang

Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan


arus laut yang akan menyentuh pantai. Karena itu, jika tumbuhan dasar laut ini
dilestarikan dan dilindungi oleh masyarakat, gelombang laut tidak akan seganas
biasanya sehingga kemungkinan abrasi pantai dapat diminimalisir.

3. Pelarangan Tambang Pasir

Regulasi yang demikian sangat berperan penting dalam upaya mengurangi


abrasi pantai. Jika persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup,air pasang,
gelombang atau arus laut tidak akan banyak menyentuh garis pantai sehingga
16
abrasi bisa di hindarkan karena penyebab utamanya dihalangi menyentuh sasaran.
Namun demikian hal tersebut merupakan PR yang demikian Besar.

4. Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Bakau

Pohon bakau adalah jenis pepohonan pantai yang akarnya menjulur ke


dalam air pantai. Pohon ini lazim ditanam di garis pantai yang sekaligus menjadi
pembatas daerah yang berair dengan daerah pantai yang berpasir. Ketika
pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan semakin kuat sehingga dapat
menahan gelombang dan arus laut agar tidak sampai menghancurkan bebatuan
atau berbagai macam jenis jenis tanah (pasir) di daerah pantai kemudian
mengikisnya sedikit demi sedikit.

5. Pemasangan alat peredam ombak

Upaya untuk mengurangi kerasnya ombak air laut yang mengempas


bibir Pantai Lebih adalah dengan memasang alat peredam ombak sehingga
ombak yang sampai pada bibir pantai tidak terlalu keras. Metode yang dapat di
gunakan sebagai penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah gelombang
sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemo-tong arus-sejajar- pantai
tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan dinding laut (seawall).

17
BAB IV

PENUTUP

18

Anda mungkin juga menyukai