PENDAHULUAN
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya
sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang.
pantai dapat bertahan dari dampak kerusakan yang ditimbulkan dalam waktu yang
lama apabila terdapat usaha untuk melindungi/ memperbaiki wilayah pantai.
Kerusakan Garis Pantai Indonesia Saat ini telah mencapai 25 persen ini
amat disayangkan mengingat Indonesia yang mempunyai garis pantai sekitar
95.000 km merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia
setelah Kanada. (Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum (PU)). Kerusakan garis pantai Indonesia diakibatkan oleh perubahan
lingkungan dan abrasi pantai. Akibat dari rusaknya garis pantai ini dapat
memberikan pengaruh pada berbagai sektor seperti pariwisata, transportasi laut,
keberadaan lahan produktif, Keaneka Ragaman Hayati, hingga pergeseran batas
negara.
Pada dasarnya pesisir dan pantai secara alami akan menyediakan cara-cara
yang efisien untuk melindungi diri dari gempuran gelombang yang datang pada
pantai berpasir, alam menyediakan pelindung diri dengan terdapatnya hamparan
pasir,gandukan pasir (sand dunes) dan suplai Pasir dari sungai. Hamparan pasir
berfungsi sebagai penghancur energi gelombang yang efektif sedangkan
gundukan/bukit pasir berfungsi sebagai cadangan pasir yang berasal dari sungai
yang bermuara di sepanjang pantai dapat berfungsi sebagai pemelihara
keseimbangan angkutan sendimen di sepanjang pantai (longshore transport).
2
Menambah wawasan serta kemampuan berpikir tentang Peran Serta
Masyarakat Dalam Upaya Pengendalian dan Perbaikan Pantai
b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
bagi Pemerintah dalam rangka evaluasi dan pengambilan keputusan.
2. Menambah wawasan bagi penulis.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pantai
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya
sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang.
4
g. Penutupan muara sungai oeh sedimen sehingga menyebabkan banjir,
muara sungai berpindah-pindah sehingga dapat merusak fasilitas
disekitar muara.
h. Penghilangan pelindung alami pantai (penebangan pohon pelindung
pantai, penambangan pasir, dan karang laut)
i. Pencemaran lingkungan perairan pantai oleh limbah perkotaan atau
industri.
j. Intrusi air laut (gangguan terhadap sumur penduduk, air baku)
k. Areal perkebunan,pertanian, persawahan terlalu dekat dengan garis
pantai sehingga terlimpas atau terancam gempuran gelombang.
l. Fasilitasi yang ada tidak terawat/kurang dengan baik
5
2.3.2 Permasalahan Hukum
a. Belum adanya perangkat hukum yang memadai dalam rangka
pengelolaan pantai, misalnya perngkat hukum yang berkaitan dengan
batas sepadan pantai, pemanfaatan sepadan pantai, reklamasi pantai,
penambangan pasir dan karang, Pemotongan tanaman Pelindung
pantai.
b. Pemahaman hukum oleh masyarakat masih kurang, misalnya
pembuangan sampah dipantai, pembuangan llimbah ke sungai,
pembangunan rumah atau tempat usaha tanpaijin yang benar.
2.3.3 Permasalahan Sumber Daya Manusia.
a. Masyarakat daerah pantai yang belum memhami mengenai
pengeolaan daerah pantai, dan tidak menyadari tindakan yang dapat
merusak kelestarian ekosistem pasir dan karang, sebagaicontoh
pembangunan yang terlalu dekat denagan pantai, penambang pasir
dan karang, pembuangan sampah perairan pantai dan pembangunan.
b. Sumberdaya manusia pada instansi terkait belum
mempunyai kesamaan presespsi dan pengetahuan tentag pengelolaan
daerah pantai terpadu yang berkesinambungan.
c. Kesamaan presepsi dan pengetahuan tentang pengelolaan
daerah Pantai terpadu yang berkesinambunagan.
6
bila tergangu maka akan dengan mudah energy gelombang merusaknya. Besarnya
energy gelombang yang terjadi pada suatu daerah mengikuti siklus alam,
sehingga ada pantai yang tidak memiliki perlindungan alami akan sering dan
mudah terjadi kerusakan. Umumnya kerusakan pantai akan dapat terjadi akibat
ulah manusia dan kerusakan yang ditimbulkan oleh siklus alami, dan bila
keduanya terjadi bersamaan akan semakin mempercepat proses kerusakan
tersebut.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Lingkungan tempat tinggal kita akan terasa nyaman dan asri apabila dijaga
dengan baik dan benar. Tingkah laku dan aktivitas masyarakat yang menyimpang
tentunya akan membuat perubahan lingkungan. Terjadinya perubahan lingkungan
di suatu daerah pada akhirnya akan memberikan pengaruh negatif bagi makhluk
hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan dalam suatu
lingkup terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat
tinggalnya, mereka akan saling mempengaruhi satu sama lain.
a. Penebangan hutan,
Penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih
nantinya akan memberikan kerugian yang besar bagi lingkungan
ataupun makhluk hidup yang ada dalam wilayah tersebut. Selain itu,
apabila hutan yang telah ditebang tersebut tidak segera direboisasi
ulang maka akan muncul masalah baru seperti akan terjadi tanah
longsor dan banjir. Penebangan hutan juga akan mempengaruhi
makhluk hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Dimana organisme
dalam tanah seperti cacing dan mikorba lain akan punah dan
menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi
8
meredam gelombang yang datang dari laut ke pantai sehingga dapat
menyebabkan terjadinya erosi dan abrasi pantai
a. Persiapan
Dalam persiapan ini terdapat tiga kegiatan kunci yang harus dilaksanakan,
yaitu
b. Perencanaan
11
1) proses perencanaannya berasal dari dalam dan bukan dimulai dari luar,
2) merupakan perencanaan partisipatif, termasuk keikutsertaan
masyarakat lokal,
3) berorientasi pada tindakan (aksi) berdasarkan tingkat kesiapannya,
4) memiliki tujuan dan luaran yang jelas,
5) memiliki kerangka kerja yang fleksibel bagi pengambalian keputusan,
6) bersifat terpadu,
7) meliputi proses-proses untuk pemantauan dan evaluasi.
c. Persiapan Sosial
d. Penyadaran Masyarakat
12
3) penyadaran tentang keberlanjutan ekonomi jika upaya
penanggulangan kerusakan lingkungan dapat dilaksanakan secara arif
dan bijaksan
e. Analisis Kebutuhan
13
g. Penyusunan Rencana Pengendalian Pantai Secara Terpadu Dan Berkelanjutan
i. Pendanaan
Adapun upaya untuk melakukan perbaikan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1. Reklamasi Pantai
Dalam ilmu teknik pantai, pengertian reklamasi secara ilmiah adalah suatu
pekerjaan atau usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna
dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Berdasarkan
definisinya. tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak
atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Reklamasi biasanya
dilakukan di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai atau laut di tengah
sungai yang lebar, ataupun di danau. Pemanfaatannya sejauh ini ialah untuk
membangun kawasan pemukiman, perindustrian dan pertokoan, pertanian, serta
objek wisata.
Proses reklamasi pantai dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
pengurukan dan kedua, dengan penyedotan (pembuangan) air keluar dari kawasan
tersebut. Cara pengurukan adalah cara yang paling popular dan paling mudah
dilakukan dan banyak diamalkan oleh pelaku reklamasi. Sedangkan cara
penyedotan air adalah cara yang paling rumit dan memerlukan pengelolaan serta
pemeliharaan yang teliti dan terus menerus.
17
BAB IV
PENUTUP
18