Anda di halaman 1dari 3

NAMA: GLADYS THERESIA O. S.

NIM: 04141133066
KELAS: L

CURRENT COST ACCOUNTING

Mata Kuliah Teori Akuntansi

1. Holding Gains/Losses

Manajer biasanya menghadapi masalah apakah ingin mempertahankan suatu aktiva


atau utang atau menjual atau membayarnya dan bagaimana menggunakan atau
mendanai kegiatan perusahaan. Untuk menjawab ini maka Edgar dan Bell mengusulkan
perhitungan busines profit. Busines Profit ini memiliki dua komponen:
a. Current Operating Profit
b. Realizable Cost Saving (Holding Gain)
Laba dari Current Operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang
dijual dengan harga pokoknya. Sedangkan Realizable Cost Saving adalah kenaikan harga
pokok dari suatu aktiva yang masih dimiliki sekarang (dengan harga sekarang). Ini
merupakan laba (holding gains) atau bisa saja rugi (holding losses) yang belum
direalisasi dari suatu aktiva yang harganya naik (atau turun) karena perubahan harga,
namun barangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut saving yang
nantinya akan direalisasi. Holding gains and losses merupakan selisih antara harga kini
dengan harga pada saat pembelian (nilai tercatat) bagi aset perusahaan yang masih
dikuasai pada tanggal neraca. Dalam akuntansi konvensional laba atau rugi semacam itu
belum boleh diakui sampai aset benar-benar terjual sehingga tidak dapat mengukur
kinerja manajer dengan akurat. Akibatnya, kinerja manajer tidak dapat diketahui
sebelum aset dijual sehingga akuntansi konvensional juga dapat memberikan kesesatan
dalam membandingkan perusahaan.

2. Financial and Physical Capital Maintenance

Berdasarkan sistem akuntansi penilaian pasar (market value), perhitungan profit


bergantung terhadap modal (capital). Sehingga profit lebih dikenal sebagai perubahan
modal dalam satu periode pelaporan, bukan sebagai alokasi biaya perolehan (historical
cost) sebagaimana ditentukan dalam banyak konvensi akuntansi. Dalam current cost
accounting terdapat dua pandangan dasar yang berbeda terkait modal awal dan modal
akhir yaitu konsep keuangan (financial concept) dan konsep fisik (physical concept). Dari
kedua pandangan tersebut tidak ada perbedaan pandangan dalam konsep penilaian fair
value yang diakui sebagai harga pembelian pasar sekarang (current market buying
prices) atau current costs, tetapi perbedaan terletak pada definisi capital dan bagaimana
profit diukur berdasarkan definisi masing-masing.

Dari sudut pandang praktis, perbedaan utama antara financial capital


maintenance dan physical capital maintenance adalah apakah keuntungan atau kerugian
termasuk dalam profit. Menurut pandangan financial capital perolehan keuntungan
termasuk dalam profit, sedangkan menurut physical capital tidak termasuk dalam profit.
Penganut konsep financial capital berpendapat bahwa sebuah perusahaan
menginvestasikan sumber keuangannya dengan harapan akan menciptakan pemasukan
kas yang lebih besar. Pengembalian sejumlah sumber keuangan yang diinvestasikan
merupakan return of capital. Oleh karena itu, peningkatan dalam sumber keuangan
untuk memelihara kemampuan operasi fisik dan peningkatan dalam sumber keuangan
untuk memperluas kemampuan operasi fisik tidak dapat dibedakan.

3. Proponent and Opponent Current Cost Accounting

Dukungan terhadap current cost accounting:

a. Pengakuan Prinsip
Pembela historical cost berargumen bahwa current cost accounting melanggar
prinsip konvensional yaitu keuntungan diakui saat diterima.
Pernyataan ini benar adanya, untuk pengakuan laba ditahan yang belum
direalisasi.Pendukung current cost accounting menyatakan bahwa ‘laba ditahan
yang belum direalisasi’ telah menunjukkan adanya pergerakan penambahan modal
dan harus diakui jika ada cukup bukti untuk menunjukkan adanya perubahan.
Pendukung historical cost dan physical capital theorist menyangkalnya karena
perusahaan menghitung keuntungan dari perubahan harga aset tidak lancar.
Perubahan harga pasar sama sekali tidak relevan kaitannya dengan keuntungan
b. Objektivitas dari Current Cost
Pendukung konsep historical cost berargumen bahwa current cost accounting
kurang objektif karena sebagian besar perhitungan current cost tidak didasarkan
pada tansaksi aktual dimana perusahaan ikut serta.
Sebagai contoh akuntan tidak lagi memperhitungkan harga pasar berdasarkan
prinsip COMWOL. Salah satu alsannya karena standardisasi prosedur dan alasan
lainnya mengenai masalah ketersediaan data harga pasar.
Untuk barang yang memiliki harga yang relatif mudah untuk diukur, objektifitas
dari current cost masih dapat diterima akuntan. Persediaan, barang baku dan
barang jadi masuk ke dalam kategori ini. Bahkan current cost dapat lebih objek
dalam menhgitung arus barang yang masuk dan keluar.
Namun untuk perusahaan yang sangat besar nyaris sulit dalam menghitung arus
barang. Oleh karena itu untuk mempermudahnya diperlukan asumsi-asumsi
antaralain seperti FIFO dan LIFO.
c. Perubahan Teknologi
Keuntungan dari operasi adalah indikasi bahwa perusahaan membuat kontribusi
jangka panjang yang positif trhdp ekonomi, dan proses produksi dilakukan secara
efektif.

Opponent/kritik terhadap current cost accounting:

1. Dari kubu pendukung akuntansi konvensional


Kubu ini identik dengan penggunaan harga historis. Kubu pendukung akuntansi
konvensional mengatakan bahwa mencatat atau mengakuntansikan kenaikan
harga tetap (terutama aktiva tetap) sebelum terjadi realisasi penjualan
merupakan hal yang sangat menyulitkan. Mereka menganggap aktiva tetap dibeli
bukan untuk dijual kembali, melainkan digunakan dalam proses produksi,
sehingga mengakuntansikan perubahan harga dirasa tidak perlu karena tidak
relevan dengan pengambilan keputusan. Mereka juga berpendapat bahwa
penggunaan current cost accounting merupakan antisipasi terhadap kemungkinan
laba di masa yang akan datang dan bila ternyata kondisi memburuk, laba tersebut
tidak akan pernah terealisasi. Penggunaan current cost accounting juga lebih
banyak subjektif karena tidak ada informasi pasar yang benar-benar handal.
2. Dari kubu pendukung exit price.
Kubu pendukung exit price menyatakan bahwa current cost accounting
mengistilahkan pengorbanan masa yang akan datang (opprtunity cost). Mereka
berpendapat bahwa aset tersebut dibeli untuk dimiliki untuk dalam jangka
panjang dan untuk proses produksi sehingga harga bila dibeli dalam keadaan baru
sebagai ukuran (harga kini/current cost) menjadi tidak relevan dan harga realisasi
(exit price) lebih logis bila dianggap sebagai opportunity cost.

Anda mungkin juga menyukai