Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT DAYA

BATU BARA

Disusun Oleh :
EVAN PRAWIRA NUGRAHA
D211 16 008
KELOMPOK 1
SISTEM PEMBANGKIT DAYA A

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2019
BAB 1.
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Batu bara adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik di
Indonesia, sekitar 48% pembangkit listrik di Indonesia menggunakan batu bara
sebagai bahan bakarnya selain sebagai berfungsi sebagai bahan bakar untuk
pembangkit listrik batu bara juga digunakan sebagai bahan bakar kereta api, bahan
bakar produksi aluminium, dan bahan bakar produksi baja.
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di
dunia. Indonesia menjadi eksportir terdepan batu bara thermal. Porsi signifikan
dari batu bara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah dan jenis
kualitas rendah yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral Indonesia, cadangan batu bara Indonesia diperkirakan habis kira-
kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Ada banyak kantung cadangan batu bara yang kecil terdapat di pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah
dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur
Dikarenakan batu bara memiliki banyak sekali manfaat bagi manusia dan
Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar maka
saya tertarik untuk membahas lebih lanjut lagi tentang batu bara dan prosesnya
menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik. Dari makalah ini diharapkan dapat
membantu menambah pengetahuan pembaca tentang batu bara.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa itu batu bara ?
2. Proses terbentuknya batu bara ?
3. Jenis-jenis batu bara ?
4. Gasifikasi batu bara ?
5. Pengolahan batu bara sampai menjadi bahan bakar pembangkit listrik ?
6. Dampak pembakaran batu bara bagi kesehatan manusia ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian batu bara
2. Mengetahui proses terbentuknya batu bara
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis batu bara
4. Mengetahui proses gasifikasi batu bara
5. Mengetahui pengolahan batu bara sampai menjadi bahan bakar
pembangkit listrik
6. Mengetahui bagaimana dampak pembakaran batu bara bagi kesehatan
manusia
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batu Bara


Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari
endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan
lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan
tahun sehingga membentuk lapisan batubara.

2.2. Proses Terbentuknya Batu Bara


Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan
waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan purba yang kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan
mengalami proses pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia,
maupun geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar
fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi, yakni:
1. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
2. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi bituminus dan akhirnya antrasit

2.3. Jenis-jenis Batu Bara


Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas :

1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86%-98% unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8%. Biasanya digunakan untuk proses sintering
bijih mineral, proses pembuatan elektroda listrik, pembakaran batu
gamping, dan untuk pembuatan briket tanpa asap.

2. Bituminus mengandung 68-86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-


10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Australia.

3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh


karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus.

4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.

5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori
yang paling rendah.

2.4. Gasifikasi Batu Bara


Teknologi gasifikasi yang digunakan untuk konversi batubara menjadi bahan
bakar gas dikenal dengan nama gasifier. Pada proses gasifikasi akan dihasilkan
abu (ash removal) yang merupakan kotoran dari batubara. Abu ini dapat
dikeluarkan secara langsung pada operasi temperatur rendah (non-slagging
gasifier) sebagai dry ash atau dikeluarkan pada operasi slagging gasifier pada
temparatur tinggi, sebagai liquid ash dengan viskositas rendah.

2.4.1. Tahapan Proses Gasifikasi


Tahapan gasifikasi batubara meliputi pengeringan, devolatilisasi,
oksidasi, dan reduksi. Tahap Pengeringan bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam batubara. Devolatilisasi
merupakan proses pemanasan batubara sampai terjadi dekomposisi menjadi
arang, tar dan gas.
Tahapan oksidasi merupakan proses pembakaran zat terbang hasil
devolatilisasi untuk memanaskan arang. Pemanasan ini mengakibatkan
sebagian arang akan teroksidasi dan sisanya mengalami proses reduksi.
Dalam gasifier arang direduksi oleh steam atau kukus dan
CO2 menghasilkan gas H2 dan CO. Peningkatan jumlah atau laju steam atau
kukus mengakibatkan penurunan gas CO pada gas produk, namun akan
meningkatkan kandungan H2 dan CO2 melalui reaksi geser atau shift reaction.
Komposisi gas yang dihasilkan ditentukan oleh temperatur dengan mengatur
laju oksigen yang digunakan.
Panas yang dihasilkan dari reaksi oksidasi digunakan untuk
tahapan yang melibatkan proses atau reaksi endotermis seperti reaksi reduksi,
proses devolatilisasi dan tahapan pengeringan. Skematik Prinsip Gasifikasi
batubara dalam gasifier dan zona reaksi berdasarkan temperatur dapat diligat
pada gambar di bawah.

Gambar 2.1. Skema Gasifikasi Batu Bara

2.5. Pengolahan Batu Bara


Sebelum masuk ke PLTU untuk di jadikan bahan bakar terlebih dahulu
batubara diolah untuk meningkatkan kualitasnya. Pada umumnya pengolahan
dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Preparasi
Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan
untuk mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran
sesuai dengan penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan
dengan alat peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara
batubara dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa
berdasarkan warna atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG).
3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi.
Setelah diolah batubara kemudian dibawa ke PLTU, mula-mula batubara dari
luar dialirkan ke penampung batubara dengan conveyor,kemudian dihancurkan
menggunakan pulverized fuel coal . Tepung batubara halus kemudian dicampur
dengan udara panas oleh forced draught .Dengan tekanan yang tinggi, campuran
tersebut disemprotkan ke dalam boiler sehingga akan terbakar dengan cepat
seperti semburan api. Kemudian air dialirkan ke atas melalui pipa yang ada di
dinding boiler. Air dimasak menjadi uap kemudian uap inilah yang memutar
turbin lalu turbin memutar generator kemudian generator menghasilkan listrik.

2.6. Dampak Pembakaran Batu Bara


Polutan-polutan penting yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara
antara lain adalah SO2, NOx, CO, dan material partikulat. Selain itu ada bahan
polutan lain yang disebut udara beracun. Ia adalah polutan yang sangat berbahaya
meskipun jumlahnya hanya sedikit dihasilkan oleh pembakaran batubara. Namun
udara beracun ini perlu kita bahas juga lebih lanjut karena sifatnya yang sangat
membahayakan kesehatan manusia. Berikut adalah penjelasan lebih detail
mengenai polutan-polutan tersebut :
1. Sulfur Dioksida
Proses pembakaran batubara menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan
sebagian kecil menjadi sulfur trioksida (SO3). Secara langsung, sulfur
oksida dapat menyebabkan iritasi pada alat pernapasan manusia,
mengurangi jarak pandang kita, sekresi muskus berlebihan, sesak napas,
dan lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.
2. Sulfur Trioksida
Sebagian kecil sulfur dioksida yang terbentuk pada pembakaran batubara,
terkonversi menjadi sulfur trioksida (SO3). SO3 memiliki sifat
higroskopis yang sangat agresif. Higroskopis adalah sebuah sifat untuk
menyerap kelembaban dari lingkungan sekitarnya. Polutan ini sangat
jelas berbahaya bagi manusia, karena apabila terkena kulit, kulit tersebut
akan seketika mengalami luka bakar yang serius. Atas dasar inilah
polutan SO3 harus ditangani dengan sangat serius agar tidak mencemari
lingkungan sekitar.
3. Nitrogen Oksida
Bahaya polutan NOx yang paling besar berasal dari NO2, yang terbentuk
dari reaksi NO dengan oksigen. Gas NO2 dapat menyerap sprektum
cahaya sehingga dapat mengurangi jarak pandang manusia. Selain itu
NOx dapat mengakibatkan hujan asam, gangguan pernapasan manusia,
korosi pada material, pembentukan smog dan kerusakan tumbuhan.
4. Karbon Monoksida
Bahaya paling besar yang diakibatkan oleh CO adalah pada kesehatan
manusia dan juga hewan. Jika gas CO terhirup, ia akan lebih mudah
terikat oleh hemoglobin darah daripada oksigen. Hal ini menyebabkan
tubuh akan kekurangan gas O2, dan jika jumlah CO terlalu banyak akan
dapat menyebabkan penurunan kemampuan motorik tubuh, kondisi
psikologis menjadi stress, dan paling parah adalah kematian.
BAB 4
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
1. Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari
endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.
2. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian
mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami 2 proses yaitu
biokimia dan geokimia
3. Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas : antrasit,
bituminus, sub-bituminus, lignit, dan gambut.
4. Teknologi gasifikasi yang digunakan untuk konversi batubara menjadi
bahan bakar gas dikenal dengan nama gasifier. Pada proses gasifikasi akan
dihasilkan abu (ash removal) yang merupakan kotoran dari batubara.
5. Pada umumnya pengolahan dilakukan dengan melalui beberapa tahap,
yaitu : preparasi, konsentrasi dan dewatering
6. Polutan-polutan penting yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara
antara lain adalah SO2, NOx, CO, dan material partikulat

Anda mungkin juga menyukai