Anda di halaman 1dari 25

dr.

Arrus Ferry
Pemeriksaan fisik thorax
• Memahami langkah dasar pemeriksaan
thorax (paru dan jantung)
• Memahami metode dan penggunaan alat
untuk pemeriksaan thorax (paru dan
jantung)
• Mampu menyampaikan hasil pemeriksaan
thorax
• Mampu menginterpretasi
• Terintegrasi
Posisi Jantung
Proyeksi posisi jantung ke dinding toraks
2/3 bagian terletak pada sebelah kiri sternum
Permukaan depan (anterior) adalah ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis
Bagian depan ventrikel kiri yang menimbulkan
impuls apeks  di sela iga kelima sedikit medial
dari garis midklavikula kiri
Sisi kanan jantung  atrium kanan
Bagian atas jantung  beberapa pembuluh
darah besar aorta & arteri pulmonalis
Inspeksi
Bentuk dada: anteroposterior kurang lebih 2:1 dan
simetris
Pulsasi  iktus kordis, sesuai dengan letak apeks kordis

 Pulsasi berdiameter ± 2 cm, punctum maximum di


tengah daerah tersebut
 Letaknya menggeser ke kiri ?
Palpasi
Iktus kordis dapat ditemukan secara palpasi 
punctum maximum

Palpasi dapat menentukan


 Gesekan perikardial (pericardial friction rub)
 Vibrasi yang disebut getaran (thrill)
Perkusi
Menentukan besar dan bentuk jantung secara kasar
Kesepakatan melakukan perkusi:
 Untuk batas jantung kanan, ditentukan lebih dulu
batas paru hati pada garis midklavikula kanan,
kemudian ± 2 jari di atas tempat tersebut dilakukan
perkusi lagi kearah sternum
 Untuk batas jantung kiri, ditentukan lebih dulu batas
bawah paru kiri pada garis aksilaris anterior kiri,
kemudian ± 2 jari di atasnya dilakukan perkusi kearah
sternum sampai terdengar perubahan bunyi ketukan
dari sonor sampai redup. Bila ternyata sulit, dilakukan
perkusi dari lateral kiri kearah sternum setinggi
tempat perkusi pada waktu menentukan batas kanan
jantung
 Untuk pinggang jantung, perkusi dilakukan dari arah
atas ke bawah pada garis parasternum kiri. Batas
normal terdapat pada ruang sela iga 3 kiri
Menghilangnya atau mengecilnya daerah pekak absolut
jantung adalah tanda emfisema paru
Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi dilakukan memakai
stetostkop. Ada 2 macam stetoskop:

Stetoskop bentuk sungkup atau open bell


type, untuk mendengarkan bunyi-bunyi
dengan nada rendah (low pitched) - S3, S4-
bising stenosis mitralis

Stetoskop bentuk piring ditutup membran


sebagai diafragma atau bowl type, terutama
untuk mendengar bunyi-bunyi dengan nada
tinggi (high pitched) - S1, S2, Bising aorta,
Regurgitasi mitral, gesekan perikardial
Bunyi jantung
Beberapa hal pada bunyi jantung yang perlu
diperhatikan:

Lokalisasi dan asal bunyi jantung (BJ)


 Menentukan BJ I dan BJ II
Ada tidaknya BJ III dan BJ IV
 Intensitas dan kualitas bunyi
 Irama dan frekuensi BJ
Bunyi-bunyi jantung lain yang menyertai BJ utama
(unusual heart sound)
Lokalisasi (cara konvensional)

Pada iktus kordis untuk BJ I yang berasal dari


katup mitral
Pada ruang sela iga 2 di tepi kiri sternum untuk
BJ yang berasal dari katup pulmonal
Pada ruang sela iga 2 di tepi kanan sternum
untuk BJ yang berasal dari katup aorta
Pada ruang sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan
kiri sternum atau pada bagian ujung sternum,
untuk mendengar bunyi jantung yang berasal
dari katup trikuspidal
BJ I dan BJ II
BJ I – bunyi sistolik: katup mitral dan katup
trikuspidal tertutup secara serentak, dan
pada saat yang bersamaan katup aorta
dan pulmonal terbuka secara serentak
dan ini semuanya membentuk bunyi
jantung pertama atau bunyi sistolik
BJ II – bunyi diastolik: Sebaliknya katup
aorta dan katup pulmonal menutup secara
serentak, dan pada saat yang bersamaan
katup mitral dan katup trikuspid terbuka
secara serentak, dan ini membentuk bunyi
jantung kedua atau bunyi diastolik
Intensitas dan kualitas BJ

Di apeks BJ I lebih keras pada BJ II


Di bagian basal jantung sering BJ II lebih keras
BJ III dan BJ IV

BJ III intensitasnya rendah pada orang dewasa


muda dan intensitasnya keras pada orang tua
BJ III terdengar kurang lebih 0,015-0,017 detik
sesudah BJ II
BJ I, BJ II bersama-sama BJ III memberi suara
derap kuda  gallop rhythm
BJ IV (atrial gallop) kadang terdengar pada
orang dewasa muda
Irama & frekuensi BJ
Aritmia kordis  irama jantung tidak teratur
Frekuensi BJ ditetapkan per-menit:
 Takikardia: frekuensi BJ dan nadi masing-masing
lebih 100 kali per menit
 Bradikardia: Frekuensi BJ dan nadi masing-masing
kurang dari 60 kali per menit
Irama jantung berubah menurut frekuensi BJ pada
ekspirasi lebih lambat  aritmia sinus, disebabkan
perubahan rangsang susunan saraf autonom pada
nodus sino-atrialis sebagai pacu jantung
Ekstrasistolik  irama denyut jantung normal diselang
satu denyut jantung yang timbul cepat
Compensatoir pause  fase diastolik yang panjang
Fibrilasi  irama BJ sama sekali tidak teratur
Bising Jantung (cardiac murmur)
Fase dan saat dimana bising itu terjadi
Intensitas dan nada bising
Bentuk (tipe) bising serta lama dan saatnya
bising
Lokasi bising dengan punctum maximum-nya
serta arah penjalaran bising adalah tempat
dimana bising itu terdengar paling keras
Apakah bising yang terdengar berubah-ubah
menurut posisi badan atau pernafasan
Pada anak-anak terdengar bising sistolik yang
innocent
Pada anemia dan demam terdengar hemic
murmur
Bising
BISING SISTOL: timbul akibat aliran
darah yang dipompakan lewat bagian
yang menyempit dan mengisi sebagian
fase sistolik. Terdengar antara S1 dan S2
BISING DIASTOLIK: Terdengar antara S2
dan S1 berikutnya
Intensitas Bising
Tergantung pada:
 Kecepatan aliran darah melalui tempat
terbentuknya bising itu
 Banyaknya aliran darah melalui tempat
timbulnya bising itu
 Keadaan kerusakan-kerusakan yang terdapat
pada daun-daun katup atau beratnya
penyempitan
 Kepekatan darah
 Daya kontraksi miokardium
Derajat Intensitas Bising
Derajat 1 bising sangat pelan
Derajat 2 bising cukup pelan
Derajat 3 bising agak keras
Derajat 4 bising cukup keras
Derajat 5 bising sangat keras, terdengar saat
sthethoscope menempel sebagian
Derajat 6 bising sekeras-kerasnya (paling
keras), terdengar tanpa sthethoscope
Bacaan
• Fundamental keperawatan edisi 4 volume
1

Anda mungkin juga menyukai