Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL READING

Sakit kepala Terkait dengan Myasthenia Gravis :


Dampak terhadap Gejala okular ringan

Dionissa shabira
1320221109
FK UPN “Veteran” Jakarta
Introduction

pasien sakit kepala


sakit kepala dengan MG memiliki
gejala mengeluhka dampak negatif
pada kualitas
neurologi n nyeri kehidupan
yang sering kepala lebih sehari-hari
ditemukan dari gejala pasien dengan
MG terkait MG
untuk menyelidiki hubungan antara sakit
kepala dan MG

menguji apakah masing-masing gejala MG bisa


menjadi penyebab sakit kepala pada pasien
MG .
Metode

Seleksi pasien dan Diagnosis Sakit kepala

184 pasien me
an
55 ± SD u
,9 ± s
17, ia ,
0

124
60 laki-laki
perempuan

Keio University Hospital dan Rumah Sakit Umum


Hanamaki di Jepang , dari November 2007 sampai
dengan April 2008 dan telah ditindaklanjuti selama
setidaknya 1 tahun
Diagnosis MG berdasarkan :

memiliki riwayat dan tanda adanya kelemahan otot volunter.

Adanya serum antiacetylcholine receptor antibodies (AchR Ab),

perbaikan klinis pada injeksi cholinesterase inhibitor

Edrophonium +
diagnosis sakit kepala
• menurut International Classification of Headache
Disorders : 2nd edition ( ICHD- II ) berdasarkan fisik dan
pemeriksaan neurologis dan kepala CT dan / atau MRI .
• meneliti gejala MG dan karakteristik sakit kepala mereka
secara rinci menggunakan kuesioner sebagai referensi .
tujuan: mengetahui
apakah gejala MG
mempengaruhi
perkembangan atau
memburuknya sakit
kepala kronik
Divisi QMG ScoreBha
tig nu ga d sha
kom ari li et
evaluasi gejala MG yg muncul ketika sakit kepala terjadi pon skor al .
G QM en item mem
M ti G
ngk sko mat QM isah
ir Q b a r a
d a su t ke ) un disk G se kan
s at gasistem n par yang tuk rit bag
te dengan
dinilai sesuai p penilaian MG kuantitatif ( QMG skor)a (
terdiri emdari emitem.
13 d en lam inde han mem mata ai
g i it jadi suai a da pe geja ant
n l a
-
b a en se rek d en a oku u
m m
e or po m h k e lar
m sk mpenglihatan n
a ubu ganda pada pandangan lateral, ptosis , dan kelemahan otot
l o a t t
ke dwajah
ek sebagai " gejala okular
ke
menelan dan disartria setelah menghitung dengan suara keras dari 1
sampai 50 sebagai " gejala bulbar

outstretching baik tangan atau kaki , atau mencengkeram kedua tangan


sebagai " gejala ekstremitas

kapasitas vital % diprediksi dan kepala mengangkat sebagai "


gejala batang tubuh”.
Analisis statistik

Penilaian statistik penelitian ini termasuk t -test Student , uji


chi -square , dan logistik regresi analisis , dilakukan dengan
menggunakan program perangkat lunak statistik ( StatView
5.0 ; SAS Institute Inc. , Cary , NC )

Nilai P < 0,05 dianggap menunjukkan signifikansi statistik


HASIL
Analisis Sakit kepala pada pasien MG

71 pasien dari 184


4,9 % ( 9/184 )
( 38,6 % ) didiagnosis
didiagnosis dengan
dengan nyeri kepala
migrain
tipe tegang (TTH)

hubungan antara timbulnya MG dan sakit kepala

sakit kepala memberat 13,6 % ( 25/184 ) dari pasien


pada 15 pasien MG mengalami sakit kepala
10 pasien nyerikepala yang berhubungan dengan
timbul setelah onset MG yang muncul atau
MG diperburuk setelah mereka
didiagnosis dengan MG
Karakteristik sakit kepala

48 % ( 12/25 ) mengeluh sakit kepala 1-3 kali sebulan

20 % ( 5/25 ) sakit kepala setiap hari .

16 % sakit kepala tidak teratur selama jangka waktu


tertentu .

12 % dari pasien sakit kepala 1-4 kali per minggu


Lokasi Nyeri Kepala
Lok
a
ter si nye
ser
84 % ( 21/25 ) dibelakang mata ing ri

60 % ( 15/25 ) belakang leher

di bagian temporal ( 32 % )

salah satu sisi kepala ( 32 % )

bagian frontal ( 28 % )

seluruh kepala ( 20 % )

sekitar mata ( 12 % )

12% pada wajah, 8% pada parietal


evaluasi gejala MG selama periode sakit
kepala

Kepala terasa Gejala


berat ( 68 % )
tersering
kesulitan
ptosis ( 60
berbicara
%)
(8 %)

Kelelmahan
sesak
secara umum (
napas(12%)
56 % )

kesulitan penglihata
mengunya n ganda
h (16 %) ( 52 % )
kelemahan
tungkai
(24%)
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam terjadinya atau kejadian sakit
kepala menurut beratnya skor QMG
Faktor klinis Terkait dengan kejadian dari sakit
kepala pada pasien MG
• Analisis regresi logistik univariat
mata , bulbar , tungkai , dan batang tubuh,
masing-masing dari
dipisahkan menjadi subkelompok ringan dan
empat jenis gejala
sedang berdasarkan skor rata-rata

analisis regresi logistik multivariat untuk penentuan faktor


klinis independen yang mempengaruhi sakit kepala terkait
dengan MG

Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan ( 4,5
dan 0,02 untuk rasio peluang dan P - nilai , resp. ) Dan gejala okular ringan dengan QMG
1-3 dalam skor okular ( 7,2 dan 0,0005 ) adalah faktor klinis independen terkait dengan
sakit kepala terkait dengan MG
DISKUSI

38,6 % dari pasien MG mengalami nyeri kepala tipe tegang

4,9 % mengalami migrain

13,6 % dari pasien MG mengalami sakit kepala yang


berhubungan dengan MG

sakit kepala dipengaruhi oleh jenis kelamin perempuan, tapi


tidak dipengaruhi usia , durasi penyakit , atau keparahan gejala
analisis regresi logistik menunjukkan bahwa
jenis kelamin perempuan dan gejala okular
ringan mungkin memiliki pengaruh pada sakit
kepala yang berhubungan dengan MG.

Gejala okular ringan menunjukkan diplopia


atau ptosis pada pasien MG , yang
berfluktuasi secara dinamis dan dapat
mengakibatkan memburuknya sakit kepala.
Pasien dengan QMG Score yang berat (skor >3)
memiliki gejala yang tetap dengan sedikit
perubahan, dengan frekuensi yg sedikit mengarah
kepada nyeri kepala yg dihubungkan dengan MG.

MG bukan termasuk faktor penyebab nyeri kepala


sekunder berdasarkan ICHD-II
MG adalah penyakit autoimun pada
neuromuskular junction dan tidak mempengaruhi
jalur nyeri sentral atau traktus sensorik lainnya

Tidak ada hubungan penyakit langsung antara MG


dan sakit kepala
Antikolinesterase memiliki sebagian atau tidak ada
efek pada nyeri kepala yang dihubungkan dengan MG.

NSAID bisa mengurangi nyeri dalam beberapa


kasus.

Sulit untuk membedakan nyeri kepala yang


berhubungan dengan MG dengan TTH
Banyak MG yang dihubungkan dengan nyeri kepala
didiagnosis dengan TTH pada ICHD-II walaupun 32%
pasien MG dengan Nyeri kepala dirasakan unilateral.

Kepala terasa berat, ptosis dan diplopia akan


mengakibatkan kelemahan visual dan atau kekakuan pada
leher, yang bisa menjadi faktor penting nyeri kepala yg
dihubungkan dengan MG.
Penelitian cross sectional ini memiliki keterbatasan.
banyaknya faktor perancu (bias)

Bias mungkin timbul karena pasien dengan gejala MG


berat mungkin tidak terlalu memperhatikan gejala
sakit kepala dan pasien dengan gejala okular ringan
ungkin lebih sering mengeluhkan gejala sakit kepala.
Pertanyaan tentang perubahan
karakteristik nyeri kepala antara
sebelum dan setelah onset merupakan
hal yg paling penting di tanyakan untuk
informasi penelitian ini, tapi durasi
mungkin terlalu lama untuk
mengumpulkan data yang akurat.
Bias mungkin terjadi karena subjek penelitian terbatas
pada pasien MG di Jepang, yang menerima terapi
reguler secara teratur.

Pasien MG dengan gejala berat harusnya


dimasukkan ke dalam penelitian

Jumlah pasien yang lebih banyak dalam setiap


tingkatan gejala MG juga akan dibutuhkan.
Kesimpulan

Sakit kepala  mengganggu kualitas hidup pasien MG


bahkan ketika gejala umum MG dapat di kontrol .

Perhatian secara hati-hati terhadap tampilan atau kejadian


sakit kepala pada pasien MG penting untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka , terutama pada wanita dengan gejala
okular ringan .
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai