Iaran

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

iaran Pers

Kisah pilu dan perjuangan anak-anak para Pengamen Cipulir yang menjadi Korban Salah Tangkap telah
mencapai ujung perhentian. Mereka sudah bebas dari kungkungan sel pada Jumat (11/3) kemarin malam
pukul 20.45 WIB di LPKA Tangerang. Putusan pada tahap Peninjauan Kembali menyatakan bahwa Ft, Fq,
Bg dan Ag “Tidak Terbukti Secara Sah dan Meyakinkan Bersalah” serta “Memerintahkan agar Mengeluarkan Para
Terpidana dari Lembaga Pemasyarakatan”.
Putusan No. 131 PK/Pid.Sus/2015 tersebut telah keluar sejak tanggal 19 Januari 2016, namun petikan
putusannya tidak kunjung dikirimkan oleh Mahkamah Agung sehingga eksekusi tidak dapat dijalankan
hingga kemarin. LBH Jakarta telah berulangkali mendesak Mahkamah Agung untuk segera mengirimkan
petikan putusan.

“Aturannya malah dapat dikenakan pidana jika salinan putusan anak tidak diberikan dalam waktu 5 hari,” ujar Arif
Maulana, Kepala Bidang Advokasi Fair Trial LBH Jakarta.
Tim kuasa hukum dari LBH Jakarta baru mendapatkan salinan petikan putusan tersebut Jumat(11/3)
pagi.

“Sesegera mungkin setelah mendapatkan salinan putusan, kami bertolak ke Kejaksaan untuk meminta eksekusi
putusan. Kami ingin hari itu juga anak-anak tersebut bebas. Sedetik saja mereka ditahan setelah putusan bebas, itu
sudah perampasan terhadap kemerdekaan,” tutur Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta.
Rupanya tidak hanya cerita penyelesaian kasus mereka penuh perjuangan, proses pembebasan anak-
anak korban salah tangkap tersebut pun tidak kalah penuh upaya. Saat kami—tim LBH Jakarta bersama
tim Kementrian Sosial yang akan menampung sementara Ft karena ia telah yatim piatu—sampai di LPKA
Tangerang pukul 14.50 WIB waktu setempat, mereka tidak diperkenankan membebaskan anak tersebut.

Beragam alasan diberikan terkait administrasi oleh pihak Lapas Anak. Namun, kami tetap kukuh dengan
pendirian bahwa apapun alasannya, hak anak tidak boleh dilanggar, apalagi dirampas kemerdekaannya
secara sewenang-wenang.

Sebelumnya, empat anak remaja yang berinisial Ft (15), Fq (20), Bg (19) dan Ag (15) mengalami
peradilan sesat dan dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan terhadap Dicki Maulana oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 13 Oktober 2013. Hal itu dapat terjadi karena mereka
mengalami penyiksaan saat diperiksa oleh Penyidik agar mendapatkan pengakuan dari anak-anak
tersebut.

Akhirnya perjuangan pun berbuahkan hasil. Setelah hampir 3 tahun mereka mendekam di penjara untuk
tindakan yang tidak pernah mereka perbuat, walhasil mereka dapat bebas dan menghirup udara segar.

Memang benar apa kata adagium terkenal “fiat justitia ruat coelum” yang berarti sekalipun esok langit akan
runtuh atau dunia akan musnah, keadilan harus tetap ditegakkan.
Salam keadilan!
Hormat Kami,
12 Maret 2016
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta
Narahubung: Bunga Siagian (08567028934)

Anda mungkin juga menyukai