BAB I
STATUS PASIEN
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : Teratur
Panjang Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Dismenorhea : tidak ada
Banyak : 2-3 pembalut/hari
HPHT : 18-03-2019
HPL : 25-11-2019
Riwayat Pernikahan
Menikah saat usia 25 tahun dan sudah menikah selama 10 tahun dan
merupakan pernikahan pertama.
Riwayat ANC
Pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan. Pada
trimester I sebanyak 1x, trimester II sebanyak 1x, dan trimester III tiap
bulan.
Riwayat Imunisasi TT
Pasien sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 5x.
Riwayat Pemeriksaan USG
Pasien pernah melakukan pemeriksaan USG sebanyak 3 kali. USG
pertama kali di PONED pada usia kehamilan 12 minggu, USG kedua pada
usia kehamilan 20 minggu, USG ketiga kali di Poliklinik Kandungan RSUD
Waled pada usia kehamilan 29 minggu hasilnya presentasi kepala.
Riwayat KB
KB pil yang 1 bulan selama ± 5 tahun
Riwayat Obstetri
1. Riwayat Persalinan
Anak yang pertama laki-laki, cukup bulan, lahir spontan ditolong oleh
bidan dengan berat badan 3000 gram sekarang berusia 9 tahun. Anak
kedua laki-laki, cukup bulan, lahir spontan di RS mutiara Bunda dengan
berat badan 2,500 gram sekarang berusia 4 tahun.
3
Status Generalis
- Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam dan tidak mudah
rontok
- Mata : simetris, ca -/-, sl -/-
- Hidung : deviasi (-) sekret (-) darah (-)
- Telinga : simetris, darah (-) sekret (-)
- Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-) gusi berdarah
(-)
4
digerakan, TFU 22 cm
dikiri
- Proteinuria dipstick : +2
6
- Pemeriksaan USG
1.7 Penatalaksanaan
- Rawat Inap
- Protab PEB
- Metildopa 3x500mg
- Amlodipin 1x10 mg
- Konsul Sp.PD
- Furosemid 2x40 mg iv
- Metildopa 3x500mg po
- Amlodipin 1x5 mg po
- NAC 3X200 mg po
hari
1.8 PROGNOSIS
8
- Ad vitam : ad bonam
- Ad functionam : ad bonam
- Ad sanationam : ad bonam
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Insiden
Spellacy dkk, melaporkan bahwa pada wanita > 40 tahun
insiden hipertensi meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan
wanita usia 20-30 tahun. Hansen melaporkan peningkatan insiden
preeklampsia sebesar 2-3 kali pada nullipara yang berusia di atas
40 tahun bila dibandingkan dengan usia 25-29 tahun. Secara
umum insiden preeklampsia ± 5% dari seluruh kehamilan, hampir
70% diantaranya adalah nullipara. Hampir 20% nullipara
menderita hipertensi sebelum, selama persalinan, dan masa nifas
jika dibandingkan dengan multipara sebesar 7%. Menurut
Cunningham dan Leveno di RS Parkland selama tahun 1986
ditemukan insiden hipertensi sebesar 18% pada ras kulit putih,
20% hispanik, dan 22% ras kulit hitam. Insiden hipertensi dalam
kehamilan pada multipara adalah 6,2% pada kulit putih, 6,6%
pada hispanik, dan 8,5% pada ras kulit hitam.1
2.2 Preeklampsia
2.2.1 Definisi
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel,
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria.
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu,
paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat
juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia
12
2.2.4 Etiologi
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan “The
Diseases of Theories”. Beberapa faktor yang berkaitan dengan
terjadinya preeklampsia adalah:
a. Faktor Trofoblast
Semakin banyak jumlah trofoblast semakin besar
kemungkina terjadinya Preeklampsia. Ini terlihat pada kehamilan
Gemeli dan Molahidatidosa. Teori ini didukung pula dengan
adanya kenyataan bahwa keadaan preeklampsia membaik setelah
plasenta lahir.
b. Faktor Imunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan
jarang timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Secara Imunologik
14
e. Faktor Gizi
Menurut Chesley (1978) bahwa faktor nutrisi yang kurang
mengandung asam lemak essensial terutama asam Arachidonat
sebagai precursor sintesis Prostaglandin akan menyebabkan
“Loss Angiotensin Refraktoriness” yang memicu terjadinya
preeklampsia.
f. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada Preeklampsia-Eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi
prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat,
aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan
diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi
antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit
menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin,
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2.2.5 Patofisiologi
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi
perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang
kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Wanita
dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan
respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,
tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi
platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf
lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes
fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan
volume intavaskular, meningkatnya cardiac output dan peningkatan
tahanan pembuluh perifer.
16
2.2.6 Diagnosis
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran
klinik dan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka
preeklampsia dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a) Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15
mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih
setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah
normal.
18
3.1.1 Definisi
dari:1,3
kecil yang endotelnya rusak dengan deposit fibrin. Pada sediaan apus
obstruksi aliran darah hati oleh deposit fibrin di sinusoid. Obstruksi ini
(Tabel 1). pasien sindrom HELLP secara bermakna lebih tua (rata-rata
sindrom HELLP(rata-rata umur 19 tahun). lnsiden sindrom ini juga lebih tinggi pada
Sindrom ini biasanya muncul pada trimester ke tiga, walaupun pada 11% pasien
muncul pada umur kehamilan <27 minggu, pada masa antepartum sekitar 69%
21
pasiendan pada masa postpartum sekitar 31%. Pada masa post partum, saat
Multipara Nullipara
Usia ibu >25 tahun Usia ibu < 20 tahun atau >40 tahun
Ras kulit putih Riwayat keluarga pre – eklampsi
Riwayat Obstetri Jelek ANC yang minimal
Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
Kehamilan Multipel
Tabel 1. Faktor Resiko Sindroma HELLP 5
sangat bervariasi, dari yang berniali daignostik sampai semua gejala dan
HELLP.
Pasien biasanya muncul dengan keluhan nyeri epigastrium atau nyeri perut
kanan atas (90%), beberapa mengeluh mual dan muntah (50%), yang lain
riwayat malaise selama beberapa hari sebelum tanda lain. Mual dan atau
3.1.5 Diagnosis
laboratoris.
diketahui dengan :
- Meningkatnya trombosit
lobektomi.
KESIMPULAN
24
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis preeklamsia berat dimana tekanan darah
pasien 170/110mmHg dengan adanya proteinuria +2. Penatalaksanaan preeklamsia
diberikan langsung setelah dilakukan penegakan diagnosis. Pada pasien ini masih
dilakukan pemantauan untuk menentukan janin di pertahankan sampai aterm atau
di terminasi pada usia kehamilan saat ini. Jika kondisi membaik perlu pemantauan
secara rutin kondisi ibu. Rencana terminasi kehamilan perlu di pertimbangkan
untuk menyelamatkan kondisi ibu dari komplikasi preeklamsia yang bisa
menyebabkan kematian. Evaluasi TTV dan produksi urin menjadi tolak ukur dan
alat evaluasi keadaan pasien. Penyebab preeklamsia dewasa ini masih belum
ditemukan secara pasti.
DAFTAR PUSTAKA
25