Anda di halaman 1dari 20

Penentuan Kebutuhan Air Minum

BAB III
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

III.1. Umum
Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan
informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan.
Penentuan besar kebutuhan air minum ini dilakukan dalam rangka
mengetahui kapasitas instalasi pengolahan yang harus disiapkan.
Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
 Daerah pelayanan
 Periode pelayanan
 Jumlah penduduk dan fasilitas umum beserta laju pertumbuhannya
 Pola pemakaian air di wilayah tersebut
Selain itu, banyaknya kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan dapat diketahui dengan menentukan besar kebutuhan air
minum domestik, non domestik, kebutuhan air minum untuk keperluan
kota, tingkat pelayanan yang diberikan ke masyarakat, kemungkinan
terjadinya kehilangan air dalam sistem, fluktuasi pemakaian air, dan
kebutuhan air di dalam instalasi pengolahan itu sendiri.

III.2. Daerah Pelayanan


Pemilihan daerah yang dilayani sangat menentukan besarnya
kebutuhan air minum yang akan dilayani oleh instalasi pengolahan air
minum karena daerah pelayanan yang berbeda akan memiliki populasi
penduduk, standar kebutuhan air minum, dan pola pemakaian air minum
yang berbeda pula.
Dalam perencanaan ini, daerah yang ditentukan sebagai daerah
pelayanan adalah Kota Kendari. Pemilihan Kota Kendari sebagai daerah
pelayanan instalasi pengolahan air minum yang direncanakan disebabkan
oleh pasokan air minum untuk wilayah ini belum mencukupi. Hal ini akan
semakin buruk jika tidak segera diatasi mengingat Kota Kendari sebagai
ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara akan terus berkembang pada tahun-
tahun yang akan datang.

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-1


Penentuan Kebutuhan Air Minum

III.3. Periode Perencanaan


Periode perencanaan merupakan rentang waktu yang diberikan
kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air
masyarakat di wilayah perencanaan. Rentang waktu 10 – 20 tahun
dipertimbangkan sebagai periode yang cocok untuk merencanakan suatu
sistem penyediaan air minum, termasuk merencanakan kapasitas dari suatu
instalasi pengolahan air minum (Kawamura, 1991).
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum Kota Kendari
diambil periode pelayanan selama 20 tahun yang dibagi ke dalam 2
tahapan, masing-masing selama 10 tahun.

III.4. Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk
di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting
dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan air minum suatu wilayah
dalam kurun waktu perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus
memperhatikan perkembangan jumlah penduduk masa lampau,
kecenderungannya, arahan tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk
menampung perkembangan jumlah penduduk.
Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk
memprediksi laju pertumbuhan penduduk :
1. Metode Aritmatik
2. Metode Geometrik
3. Metode Regresi Linier
4. Metode Eksponensial
5. Metode Logaritmik

III.4.1. Metode aritmatik


Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya digunakan
apabila laju pertumbuhan populasi penduduk relatif konstan setiap tahun.
Kondisi ini dapat terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu
pesat. Secara matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-2


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Pn  P0  r  (Tn  T0 )
N P  P

r  i N (i1)
i1

dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
T0 = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui

III.4.2. Metode Geometrik


Metode geometrik digunakan bila data jumlah penduduk
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Secara
matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pn  P0(1  r)n
N Pi  P(i1)
 Pi
r  i1
N
dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po = Jumlah penduduk awal
r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui

III.4.3. Metode Regresi Linier


Metode regresi linear dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y  a  bx
 y  x 2   x (xy)

a
N  x 2  ( x)2
N (xy)   x  y
b
N  x 2  ( x)2

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-3


Penentuan Kebutuhan Air Minum

III.4.4. Metode Eksponensial


Metode eksponensial dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y  a  ebx
1
ln a  ( ln y  b  x)
N
N (x ln y)  ( x  ln y)
b
N ( x 2 )  ( x)2

III.4.5. Metode Logaritmik


Metode logaritmik dapat dirumuskan dalam suatu persamaan
matematika, yaitu :
y  a  b ln x
1
a  [ y  b (ln x)]
N
N ( y ln x)   y  ln x
b
N (ln x) 2  ( ln x)2

III.4.6. Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk


Dari kelima metode yang tersedia untuk memproyeksikan jumlah
penduduk, harus dipilih satu metode yang paling mewakili pola
pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan. Untuk menentukan
metode yang paling mewakili pola pertumbuhan penduduk di wilayah
perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi, dan
keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang.
Perhitungan faktor korelasi dan standar deviasi dapat dilakukan
dengan menganalisa dan membandingkan data kependudukan yang
tersedia dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang
digunakan. Persamaan faktor korelasi dapat dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
(P  P )  (P  P)
n r
2
n
2

r2 =
 (P  P )
2
n r

dimana : r² = Faktor korelasi


Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Pr = Rata-rata jumlah penduduk dari data yang diketahui

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-4


Penentuan Kebutuhan Air Minum

P = Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan


metode regresi yang dilakukan
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
 r < 0, Kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif
dan memiliki hubungan berbanding terbalik satu sama lain.
 r = 0, Kedua data tidak berkorelasi
 r > 0, Kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan
positif yang berbanding lurus satu sama lain.
Sedangkan persamaan standar deviasi dirumuskan melalui
persamaan matematis berikut :
(P  P)2  ((P  P)2 / n)  2 1

STD   
n n

 n 
dimana : STD = Standar deviasi dari data yang diketahui
n = Jumlah data yang diketahui

Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah metode yang


memiliki nilai faktor korelasi paling besar (paling mendekati 1) dan nilai
standar deviasi paling kecil.
Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa
mendatang juga bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih
metode proyeksi penduduk yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi
sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di
masa mendatang.

III.4.7. Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk


Data jumlah penduduk selama 11 tahun yang telah diketahui
dianalisa secara statistik menggunakan metode aritmatik, geometrik,
regresi linear, eksponensial, dan logaritmik untuk memperoleh persamaan
matematis yang dapat mewakili pola pertumbuhan penduduk Kota
Kendari.. Pada Tabel III.1. dapat dilihat persamaan-persamaan yang
dihasilkan oleh setiap metode tersebut.

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-5


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.1. Persamaan Pertumbuhan Penduduk Dengan Berbagai Metode


r A b Persamaan
Metode
5427 Pn=Po+5427(Tn-To)
Aritmatik
Metode
0,02684 Pn=Po(1.0.02884)^n
Geometrik
Metode
Regresi Linear -12109825 6153 Y=-12109825+6153X
Metode Y=1.41368*10-22
1,41368E-22 0,031247207
Eksponensial *e^(0.031247207X)
Metode
-93334987 12305340 Y=-93334987+12305340*lnX
Logaritmik
Sumber : Lampiran A

Setelah persamaan matematis dari setiap metode diperoleh, maka


langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan r2 dan STD untuk
menentukan metode yang paling tepat dan paling mewakili. Pada Tabel
III.2 dapat dilihat nilai r2 dan standar deviasi untuk setiap metode.

Tabel III.2. Nilai r2 dan Standar Deviasi untuk Setiap Metode


Aritmatik Geometrik Reg Linear Eksponensial Logaritmik
2
r 0,79 0,78 0,86 0,87 0,999
r 0,62 0,88 0,93 0,93 0,999
STD 7577,66 7336,30 6932,69 6702,98 6937,32
Sumber : Lampiran A

Berdasarkan Tabel III.2, dapat ditentukan bahwa metode yang


paling tepat dan paling mewakili untuk digunakan sebagai metode
proyeksi jumlah penduduk Kota Kendari di masa yang akan datang adalah
metode logaritmik. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki nilai faktor
korelasi yang besar (mendekati 1). Meskipun nilai standar deviasi metode
logaritmik lebih besar daripada metode eksponensial, namun
perbedaannya kecil. Jadi metode yang paling menggambarkan kondisi
penduduk Kota Kendari 20 tahun mendatang adalah metode logaritmik.
Hasil proyeksi penduduk selama periode perencanaan
menggunakan kelima metode yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat
pada Gambar III.1 dan Tabel III.3 di bawah ini.

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-6


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk (jiwa)


500000

400000 Aritmatik
Geometrik
300000
Reg. Linear
200000
Eksponensial
100000 Logaritmik
0
1990 2000 2010 2020 2030
Tahun

Gambar III.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari


Metode Metode Metode Regresi Metode Metode
Tahun
Aritmatik Geometrik Linear Eksponensial Logaritmik
1995 171790 171790 171790 171790 171790
1996 184436 184436 184436 184436 184436
1997 166094 166094 166094 166094 166094
1998 179463 179463 179463 179463 179463
1999 177664 177664 177664 177664 177664
2000 200390 200390 200390 200390 200390
2001 204239 204239 204239 204239 204239
2002 209217 209217 209217 209217 209217
2003 221217 221217 221217 221217 221217
2004 222955 222955 222955 222955 222955
2005 226056 226056 226056 226056 226056
2006 231483 229896 233603 235914 233560
2007 236909 236067 239757 243402 239693
2008 242336 242403 245910 251128 245822
2009 247762 248909 252063 259098 251949
2010 253189 255590 258216 267322 258073
2011 258616 262451 264370 275807 264193
2012 264042 269495 270523 284562 270311
2013 269469 276728 276676 293594 276425
2014 274895 284156 282829 302913 282536
2015 280322 291783 288983 312527 288645
2016 285749 299615 295136 322447 294750
2017 291175 307657 301289 332682 300852
2018 296602 315914 307442 343241 306952
2019 302028 324394 313596 354136 313048
2020 307455 333101 319749 365376 319141
2021 312882 342041 325902 376973 325232
2022 318308 351222 332055 388939 331319
2023 323735 360649 338209 401284 337403
Sumber : Lampiran A

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-7


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari (Lanjutan)


Metode Metode Metode Regresi Metode Metode
Tahun
Aritmatik Geometrik Linear Eksponensial Logaritmik
2024 329161 370329 344362 414021 343484
2025 334588 380269 350515 427162 349562
2026 340015 390476 356668 440720 355638
2027 345441 400957 362822 454709 361710
Sumber : Lampiran A

Pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan dalam menentukan


metode proyeksi jumlah penduduk yang paling tepat dan paling mewakili
adalah melihat potensi yang ada di Kota Kendari dan kecenderungan pola
perkembangan kota.
Potensi yang ada Kota Kendari menggambarkan kemungkinan
besarnya pertambahan penduduk dalam waktu mendatang. Kota
Kendari memiliki beberapa potensi, yaitu potensi perdagangan,
industri, pariwisata, dan pendidikan.
- Potensi perdagangan
Kegiatan perdagangan di Kota Kendari terdiri dari perdangangan
ekspor dan impor, perdagangan antar pulau, dan perdagangan
lokal. Jenis barang yang diperdagangkan meliputi berbagai
komoditi dan hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan,
dan kehutanan. Tiap tahunnya volume dan nilai ekspor bertambah,
nilai impor menurun, nilai perdagangan antar pulau menurun, dan
perdagangan lokal tumbuh cukup tinggi (sebesar 5,97%).
- Potensi industri
Sektor industri di Kota Kendari terus memperlihatkan
perkembangan. Industri yang berkembang di Kota Kendari adalah
industri kecil dan menengah. Tidak adanya industri besar
menyebabkan tidak terjadinya lonjakan tajam jumlah penduduk.
- Potensi pariwisata
Sebagai ibukota propinsi, Kota Kendari memiliki potensi di
bidang pariwisata yang meliputi wisata pulau, budaya, pantai, dan
wisata agro. Perkembangan sektor pariwisata di Kota Kendari
didukung oleh terbangunnya bandar udara Wortel Mongonsidi

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-8


Penentuan Kebutuhan Air Minum

dengan standar internasional, berkembangnya sektor akomodasi


dan toko souvenir.
- Potensi pendidikan
Sektor pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Universitas
Haluoleo yang ada di Kota Kendari merupakan perguruan tinggi
favorit di Sulawesi Tenggara. Beberapa tahun mendatang,
Universitas Haluoleo akan membuka fakultas kedokteran. Hal ini
akan menambah daya tarik Kota Kendari dalam bidang
pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir Kota Kendari sedang
mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Namun, Kota
Kendari tidak memiliki lokasi pertambangan yang sering
menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk di suatu wilayah.
Berdasarkan uraian di atas, hasil proyeksi penduduk metode
logaritmik dapat digunakan.
Pola perkembangan kota merupakan pola perkembangan kota yang
sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari yang
direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Kendari.
Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari dijelaskan bahwa
jumlah lahan potensial yang dapat dipergunakan sebagai wilayah
perkotaan (lahan dengan kemiringan lereng 0-15 %) adalah 16620 Ha.
Untuk menentukan jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung
pada lahan seluas 16620 Ha tersebut diperlukan beberapa asumsi
sebagai berikut :
1. Jumlah jiwa per rumah adalah 6 orang;
2. Tipe rumah yang dihuni oleh masyarakat terdiri dari 3 jenis, yaitu :
a. Tipe 1, kapling besar : 1200 m²
b. Tipe 2, kapling sedang : 600 m²
c. Tipe 3, kapling kecil : 300 m²
3. Komposisi kebutuhan rumah, berdasarkan tipe rumah di atas
adalah :
Tipe 1 : Tipe 2 : Tipe 3 = 1 : 3 : 6

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-9


Penentuan Kebutuhan Air Minum

4. Luas kebutuhan lahan perumahan : kebutuhan lahan untuk fasilitas


umum dan sarana penunjang adalah 70 : 30
Dengan menggunakan asumsi-asumsi di atas dapat diperkirakan
apakah jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi dengan
menggunakan metode terpilih dapat ditampung pada lahan yang
potensial sebagai wilayah perkotaan, yaitu lahan seluas 16620 Ha.
Penggunaan asumsi-asumsi di atas dapat dilihat pada perhitungan di
bawah ini :
 Luas lahan untuk wilayah permukiman :
Aper  70%  Akota
Aper  70% 16620 Ha
Aper  11634 Ha

 Luas lahan untuk tiap tipe rumah :


Tipe 1 :
Atipe1  1/10 11634 Ha
Atipe1  1163,4 Ha

Tipe 2 :
Atipe2  3 /10 11634 Ha
Atipe2  3490,2 Ha

Tipe 3 :
Atipe3  6 /10 11634 Ha
Atipe3  6980,4 Ha

 Jumlah rumah yang dapat dibangun :


Tipe 1 :
 Rmhtipe1  11634000 m 2 /1200 m2 rmh
 Rmhtipe1  9695 rumah

Tipe 2 :
 Rmhtipe 2  34902000m 2 / 600 m2 rmh
 Rmhtipe 2  58170 rumah

Tipe 3 :

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-10


Penentuan Kebutuhan Air Minum

 Rmhtipe3  69804000 m 2 / 300 m2 rmh


 Rmhtipe3  232680 rumah

Total rumah yang dapat dibangun adalah 300545 rumah.


 Jumlah penduduk yang dapat ditampung :
 Pendditampung  300545 rmh  6 org rmh
 Pendditampung  1803270 org

Jika hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan hasil proyeksi


jumlah penduduk pada akhir periode perencanaan dengan
menggunakan metode logaritmik yaitu sebesar 361710 jiwa maka
dapat dilihat bahwa wilayah Kota Kendari masih dapat menampung
pertumbuhan penduduk untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil ini
maka jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi metode logaritmik
dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan.

III.5. Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial


Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk
menentukan kebutuhan air non domestik. Fasilitas umum dan fasilitas
sosial terdiri dari sebagai berikut :

1. Fasilitas pendidikan
2. Fasilitas peribadatan
3. Fasilitas kesehatan
4. Fasilitas perdagangan dan jasa
5. Fasilitas umum, rekreasi dan olahraga
6. Kegiatan industri
Peningkatan jumlah fasilitas umum dan sosial dapat ditentukan
dengan menggunakan standar penduduk pendukung yang dapat diperoleh
dengan cara menghitung banyaknya jumlah penduduk yang diwakili oleh
satu unit fasilitas umum atau fasilitas sosial yang ada pada tahun 2005.

III.5.1. Fasilitas Pendidikan


Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Kendari terdiri dari
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-11


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas, Sekolah Tinggi, dan


Universitas. Pada Tabel III.4 di bawah ini dapat dilihat proyeksi fasilitas
pendidikan untuk 20 tahun mendatang.

Tabel III.4. Proyeksi Fasilitas Pendidikan


2005 2017 2027
Fasilitas Standar
Pendidikan Populasi Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
TK 3229 226056 70 300852 93 361710 112
SD 1838 226056 123 300852 164 361710 197
SMTP 8694 226056 26 300852 35 361710 42
SMTA 9829 226056 23 300852 31 361710 37
Sekolah Tinggi 28257 226056 8 300852 11 361710 13
Universitas 113028 226056 2 300852 3 361710 3
Sumber : Lampiran B

III.5.2. Fasilitas Peribadatan


Pada tahun 2005, di Kota Kendari terdapat fasilitas peribadatan
berupa mesjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan, vihara, dan pura.
Di bawah ini dapat dilihat hasil proyeksi jumlah fasilitas peribadatan untuk
20 tahun mendatang.

Tabel III.5. Proyeksi Fasilitas Peribadatan


2005 2017 2027
Fasilitas Standar
Peribadatan Populasi Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
Mesjid 1005 226056 225 300852 299 361710 360
Mushola 529 226056 427 300852 568 361710 683
Gereja Katolik 75352 226056 3 300852 4 361710 5
Gereja Protestan 15070 226056 15 300852 20 361710 24
Vihara/Pura 56514 226056 4 300852 5 361710 6
Sumber : Lampiran B

III.5.3. Fasilitas Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari hingga tahun 2005
terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Plus, Posyandu, Kader Posyandu, Toko Obat, dan Apotik. Pada Tabel III.6
di bawah ini dapat dilihat proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang.

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-12


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.6. Proyeksi Fasilitas Kesehatan


2005 2017 2027
Standar
Fasilitas Kesehatan Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Populasi
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
Rumah Sakit 32294 226056 7 300852 9 361710 11
Puskesmas 32294 226056 7 300852 9 361710 11
Puskesmas Pembantu 12559 226056 18 300852 24 361710 29
Posyandu 1354 226056 167 300852 222 361710 267
Kader Posyandu 229 226056 987 300852 1314 361710 1579
Toko Obat 6850 226056 33 300852 44 361710 53
Apotik 6459 226056 35 300852 47 361710 56
Sumber : Lampiran B

III.5.4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Proyeksi jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Kendari
untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.7.

Tabel III.7. Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Fasilitas 2005 2017 2027
Standar
Perdagangan & Populasi Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Jasa Pend Fas Pend Fas Pend Fas
Warung/Toko/Kios 1184 226056 191 300852 254 361710 306
Pasar 45211 226056 5 300852 7 361710 8
Bank/Lemb.Keu 9829 226056 23 300852 31 361710 37
Koperasi 10765 226056 21 300852 28 361710 34
Terminal 56514 226056 4 300852 5 361710 6
Supermarket 45211 226056 5 300852 7 361710 8
Restoran 3706 226056 61 300852 81 361710 98
Sumber : Lampiran B

III.5.5. Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga


Proyeksi jumlah fasilitas umum, rekreasi, dan olahraga di Kota
Kendari untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.8 di bawah
ini.

Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga


2005 2017 2027
Fasilitas Umum, Standar
Rekreasi,& OR Populasi Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
Fasilitas Pemerintahan
- Tingkat Propinsi 4521 226056 50 300852 67 361710 80
- Tingkat Kabupaten 4710 226056 48 300852 64 361710 77
- Tingkat Kecamatan 22606 226056 10 300852 13 361710 16
-Tingkat Kelurahan/Desa 3532 226056 64 300852 85 361710 102
Fasilitas Rekreasi & OR
Sumber : Lampiran B

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-13


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga (Lanjutan)


2005 2017 2027
Fasilitas Umum, Standar
Rekreasi,& OR Populasi Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
- GOR dan Ruang Terbuka 75352 226056 3 300852 4 361710 5
- Stadion 113028 226056 2 300852 3 361710 3
- Lapangan Voli 113028 226056 2 300852 3 361710 3
- Lapangan Bulutangkis 18838 226056 12 300852 16 361710 19
- Lapangan Basket 28257 226056 8 300852 11 361710 13
- Lapangan Tenis 28257 226056 8 300852 11 361710 13
- Kolam Renang 226056 226056 1 300852 1 361710 2
- Hotel/Akomodasi 3646 226056 62 300852 83 361710 99
Sumber : Lampiran B

III.5.6. Kegiatan Industri


Proyeksi jumlah kegiatan industri di Kota Kendari untuk 20 tahun
mendatang dapat dilihat pada Tabel III.9 di bawah ini.

Tabel III.9. Proyeksi Kegiatan Industri


2005 2017 2027
Standar
Kegiatan Industri Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Populasi
Pend Fas Pend Fas Pend Fas
Industri Kecil 481 226056 470 300852 626 361710 752
Industri Menengah &
4347 226056 52 300852 69 361710 83
Besar
Sumber : Lampiran B

III.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Untuk memproyeksikan kebutuhan air minum untuk daerah
perencanaan, diperlukan standar kebutuhan air minum, hasil proyeksi
penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial,
dan jenis peruntukan pemakaian air minum.

Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air minum dan


peruntukan pemakaian air minum yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga


2. Pemakaian untuk kebutuhan nondomestik
3. Pemakaian untuk keperluan perkotaan

III.6.1. Standar Kebutuhan Air Minum


Terdapat beberapa standar kebutuhan air minum yang dikeluarkan
oleh lembaga nasional maupun lembaga internasional. Salah satu standar
kebutuhan air minum dikeluarkan oleh Departemen Pemukiman dan

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-14


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Prasarana Wilayah tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel III.10. Beberapa
standar yang lain dapat dilihat pada Lampiran B.

III.6.2. Kebutuhan Air Domestik


Pemakaian air untuk kebutuhan air domestik merupakan
pemakaian untuk aktivitas rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan air
domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan rumah dan hidran
umum. Tabel III.11 dan III.12 di bawah ini menyajikan hasil perhitungan
kebutuhan air domestik.
 SR : HU = 80 : 20
 Standar Kebutuhan Air Minum :
- Sambungan Rumah : 130 L/org/h
- Hidran Umum : 30 L/org/h

Tabel III.10. Standar Kebutuhan Air Minum


Kategori Kota berdasarkan Jumlah
Penduduk
No Uraian Satuan
Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan
100000-500000 20000-100000 3000-20000
1 Konsumsi Unit Samb. Rumah liter/o/h 100-150 100-130 90-100
2 Konsumsi Unit Hidran Umum liter/o/h 30 30 30
Konsumsi Unit Non Domestik
3 % 25-30 20-25 10-20
terhadap Konsumsi Domestik
4 Kehilangan Air % 15 – 20 15 – 20 15 – 20
5 Faktor hari maksimum 1,1 - 1,25 1,1 - 1,25 1,1 – 1,25
6 Faktor jam puncak 1,5 - 2,0 1,5 - 2,0 1,5 – 2,0
7 Jumlah jiwa per SR Jiwa 6 6 6
8 Jumlah jiwa per HU Jiwa 100 – 200 100 – 200 100 – 200
9 Jam operasi Jam 24 24 24
10 SR/KU % 80 – 20 70 – 30 70 – 30
Sumber : Kimpraswil, 2003

Tabel III.11. Jumlah Penduduk Terlayani oleh SR dan HU


% 2005 2017 2027
Penduduk Total 100 226056 300852 361710
Dilayani Samb Rumah 80 180845 240682 289368
Dilayani Hidran Umum 20 45211 60170 72342
Sumber : Lampiran B

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-15


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.12. Kebutuhan Air Domestik


Jenis Standar Keb. 2005 2017 2027
Sambungan Air Minum Populasi Keb. Air Populasi Keb. Air Populasi Keb. Air
L/org/hari Jiwa L/hari Jiwa L/hari Jiwa L/hari
Samb. Rumah 130 180845 23509824 240682 31288657 289368 37617825
Hidran Umum 30 45211 1356336 60170 1805114.8 72342 2170259.2
(L/hari) 24866160 33093771 39788085
Total
(L/detik) 288 383 461
Sumber : Lampiran B

III.6.3. Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang
digunakan oleh fasilitas umum dan sosial yaitu :
1. Fasilitas Pendidikan
2. Fasilitas Peribadatan
3. Fasilitas Kesehatan
4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
5. Fasilitas Umum dan Rekreasi
6. Fasilitas Olahraga
7. Kegiatan industri
Besarnya kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan
ditunjukkan oleh Tabel III.13.

III.6.4. Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota


Kebutuhan air untuk keperluan kota dibagi menjadi :
 Kebutuhan untuk Hidran Kebakaran
Sejumlah air harus disediakan untuk memadamkan kebakaran.
Jumlah air yang dibutuhkan kira-kira 200 – 300 m³, berdasarkan debit
rata-rata air 9 – 12 L/s selama 5 – 10 jam (Al-Layla,1980). Untuk suatu
kota yang berpenduduk 200000 jiwa atau kurang, estimasi kebutuhan
air untuk hidran kebakaran dapat pula dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Q  3,860 P (1  0,01 P )
dimana : Q = Kebutuhan air (l/min)
P = Populasi dalam ribuan

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-16


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum di Kota


Kendari, kebutuhan untuk hidran kebakaran diasumsikan sebesar 5 %
dari kebutuhan air domestik dan non domestik.

 Kebutuhan untuk Tata Kota


Untuk tata kota, air digunakan untuk operasional dan perawatan
kolam dan taman-taman kota. Kebutuhan air untuk tata kota ini
diasumsikan sebesar 3% dari kebutuhan air domestik dan non
domestik.
Tabel III.13. Kebutuhan Air Non Domestik
2005 2017 2027
Jenis Fasilitas Jml Keb. Air Jml Keb. Air Jml Keb. Air
Fas Minum Fas Minum Fas Minum
Fas. Pendidikan 182 978420 244 1318545 292 1569870
Fas. Peribadatan 674 600950 896 798900 1078 961350
Fas. Kesehatan 1256 1380500 1672 1818400 2009 2196200
Fas. Perdagangan & Jasa 310 910369 413 1211588 496 1456672
Fas. Umum, Rekreasi, & OR 240 1917150 320 2564450 384 3067500
Keg. Industri 522 200500 695 266400 835 320300
L/hari 5987889 7978283 9571892
Total
L/det 69,30 92,34 110,79
Sumber : Lampiran B

III.6.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan


Rekapitulasi kebutuhan air di wilayah perencanaan setelah
dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik, non
domestik, dan tata kota diuraikan pada Tabel III.14.

Tabel III.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Kendari


Jenis Kebutuhan Air 2005 (L/det) 2017 (L/det) 2027 (L/det)
Kebutuhan Air Domestik 330 439 527
Kebutuhan Air Non Domestik 69 92 111
Sub Total 399 531 638
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%) 32 43 51
Total 431 574 689

III.6.6. Tingkat Pelayanan


Pelayanan air minum oleh instalasi pengolahan air minum akan
dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu setiap 10 tahun. Tingkat pelayanan pada
tahap pertama, yaitu dari tahun 2007 s/d 2017 direncanakan sebesar 55%
dan tingkat pelayanan pada tahap kedua, yaitu dari tahun 2017 s/d 2027

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-17


Penentuan Kebutuhan Air Minum

direncanakan sebesar 65%. Pada tahun 2006, PDAM Kota Kendari baru
dapat melayani 41% dari jumlah penduduk.

Tabel III.15. Tingkat Pelayanan IPAM


2005 (Eksisting) Tahap I (2007-2017) Tahap II (2017-2027)
Tingkat pelayanan (%) 38 45 55

III.6.7. Tingkat Kehilangan Air


Berdasarkan laporan bulanan bulan Januari 2006, PDAM Kota
Kendari mengalami kehilangan air sebesar 42 %. Sedangkan menurut
Kimpraswil tahun 2003, kehilangan air untuk kota berskala sedang adalah
15-20 %. Hal ini berarti tingkat kehilangan air yang dialami PDAM Kota
Kendari berada di atas batas yang diperuntukkan untuk kota sedang. Pada
perencanaan ini tingkat kehilangan air akan diturunkan menjadi 20%.
Penyebab terjadinya kehilangan air adalah kerusakan pada sistem
perpipaan (pipa pecah atau berkarat) dan pencurian air oleh masyarakat
(sambungan ilegal).

III.6.8. Fluktuasi Kebutuhan Air


Jumlah konsumsi air tidak selalu konstan. Fluktuasi pemakaian air
terjadi setiap tahun, bulan, minggu, hari, dan setiap jam. Air lebih banyak
dikonsumsi pada musim kemarau, yaitu untuk keperluan minum, mandi,
dan untuk menyirami halaman rumput serta taman. Konsumsi air yang
tinggi juga terjadi pada hari libur dan akhir pekan. Bahkan dalam waktu
sehari, variasi pemakaian air juga terjadi dengan pemakaian air yang lebih
banyak pada pagi hari dan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari, air
dikonsumsi dam jumlah yang sedikit (Al-Layla, 1980).
Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Pemakaian hari maksimum
Pemakaian hari maksimum menunjukkan jumlah pemakaian air
terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Perbandingan antara
debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor hari maksimum, fm.
2. Pemakaian jam puncak

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-18


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Pemakaian jam puncak menunjukkan jumlah pemakaian air


terbanyak dalam satu jam selama satu hari. Dengan mengetahui nilai
pemakaian jam puncak maka pengoperasian sistem distribusi
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara
debit pemakaian jam puncak dengan debit rata-rata akan
menghasilkan faktor jam puncak, fp.
Berdasarkan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak, maka
IPAM yang direncanakan harus dapat memenuhi kebutuhan air minum
sesuai dengan debit maksimum yang dibutuhkan.
Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel III.16.

Tabel III.16. Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori Kota
Kategori kota Jumlah penduduk Faktor maksimum Faktor puncak
Metro > 1000000 1,1 1,5
Besar 500000 – 1000000 1,1 1,5
Sedang 100000 – 500000 1,1 1,5
Kecil 20000 – 100000 1,1 1,5
Desa < 20000 1,1 1,5
Sumber : DPU Cipta Karya, 1998

Kota Kendari memiliki populasi sebanyak 226056 jiwa pada tahun


2005 dan pada tahun 2027 populasi Kota Kendari diproyeksikan sebanyak
361710. Dengan demikian Kota Kendari termasuk dalam kategori kota
sedang. Berdasarkan Tabel III.16, perencanaan IPAM Kota Kendari
menggunakan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak berturut-turut
1,1 dan 1,5.

III.6.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani


Setelah memperhitungkan kebutuhan air domestik, kebutuhan air
non domestik, dan kebutuhan air untuk tata kota, serta mempertimbangkan
tingkat pelayanan, persentase kehilangan air, faktor hari maksimum, dan
faktor jam puncak, maka dapat diketahui jumlah air yang dilayanai oleh
IPAM yang direncanakan. Rekapitulasi kebutuhan air terlayani dapat
dilihat pada Tabel III.17.

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-19


Penentuan Kebutuhan Air Minum

Tabel III.17. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani


Jenis Kebutuhan Air 2005 (L/detik) 2017 (L/detik) 2027 (L/detik)
Kebutuhan Air Domestik 288,00 383,00 461,00
Kebutuhan Air Non Domestik 69,30 92,34 110,79
Sub Total I 357,30 475,34 571,79
Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%) 28,58 38,03 45,74
Sub Total II 385,89 513,37 61,53
Tingkat Pelayanan (%) 41 55 65
Jumlah Air Terlayani 158,21 282,35 401,39
Persentase Kehilangan Air (%) 42,00 20,00 20,00
Jumlah Air Diproduksi 224,66 338,82 481,67

Debit Jam Puncak (f hmax=1,5) 337,00 508,23 722,51


Debit Hari Maks (f dmax=1,1) 247,13 372,71 529,84

Novi Yanti Kimsan - 15303036 III-20

Anda mungkin juga menyukai