https://id.wikipedia.org/wiki/PH
Kadar keasaman cairan bisa diukur menggunakan PH Meter.
Mengukur PH
https://www.gordi.id/blogs/updates/tentang-tds-total-dissolved-solids-dan-refractometer
TSS (Total suspended solid)
https://cslab.sucofindo.co.id/index.php/layanan/laboratorium-teknis-masalah-listrik/produk-teknik/2-
uncategorised/42-total-suspended-solid-tss
TS (Total solid)
TS (Total solid)
Total solid (TS) yaitu residu yang diperoleh setelah menguapkan sejumlah
volume air pada 103oC.
Hardness/ Kesadahan
https://www.isw.co.id/single-post/2017/02/02/Cara-Mengukur-Kadar-Besi-dalam-Air
Alkalinity
Alkalinitas merupakan konsentrasi total dari unsur basa yang terkandung dalam
air dan biasa dinyatakan dalam mg/liter atau setara dengan kalsium karbonat
(CaCO3).
Cara Penggunaan Alat:
Kadar klorida air dilakukan menggunakan metode titrasi argentometri metode Mohr
Analisis Kadar Klorida:
Ukur dengan teliti 100 ml contoh yang mempunyai nilai pH 7-10, apabila contoh tidak
berada dalam kisaran pH tersebut, tambahkan H2SO4 N atau NaOH 1 N menjadi pH
7-10;
Tambahkan 1 ml indikator K2CrO4 ;
Titrasi dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) sampai timbul warna kuning
kemerah-merahan;
Lakukan titrasi blanko dengan mengukur dengan teliti 100 ml air suling dan
selanjutnya kerjakan sama dengan perlakuan contoh;
Lakukan pengerjaan duplo;
Hitung kadar klorida (Cl-) dalam contoh.
Perhitungan untuk clorida
Perhitungan
mg Cl/l = (A - B) x N × 35450 V
dengan:
A adalah volume AgNO3 yang dipakai penitaran contoh (ml);
B adalah volume AgNO3 yang dipakai penitaran blanko (ml);
N adalah normalitas AgNO3;
V adalah volume contoh (m.l)
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:kTEtDtnfeeoJ:https://core.ac.uk/downl
oad/pdf/159506920.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id
Metals
Logam ialah mineral yang tidak tembus pandang, bisa menjadi penghantar
panas dan penghantar arus listrik (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI edisi
ketiga cetakan keempat, 2007:680).Namun logam yang dimaksud ialah
logam yang dalam wujud padat, lain halnya lagi jika logam dalam wujud cair
logam bisa tidak tampak karena larut dalam air. Berbagai macam zat-zat
kimia dan jenis logam yang dibutuhkan oleh tubuh namun hanya dalam
jumlah yang kecil sehingga dapat menyebabkan gangguan pada bagian
organ tubuh tertentu jika tubuh kelebihan zat-zat kimia dan logam tersebut
dalam tubuhnya, sedangkan makanan yang di konsumsi seperti sayur-
sayuran, buah-buahan, ikan, daging, dan sebagainya sudah mengandung
zat-zat kimia tersebut sehingga kadar zat-zat kimia dan logam tersebut tidak
perlu terlalu banyak di dalam air agar tubuh tidak kelebihan kadar logam
dalam tubuhnya karena dapat berdampak negative pada tubuh
Rangkaian alat-alat elektronik termasuk Mikrokontroller ATMega8535, Sensor,
LCD, dan Signal Processing dirancang untuk pendeteksi apakah air tersebut
tercemar limbah atau tidak, maka akan dirancang suatu alat yang dapat
mendeteksi kadar logam yang terkandung di dalam air sehingga dapat
memproses sinyal-sinyal logam yang terkandung dalam air
Nitrogen Compounds
Metode Kjeldahl : Metode ini terdiri dari memanaskan zat dengan asam sulfat, yang menguraikan zat organik dengan
oksidasi untuk membebaskan nitrogen yang berkurang seperti amonium sulfat. Pada langkah ini kalium sulfat ditambahkan
untuk meningkatkan titik didih medium (dari 337 °C hingga 373 °C) . Penguraian kimia dari sampel selesai saat medium
warna awalnya sangat gelap menjadi jelas dan tidak berwarna.
CARA MEMPEROLEH NITROGEN
Skala Laboratorium : memanaskan larutan yang mengandung garam amonia dan garam nitrit. NH4+(aq) + NO2–
(aq) panas N2(g) + 2H2O(l)
Secara komersil diperoleh dari distilasi bertingkat terhadap udara (proses linde dan claude).
Di laboratorium dari dekomposisi termal senyawa amonium nitrit CNH4NO2 dengan cara dipanaskan. Reaksinya seperti
berikut : CNH4NO2(s) → N2(g) + 2 H2O(l)
Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan pencairan (destilasi udaracair) karena N2mempunyai titik didih rendah
daripada O2 maka ia lebih dahulu menguap sebagai fraksi pertama.
Secara spektroskop N2 murni di buat dengan dekomposisi termal NatriumBarium Azida. Berikut reaksinya:
NaN3 → 2 Na + 3 N2
Pemanasan NH4NO2 melalui reaksi sebagai berikut : NH4NO2 → N2 + 2 H2O
Oksidasi NH3 melalui reaksi sebagai berikut : 2 NH3 + 3CuO → N2 + 3Cu + 3H2O
Destilasi (penyulingan ) bertingkat dari udara cair
Oil
Alat Ukur Kandungan Minyak Dalam Air – TD-500D Oil In The Water Analyzer adalah alat
pengukur kondensat paling ringan, paling kecil, paling mudah untuk digunakan, paling
akurat dan perangkat paling laris yang dipegang di pasaran untuk mengukur minyak
mentah dan kondensat di air, pedagang garam air ekor, tangki bagian bawah ,
pemanas kargo, atau di mana saja bahwa minyak mentah terjadi kontak dengan air.
cara penggunaan : menyuntikkan sampel air ke dalam alat ini
Toxic Chemicals
Pestisida
Pengukuran pada Air Untuk mengetahui adanya cemaran pestisida dalam air maka
perlu dilakukan analisis kimia. Berbagai metode telah dipublikasikan baik oleh lembaga
lembaga pemerintah, lembaga-lembaga penelitian maupun oleh perusahaan-
perusahaan yang memproduksi pestisida. Pada umumnya metoda standar analisis
cemaran pestisida yang diikuti adalah dari Association of Official Analitical Chemist
(AOAC) dan Standar Nasional Indonesia. Tahapan analisis cemaran pestisida meliputi 3
tahap yaitu ekstraksi, pemurnian dan penetapan. Pada tahap ekstraksi diperlukan
pelarut organik yang tepat dengan persyaratan-persyaratan pelarut antara lain:
1. Melarutkan dengan baik pestisida yang dianalisis
2. Melarutkan sesedikit mungkin komponen lain dari contoh yang diekstraksi.Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi gangguan analisis.
3. Titik didih tidak boleh terlalu tinggi (umummnya Iebih rendah dari 80°C) agar proses
penguapan tidak diperlukan suhu yang terlalu tinggi.
4. Mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi Tahap pemurnian dilakukan apabila
diperkirakan hasil ekstraksi yang akan diperoleh masih mengandung kotoran .
Pemurnian dilakukan dengan suatu alat kromatografi kolom yang sudah diisi dengan
suatu padatan tertentu ( florisil )
Fenol
Fenol merupakan jenis polutan berbahaya yang berasal dari limbah industri dan rumah
tangga. Batas maksimum konsentrasi fenol dalam perairan berdasarkan SK Menteri KLH
Nomor 82 Tahun 2001sebesar 2,00 mg/L.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kitosan, akuades, kloroform
P.A, fenol P.A, cetyltrimethylammonium bromide (CTAB), glutaraldehid 0,01% (v/v),
asam asetat glasial, perak nitrat, CTAPh yang dipersiapkan dari reaksi fenol dengan
CTAB dan NaOH.
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat rotary evaporator vacuum IKA RV10
digital, konektor elektroda Quasense, SPCE Quasense B112011-T3, potensiometer
SANWA CD800a, pH meter Senz TI 13MO597, dan peralatan gelas
Cara kerja penelitian mengacu pada Suryantoro (2014). Kitosan ditimbang sebanyak
0,1 g dan ditambahkan 10 mL asa asetat 2% kemudian larutan diaduk selama 24 jam.
Padatan CTAPh ditimbang sebanyak 0,005g (0,05%); 0,01g (1%); 0,015g (1%); 0,02g (2%);
dan 0,025g (2,5%) kemudian ditambahkan 1 mL larutan kitosan dan 10 μL larutan
gluteraldehid 0,01%, kemudian diaduk selama 24 jam. Larutan tersebut kemudian
dilapiskan pada elektroda karbon pada SPCE sebanyak 10 μL, kemudian dikeringkan
dalam oven dengan temperatur 50oC selama 1 jam.
Radiation
a. Coliform :
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN. MPN didasarkan
pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung
jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek,
tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu
24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung
untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung
maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH
dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk
sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki
komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya.
Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang
berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr.
Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas
yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai MPN ditentukan
dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi.
b. Faecal Streptococci :
Dua metode telah dikembangkan untuk mengisolasi dan menghitung
streptokokus feses kelompok D dari tempat-tempat seperti pabrik daging di
mana jumlahnya jauh lebih banyak daripada organisme lain. Yang pertama
tergantung pada jumlah dugaan dalam kaldu glukosa Lab-Lemco-pepton
(pH 6 · 0) yang mengandung 0 · 1% asetat thallous dengan konfirmasi dengan
menggoreskan pada tetrazolium agar. Metode lain melibatkan pelapisan
langsung pada agar tetrazolium-glukosa (pH 6 · 0) yang mengandung 0 · 1%
asetal thallous. Pada medium tetrazolium diferensiasi dapat dibuat antara
Streptococcus faecalis dan variannya zymogenes dan liquefaciens dan
organisme kelompok D lainnya, Strep. faecium, Strep. duran dan Strep. Bovis.
c. Clostridium Penfringens : Nucleid Acid Amplifications ( NAATs )
PCR biasanya dianggap sebagai metode yang baik untuk deteksi bakteri
karena sederhana, cepat, sensitif dan spesifik. dasar untuk aplikasi diagnostik
PCR dalam mikrobiologi adalah deteksi agen infeksi dan diskriminasi
non(patogenik dari strain patogen berdasarkan gen tertentu. Namun, itu
memang memiliki keterbatasan.Meskipun gen 165 rRNA umumnya
ditargetkan untuk desain spesies(spesifik PCR primer untuk
identifikasi,merancang primer sulit ketika urutan dari gen homolog memiliki
kesamaan yang tinggi. Ini telah berhasil digunakan dalam identifikasi spesies
Clostridium misalnyaC. perfringens, C. botulinum, C. baratii dan C.butyricum,
C. novyi, C. difficile 40-44
d. Viruses : Mikroorganisme indikator
Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk
kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan
menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya.
Indikator Virus
Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus
Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri yang
diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak
spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah myoviridae,
podoviridae, dan siphoviridae.
Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+) sehingga
dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses.
Contohnya adalah leviviridae
Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat rendah
sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi
banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah
Daaftar Pustaka:
https://www.kucari.com/alat-ukur-kualitas-air/
https://www.isw.co.id/single-post/2017/02/02/Cara-Mengukur-Kadar-Besi-dalam-Air
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme_indikator#cite_note-a-1
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:kTEtDtnfeeoJ:https://core.a
c.uk/download/pdf/159506920.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id
https://insansainsprojects.wordpress.com/tds-meter/
http://journals.itb.ac.id/index.php/joki/article/view/6806
https://bogor.tribunnews.com/2018/07/08/deteksi-bakteri-pada-air-minuman-dengan-
alat-inovasi-buatan-mahasiswa-ipb
https://www.academia.edu/31305898/Paper_Clostridium
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1365-2672.1956.tb00065.x