BAB I DEFINISI.............................................................................................................1
1. Pengkajian.............................................................................................................5
2. Penentuan Masalah..............................................................................................5
3. Perencanaan..........................................................................................................6
4. Implementasi.........................................................................................................6
5. Evaluasi.................................................................................................................8
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................12
i
Lampiran Keputusan Direktur Utama Rumah
Sakit Umum Bali Royal
Nomor : 182/BROS/SK-DI,RS/III/2018
Tanggal : 22 Maret 2018
Tentang : Panduan Rencana Pemulangan Pasien
di Rumah Sakit Umum Bali Royal
BAB I DEFINISI
Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit
haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual).
Disamping itu pelayanan (asuhan medik dan keperawatan) seyogyanya dilaksanakan
secara berkesinambungan mulai dari seorang pasien masuk rumah sakit sampai kondisi
kesehatannya dapat dipulangkan ke rumah.
1
Tujuan Discharge Planning :
2
BAB II RUANG LINGKUP
3
Discharge Planning sebaiknya dilakukan sejak pasien diterima di rumah sakit.
Discharge Planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan
untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien yang
berubah-ubah.
4
1. Pengkajian
Pengkajian awal mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
pasien, keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses ini agar transisi dari rumah
sakit ke rumah dapat berlangsung efektif. Pengkajian awal dilakukan untuk
menentukan kompleksitas kebutuhan pasien saat akan dipulangkan sehingga dapat
menyusun rencana asuhan pasien, termasuk perkiraan lamanya dirawat (Length of
Stay/ LOS ) dan perkiraan hari pulang (Estimate Discharge Date / EDD).
Perawat melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga sesegera mungkin
mengenai rencana tempat yang akan dituju pasien setelah dipulangkan dari Rumah
Sakit. Perawat juga memberikan edukasi tentang kondisi klinis, rencana asuhan
pasien, dan rencana pemulangan sesuai dengan yang diperlukan. Diskusikan
dengan pasien dan care giver sejak pasien masuk sebagai pasien rawat inap.
a. Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubungan
dengan bagaimana memberikan terapi di rumah, penggunaan alat-alat kesehatan di
rumah, larangan/batasan akibat gangguan kesehatan, kemungkinan terjadinya
komplikasi.
b. Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga kondisi lingkungan rumah yang
mungkin menghambat perawatan pasien.
c. Berdiskusi dengan dokter dan profesi kesehatan lainnya tentang perawatan di
rumah.
d. Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan di luar
rumah sakit.
e. Kaji penerimaan pasien terhadap batasan akibat masalah kesehatan.
f. Kaji kebutuhan pasien setelah pemulangan dengan tim kesehatan.
2. Penentuan Masalah
Penentuan masalah didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.
3. Perencanaan
Menurut Luverna & Barbara, 1988 perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik pasien berfokus pada kebutuhan
rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien yang disingkat
dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
5
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kontinuitas perawatan.
c. Treatment (perawatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan/perawatan dapat berlanjut
setelah pasien pulang yang dilakukan oleh pasien sendiri atau keluarganya
sebagai care giver
d. Health Teaching (Pendidikan kesehatan)
Pasien yang akan pulang diberikan edukasi bagaimana mempertahankan
status kesehatannya, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan
kebutuhan pengobatan/perawatan tambahan.
e. Outpatient referral
Pasien sebaiknya memahami proses pengobatan/perawatan di rumah sakit
dan dapat melakukan pengobatan/perawatan yang kontinu.
f. Diet
Pasien diberikan edukasi tentang pembatasan dietnya dan diharapkan
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pasien pulang / discharge planning. Informasi tentang perawatan di
rumah seperti; gambaran tentang jenis pembedahan, pengobatan, status fisik dan
mental, faktor sosial dan kebutuhan lainnya diberikan sebelum pasien pulang.
7
5. Evaluasi
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas
pelayanan. Evaluasi berjalan terus menerus dan membutuhkan revisi dan juga
perubahan. Evaluasi lanjutan dilakukan 3 (tiga) hari sampai dengan seminggu
setelah pasien berada dirumah yang dilakukan melalui telepon ke rumah.
a. Pasien telah selesai menjalani program perawatan dan hasil kesepakatan yang
diinginkan telah tercapai.
Kondisi Klinis yang perlu dipertimbangkan saat pemulangan pasien :
5) Tunawisma
8
8) Pasien tidak dikenal/ tidak ada identitas
c. Dalam suatu kondisi tertentu pasien dapat izin meninggalkan ruang perawatan
Rumah Sakit sementara dalam suatu batas waktu tertentu untuk kembali lagi
menjalani masa pengobatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan DPJP
dan RSU Bali Royal, batas waktu maksimal 6 jam atau ketetapan DPJP sesuai
kondisi pasien.
b. Apabila pasien memiliki keluarga dokter, maka untuk mengurangi resiko, staf
rumah sakit memberitahukan dokter tersebut
c. Pasien dan keluarga juga diberikan penjelasan bagaimana cara pasien dapat
masuk kembali ke dalam program pengobatan, misalnya memberikan nomor
telepon rumah sakit, nomor telepon IGD, atau ambulance yang dapat diakses
atau dihubungi pihak pasien dan keluarga
9
3. Rancangan rencana pemulangan dinilai sesegera mungkin baik sebelum / saat
pasien masuk rumah sakit.
4. Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan dengan
perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5. Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka panjang,
termasuk dampak finansialnya.
6. Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien membutuhkan
bantuan / saran mengenai pemulangannya.
7. Diberikan surat pemulangan yang resmi dan berisi detil layanan yang dapat
diakses.
8. Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukannya perawatan yang
berkesinambungan.
9. Tim discharge planner tersedia sebagai orang yang dapat dihubungi oleh pasien
dalam membantu memberikan saran.
10. Memperoleh akses untuk memberikan komplain mengenai pengaturan discharge
planning pasien dan memperoleh penjelasannya.
11. Pada pasien yang ingin pulang sendirinya atau pulang paksa (dimana
bertentangan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a. Pasien dapat memahami resiko yang timbul akibat pulang paksa.
b. Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan kondisi medisnya.
c. Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan gangguan jiwa.
10
BAB IV DOKUMENTASI
Perencanaan pasien pulang dimulai sejak pasien dirawat dirumah sakit sebagai pasien
rawat inap. Dalam pengkajian awal rawat inap didalamnya ada poin-poin yang harus
dikaji secara berkelanjutan mengenai persiapan kepulangan pasien. Poin-poin
tersebut harus dilakukan secara bertahap setiap hari dan selesai sebelum pasien
pulang.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria di atas, pembuatan discharge planning
maksimal diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.
Ditetapkan di : Denpasar
Pada Tanggal : 22 Maret 2018
Rumah Sakit Umum Bali Royal
11
dr. Dwi Ariawan
Direktur
12