I. Tujuan percobaan
Mengamati hasil dari proses sterilisasi alat dan bahan pada pengujian
mikrobiologi.
IV. Prosedur
A. Persiapan dan Sterilisasi Alat
Sebelum disterilisasi alat, dilakukan pencucian pada semua alat. Pengeringan
dilakukan dengan tissue untuk alat-alat seperti cawan petri, tabung reaksi,
erlenmeyer, labu takar, dan gelas ukur. Sedangkan untuk pipet volume dikeringkan
dengan hairdryer. Setelah dikeringkan cawan petri dibungkus dengan kertas bekas
dari hvs. Untuk alat yang bermulut, mulut ditutup dengan kapas berlemak yang telah
dibungkus kain kasa dan diikat dengan benang kasur lalu dibungkus lagi dengan
alumunium foil dan diikat dengan benang kasur. Setelah semua alat dibungkus, alat
dimasukan ke autoklaf untuk disterilisasi dengan suhu 121°C. Setelah 20 menit alat
dikeluarkan dari autoklaf dan didinginkan pada suhu ruang. setelah alat-alat dingin
disimpan didalam lemari.
B. Pembuatan dan Sterilisasi Media Serta Lartuan Pengencer
V. Data pengamatan
Nutrient agar 20 gram untuk 1 liter
Nutrient broth 8 gram untuk 1 liter
Nutrient agar Nutrient broth
𝑋 400 𝑚𝐿 𝑋 200 𝑚𝐿
= 1000 𝑚𝐿 = 1000 𝑚𝐿
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 8 𝑔𝑟𝑎𝑚
VI. Pembahasan
Sterilisasi adalah proses penghancuran secara lengkap semua mikroba dan
spora-sporanya (menghilangkan semua komponen yang terdapat dalam sediaan
farmasi atau alat-alat). Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Cara
kerja dari sterilisasi uap dan panas kering yaitu berdasarkan aseptis yaitu
meminimalisir kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
Peralatan yang umumnya disterilisasi terbuat dari bahan gelas atau kaca, plastik
dan besi. Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui mana alat yang terbuat dari
bahan yang tahan dan tidak tahan panas maupun bahan yang memiliki batas panas
maksimal yang mampu diterimanya. Hal ini bertujuan agar peralatan yang disterilkan
tidak rusak, misalnya saja untuk mensterilkan peralatan plastik dengan menggunakan
sterilisasi panas kering, sudah tentu yang terjadi adalah hal-hal yang tidak diinginkan
seperti rusaknya peralatan tersebut.
Dalam percobaan ini digunakan sterilisasi uap (panas lembap), metode ini
dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya.
Terdapat juga metode lain untuk melakukan sterilisasi yaitu dengan filtrasi (adanya
membran berpori diharapkan bakteri dapat tersaring), sterilisasi kimia (digunakan
untuk pemakaian skala pabrik), dan sterilisasi radiasi (mengandalkan bantuan sinar x,
sinar ɣ, sinar beam, dan sinar UV).
Sebelum dilakukan sterilisasi, alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas hvs
bekas dan bagian mulut dari erlenmeyer, gelas ukur, pipet, tabung reaksi, dan labu
takar dengan kapas berlemak hal ini dilakukan untuk menghindari dan mencegah
masuknya kembali bakteri setelah disterilisasi dan menjaga sterilisasinya, selain itu
digunakan kapas lemak (non polar) agar uap air tidak terserap kembali.
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka