Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Asuhan Kebidanan Komunitas


“Millenium Development Goals (MDGs)”
Dosen Pengampu : Serilaila, M.PH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Amanda Maryana Suhendar P07124118165


Asy-Syifa Nashriyah P07124118170
Bekty Eka Yuniavi P07124118174
Bella Riski Novelia P07124118176
Devina Ramadanty P07124118178
Dewi Kurnia P07124118180
Dini Ainia Rahmah P07124118182
Eka Oktaviana A.A P07124118184
Elta Yuly Purwanty P07124118186
Endah Sulistiawati P07124118188
Fathul Jannah P07124118190
Fauziah Wahdah P07124118192
Ferananda Junaedi P07124118194

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
DIPLOMA III KEBIDANAN SEMESTER VIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil `alamin, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan kemudahan dalam pengerjaan .

Tak lupa kami ucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas Ibu Serilaila, M.PH yang telah
memberikan bimbingan. Serta kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan, baik berupa pendapat, saran dan motivasi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan, guna perbaikan penulisan atau penyusunan makalah kami yang
selanjutnya.

Terimakasih.

Banjarbaru, 30 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
A. Pengertian Millenium Development Goals (MDGs) ................................... 3
B. Tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dalam Kesehatan............. 4
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu
proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak
begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia
bertemu di New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang
berisi komitmen untuk mempercepat

pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen


tersebut, diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal
sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Pencapaian sasaran MDGs
menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan
target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas
seluruh komponen bangsa. Sehingga pencapaian tujuan dan target MDGs
harus menjadi pembahasan seluruh masyarakat. Untuk membantu
terlaksananya proses ini, laporan pencapaian MDG dalam versi pendek ini,
ditulis dengan gaya bahasa informal yang dapat dipahami secara lebih mudah.
Meskipun pendek dan hanya menyentuh secara singkat tujuan dan target
MDGs, diharapkan pembaca akan mendapatkan gambaran mengenai
tantangan yang dihadapi Indonesia dalam sasaran MDGs. Di negara yang
sangat luas dan beragam seperti Indonesia, pengumpulan data merupakan
pekerjaan yang sulit dilakukan. Meskipun data-data yang ditampilkan dalam
laporan ini dapat menggambarkan pencapaian di tingkat nasional, dan dalam
beberapa aspek mencapai juga di tingkat provinsi, namun belum
menggambarkan capaian pada tingkat kabupaten. Padahal, banyak dari
keputusan terpenting yang dapat mempengaruhi kemajuan pencapaian MDGs
diambil pada tingkat kabupaten. Karena itu, laporan ini diharapkan bisa
membantu memperkenalkan latar belakang MDGs kepada pembaca yang lebih
luas, terutama para pengambil keputusan di tingkat daerah. Untuk beberapa

1
tujuan, diantaranya kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan perlindungan
terhadap lingkungan, Indonesia bersama negara-negara lainnya, menetapkan
target-target yang ambisius namun sangat mungkin untuk dicapai 2

Kebanyakan dari target tersebut mesti dicapai pada 2015. Oleh karena
itu, tahun 2008 menjadi penting, karena tahun ini adalah pertengahan dari
target 2015. Melihat pencapaian sampai saat ini, Indonesia sepatutnya
berbangga hati. Kita telah secara nyata mengurangi kemiskinan, dan hampir
semua anak laki-laki dan perempuan dapat masuk ke sekolah dasar. Tetapi
masih menuntut kerja keras dalam bidang yang lain. Tingginya angka
kematian ibu melahirkan dan belum cukup usaha kita untuk melindungi
lingkungan merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara
sungguh-sungguh. Walaupun kita sudah mencapai banyak kemajuan, tetapi
masih diperlukan kerja keras untuk mencapai semua sasaran MDGs.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Millenium Development Goals (MDGs)?
2. Apa saja tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs)?
3. Apa saja tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) dalam
kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Millenium Development Goals
(MDGs)
2. Untuk mengetahui tujuan Millenium Development Goals (MDGs)
3. Untuk mengetahui tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dalam
kesehatan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Millenium Development Goals (MDGs)


Millenium Development Goals (MGDs) atau tujuan pembangunan
milenuim merupakan paradigma pembangunan global yang dideklarasikan
dalam Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York 18 September 2000.
Komitmen dari MGDs diambil untuk menangani isu mendasar tentang
pemenuhan hak asasi manusia, kebebasan manusia, perdamaian, keamanan,
dan pembangunan. Komitmen atau kesepakatan tersebut dirumuskan dalam
delapan tujuan, yaitu sebagai berikut.
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV-AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup.
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-masing


sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau
kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Secara umum ditetapkan
18 target dan 48 indikator tersebut bersifat fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan pembangunan, dan ketersediaan data yang ada pada setiap negara
yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya.

3
B. Tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dalam Kesehatan
1. TUJUAN 4 Mengurangi Angka Kematian Anak

Target 5: menurunkan aka kematian balita sebesar dua pertiganya antara


1990-2015

INDIKATOR :

a. Indikator 17 Angka kematian balita (Akaba)


1) Konsep Dan Definisi

Akaba adalah jumlah anak yang di lahirkan pada tahun tertentu


dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, yang di nyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba
>140 sangat tinggi, antara 71-140 sedang, dan <20 rendah.

2) Manfaat

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan


hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi, dan
lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan
kesehatanya. Akaba kerap di gunakan untuk mengidentifikasi
kesulitan ekonomi penduduk. Mengingat kegiatan registrasi
penduduk di Indonesia belum sempurna sumber data ini belum
dapat di pakai untuk menghitung Akaba. Sebagai gantinya, Akaba
di hitung berdasarkan estimasi tidak langsung dari berbagai survei.

3) Metode Perhitungan

Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut.

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔


𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢𝑠𝑖𝑎 < 5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝑘𝑎𝑏𝑎: 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎

Sumber data : BPS (SP,SDKI, Kor Susen) dan Departemen


kesehatan.

4
b. Indikator 18 : Angka kematian bayi (AKB).
1) Konsep Dan Definisi

Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya adalah


banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Nilai normatif
AKB kururang dari 40 sangat sulit di upayakan penurunanya (hard
rock), antara 40-70tergolong sedabg tetapi sulit untuk diturunkan,
dan l lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan.

2) Manfaat

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan


hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan amak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan
kesehatanya. AKB lebih cenderung menggambarkan kesehatan
reproduksi dari pada Akaba. Meskipun target program terkait
khusus dengan kematian balita,AKB relevan di pakai untuk
memonitor pencapaian target program karena mewakili komponen
penting pada kematian balita.

3) Metode Perhitungan

Rumusnya yang digunakan adalah sebagai berikut.

Banyaknya kematian bayi (< 1 tahun)


selama tahun tertentu
𝐴𝐾𝐵: 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝

Sumber data: BPS (SP,SDKI, Kor Susenas) dan Departemen


Kesehatan

5
c. Indikator 19: Proposi imunisasi campak (PIC) pada anak yang berusia
1 tahun (12-23 bulan).
1) Konsep Dan Definisi

Proposi imunisasi campak (PIC) adalah perbandingan


antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima
paling sedikit satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak
berumur 1 tahun, yang di nyatakan dalam persentase.

2) Manfaat

Indikator ini satu ukuran cakupan dan kualitas sistem


pemeliharaan kesehatan anak di suatu wilayah, imunisasi adalah
unsur pentinguntuk mengurangi kematian balita.

3) Metode Perhitungan

Rumus yang di gunakan :

Bnyknya anak usia 12 − 23 bln yang


telah diimunisasi campak min 1 kali
𝑃𝐼𝐶: 𝑥100
Jumlah anak yang berumur 12 − 23

Sumber data: BPS (SDKI, Kor Susenas) dan Departemen


Kesehatan

2. Tujuan 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target 6 : Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya


antara tahun 1990-2015.

INDIKATOR

a. Indikator 20 : Angka kematian ibu (AKI).


1) Konsep Dan Definisi

Angka kematian ibu (AKI) adalahbanyaknya wanita yang


meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

6
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula
pada jangka waktu enam minggu hingga setahun setelah
melahirkan.

2) Manfaat

Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor


kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh
beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, yaitu
pendidikan serta pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.

3) Metode Perhitungan

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Bnyknya kematian ibu yg berkaitan


dgn kehamilan, persalinan da nifas pd thn tertentu
𝐴𝐾𝐼: 𝑥 10
𝐽𝑚𝑙 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒂𝒏 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

Metode alternatif adalah meninjau semua kematian wanita


pada usia reproduksi (Reproductive Age Mortality Survey -
RAMOS).

Sumber data : BPS (SDKI, Supas, Kor Susenas) dan Departemen


Kesehatan

b. Indikator 21: Proporsi pertolongan kelahiran (PPK) oleh tenaga


kesehatan terlatih (TKT)
1) Konsep Dan Definisi

PPK oleh TKT adalah perbandingan antara persalian yang


ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, seperti dokter, bidan,

7
perawat dan tenaga medis lainnya dengan jumlah persalinan
seluruhnya, yang dinyatakan dalam presentase.

2) Manfaat

Mengukur kematian ibu secara akurat adalah sulit, kecuali


tersedia data registrasi yang sempurna tentang kematian dan
penyebab kematian. Oleh karena itu, sebagai proksi indikator
digunakan proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan
terlatih.

3) Metode Perhitungan

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.:

Bnyknya kelahiran yg ditolong oleh


tenaga kesehatan terlatih
PPK – TKT: 𝑥 100
Jumlah persalinan seluruhnya pada
suatu periode yang sama

Sumber data : BPS (SDKI, Kor Susenas) dan Departemen


Kesehatan

c. Indikator 22: Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur


15-49 tahun (PUS).
1) Konsep Dan Definisi

KB pada pasangan usia subur (PUS) adalah perbandingan


antara PUS yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi dengan
jumlah PUS biasanya, yang dinyatakan dalam persentase.

2) Manfaat

Indikator ini berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan


ibu melalui pengaturan kelahiran. Indikator ini juga digunakan
sebagai proksi untuk mengukur akses terhadap pelayanan
reproduksi kesehatan yang sangat esensial.

8
3) Metode Perhitungan

Rumus yang digunakan :

Banyaknya PUS yang memakai salah satu kontrasepsi


𝐾𝐵: 𝑥 100
Jumlah PUS

Sumber data : BPS (SDKI, Supas, Kor Susenas) dan BKKBN.

3. TUJUAN 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, Penyakit menular lainnya

Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya


jumlah kasus baru pada 2015

INDIKATOR

a. Indikator 23: Prevalensi HIV/AIDS ibu hamil yang berusia 15-24


tahun
1) Konsep dan Definisi\
HIV-Bumil yang berusia 15-24 adalah perbandingan antara
ibu hamil berusia 15-24 tahun yang hasil tes darahnya positif
mengidap HIV/AIDS terhadap semua ibu hamil pada kelompok
usia yang sama yang dites sempel darahnya, yang dinyatakan
dalam presentase.
2) Manfaat
Indikator ini digunakan untuk mengukur penyebaran
epidemik HIV/AIDS. Akses terhadap pengobatan masih sangat
jarang dan belum ada vaksin yang tersedia. Prevalensi HIV
dimonitor pada kelompok dengan perilaku beresiko tinggi sangat
sulit sehingga digunakan proksi indikator HIV-bumil.
3) Metode perhitungan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Banyak ibu hamil berusia 15 − 24 tahun yang dites
sampel darahnya positif mengidap HIV/AIDS
HIV − Bumil: 𝑥100
Semua ibu hamil pada umur yang sama dites

9
b. Indikator 24 : Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko
tinggi
1) Konsep dan Definisi
Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi
adalah perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang melakukan
hubungan seks paling akhir dengan pasangan tidak tetap
menggunakan kondom pada 12 bulan terakhir terhadap banyaknya
penduduk pada usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seks
dengan pasangan tidak tetap, yang dinyatakan dalam presentase.
2) Manfaat
Penggunaan kondom yang konsisten dengan pasangan tidak
tetap akan mengurangi penularan HIV/AIDS saat berhubungan
seks. Penggunaan kondom merupakan suatu ukuran untuk proteksi
terkena HIV/AIDS.
3) Metode perhitungan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Banyak penduduk usia 15 − 24 tahun yang memakai
kondom saat berhubungan seks paling akhir dengan
pasangan tidak tedak tetap selama 12 bulan terakhir
PK − HSBT: 𝑥100
Banyak penduduk usia 15 − 24 tahun yg melakukan
hubungan seks pada pasangan tidak tetap
pada 12 bulan terakhir

c. Indikator 25 : Angka penggunaan kondom


1) Konsep dan Definisi
Perbandingan antara PUS yang memakai kondom pada saat
berhubungan seks terhadap semua PUS, yang dinyatakan dalam
presentase
2) Manfaat
Angka penggunaan kondom digunakan untuk memonitor
kemajuan penghambatan dan pembalikan penyebaran HIV/AIDS

10
sebab pemakaian kondom adalam metode kontrasepsi yang efektif
mengurangi penyebaran HIV/AIDS. Oleh karena angka
penggunaan kondom diukur hanya pada wanita, maka pendekatan
ini perlu di sublemen dengan indikator penggunaan kondom dalam
hubungan seks dengan pasangan yang beresiko tinggi.
3) Metode perhitungan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bnyknya PUS yg memakai kondom
Angka Penggunaan Kondom: 𝑥100
Jmlah PUS

d. Indikator 26 : Presentasi penduduk berumur 15-24 yang mempunyai


pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS ( PPK-HIV/AIDS )
1) Konsep dan Definisi
PPK-HIV/AIDS perbandingan penduduk usia 15-24 tahun yang
mempunyai pengetahuan komprehensif tetang bahaya penyakit
HIV/AIDS terhadap kelompok penduduk usia yang sama, yang
dinyatakan dalam presentase. Pengetahuan yang komprehensif
tentang HIV/AIDS, yang meliputi bahaya penyakit yang merusak
kekebalan tubuh dan cara pencegahan penularannya.
2) Manfaat
Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur efektifitas
keberhasilan penyebarluasan informasi, pendidikan, program
komunikasi, dan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan
tetang cara pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS
3) Metode perhitungan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Banyaknya penduduk berusia 15 − 24 tahun
yang mempunyai pengetahuan komprehensif
HIV tetang bahaya penyakit HIV/AIDS
PPK − : 𝑥 100
AIDS Jumlah penduduk berusia 15 − 24 tahun

11
e. Indikator 27 : Rasio kehadiran sekolah anak yatim piatu karena
HIV/AIS ( RKS-YP ) terhadap kehadiran disekolah yatim piatu berusia
10-14 tahun
1) Konsep dan Definisi
Rasio kehadiran sekolah anak yatim piatu karena HIV/AIS (
RKS-YP ) terhadap kehadiran disekolah yatim piatu berusia 10-14
tahun adalah perbandingan anak sekolah yatim piatu yang
kehilangan ibu atau bapak atau keduanya karena HIV/AIDS
sebelum berusia 15 tahun terhadap anak sekolah pada kelompok
umur yang sama yang tidak yatim piatu, yang dinyatakan dalam
presentase.
2) Manfaat
Indikator kehadiran sekolah anak yatim piatu dapat digunakan
untuk memonitor program bantuan pendidikan untuk anak-anak
yatim piatu karena orangtuanya menjadi korban HIV/AIDS.
3) Metode perhitungan
Rumus yang digukan adalah sebagai beikut
Angka kehadiran sekolah anak usia 10−14 tahun
HIV
yatim piatu karena
𝑅𝐾𝑆 − 𝑌𝑃: AIDS 𝑥 100
Angka kehadiran sekolah anak usia 10−14 tahun
HIV
bukan yatim piatu karena
AIDS

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Millenium Development Goals (MGDs) merupakan paradigma
pembangunan global yang dideklarasikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di
New York 18 September 2000. Dengan merumuskan delapan komitmen atau
kesepakatan delapan , yaitu sebagai berikut:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV-AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup.
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Sehingga dapat menetapkan satu atau lebih target serta masing-
masing sejumlah indikator yang akan diukur dari tingkat pencapaiannya atau
kemajuannya.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih terdapat
kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima saran dan
kritikan yang sifatnya membangun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Yulifah, Rita. 2014. Asuhan kebidanan komunitas. Jakarta:Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai