Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ENZIM

Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Ilmu Biomedik Dasar (IBD)
Dosen Pengajar Bapak Abd. Hanan, S.Kep., Ns,. M.Kes

Oleh :

ROHMATUNNISA CAESARI
(P17220191020)

Poltekkes Kemenkes Malang


Jurusan Keperawatan
D-III Keperawatan Lawang
2019
A. PENGERTIAN

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan
energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis
akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimalatau strukturnya akan mengalami
kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim
juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas
enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

Eduard Buchner
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi
sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari
dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang
ilmu pertanian.
Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan
dengan akhiran -ase. Contohnya adalah laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis
penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase.
International Union of Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan suatu
tatanama untuk enzim, yang disebut sebagai nomor EC; tiap-tiap enzim memiliki empat digit
nomor urut sesuai dengan ketentuan klasifikasi yang berlaku. Nomor pertama untuk
klasifikasi teratas enzim didasarkan pada ketentuan berikut:

 EC 1 Oksidoreduktase: mengatalisis reaksi oksidasi/reduksi.


 EC 2 Transferase: mentransfer gugus fungsi
 EC 3 Hidrolase: mengatalisis hidrolisis berbagai ikatan
 EC 4 Liase: memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan oksidasi
 EC 5 Isomerase: mengatalisis isomerisasi sebuah molekul tunggal
 EC 6 Ligase: menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam
amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu
pada asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling
umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim.
Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).Walaupun
struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari
strukturnya adalah hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian kecil
asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam
katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan
kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai sisi aktif. Enzim juga dapat mengandung sisi
yang mengikat kofaktoryang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki sisi
untuk mengikat molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak
langsung dari reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun
menurunkan aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat.
Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang
khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan
membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka
dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi.
Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.

a. Model "kunci dan gembok"


Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini
dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi.[22] Hal
ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan
kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh
enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang
paling banyak diterima.
b. Model ketepatan induksi

Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi.


c. Mekanisme
Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan
ΔG‡.

 Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang


mana keadaan transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat
menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)
 Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan
menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan
dengan keadaan transisi.
 Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat
sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.
 Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama
pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini
melibatkan destabilisasi keadaan dasar,dan kontribusinya terhadap katalis
relatif kecil.

d. Dinamika dan fungsi


Dinamika internal enzim berhubungan dengan mekanisme katalis enzim tersebutDinamika
internal enzim adalah pergerakan bahagian struktur enzim, misalnya residu asam amino
tunggal, sekelompok asam amino, ataupun bahwa keseluruhan domain protein. Pergerakan ini
terjadi pada skala waktu yang bervariasi, berkisar dari beberapa femtodetik sampai dengan
beberapa detik. Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap
katalisis melalui gerak dinamik. Gerakan protein sangat vital, tetapi apakah vibrasi yang cepat
atau lambat maupun pergerakan konformasi yang besar atau kecil yang lebih penting
bergantung pada tipe reaksi yang terlibat. Namun, walaupun gerak ini sangat penting dalam
hal pengikatan dan pelepasan substrat dan produk, adalah tidak jelas jika gerak ini membantu
mempercepat langkah-langkah reaksi reaksi enzimatik ini. Penyingkapan ini juga memiliki
implikasi yang luas dalam pemahaman efek alosterik dan pengembangan obat baru.
e. Kofaktor
Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai aktivitas
penuhnya. Namun beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang disebut kofaktor
untuk berikatan dengan enzim dan menjadi aktif.Kofaktor dapat berupa
zat anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik (contohnya flavin dan heme).
Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang
akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi.
Enzim yang memerlukan kofaktor namun tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya
disebut sebagai apoenzim ataupun apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya
disebut holoenzim (bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat secara kovalen dengan
enzim, tetapi terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara
kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat dehidrogenase).
Istilah holoenzim juga dapat digunakan untuk merujuk pada enzim yang mengandung subunit
protein berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim adalah kompleks
lengkap yang mengandung seluruh subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.
Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat anhidrase, dengan
kofaktor seng terikat sebagai bagian dari tapak aktifnya.
f. Koenzim

Model pengisian ruang koenzim NADH


Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau
elektron dari satu enzim ke enzim lainnya. Contoh koenzim
mencakup NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup
ion hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim
A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang
dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina, dan asam
folat adalah vitamin.
Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan
koenzim merupakan substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar
700 enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.
Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya, NADPH
diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina
adenosiltransferase.

g. Fungsi biologis enzim


Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme hidup. Enzim berperan
dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase dan fosfatase.Enzim
juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh, dengan miosin menghidrolisis ATP
untuk menghasilkan kontraksi otot.[60]ATPase lainnya dalam membran sel umumnya
adalah pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi
yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-kunang.[61]Virus juga
mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya HIV integrase dan transkriptase
balik.
Salah satu fungsi penting enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim
seperti amilase dan proteasememecah molekul yang besar (seperti pati dan protein) menjadi
molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, sebagai contohnya,
terlalu besar untuk diserap oleh usus, tetapi enzim akan menghidrolisis rantai pati menjadi
molekul kecil seperti maltosa, yang akan dihidrolisis lebih jauh menjadi glukosa, sehingga
dapat diserap. Enzim-enzim yang berbeda, mencerna zat-zat makanan yang berbeda pula.
Pada hewan pemamah biak, mikroorganisme dalam perut hewan tersebut menghasilkan
enzim selulase yang dapat mengurai sel dinding selulosa tanaman.
Beberapa enzim dapat bekerja bersama dalam urutan tertentu, dan menghasilan lintasan
metabolisme. Dalam lintasan metabolisme, satu enzim akan membawa produk enzim lainnya
sebagai substrat. Setelah reaksi katalitik terjadi, produk kemudian dihantarkan ke enzim
lainnya. Kadang-kadang lebih dari satu enzim dapat mengatalisasi reaksi yang sama secara
bersamaan.
Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan metabolisme ini.
Tanpa enzim, metabolisme tidak akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak
akan berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel. Dan sebenarnya, lintasan
metabolisme seperti glikolisis tidak akan dapat terjadi tanpa enzim. Glukosa, contohnya,
dapat bereaksi secara langsung dengan ATP, dan menjadi terfosforliasi pada karbon-
karbonnya secara acak. Tanpa keberadaan enzim, proses ini berjalan dengan sangat lambat.
Namun, jika heksokinase ditambahkan, reaksi ini tetap berjalan, tetapi fosforilasi pada karbon
6 akan terjadi dengan sangat cepat, sedemikiannya produk glukosa-6-fosfat ditemukan
sebagai produk utama. Oleh karena itu, jaringan lintasan metabolisme dalam tiap-tiap sel
bergantung pada kumpulan enzim fungsional yang terdapat dalam sel tersebut.
B. STRUKTUR
Enzim seperti yang telah kita tahu merupakan protein (dengan sedikit pengecualian).
Setiap enzim mempunyai konformasi yang sangat tepat dan berlainan sebagai hasil dari
beberapa tingkatan struktur struktur protein. Oleh karena itu, struktur enzim memiliki
kesamaan dengan macam struktur protein. Terdapat 4 macam struktur enzim, Yaitu:
 Struktur primer adalah rangkaian asam amino pada rantai polipeptida yang menyusun
enzim
 Struktur sekunder terbentuk dari ikatan kimia yang lemah seperti pada ikatan hidrogen
yang terbentuk di antara atom atom di sepanjang tulang punggung (backbone) rantai
polipeptida. Struktur sekunder enzim merupakan interaksi lokal yang menghasilkan pola
tiga dimensi berulang. Contoh struktur enzim sekunder adalah alfa heliks dan lembaran
berlipatbeta.
 Struktur tersier melibatkan interaksi jarah jauh di antara rantai sisi asam amino. Struktur
enzim tersier membentuk globular protein yang sangat akurat.
 Struktur kuartener enzim berhubungan dengan interaksi antara dua atau lebih subunit
polipeptida yang berbeda pada sebuah protein fungsional Dalam mempelajari struktur
enzim, dikenal adanya situs aktif (active site).
C. SIFAT-SIFAT ENZIM
Enzim memiliki sifat-sifat berikut:
1) Enzim adalah Protein. Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika
lingkungannya tidak sesuai, maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik
2) Bekerja secara khusus/spesifik. Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya
dengan satu jenis substrat, artinya setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang
cocok dengan sisi aktifnya.
3) Berfungsi sebagai katalis. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah
produk yang diharapkan tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang
dibutuhkan untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4) Diperlukan dalam jumlah sedikit. Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya
membutuhkan sedikit sekali enzim untuk setiap kali reaksi.

Bekerja bolak-balik Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua
arah (bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana,
dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
17 Enzim Pencernaan, Macam dan Fungsinya
Macam Enzim pada Mulut
Nah organ pertama yang kita gunakan untuk mencerna makanan adalah mulut. Banyak yang
mengira kalau mulut hanyalah untuk menghaluskan atau melunakkan makanan yang kita
makan agar mudah untuk ditelan, namun ternyata organ mulut juga menghasilkan sebuah
enzim yang dihasilkan oleh kelenjar ludah yang bernama Enzim Amilase.
1. Enzim Ptialin / Enzim Amilase
Enzim Amilase atau Ptialin memiliki fungsi untuk mengubah pati / amilum / zat
tepung menjadi maltosa. Peristiwa perombakan oleh ptialin tersebut terjadi pada pati atau zat
tepung yang terkandung di dalam bahan makanan, seperti kentang atau nasi. Untuk
membuktikannya sobat dapat mencoba untuk memakan nasi dan mengunyahnya agak lama
(sekitar 3 menit) dan rasakan apa yang terjadi, nasi yang sobat kunyah akan terasa manis. Hal
tersebut karena peran enzim ptialin / amilase ini.

Macam Enzim pada Lambung


Organ selanjutnya yaitu Lambung. Didalam lambung terdapat 4 macam enzim yang dapat
menimbulkan reaksi kimia, berikut adalah 4 enzim-enzim yang berada di lambung : Asam
Klorida / Asam Lambung (HCL), Enzim Renin, Enzim Pepsin dan Enzim Lipase Gastrik.
Sekarang kita akan membahasnya satu persatu.

2. Asam Lambung (HCl)


Asam Lambung (HCl), adalah zat kimia yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang masuk
bersamaan dengan makanan yang kita makan. Selain itu, Asam Lambung juga membantu
kerja enzim pepsin dalam mengubah protein.
3. Enzim Pepsin
Enzim Pepsin, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah protein menjadi pepton,
polipeptida dan proteosa.
4. Enzim Lipase Gastrik
Enzim Lipase Gastrik, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah trigliserida menjadi
asam lemak
5. Enzim Renin
Enzim Renin, adalah enzim yang mempunyai fungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein.
Macam Enzim pada Pankreas
Organ berikutnya yaitu Pankreas, organ ini terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut
dan bagian kepalanya / kaput menempel pada organ duodenum. Pankreas menghasilkan 4
macam enzim. Berikut macam-macam enzim yang dihasilkan pankreas beserta fungsinya:

1. Enzim amilase
Enzim amilase pankreas, adalah enzim yang memiliki fungsi untuk mengubah amilum
menjadi disakarida.
2. Enzim lipase pankreas
Enzim lipase pankreas / Lipase Steapsin adalah enzim yang memiliki fungsi
untuk mengemulsikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Enzim Tripsin
Enzim Tripsin, adalah enzim yang memiliki fungsi untuk mengubah protein menjadi
polipeptida.
4. Enzim karbohidrase pankreas
Enzim karbohidrase pankreas, adalah enzim yang memiliki fungsi untuk mencerna amilum
menjadi maltosa (memecah gula dalam makanan).

Macam Enzim pada Usus


Organ berikutnya yaitu Usus, Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari
lambung hingga anus, Didalam usus (usus halus) terdapat 8 enzim yang memiliki peran
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, berikut macam-macam enzim pada usus halus
beserta fungsinya:

1. Enzim Paptidase
Enzim Paptidase, adalah enzim yang berfungsi untuk menrubah polipeptida menjadi asam
amino
2. Enzim Sukrase
Enzim Sukrase, adalah enzim yang berperan dalam mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan
Fruktosa
3. Enzim Maltase
Enzim maltase, adalah enzim yang berfungsi untuk menrubah maltosa menjadi glukosa.
4. Enzim Laktase
Enzim laktase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi Galaktosa dan
Glukosa.
5. Enzim Enterokinase
Enzim Enterokinase (enzim khusus), adalah enzim yang memiliki fungsi untuk mengubah
Tripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pankreas
6. Enzim Lipase
Enzim Lipase Usus, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi Gliserol
dan asam lemak.

8. Enzim Disakarase
Enzim Disakarase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah disakarida menjadi
monosakarida

9. Enzim Erepsin
Enzim Erepsin / dipeptidase, adalah enzim yang berfungsi untuk menrubah pepton atau
dipeptida menjadi asam amino
Daftar pustaka

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Enzim#Etimologi_dan_Sejarah
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
3. https://www.google.com/search?q=pengertian+enzim&oq=pengertian+enz&aqs=c
hrome.1.69i57j0l5.10781j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
4. http://www.markijar.com/2017/01/17-enzim-pencernaan-macam-dan-
fungsinya.html
5. https://www.google.com/search?q=macam+macam+enzim+dan+tempatnya&safe=
strict&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjBzueql53kAhVH8HMBHQ8JB80Q_
AUICSgA&biw=1366&bih=657&dpr=1

Anda mungkin juga menyukai