Potensi perikanan di Indonesia sangatlah besar dan tidak terbatas, namun dalam usaha
budidaya saat masih sedikit diminati oleh masyarakat Indonesia. Budidaya merupakan usaha
yang bermanfaat dan memberi hasil, atau suatu system yang digunakan untuk memproduksi
sesuatu di bawah kondisi buatan. Budidaya ikan termasuk suatu kegiatan yang sangat penting
saat ini dan di masa yang kan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis
pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif dan
mempunyai kandungan gizi yang lengkap.
Ikan konsumsi dapat diartikan semua hayati kelautan dan air tawar yang mengandung
protein tinggi dan mempunyai arti penting bagi kepentingan perekonomian. Ikan konsumsi
digolongkan berdasarkan hasil upaya perolehan dan tempat habitat. Ikan konsumsi berdasarkan
upaya perolehan yaitu ikan hasil penangkapan dan ikan hasil budidaya. Ikan konsumsi
digolongkan berdasarkan tempat habitat yaitu jenis ikan hidup di perairan darat dan jenis ikan
hidup di perairan laut.
Selain bermanfaat bagi kesehatan, budidaya ikan konsumsi juga bermanfaat dalam
meningkatkan kondisi perekonomiannya. Sekarang banyak orang yang bukan hanya
membudidaya ikan untuk dimakan oleh diri pribadi saja, tapi dapat dijadikan nilai investasi.
Karena saat panen sebagian ikan pasti akan dijual untuk dipasarkan.
Selain itu manfaat lain yang bisa kita ambil dari budidaya ikan konsumsi diantaranya,
Kemudahan Perawatan
Dengan melakukan budidaya ikan konsumsi akan lebih mudah dan perawatan yang tidak
terlalu sulit. Bahkan untuk melakukan budidaya ikan konsumsi tidak terlalu
membutuhkan banyak lahan. Bisa dioptimalkan dengan jenis lahan apapun nantinya.
Sebenarnya ada banyak sekali ikan yang dapat dikonsumsi yang dapat kita temukan di alam,
baik itu di air tawar maupun air laut. Namun di daerah Pasirkaliki di tempat observasi kami
terdapat dua jenis ikan konsumsi, yaitu ikan nila dan ikan lele.
1. Ikan Nila
Ciri-ciri morfologi :
Memiliki sisik
Berwarna silver kehitaman
Bentuk badan agak pipih
Siripnya memiliki duri yang cukup tajam
Habitat :
Ikan nila hidup secara berkelompok. Tempat hidup ideal untuk ikan nila adalah di
perairan tenang seperti bendungan, sungai dan danau air tawar. Meskipun ikan nila dapat
dipelihara di dalam akuarium, mereka tidak akan tumbuh secepat ikan nila yang dibesarkan
di kolam atau alam terbuka. Di beberapa daerah, bibit ikan nila ditebarkan di sawah pada
musim tanam. Bibit ikan mujair akan tumbuh hingga ukuran konsumsi (12-15 cm)
bersamaan saat padi siap panen.
Ikan nila adalah spesies yang bandel (dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
tidak ideal). Ikan nila memiliki toleransi tinggi terhadap kadar garam dalam air (salinitas),
sehingga masih dapat bertahan hidup di air payau. Mereka juga dapat hidup di air dengan
kandungan amonia di atas rata-rata ataupun dengan kandungan oksigen terbatas.
Ikan nila juga sangat dihargai karena kualitas nutrisi yang menguntungkan, seperti
vitamin, mineral, dan protein . Ikan ini adalah sumber yang baik omega-3, selenium, fosfor,
kalium, vitamin B12, niasin(vitamin B -3), vitamin B6, dan asam pantotenat(vitamin B -5).
Selanjutnya akan kita bahas manfaat kesehatan makan ikan mujaer, berdasarkan nilai gizi
yang dikandungnya.
2. Ikan Lele
Ciri-ciri morfologi :
Berwarna cokelat kehitaman
Bentuk tubuh memanjang
Tidak memiliki sisik
Memiliki Kumis
Habitat :
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke
dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele memiliki alat pernafasan
tambahan sehingga memungkinkan lele hidup diperairan yang miskin oksigen. Bahkan ikan
lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada
siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele
memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami
umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-2,5 m dan beratnya
bisa mencapai lebih dari 200 kg.
Ketika dimasak (panas kering), lele liar memberikan 0,333 gram omega-3 asam lemak,
berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100 gram ikan lele liar. Ketika
dimasak (panas kering), lele budidaya memberikan 0,259 gram omega-3 asam lemak, berasal
dari EPA (0.049g), DHA (0,128), dan ALA (0.082g), per 100 gram ikan lele budidaya.
Berdasarkan kajian ilmiah ikan lele memiliki kandungan protein yang cukup tinggi
didalamnya yaitu sekitar 17%,tak hanya itu ikan ini juga memiliki berbagai macam asam
lemak,esensial yang dapat mencukupi kabutuhan akan asam lemak harian kita sekitar 9%.
Namun batasi konsumsi ikan ini,karena kandungan kolesterolnya juga lumayan tinggi.1 hari 2
ekor sudah cukup memberikan banyak manfaat.
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan
Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk
perombakan dan pembentukan protein otot.
Pemilik tambak ikan bernama Sri Komala Sari memiliki hobi memelihara ikan. Beliau
bersekolah di sekolah perikanan, kemudia muncullah ide untuk membuka sendiri usaha budidaya
ikan. Ikan yang beliau budidayakan ada dua jenis, yaitu ikan hias dan ikan konsumsi. Kemudian
banyaknya permintaan masyarakat di daerah Pasirkaliki membuat peluang bagi beliau untuk
membuka usah tambak lebih besar lagi.
B. Analisi SWOT
Strength
Daerah Pasirkaliki memiliki sumber air yang banyak sehingga potensi membuka usaha
budidaya ikan sangatlah bagus.
Weakness
Normalnya ikan bisa hidup di dalam air dengan suhu kisaran 26-35oC, sedangkan di
daerah PasirKaliki memiliki suhu yang cukup dingin sehingga membuat pertumbuhan
ikan agak lambat.
Oppurtunity
Adanya sumber daya yang memenuhi dan keadaan lingkungan yang kondisional
membuka kesempatan kepada beliau untuk membuka usaha tambak ikan.
Threat
Namun dalam membangun sebuah usaha tentunya kita akan menghadapi berbagai macam
ancaman. Salah satunya adalah adanya pesaing, karena daerah Pasirkaliki yang
berpotensi untuk membuka usaha tambak ikan membuat oranglain melakukan hal yang
serupa.
C. Sumber Daya
1. Man
Orang yang melakukan usaha budidaya ikan ini bernama Ibu Sri Komala Sari.
2. Methods
Dalam melakukan usaha budidaya ikan ada beberapa teknik atau metode yang
dilakukan diantaranya, pemilihan kolam, memilih benih, penebaran benih, pemijahan,
pendederan, dan pengendalian hama.
3. Machine
Dalam usaha ini beliau tidak menggunakan mesin khusus.
4. Materials
Beberapa alat dan bahan yang diperlukan, meliputi benih ikan, pakan ikan, sumber air
dan kolam. Untuk kolam beliau menggunakan beberapa jenis kolam antara lain,
kolam tanah dan kolam terpal (kolam tradisional/ekstensif) serta kolam tembok
(kolam intensif).
5. Money
Dalam masalah keuangan atau administrasi usaha, kami mendapatkan informasi
berupa :
Modal : Rp. 150.000
Harga jual : Rp. 250.000
Keuntungan : Rp. 50.000
Total Keuntungan : Rp. 200.000 dari 1000 ekor
6. Markets
Dalam menentukan pasar kita juga harus mengetahui beberapa hal seperti kondisi
pasar, harga pasar dan pendistribusian ke pasar.
7. Promosi
Promosi yang dilakukan beliau berupa personal selling, dimana informasi mengenai
usaha ini diketahui dari mulut ke mulut. Beliau juga mempromosikan usahanya
kepada teman-temannya saat ia bersekolah di sekolah perikanan dahulu.
Sistem Budidaya Ikan Nila
A. Persiapan Kolam
Cara budidaya ikan nila dimulai dengan persiapan kolam ikan nila. Ikan nila ini dapat
dibudidayakan di berbagai jenis kolam. Kita bisa menggunakan kolam tanah, kolam semen,
maupun kolam terpal. Dari berbagai jenis kolam yang telah disebutkan, bahwa kolam tanah lah
yang paling banyak digunakan dalam budidaya ikan nila. Hal ini dikarenakan pembuatan kolam
yang cukup mudah, serta modal untuk pembuatan kolam tanah pun relatif murah.
Selain murah, kolam tanah juga memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis
kolam lainnya. Kolam tanah akan menjadi tempat tumbuhnya beberapa hewa-hewan air kecil
dan juga tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pakan alami ikan nila. Hal ini dapat membantu
menghemat pengeluaran pakan dalam budidaya ikan nila.
Meskipun terdapat pakan alami dalam kolam, kita juga harus tetap memberikan pakan yang kaya
akan nutrisi dan gizi. Dengan tujuan, ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Mengembalikan pH Tanah
Dalam budidaya ikan nila, memerlukan air tawar dengan keasaman sekitar 7 hingga 8 pH.
Namun, pada umumnya tanah memiliki tingkat keasaman rendah yaitu dibawah 6 pH. Agar lebih
akurat, kita bisa mengecek pH tanah terlebih dahulu dengan menggunakan alat pH meter. Setelah
kita mengetahui jumlah pH pada kolam ikan nila, maka langkah selanjutnya yaitu menetralkan
tanah pada kolam. Cara menetralkan pH pada tanah ini dengan cara pengapuran pada
kolam. Selain dapat menetralkan pH pada tanah, pengapuran ini juga untuk mematikan virus,
bakteri, jamur serta dapat mencegah penularan penyakit pada periode berikutnya.
Dosis pengapuran pH tanah
pH <4, maka gunakan kapur sebanyak 500-1000kg/ha.
pH 5-6, maka gunakan kapur sebanyak 250-500 kg/ha.
pH 6, maka gunakan kapur sebanyak 100-250 kg/ha.
Cara pengapuran pada kolam yaitu, aduklah kapur / dolomite secara merata, kemudian taburkan
pada kolam. Setelah itu, diamkan tanah selama 2 sampai 3 hari.
4. Pemupukan Kolam Ikan Nila
Setelah pH kolam sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 7 hingga 8 pH, maka langkah selanjutnya
yaitu melakukan pemupukan pada kolam tanah. Kita bisa menggunakan pupuk kandang untuk
mengembalikan kesuburan tanah, serta tambahkan juga GDM Black bos. GDM Black Bos ini
dapat menumbuhkan plankton. Plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami ikan nila.
Dosis menggunakan pupuk kandang pada kolam ikan nila yaitu 1-2ton/ha.
Cara pemupukan kolam :
Sebarkan pupuk kandang secara merata ke kolam tanah.
Kemudian masukan GDM Black Bos sebanyak 5kg/ha.
Diamkan pupuk kandang & GDM Black Bos selama 1 sampai 2 minggu, agar dapat
terserap didalam tanah.
Langkah selanjutnya dalam pembuatan kolam ikan nila yaitu dengan memberi air pada kolam.
Namun, jangan sembarangan dalam memberi air pada kolam ikan nila, ada tahapannya dalam
melakukan perairan ini. Berikut adalah tahapan-tahapan pengairan kolam ikan nila. Langkah
pertama yaitu berikan air kedalam kolam ikan nila hingga mencapai ketinggian 10-20 cm.
Setelah itu masukkan GDM Black Bos sebanyak 5kg/ha dan diamkan selama 5-7 hari sampai ada
perubahan warna air menjadi hijau. Hal ini menandakan kualitas air menjadi lebih baik dan
plankton telah tumbuh dengan sempurna. Fungsi GDM Black Bos yaitu memperbaiki kualitas
tanah dan mempercepat proses pertumbuhan plankton pada kolam ikan nila. Setelah warna air
menjadi hijau, langkah selanjutnya yaitu melanjukan pengisian air pada kolam ikan nila hingga
ketinggian 75cm.
Kita bisa memilih benih ikan nila yang sesuai dengan kriteria seperti diatas agar bisa
mendapatkan hasil yang baik. Serta jangan lupa untuk menggunakan benih ikan nila jantan
karena pertumbuhannya lebih cepat hingga 40% jika dibanding dengan ikan nila betina.
C. Penebaran Benih Ikan Nila
Jika sudah memilih benih, dan kolam siap untuk dibuat budidaya. Maka langkah selanjutnya
yaitu dengan menebar benih ikan nila kedalam kolam. Pada umumnya, per meter persegi kolam
itu berisi 15 sampai 20 ekor nila. Dengan asumsi per ekor nya seberat 10 hingga 20 gram dan
akan dipanen dengan berat per ekornya 300gram. Sebelum menebar benih ikan nila kedalam
kolam, ikan harus melakukan adaptasi benih terlebih dahulu. Dengan begitu, benih ikan nila
dapat terbiasa dengan kolamnya yang baru. Jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat
diminimalisir.
Teknik Penebaran Benih Ikan Nila :
Turunkan kantong benih ikan nila ke permukaan air kolam.
Biarkan kantong benih terapung selama 30 menit untuk menyesuaikan suhu dalam
kantong dengan lingkungan sekeliling kolam.
Buka tali kantong dan biarkan suhu dalam kantong keluar
Miringkan kantong dan biarkan ikan keluar sendiri. Hal ini menandakan bahwa suhu air
kolam dan air dalam kantong sudah sama
D. Pemeliharaan Indukan
Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur murni yang secara
genetis memiliki sifat-sifat unggul. Dewasa ini indukan nila yang beredar di masyarakat banyak
yang sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk mendapatkan indukan yang unggul, sebaiknya
cari di tempat-tempat terpercaya seperti, BBPBAT atau balai-balai perikanan setempat.
Indukan nila matang gonad atau sudah siap memijah, harganya cukup mahal. Untuk itu, kita bisa
memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan siap untuk dipijahkan. Adapun ciri-ciri calon
indukan nila yang baik adalah sebagai berikut:
Merupakan galur murni dan berasal dari keturunan yang berbeda.
Kondisinya sehat dan bentuk badannya normal (tidak cacat).
Sisik besar, susunannya rapi.
Bagian kepala relatif kecil dibandingkan badannya.
Badan tebal dan warnanya mengkilap.
Gerakannya lincah, responsif terhadap pemberian pakan.
Ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk betina yang akan
dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300
gram. Ikan nila termasuk ikan yang jumlah telurnya sedikit. Satu induk betina seberat 200-250
gram hanya mengandung telur 500-1000 butir. Dari jumlah tersebut yang menetas menjadi larva
biasanya berkisar 200-400 ekor. Masa produktivitas indukan untuk pembenihan ikan nila
berkisar 1,5-2 tahun. Indukan yang sudah dibenihkan lebih dari 2 tahun sebaiknya diganti dengan
yang baru. Karena kualitas dan kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yang telah
memijah siap dipijahkan kembali setelah 3-6 minggu.
Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di kolam
terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk jantan. Padat
tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2. Kolam pemeliharaan induk jantan
dan betina harus memiliki sumber pengairan yang berbeda (disusun seri). Buangan air dari kolam
jantan tidak masuk ke kolam betina dan sebaliknya. Hal ini untuk menghindari terjadinya
pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke kolam betina sehingga terjadi pembuahan.
Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein tinggi, lebih dari 35%.
Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar protein
sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad maksimal.
Jumlah pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari bobot ikan per
hari.
E. Pemijahan ikan nila
Dasar kolam pemijahan ikan nila sebaiknya dibuat miring sekitar 2-5%. Kemudian buat kemalir
atau kubangan di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi-lokasi ikan memijah.
Sebelum ikandimasukkan ke kolam pemijahan, lakukan pengolahan dasar kolam terlebih dahulu.
Pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina ditebarkan ke kolam
pemijahan secara bersama-sama. Padat tebar kolam pemijahan sebanyak 1 ekor/m2, dengan
perbandingan jantan dan betina 1:3. Selama proses pemijahan, berikan pakan seperti di kolam
pemeliharaan induk. Pemijahan ikan nila biasanya akan berlangsung pada hari ke-7 sejak
indukan ditebar. Pemijahan berlangsung di dasar kolam, biasanya dalam kubangan atau
cekungan. Apabila terjadi kecocokan, telur yang dikeluarkan induk betina akan dibuahi oleh ikan
jantan. Kemudian telur tersebut dierami dalam mulut induk betina.
Selama proses pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka, sebaiknya
pemberian pakan dikurangi hingga tinggal setenganya. Hal ini penting untuk menekan ongkos
produksi dan mencegah pembudukan sisa pakan di dasar kolam. Proses pengeraman biasanya
berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan mentas menjadi larva ikan. Bila induk betina
merasa kolam ditumbuhi pakan alami ikan, ia akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara
serempak. Oleh karena itu, dalam selama proses persiapan kolam penting untuk memupuk dasar
kolam agar pakan alami ikan tumbuh. Larva ikan yang baru menetas akan berenang ke pinggir
kolam. Segera ambil dengan saringan halus dan pindahkan ke tempat pemeliharaan larva.
F. Pemeliharaan larva
Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di tempat khusus. Pemindahan
dilakukan setelah larva berumur 5-7 hari. Kolam pemeliharaan larva bisa berupa kolam tembok,
akuarium, kontainer plastik atau hapa. Padat tebar untuk pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2,
tergantung jenis kolamnya. Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus berukuran
0,2-0,5 mm. Frekuensi pemberian pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sendok teh
pakan berbentuk tepung.Alternatif lain, pakan larva ikan nila bisa dibuat dengan cara merebus
satu butir telor ayam. Kemudian ambil kuning telurnya, lalu lumat dan campur dengan 1/2 liter
air. Masukkan dalam botol semprotan dan berikan pada ikan sebanyak 100 ml, setiap kali
pemberian. Lama pendederan larva berkisar 3-4 minggu, atau sampai larva ikan berukuran 2-3
cm. Larva yang telah mencapai ukuran tersebut harus segera dipindah ke kolam pendederan
selanjutnya. Karena daya tampung kolam larva sudah tidak layak lagi untuk ukuran ikan sebesar
itu. Pada tahap pendederan larva, pembenihan ikan nila bisa dibuat agar menghasilkan benih ikan
yang kelaminnya jantan semua. Para pembudidaya pembesaran lebih memilih benih nila jantan
untuk dibesarkan, atau budidaya nila secara monosex. Karena pertumbuhan ikan jantan lebih
cepat daripada ikan betina.
G. Pendederan benih
Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan untuk
mendapatkan benih ikan yang siap dibudidayakan di tempat pembesaran. Pendederan hendaknya
menggunakan kolam yang lebih luas.Padat tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama
pemeliharaan benih ikan nila pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira sampai ukuran
benih 10-12 cm. Pakan untuk pendederan menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%.
Jumlah pakan yang diperlukan 3% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali
sehari. Namun tidak menutup kemungkinan ukuran benih yang dikehendaki pasar lebih besar
dari itu. Apabila demikian, lakukan tahap pendederan tahap ke-2 hingga ukuran benih sesuai
dengan permintaan pasar. Selanjutnya, hasil pembenihan ikan nila siap untuk dibesarkan di
kolam budidaya pembesaran ikan nila.
Setelah menebar benih ikan nila pada kolam, kini waktunya kita melakukan pemeliharaan pada
ikan nila. Ada beberapa hal penting yang harus di lakukan dalam budidaya ikan nila yakni,
teknik pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian penyakit pada ikan nila.
1. Pengelolaan Air
Pengelolaan air merupakan hal yang paling penting untuk menjaga kualitas air. Kualiatas air bisa
di lihat dari kandungan Oksigen dan pH air.mJika kadar oksigen pada kolam ikan nila mulai
menurun, maka kita bisa memperderas sirkulasi air dengan memperbesar debit air pada kolam.
Kita bisa memberikan Suplemen Organik Cair Spesialis Ikan GDM yang berfungsi untuk
menjaga kualitas air, karena bakteri yang terkandung dalam SOC GDM dapat mengurai sisa
pakan yang mengendap pada kolam, sehingga dapat menekan kadar amoniak dan gas H2S.
1. Ikan lele dapa hidup pada suhu 20*C dengan suhu optimal antara 25-28*C. Adapun
untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30*C dan untuk pemijahan
24-28*C.
2. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup sekalipun
kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2 (oksigen)
3. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau
mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
4. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan
alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup,
seperti eceng gondok.
6. mempunyai pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50
ppm, turbidity (kekeruhan)bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan o2 optimal pada
range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak,
dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter
Pertama, kita harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele. Harga terpal di
pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika kita ingin membuat kolam ukuran 10×5
meter, berarti hanya mengeluarkan biaya Rp.450.000.
Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk para pemula,
sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami kegagalan
tidak mengalami kerugian besar.
Ada dua jenis dasar kolam yang bisa dipilih, yaitu dasar kolam dengan menggali tanah
dan di permukaan tanah. Sebaiknya, kita memakai dasar kolam dengan menggali tanah
agar tidak mengalami kesulitan ketika pemberian pakan.
Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah hasil galian di
bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam tidak mudah jebol.
Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun di atas
tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut kolam, gunakan
potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.
D. Memilih Benih
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Kita harus pilih benih ikan lele
untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, kita
memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.Kemudian,
perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas berikut :
Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya.
Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan
sungut berseri (tidak pucat).
Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung
atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.
E. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih
dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi
penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan
wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada
benih.Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter
persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung.
Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan
bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam
berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
F. Pemeliharaan Benih
3. Pengelolaan air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan
hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan
sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia
atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau
busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi
pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam
pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.
G. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang,
ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan
mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air
atau memasang pagar di sekeliling kolam.Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari
protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang
mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan
ekor.Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air,
mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada
kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti
kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.