Anda di halaman 1dari 19

Tugas Portofolio

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Pelajaran Biologi
Kelas XII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021

Tanggal Penugasan:
Jumat, 13 November 2020

Disusun oleh :
Hilma Nuralifah NIS.
XII IPA 1

SMA Negeri Tanjungsari


Jln. Raya Tanjungsari No. 404 Gudang, Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat
45362
Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Gregor Johann Mendel atau biasa dikenal Mendel, merupakan bapak


genetika dunia. Penelitian pertama Mendel dimulai saat menyilangkan kacang
ercis dengan beberapa perbedaan mendasar, seperti warna dan bentuk. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan, Mendel menemukan sifat-sifat menyimpang
dari persilangan yang seharusnya. Lalu, penyimpangan ini dikenal sebagai
penyimpangan semu hukum Mendel.

Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan yang


menghasilkan rasio fenotip yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendel. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotip yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Penyimpangan semu hukum Mendel terjadi karena adanya 2 pasangan gen atau
lebih saling mempengaruhi pada saat pembentukan fenotip (keturunan).

1. Atavisme

Penyimpangan semu hukum Mendel yang pertama adalah atavisme.


Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan
dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Atavisme ini dapat ditemukan
pada tipe jengger atau pial ayam. Terdapat empat tipe jengger ayam, yaitu rose
(R-pp), pea (rrP-), walnut (R-P-), dan bilah/single (rrpp). Adapun bentuk
persilangan atavisme dapat dilihat sebagai berikut.

Ayam jantan berjengger rose homozigot disilangkan dengan ayam betina


berjengger pea homozigot. Dari hasil persilangan tersebut, ternyata diperoleh
bahwa seluruh F1 berjengger walnut. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
kemungkinan perbandingan F2-nya:
2. Polimeri

Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling


menambah). Polimeri terjadi akibat adanya interaksi antara dua gen atau lebih,
sehingga disebut juga sifat gen ganda. Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi
untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama. Contoh polimeri
adalah sebagai berikut.

Gandum bersekam merah tua disilangkan dengan gandum bersekam putih.


Seluruh keturunan F1 bersekam merah sedang. Jika F1 disilangkan dengan
sesamanya, perbandingan fenotipe F2-nya:
3. Kriptomeri

Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak


berpasangan dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut
berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Tetapi, jika gen
dominan tersebut berhasil berinteraksi dengan gen dominan lainnya, akan
muncul sifat gen dominan yang sebelumnya tersembunyi. Contoh kasus
kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga Linaria
maroccana memiliki 4 gen, yaitu: A = terbentuk pigmen antosianin

a = tidak terbentuk pigmen antosianin

B = protoplasma basa

b = protoplasma asam

Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana


berwarna merah dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai
berikut:
Rasio fenotip F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

Pada persilangan pertama, diperoleh F1 adalah bunga berwarna ungu.


Hal tersebut terjadi karena:

 Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya


Squad, gen A mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung gen
antosianin, gen B lingkungan basa, dan gen b lingkungan asam.
 Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan asam,
sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan AAbb/Aabb. Jika di
dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan terbentuk warna
putih tanpa adanya pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna
putih disimbolkan dengan aaBB/aaBb/aabb.
 Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB)
disilangkan, gen dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang lain,
begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan tersebut akan
tersembunyi dan F1 menghasilkan warna ungu. Warna ungu ini berasal dari
pigmen antosianin yang berada pada lingkungan yang bersifat basa

4. Epistasis - Hipostasis

Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan


akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis.
Epistasis dibagi menjadi empat jenis, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif,
epistasis gen dominan rangkap, dan epistasis gen rangkap dengan efek
kumulatif. Salah satu contohnya, berikut ini disajikan epistasis resesif.

Tikus berambut hitam disilangkan dengan tikus berambut putih. Rambut


hitam ditentukan oleh gen B, sedangkan rambut putih ditentukan oleh gen
resesif bb. Gen bb bersifat epistasis terhadap gen G yang mengendalikan warna
abu-abu dan alel g. Ternyata, F1 seluruhnya berambut abu-abu. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya.
5. Gen Komplementer

Penyimpangan semu hukum Mendel yang terakhir adalah komplementer.


Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda
yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah
satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud pun tidak akan muncul. Gen
komplementer ini dapat ditemukan pada bunga Lathyrus odoratus, di mana gen
C merupakan penghasil pigmen antosianin, sedangkan gen P penghasil enzim
untuk mengaktifkan antosianin.

Saat dua bunga Lathyrus odoratus berbunga putih disilangkan, seluruh F1


berbunga ungu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe
F2 keturunannya:
Terdapat beberapa ciri yang menandai adanya penyimpangan semu hukm
mendel, yaitu: Rasio fenotip yang dihasilkan berbeda dengan hukum Mendel,
Adanya sifat-sifat tertentu pada gen yang menyebabkan perbedaan hasil pada
fillial 2, Adanya interaksi antar gen.

Penyimpangan Semu dalam Hukum Mendel, dibagi menjadi lima macam,


yaitu: atavisme (interaksi gen), kriptomeri, polimeri, epistasis dan hipostasis,
dan gen komplementer.
Daftar Pustaka

Safitri, Ririn. 2016. Biologi peminatan matematika dan ilmu alam.


Surakarta.Mediatama.

https://biologimediacentre.com/penyimpangan-semu-hukum-mendel/

https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-penyimpangan-semu-hukum-mendel

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/atavisme-dan-penyimpangan-semu-
hukum-mendel-4549/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/penyimpangan-hukum-mendel-
kelas-12/
Kegiatan 5.5

Judul Kegiatan : Membuat Persilangan Interaksi Gen Menggunakan Baling


Baling Genetika

Jenis Kegiatan : Kerja Kelompok

Tujuan Kegiatan :

1) Peserta didik dapat menjelaskan interaksi gen/penyimpangan semu


hukum Mendel dengan benar.

2) Peserta didik dapat membuat persilangan interaksi gen menggunakan baling-


baling genetika dengan benar.

Langkah Kegiatan :

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa!


2. Bacalah lagi materi tentang penyimpangan semu Hukum Mendel di atas!
3. Untuk mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpangan semu
Hukum Mendel, bertanyalah kepada gurumu!
4. Lakukan cara kerja berikut!
a. Buatlah 2 buah baling-baling seperti gambar berikut.

RP RP

Rp o rP Rp o rP

rp rp

Huruf-huruf yang terdapat pada kotak-kotak tersebut diasumsikan


sebagai gamet-gamet ayam berpial sumpel (walnut), yaitu RP, Rp, rP,
dan rp.
b. Putarlah kedua baling-baling bersamaan. Kemudian hentikan secara
acak.
c. Catatlah gamet-gamet yang bertemu (berhadapan). Misal seperti
gambar di atas, gamet yang bertemu adalah Rp - rp. Lakukan langkah
nomor 1 dan 2 tersebut paling sedikit 96 kali.
5. Lengkapilah Tabel 5.3 di bawah ini berdasarkan hasil yang kamu peroleh
dari langkah 1 dan 2!

No. Genotipe Fenotipe Ijiran Jumlah


1 RRPP Walnut IIIII IIIII 10
2 RRPp Walnut IIIII IIIII I 11
3 RrPP Walnut IIIII IIII 9
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
4 RrPp Walnut 21
IIIII II
5 RRpp Rose IIIII II 7
6 Rrpp Rose IIIII IIIII 10
7 rrPP Pea IIIII IIIII III 13
8 rrPp Pea IIIII III 8
9 Rrpp Single IIIII II 7

Keterangan :
R-P-= walnut
R-pp = rose
rrP- = pea
rrpp = single
6. Bandingkan frekuensi genotype dan fenotipenya, bandingkan pula
hasilnya dengan perbandingan menurut Mendel!
7. Analisislah hasil pertanyaanmu dengan pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Berapa perbandingan genotipe dan fenotipe F2?
b. Samakah perbandingan tersebut dengan perbandingan menurut
Mendel?
8. Buatlah laporan tertulis hasil eksperimen ini dan kumpulkan kepada bapak
atau ibu gurumu!

Jawaban:
6. Berdasarkan percobaan yang telah saya lakukan diperoleh:

 Fenotipe F2= Walnut : Rose : Pea : Single


Rasio fenotipe F2 = 51 : 17 : 21 : 7
 Genotipe F2= RRPP : RRPp : RrPP : RrPp : RRpp : Rrpp : rrPP : rrPp : rrpp

Rasio genotipe F2 = 10 : 11 : 9 : 21 : 7 : 10 : 13 : 8 : 7

Berdasarkan percobaan yang Mendel lakukan diperoleh:

 Fenotipe F2 = walnut : rose : pea : single


Rasio fenotipe F2 = 9 : 3: 3: 1
 Genotipe F2 = RRPP : RRPp : RrPP : RrPp : RRpp : Rrpp : rrPP : rrPp : rrpp
Rasio fenotipe F2 = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1

7. a. Perbandingan genotipe F2 :

RRPP : RRPp : RrPP : RrPp : RRpp : Rrpp : rrPP : rrPp : rrpp = 10 : 11 : 9 :


21 : 7 : 10 : 13 : 8 : 7

Perbandingan fenotipe F2 :

walnut : rose : pea : single = 51 : 17 : 21 : 7


b. Sama, perbandingan walnut lebih besar daripada rose, pea, dan single. D an
single lebih sedikit dari pea, rose, dan walnut. Perbandingan tersebut
mendekati dengan perbandingan Mendel yang memiliki perbandingan 9 :
3 : 3 : 1.
Kegiatan 5.6

Judul Kegiatan : Mengidentifikasi Peristiwa Persilangan menurut Hukum


Mendel dalam Bidang Pertanian dan Peternakan

Jenis Kegiatan : Kerja Mandiri

Tujuan Kegiatan :

1) Peserta didik dapat menyebutkan contoh manfaat hukum Mendel dalam bidang
pertanian dan peternakan.

2) Peserta didik dapat menggunakan hukum Mendel untuk menyilangkan contoh-


contoh kasus dalam bidang pertanian dan peternakan dengan benar.

Langkah Kegiatan :

1. Pelajarilah lagi contoh-contoh dan cara-cara persilangan Hukum Mendel pada


pelajaran-pelajaran sebelumnya!

2 . Bertanyalah kepada gurumu tentang cara-cara menyilangkan yang benar!

3. Silangkanlah soal-soal di bawah ini!

a. Seorang petani mangga menyilangkan mangga kecil dan manis (bbMM)


dengan mangga besar dan asam (BBmm). Jika diketahui
- B gen mangga besar dominan terhadap b gen mangga kecil.
- M gen mangga manis dominan terhadap m gen mangga asam.
Bagaimanakah persentase peluang mendapatkan mangga besar dan manis
pada F1 dan F2?
b. Tanaman jambu air yang buahnya berwarna merah (MM) disilangkan
dengan tanaman jambu air yang buahnya berwarna hijau (mm)
- Bagaimana fenotipe dan F1?
- Bagaimana perbandingan fenotipe dan genotipe F2?
c. Tanaman jagung berbiji orange dan padat (OOKK) disilangkan dengan
tanaman jagung berbiji putih dan jarang (ookk). Bagaimana genotype
turunan pertamanya?
d. Bebek berbulu coklat dengan telur sedikit (CCtt) disilangkan dengan
bebek berbulu putih dengan telur banyak (ccTT).
- Bagaimana fenotipe dan genotipe F1?
- Bagaimana kemungkinan fenotipe dan genotipe F2?
- Bebek dengan fenotipe dan genotype bagaimana yang pantas
dijadikan bibit unggul?
e. Tentukan perbandingan F2 pada persilangan ayam Silky Putih dan ayam
Dorking Putih, apabila genotipe ayam Silky Putih = AAbb dan ayam
Dorking Putih = aaBB. Gen A menyebabkan timbulnya warna, aa
menekan sifat B, sedangkan Gen B menimbulkan Warna dan bb menekan
sifat A.
4. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan!
5. Presentasikan hasil kegiatanmu di depan kelas!

Jawaban:

a. Persilangan mangga kecil dan manis (bbMM) dengan mangga besar dan asam
(BBmm).
P1 : kecil manis x besar asam

bbMM x BBmm

Gamet : bM Bm

F1 : BbMm ( fenotipe besar manis 100%)

P2 : BbMm x BbMm

Gamet : BM BM

Bm Bm

bM bM
bm bm

F2 :

BM Bm bM bm
BM BBMM BBMm BbMM BbMm
Bm BBMm BBmm BbMm Bbmm
bM BbMM BbMm bbMM bbMm
bm BbMm Bbmm bbMm bbmm

Pada F2 diperoleh macam fenotipe:

Besar manis : 9 (56,25%)

Besar asam : 3 (18,75%)

Kecil manis : 3 (18,75%)

Kecil asam : 1 (6,25%)

Rasio fenotipe F2 = 9 : 3 : 3 : 1

Jadi, persentasi peluang mendapatkan mangga besar dan manis pada F1


adalah 100% dan pada F2 sebesar 56,25%

b. Persilangan tanaman jambu air yang buahnya berwarna merah (MM)


disilangkan dengan tanaman jambu air yang buahnya berwarna hijau (mm).
P1 : jambu air merah x jambu air hijau

MM x mm

Gamet : M m

F1 : Mm ( Merah 100%)

P2 : Mm x Mm

Gamet : M M
m m

F2 :

M m
M MM Mm
m Mm mm

Rasio fenotipe F2 = Merah : Hijau = 3 : 1

Rasio genotipe F2 = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

Jadi fenotipe pada F1 merah dengan genotipe Mm dan fenotipe pada F 2 adalah
merah : hijau = 3 : 1 dan genotipe F2 adalah MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

c. Persilangan tanaman jagung berbiji orange dan padat (OOKK) disilangkan


dengan tanaman jagung berbiji putih dan jarang (ookk).
P1 : orange padat x putih jarang

OOKK x ookk

Gamet : OK ok

F1 : OoKk ( fenotipe orange padat 100%)

Jadi, genotipe turunan pertamanya adalah OoKk (orange padat 100%)

d. Persilangan bebek berbulu coklat dengan telur sedikit (CCtt) disilangkan


dengan bebek berbulu putih dengan telur banyak (ccTT).
P1 : coklat sedikit x putih banyak

CCtt x ccTT

Gamet : Ct cT

F1 : CcTt ( fenotipe bulu coklat telur banyak 100%)


P2 : CcTt x CcTt

Gamet : CT CT

Ct Ct

cT cT

ct ct

F2 :

CT Ct cT ct
CT CCTT CCTt CcTT CcTt
Ct CCTt CCtt CcTt Cctt
cT CcTT CcTt ccTT ccTt
ct CcTt Cctt ccTt cctt

Pada F2 diperoleh macam fenotipe:

Coklat banyak : 9 (56,25%)

Coklat sedikit : 3 (18,75%)

Putih banyak : 3 (18,75%)

Putih sedikit : 1 (6,25%)

Jadi, rasio fenotipe F2 = 9 : 3 : 3 : 1

Salah satu sifat unggul pada hewan adalah hasil produksinya berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, maka bebek yang bias dijadikan bibit unggul adalah
bebek yang menghasilkan keturunan 100% bebek telur banyak, TT homogen.

Fenotipe : bebek bulu coklat telur banyak dan bebek bulu putih telur banyak.

Genotipe : CCTT, CcTT, dan ccTT

e. Persilangan ayam Silky Putih dan ayam Dorking Putih, apabila genotipe
ayam Silky Putih = AAbb dan ayam Dorking Putih = aaBB.
P1 : silky putih x dorking putih

AAbb x aaBB

Gamet : Ab aB

F1 : AaBb (warna 100%)

P2 : AaBb x AaBb

Gamet : AB AB

Ab Ab

aB aB

ab ab

F2 :

AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ab AaBb Aabb aaBb aabb

Pada F2 diperoleh macam fenotipnya

A_B_ (warna) : 9 = 56,25%

A_bb (putih) : 3 = 18,75%

aaB_ (putih) : 3 = 18,75%

aabb (putih) : 1 = 6,25%

Sehingga perbandingan genotipenya adalah A_B_ : A_bb : aaB_ : aabb =

9 : 3 : 3 : 1 sedangkan fenotipenya warna : putih = 9 : 7.


Kesimpulannya, hukum Mendel dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian dan
peternakan. Pada bidang pertanian, contohnya persilangan mangga kecil dan
manis dengan mangga besar dan asam, persilangan tanaman jambu air yang
buahnya berwarna merah dengan tanaman jambu air yang buahnya berwarna
hijau, dan persilangan tanaman jagung berbiji orange dan padat disilangkan
dengan tanaman jagung berbiji putih dan jarang. Pada bidang peternakan
contohnya, Persilangan bebek berbulu coklat dengan telur sedikit disilangkan
dengan bebek berbulu putih dengan telur banyak dan persilangan ayam Silky
Putih dan ayam Dorking Putih.

Anda mungkin juga menyukai