Anda di halaman 1dari 17

HUKUM BISNIS TENTANG PELANGGARAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh

M. Halim Nanda Pratama


14210002
Universitas Bandar Lampung

Abstrak

Masalah perlindungan konsumen semakin gencar dibicarakan. Permasalahan ini tidak akan
pernah habis dan akan selalu menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Selama masih
banyak konsumen yang dirugikan, masalahnya tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu,
masalah perlindungan konsumen perlu diperhatikan. Hak konsumen yang diabaikan oleh
pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas
saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk barang/pelayanan jasa yang
dipasarkankepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran
barang secara langsung.

Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumen hanya
akan menjadi objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa
disadari, konsumen menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya. Permasalahan
yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar bagaimana memilih barang, tetapi jauh lebih
kompleks dari itu yang menyangkut pada kesadaran semua pihak, baik pengusaha,
pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang pentingnya perlindungan konsumen.
Pengusaha menyadari bahwa mereka harus menghargai hak-hak konsumen, memproduksi
barang dan jasa yang berkualitas, aman untuk digunakan atau dikonsumsi, mengikuti
standar yang berlaku, dengan harga yang sesuai. Pemerintah menyadari bahwa diperlukan
undang-undang serta peraturan-peraturan disegala sektor yang berkaitan dengan
berpindahnya barang dan jasa dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas
untuk mengawasi berjalannya peraturan serta undang-undang tersebut dengan baik.

Tujuan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen yang


direncanakan adalah untuk meningakatkan martabat dan kesadaran konsumen, dan secara
tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya
dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang perlu disadari oleh konsumen adalah mereka
mempunyai hak yang dilindungi oleh undang-undang perlindungan konsumen sehingga
dapat melakukan sasial kontrol terhadap perbuatan dan perilaku pengusaha dan
pemerintah. Dengan lahirnya undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen diharapkan upaya perlindungan konsumen di indonesia dapat lebih diperhatikan.

PENDAHULUAN baik melalui promosi, iklan, maupun


Kondisi konsumen yang banyak penawaran barang secara langsung.
dirugikan memerlukan peningkatan upaya Jika tidak berhati-hati dalam memilih
untuk melindunginya, sehingga hak- produk barang/jasa yang diinginkan,
haknya dapat ditegakkan. Namun di sisi konsumen hanya akan menjadi objek
lain, perlindungan tersebut harus juga eksploitas dari pelaku usaha yang tidak
melindungi eksistensi produsen yang bertanggung jawab. Tanpa disadari,
sangat esensial dalam perekonomian konsumen menerima begitu saja
negara. Oleh karena itu, diperlukan barang/jasa yang dikonsumsinya.
perundang-undangan yang dapat
melindungi kedua belah pihak.
PEMBAHASAN
Permasalahan perlindungan
2.1 DEFINISI KONSUMEN
konsumen ini tidak akan pernah habis dan
Konsumsi, dari bahasa Belanda
akan selalu menjadi bahan perbincangan
consumptie, ialah suatu kegiatan yang
di masyarakat. Selama masih banyak
bertujuan mengurangi atau menghabiskan
konsumen yang dirugikan, masalahnya
daya guna suatu benda, baik berupa
tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu,
barang maupun jasa, untuk memenuhi
masalah perlindungan konsumen perlu
kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
diperhatikan.
Konsumen adalah setiap orang pemakai
Hak konsumen yang diabaikan oleh barang dan atau jasa yang tersedia dalam
pelaku usaha perlu dicermati secara masyarakat, baik bagi kepentingan diri
seksama. Pada era globalisasi dan sendiri, keluarga, orang lain, maupun
perdagangan bebas saat ini, banyak makhluk hidup lain dan tidak untuk
bermunculan berbagai macam produk diperdagangkan. Lebih lanjut, di
barang/pelayanan jasa yang ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen,
dipasarkankepada konsumen di tanah air,
yakni konsumen antara dan konsumen keluarga atau rumah tangganya dan
akhir. Konsumen antara adalahdistributor, tidak untuk diperdagangkan kembali.
agen dan pengecer. Mereka membeli Sedangkan pengertian Konsumen
barang bukan untuk dipakai, melainkan Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU
untuk diperdagangkan Sedangkan PK, “Konsumen adalah setiap orang
pengguna barang adalah konsumen akhir. pemakai barang dan/atau jasa yang
Pengertian Konsumen tersedia dalam masyarakat, baik bagi
menurut Philip Kotler (2000) dalam kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
bukunya Prinsiples Of Marketing adalah lain, maupun makhluk hidup
semua individu dan rumah tangga yang lain.dan.tidak.untuk.diperdagangkan.”
membeli atau memperoleh barang atau Jadi, Konsumen ialah orang yang
jasa untuk dikonsumsi pribadi. memakai barang atau jasa guna untuk
Pengertian Konsumen Menurut UU memenuhi keperluan dan kebutuhannya.
Perlindungan Konsumen sesungguhnya Dalam ilmu ekonomi dapat
dapat terbagi dalam tiga bagian, terdiri dikelompokkan pada golongan besar
atas: suatu rumah tangga yaitu golongan
1. Konsumen dalam arti umum, yaitu Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan
pemakai, pengguna dan/atau golongan Rumah Tangga Produksi (RTP).
pemanfaat barang dan/atau jasa
2.2 HUKUM PERLINDUNGAN
untuk tujuan tertentu.
KONSUMEN
2. Konsumen antara, yaitu pemakai,
Perlindungan konsumen adalah
pengguna dan/atau pemanfaat barang
perangkat yang diciptakan untuk
dan/atau jasa untuk diproduksi
melindungi dan terpenuhinya hak sebagai
(produsen) menjadi barang /jasa lain
contoh para penjual diwajibkan
atau untuk memperdagangkannya
menunjukka tanda harga sebagai tanda
(distributor), dengan tujuan komersial.
pemberitahuan kepada konsumen.
Konsumen antara ini sama dengan
Dengan kata lain, segala upaya yang
pelaku usaha; dan
menjamin adanya kepastian hukum untuk
3. Konsumen akhir, yaitu pemakai,
memberi perlindungan kepada konsumen.
pengguna dan/atau pemanfaat barang
dan/atau jasa konsumen untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri,
Di Indonesia, dasar hukum yang /DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman
menjadikan seorang konsumen dapat Pelayanan Pengaduan Konsumen.
mengajukan perlindungan adalah: Menurut Undang- undang no.8 tahun

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 1999 tentang Perlindungan Konsumen:

ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 Pasal 1 butir 1,2 dan 3:

ayat (1), Pasal 27 , dan Pasal 33. 1. Perlindungan Konsumen adalah segala

2. Undang Undang No. 8 Tahun 1999 upaya yang menjamin adanya

Tentang Perlindungan Konsumen kepastian hukum untuk memberi

(Lembaran Negara Republik Indonesia perlindungan kepada konsumen.

tahun 1999 No. 42 Tambahan 2. Konsumen adalah setiap orang

lembaran Negara Republik Indonesia pemakai barang dan atau jasa yang

No. 3821. tersedia dalam masyarakat, baik bagi

3. Undang Undang No. 5 tahun 1999 kepentingan diri sendiri, keluarga,

Tentang Larangan Praktek Monopoli orang lain maupun makhluk hidup lain

dan Persaingan Usaha Usaha Tidak dan tidak untuk diperdagangkan

Sehat. 3. Pelaku usaha adalah setiap orang

4. Undang Undang No. 30 Tahun 1999 perseorangan taua badan usaha, baik

Tentang Arbritase dan Alternatif yang berbentuk badan hukum maupun

Penyelesian Sengketa. buka badan hukum yang didirikan dan

5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun berkedudukan atau melakukan

2001 tentang Pembinaan Pengawasan kegiatan dalam wilayah hukum negara

dan Penyelenggaraan Perlindungan Republik Indonesia, baik sendiri

Konsumen. maupun bersama- sama melalui

6. Surat Edaran Dirjen Perdagangan perjanjian menyelenggaraka kegiatan

Dalam Negeri No. usaha dalam berbagai bidang

235/DJPDN/VII/2001 Tentang ekonomi.

Penangan pengaduan konsumen yang


ditujukan kepada Seluruh dinas Indag 2.3 TUJUAN PERLINDUNGAN

Prop/Kab/Kota. KONSUMEN

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Dari uraian diatas kami akan

Perdagangan Dalam Negeri No. 795 menjelaskan alasan kenapa begitu


pentingnya hukum perlindungan
konsumen ini, seperti dalam UU 2.4 PRINSIP DAN ASAS-ASAS HUKUM
Perlindungan Konsumen Pasal 3, PERLINDUNGAN KONSUMEN
disebutkan bahwa tujuan perlindungan 2.4.1 Prinsip- Prinsip Hukum
konsumen adalah sebagai berikut. Perlindungan Konsumen
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan 1. Let The Buyer Beware
dan kemandirian konsumen untuk 1. Pelaku Usaha kedudukannya seimbang
melindungi diri; dengan konsumen sehingga tidak
2. Mengangkat harkat dan martabat perlu proteksi.
konsumen dengan cara 2. Konsumen diminta untuk berhati hati
menghindarkannya dari ekses negatif dan bertanggung jawab sendiri.
pemakaian barang dan / atau jasa; 3. Konsumen tidak mendapatkan akses
3. Meningkatkan pemberdayaan informasi karena pelaku usaha tidak
konsumen dalam memilih, terbuka.
menentukan, dan menuntut hak- 4. Dalam UUPK Caveat Emptor berubah
haknya sebagai konsumen; menjadi caveat venditor.
4. Menciptakan sistem perlindungan
konsumen yang mengandung unsur 2. The due Care Theory
kepastian hukum dan keterbukaan 1. Pelaku usaha mempunyai kewajiban
informasi serta akses untuk untuk berhati hati dalam
mendapatkan informasi; memasyarakatkan produk, baik barang
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku maupun jasa. Selama berhati hati ia
usaha mengenai pentingnya tidak dapat dipersalahkan.
perlindungan konsumen sehingga 2. Pasal 1865 Kuhperdata secara tegas
tumbuh sikap yang jujur dan menyatakan, barangsiapa yang
bertanggung jawab dalam berusaha; mengendalikan mempunyai suatu hak
6. Meningkatkan kualitas barang atau untuk meneguhkan haknya atau
dan/atau jasa yang, menjamin membantah hak orang lain, atau
kelangsungan usaha produksi barang menunjuk pada suatu peristirwa, maka
dan/atau jasa, kesehatan, ia diwajibkan membuktikan adanya
kenyamanan, keamanan, dan hak atau peristirwa tersebut.
keselamatan konsumen. 3. Kelemahan beban berat konsumen
dalam membuktikan.
3. The Privity of Contract kepentingankonsumen dan pelau usaha
1. Prinsip ini menyatakan, pelaku usaha secara keseluruhan.
mempunyai kewajiban untuk 2. Asas keadilan
melindungi konsumen, tetapi hal itu Asas ini dimaksudkan agar
baru dapat dilakukan jika diantara partisipasi seluruh rakyat bias diwujudkan
mereka telah terjalin suatu hubungan secara maksimal dan memberikan
kontraktual. Pelaku usaha tidak dapat kesempatan kepada konsumen dan
disalahkan atas hal hal diluar yang pelaku usaha untuk memperoleh
diperjanjikan. haknyadan melaksanakan kewajibannya
2. Fenomena kontrak kontrak standar secara adil.
yang bantak beredar di masyarakat 3. Asas keseimbangan
merupakan petunjuk yang jelas betapa Asas ini dimaksudkan
tidak berdayanya konsumen untuk memberikan keseimbangan antara
menghadapi dominasi pelaku usaha. kepentingan konsumen, pelaku usaha,
dan pemerintah dalam arti material
4. Kontrak bukan Syarat maupun spiritual.
Prinsip ini tidak mungkin lagi
dipertahankan, jadi kontrak bukan lagi 4. Asas keamanan dan keselamatan
merupakan syarat untuk menetapkan konsumen
eksistensi suatu huungan hukum . Asas ini dimaksudkan untuk
2.4.2 Asas Perlindungan Konsumen memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam
Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen
penggunaan, pemakaian, dan
pasal 2, ada lima asas perlindungan
pemanfaatan barang/jasa yang
konsumen.
dikonsumsi atau digunakan.
1. Asas manfaat
5. Asas kepastian hukum
Maksud asas ini adalah untuk
Asas ini dimaksudkan agar baik
mengamanatkan bahwa segala upaya
pelaku usaha maupun konsumen menaati
dalam penyelenggaraan perlindungan
hukum dan memperoleh keadilan dalam
konsumen harus memberikan manfaat
penyelenggaraan perlindungan
sebesar- besarnya bagi
konsumen, serta Negara menjamin
kepastian hukum.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan
2.5 HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN
keselamatan dalam mengkonsumsi barang
2.5.1 Hak-hak Konsumen
dan/atau jasa;
Sebagai pemakai barang/jasa,
2. Hak untuk memilih barang dan/atau
konsumen memiliki sejumlah hak dan
jasa serta mendapatkan barang dan/atau
kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
konsumen sangat penting agar orang bisa
kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
bertindak sebagai konsumen yang kritis
3. Hak atas informasi yang benar, jelas
dan mandiri. Tujuannya, jika adanya
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
tindakan yang tidak adil terhadap dirinya,
barang dan/atau jasa;
ia secara spontan menyadari akan hal itu.
4. Hak untuk didengar pendapat dan
Konsumen kemudian bisa bertindak lebih
keluhannya atas barang dan/atau jasa
jauh untuk memperjuangkan hak-haknya.
yang digunakan;
Dengan kata lain, ia tidak hanya tinggal
5. Hak untuk mendapatkan advokasi,
diam saja ketika menyadari bahwa hak-
perlindungan dan upaya penyelesaian
haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha.
sengketa perlindungan konsumen secara
J.F Kennedy menentukan ada empat Hak patut;
Dasar konsumen, adalah sebagai berikut: 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan
a. Hak memperoleh keamanan (the tight pendidikan konsumen;
to safety); 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani
b. Hak memilih (the right to choose); secara benar dan jujur serta tidak
c. Hak mendapat informasi (the right to be diskriminatif;
informed); 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi,
d. Hak untuk didengar (the right to be ganti rugi/penggantian, apabila barang
heard). dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
Adapun sesuai Hak konsumen dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 UU mestinya;
No. 8 Tahun 1999 Undang-undang 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan
Perlindungan Konsumen (UUPK), Hak-hak peraturan perundang-undangan lainnya.
Konsumen adalah : Hak- hak konsumen yang dipandang
sebagai jalan masuk yang tepat dalam
masalah etis seputar konsumen sangat
2.6.1 Hak Produsen (pelaku
diperlukan.
usaha/wirausahawan)
2.5.2 Kewajiban Konsumen Seperti halnya konsumen, pelaku
Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang usaha juga memiliki hak dan kewajiban.
Perlindungan Konsumen, Kewajiban Hak pelaku usaha sebagaimana diatur
Konsumen adalah : dalam Pasal 6 UUPK adalah:
1. Membaca atau mengikuti petunjuk 1. Hak menerima pembayaran yang
informasi dan prosedur pemakaian atau sesuai dengan kesepakatan mengenai
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi kondisi dan nilai tukar barang
keamanan dan keselamatan; dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Beritikad baik dalam melakukan 2. Hak untuk mendapat perlindungan
transaksi pembelian barang dan/atau jasa; hukum dari tindakan konsumen yang
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar beritikad tidak baik.
yang disepakati; 3. Hak untuk melakukan pembelaan diri
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sepatutnya di dalam penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara hukum sengketa konsumen.
patut. 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik
apabila terbukti secara hukum bahwa
2.6 HAK DAN KEWAJIBAN PRODUSEN
kerugian konsumen tidak diakibatkan
TERHADAP KONSUMEN
oleh barang dan/atau jasa yang
Produsen ialah orang yang
diperdagangkan.
menghasilkan barang atau jasa untuk
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan
keperluan konsumen. Barang atau jasa
peraturan perundang-undangan
yang dihasilkan produsen disebut
lainnya.
produksi, sedangkan yang memakai
barang dan jasa disebut konsumen. Dalam
2.6.2 Kewajiban produsen
ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada
1. Beritikad baik dalam kegiatan
golongan besar suatu rumah tangga yaitu
usahanya
golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK),
2. Memberikan informasi yang benar,
dan golongan Rumah Tangga Produksi
jelas dan jujur mengenai kondisi dan
(RTP).
jaminan barang dan/atau jasa serta
memberikan penjelasan, penggunaan, merupakan hak yang akan diterima pelaku
perbaikan dan pemeliharaan usaha.
3. Memperlakukan atau melayani Bila dibandingkan dengan ketentuan
konsumen secara benar dan jujur serta umum di Kitab Undang-Undang Hukum
tidak diskriminatif Perdata, tampak bahwa pengaturan UUPK
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa lebih spesifik. Karena di UUPK pelaku
yang diproduksi dan/atau usaha selain harus melakukan kegiatan
diperdagangkan berdasarkan usaha dengan itikad baik, ia juga harus
ketentuan standar mutu dan/atau jasa mampu menciptakan iklim usaha yang
yang berlaku kondusif, tanpa persaingan yang curang
5. Memberi kesempatan kepada antar pelaku usaha.
konsumen untuk menguji dan/atau
C. Perbuatan yang dilarang dilakukan
mencoba barang dan/atau jasa yang
oleh seorang pelaku usaha
dibuat dan/atau yang diperdagangkan
Pelaku usaha dilarang
6. Memberi kompensasi, ganti rugi,
menawarkan jasa yang tidak memenuhi
dan/atau penggantian atas kerugian
atau tidak sesuai standar yang
akibat penggunaan, pemakaian dan
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
pemanfaatan barang dan/atau jasa
perundang-undangan, tidak sesuai dengan
yang diperdagangkan.
janji yang dinyatakan keterangan, iklan
7. Memberi kompensasi ganti rugi
atau promosi atas penawaran jasa
dan/atau penggantian bila barang
tersebut. Tidak membuat perjanjian atas
dan/atau jasa yang diterima atau
pengikatan jasa tersebut dalam bahasa
dimanfaatkan tidak sesuai dengan
Indonesia sesuai dengan ketentuan
perjanjian.
perundang-undangan yang berlaku. (pasal
8).
Bila diperhatikan dengan seksama,
Pelaku usaha dilarang
tampak bahwa hak dan kewajiban pelaku
menawarkan, mempromosikan,
usaha bertimbal balik dengan hak dan
mengiklankan suatu barang dan atau jasa
kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi
secara tidak benar, dan atau seolah-olah
konsumen adalah kewajiban yang harus
secara langsung atau tidak langsung
dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian
pula dengan kewajiban konsumen
merendahkan barang dan atau jasa lain D. Tanggung Jawab Produsen terhadap
(pasal 9). Konsumen
Pelaku usaha dalam menawarkan Pasal 19
barang dan/atau jasa yang ditujukan 1. Pelaku usaha bertanggung jawab
untuk diperdagangkan dilarang memberikan ganti rugi atas
menawarkan, mempromosikan, kerusakan, pencemaran, dan/atau
mengiklankan atau membuat pernyataan kerugian konsumen akibat
yang tidak benar atau menyesatkan mengkonsumsi barang dan/atau jasa
mengenai (Pasal 10) yang dihasilkan atau
Pelaku usaha dilarang diperdagangkan.
menawarkan, mempromosikan, atau 2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud
mengiklankan suatu barang dan atau jasa pada ayat 1 dapat berupa
dengan cara menjanjikan pemberian pengembalian uang atau
hadiah berupa barang dan atau jasa lain penggantian barang dan/atau jasa
secara cuma-cuma dengan maksud tidak yang sejenis atau setara nilainya,
memberikannya atau memberikan tidak atau perawatan kesehatan dan/atau
sebagaimana yang dijanjikannya (pasal pemberian santunan yang sesuai
13). dengan ketentuan peraturan
Pelaku usaha dalam menawarkan perundang-undangan yang berlaku.
barang dan/atau jasa yang ditujukan 3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan
untuk diperdagangkan dengan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
memberikan hadiah melalui cara undian, setelah tanggal transaksi.
dilarang untuk: 4. Pemberian ganti rugi sebagaimana
a. Tidak melakukan penarikan hadiah dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
setelah batas waktu yang dijanjikan; tidak menghapuskan kemungkinan
b. Mengumumkan hasilnya tidak melalui adanya tuntutan pidana
media massa; berdasarkan pembuktian lebih
c. Memberikan hadiah tidak sesuai lanjut mengenai adanya unsur
dengan yang dijanjikan; kesalahan.
d. Mengganti hadiah yang tidak setara 1. Ketentuan sebagaimana dimaksud
dengan nilai hadiah yang dijanjikan (pasal pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku
14) apabila pelaku usaha dapat
membuktikan bahwa kesalahan lain, maupun makhluk hidup
tersebut merupakan kesalahan lain.dan.tidak.untuk.diperdagangkan.”
konsumen Pengertian Konsumen menurut
Philip Kotler (2000) dalam bukunya
2.7 SENGKETA KONSUMEN Prinsiples Of Marketing adalah semua
Sengketa tidak lepas dari suatu individu dan rumah tangga yang membeli
konflik. Dimana ada sengketa pasti disitu atau memperoleh barang atau jasa untuk
ada konflik. Begitu banya konflik dalam dikonsumsi pribadi.
kehidupan sehari-hari. Entah konflik kecil Undang-Undang Nomor 8 Tahun
ringan bahkan konflik yang besar dan 1999 tentang Perlindungan Konsumen
berat. Hal ini dialami oleh semua tidak memberikan batasan apakah yang
kalangan. Karena hidup ini tidak lepas dari dimaksud dengan sengketa konsumen.
permasalahan. Definisi ”sengketa konsumen” dijumpai
Sengketa menurut Kamus Besar pada Peraturan Menteri Perindustrian dan
Bahasa Indonesia berarti pertentangan Perdagangan yaitu Surat Keputusan
atau konflik, Konflik berarti adanya oposisi Nomor: 350/MPP/Kep/12/2001 tanggal
atau pertentangan antara orang-orang, 10 Desember 2001, dimana yang
kelompok-kelompok, atau organisasi- dimaksud dengan sengketa konsumen
organisasi terhadap satu objek adalah:
permasalahan. Sedangkan menurut Ali “sengketa antara pelaku usaha
Achmad sengketa adalah pertentangan dengan konsumen yang menutut ganti
antara dua pihak atau lebih yang berawal rugi atas kerusakan, pencemaran dan
dari persepsi yang berbeda tentang suatu atau yang menderita kerugian akibat
kepentingan atau hak milik yang dapat mengkonsumsi barang atau
menimbulkan akibat hukum bagi memanfaatkan jasa.”
keduanya.Sedangkan pengertian Jadi, sengketa konsumen
Konsumen Menurut pengertian Pasal 1 adalah sengketa antara pelaku usaha
angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap dengan konsumen yang menutut ganti
orang pemakai barang dan/atau jasa yang rugi atas kerusakan, pencemaran dan atau
tersedia dalam masyarakat, baik bagi yang menderita kerugian akibat
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang mengkonsumsi barang atau
memanfaatkan jasad.
Melalui pasal 45 ayat (1) ini dapat 2.8.2 Sanksi Administrasi\
diketahui bahwa untuk menyelesaikan Maksimal Rp. 200.000.000 (dua ratus juta
sengketa konsumen , terdapat dua pilihan rupiah), melalui BPSK jika melanggar Pasal
yaitu : 19 ayat (2) dan (3), 20, 25
Melalui lembaga yang bertugas 2.8.3 Sanksi Pidana
menyelesaikan sengketa antara konsumen 1. Penjara, 5 tahun, atau denda Rp.
dan pelaku usaha, atau melalui 2.000.000.000 (dua milyar rupiah)
peradilan yang berada di lingkungan (Pasal 8, 9, 10, 13 ayat (2), 15, 17 ayat
peradilan umum. (1) huruf a, b, c, dan e dan Pasal 18
Alternatif penyelesaian sengketa dapat 2. Penjara, 2 tahun, atau denda
dilakukan dengan cara berikut : Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
1. Konsultasi (Pasal 11, 12, 13 ayat (1), 14, 16 dan 17
2. Negosiasi ayat (1) huruf d dan f
3. Mediasi 3. Ketentuan pidana lain (di luar Undang-
4. Konsialisasi undang No. 8 Tahun. 1999 tentang
5. Penilaian ahli Perlindungan Konsumen) jika
konsumen luka berat, sakit berat, cacat
2.8 SANKSI-SANKSI tetap atau kematian
2.8.1 Sanksi Perdata Hukuman tambahan , antara lain :
1. Pengumuman keputusan Hakim
Ganti rugi dalam bentuk :
2. Pencabuttan izin usaha;
1. Pengembalian uang
3. Dilarang memperdagangkan
2. Penggantian barang
barang dan jasa ;
3. Perawatan kesehatan
4. Wajib menarik dari peredaran
4. Pemberian santunan
barang dan jasa;
5. Ganti rugi diberikan dalam tenggang
5. Hasil Pengawasan disebarluaskan
waktu 7 hari setelah tanggal
kepada masyarakat .
transaksi.
ANALISIS KASUS HUKUM dijual lagi keesokan harinya, sehingga
PERLINDUNGAN KONSUMEN ongkos produksi juga bisa ditekan.
Perlindungan Konsumen di Bidang Konsumen yang telah membayar
Pangan sejumlah uang untuk mendapatkan
Contoh kasus pelanggaran UU produk yang dijual oleh pelaku usaha
Perlindungan konsumen di bidang pangan. tersebut malah dicurangi. Konsumen tidak
Kasus di bidang pangan ini adalah kasus mendapatkan kualitas produk yang sesuai
yang paling mengkhawatirkan dengan yang diinginkannya. Tetapi justru
masyarakat. Kasus tersebut adalah kasus – membahayakan kesehatan mereka di
kasus tentang masalah penyalahgunaan kemudian hari. Kasus seperti ini jelas telah
zat-zat berbahaya pada produk pangan melanggar UU Perlindungan konsumen. Di
ataupun bahan yang diperbolehkan untuk dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 4
digunakan tetapi penggunaannya oleh point ke 3 disebutkan salah satu hak
sang pelaku usaha dalam produk pangan konsumen yaitu “hak atas informasi yang
melebihi batas yang telah ditentukan. Zat- benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
zat yang berbahaya diantaranya formalin, dan jaminan barang dan/atau jasa”.
boraks, rhodamin – B, Metanil Yellow dan Kasus tersebut jelas sudah
lain sebagainya. Jika zat-zat ini masuk ke bertentangan dengan bunyi pasal tersebut
dalam tubuh konsumen, maka akan tentang hak konsumen. Hak konsumen
menimbulkan efek yang berbahaya bagi
telah diabaikan. Konsumen tidak
tubuh dalam jangka panjang karena zat- mendapatkan informasi yang jujur dari
zat tersebut telah terakumulasi dalam pelaku usaha mengenai produk yang
tubuh.Demi menekan ongkos produksi, mereka jual. Para pelaku usaha seolah
para pelaku usaha tega mencampurkan tidak jera dan tetap melakukan hal itu lagi.
zat-zat berbahaya ke dalam produk yang
Bahkan seperti tidak ada tindakan yang
mereka jual agar produknya bisa tahan tegas dari pemerintah untuk menghadapi
lama. Misalnya saja produsen yang para pelaku usaha yang demikian.
menggunakan boraks atau formalin ke
Dalam kasus ini tidak hanya para
dalam produk makanan yang dijualnya
pelaku usaha yang salah. Namun
agar produk tersebut lebih tahan lama.
konsumen juga harus lebih teliti lagi
Kalau produk mereka tahan lama, bisa
dalam membeli suatu barang. Konsumen
harus lebih mengamati produk yang pengetahuan tentang barang dan
dibelinya. Jangan sampai tertipu. Dalam ketentuannya.
membeli suatu barang, konsumen juga Analisis Hukum
harus memperhatikan tanggal kadaluarsa Berdasarkan kasus dan teori diatas
dari produk tersebut. Jangan sampai masih banyak pelaku usaha yang tidak
membeli produk yang telah kadaluarsa. menjalankan kewajibannya dan masih
Namun, sang pelaku usaha juga harus banyak konsumen yang merasa dirugikan
selalu mengontrol produk yang mereka akibat oknum-oknum pelaku usaha yang
jual, jangan sampai ada produk yang telah
tidak bertanggung jawab.
kadaluarsa tetapi masih saja dijual. Jadi, Jika dilihat menurut Undang-
dalam hal ini dibutuhkan peran dari kedua Undang No.8 tahun 1999 tentang
belah pihak.
Perlindungan Konsumen, kasus pelaku
Untuk mengatasi kasus usaha dibidang pangan tersebut
pelanggaran UU Perlindungan Konsumen menyalahi ketentuan. Berikut adalah
dalam bidang pangan tersebut sebaiknya beberapa pasal dalam Undang-Undang
pemerintah sebagai badan yang Perlindungan Konsumen yang dilangar
melakukan pengawasan terhadap oleh pelaku usaha dalam bidang pangan:
penyebaran dan pemasaran barang – 1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
barang yang telah beredar di masyarakat Ayat 1 : “hak atas kenyamanan,
luas, selalu melakukan pengawasan – keamanan, dan keselamatan dalam
pengawasan terhadap para pelaku usaha mengkonsumsi
maupun para distributor yang barang dan/atau jasa”
menyediakan barang. Selain itu, Disini pelaku usaha bidang pangan
diperlukan juga sosialisasi kepada melanggar hak konsumen tersebut. Ini
masyarakat secara terus-menerus. Salah terbukti Berdasarkan penyebab terjadi
satu media yang diperlukan adalah iklan KLB (per-23 Agustus 2006) 37 kasus tidak
layanan masyarakat yang mengajak atau jelas asalnya, 11 kasus disebabkan
mendorong konsumen untuk lebih bijak mikroba dan 8 kasus tidak ada sample.
dalam menentukan pilihan, artinya Pada tahun 2005 KLB yang tidak jelas
konsumen harus memiliki kesadaran dan asalnya (berasal dari umum) sebanyak 95
kasus, tidak ada sample 45 kasus dan
akibat mikroba 30 kasus. Hasil kajian dan pelaku usaha tidak mencantumkan
analisa BPKN juga masih menemukan tanggal kadaluarsa pada makanan
adanya penggunaan bahan terlarang kemasan dan kaleng.
dalam produk makanan Ditemukan 3. Pasal 19
penggunaan bahan-bahan terlarang Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung
seperti bahan pengawet, pewarna, jawab memberikan ganti rugi atas
pemanis dan lainnya yang bukan untuk kerusakan, pencemaran, dan/atau
pangan (seperti rhodamin B dan methanil kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
yellow). barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
Ayat 3 : “Hak atas informasi yang benar, diperdagangkan.”
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana
jaminan barang dan/atau jasa.” dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
Para pelaku usaha bidang pangan pengembalian uang atau penggantian
terutama pada makanan cepat saji seperti barang dan/atau jasa yang sejenis atau
bakso, mie ayam dan lainnya para pelaku setara nilainya, atau perawatan kesehatan
usaha tidak jarang mencantumkan dan/atau pemberian santunan yang sesuai
komposisi makanannya bahkan dengan ketentuan peraturan perundang-
mencampur adukan boraks pada undangan yang berlaku.”
sajiannya, hal ini mempersulit konsumen Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi
dalam mengetahui informasi komposisi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
bahan makanannya. (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.”
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha Hukuman Bagi Para Oknum
adalah : Penyalahgunaan Zat Berbahaya dalam
Ayat 2 : “Memberikan informasi Produk Pangan di Indonesia. Hukuman
yang benar, jelas dan jujur mengenai bagi pelaku usahapun masih terlalu
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa ringan, misalnya yang terbukti bersalah
serta memberi penjelasan penggunaan, hanya divonis penjara 3-6 bulan
perbaikan dan pemeliharaan.” sedangkan dendanya hanya Rp. 200.000,
Pelaku usaha bidang pangan tidak Dasar hukum yang dipakai oleh hakim dan
pernah memberitahu kondisi serta jaksa hanya KUHP atau peraturan daerah.
penjelasan komposisi makanan apa yang Sedangkan dalam UU Perlindungan
terkandung didalamnya. Terkadang juga Konsumen No. 8 tahun 1999 pelanggaran
terhadap kesehatan konsumen dapat golongan Rumah Tangga Produksi
dikenakan hukuman maksimal 5 tahun (RTP).
berikut denda hingga Rp 2 milyar. Perlindungan konsumen adalah
Analisis Etika perangkat yang diciptakan untuk
Bisnis tertentu merusak masyarakat, baik melindungi dan terpenuhinya hak sebagai
dalam kaitannya dengan kesehatan, contoh para penjual diwajibkan
mental, maupun budaya masyarakat. menunjukka tanda harga sebagai tanda
Timbulnya berbagai penyakit yang sangat pemberitahuan kepada konsumen.
dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan Dengan kata lain, segala upaya yang
tidak bisa tidak merupakan tanggung menjamin adanya kepastian hukum untuk
jawab pedagang atau orang bisnis. memberi perlindungan kepada konsumen.
Demikian pula, sampai pada tingkat Oleh karena itu, Sebagai pemakai
tertentu orang bisnis membuat barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah
masyarakat menjadi sangat konsumtif dan hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang
bahkan sampai pada tindakan kriminal hak-hak konsumen sangat penting agar
seperti pencurian, perampokan dan orang bisa bertindak sebagai konsumen
korupsi hanya demi memenuhi kebutuhan yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika
atau permintaan yang dalam banyak hal adanya tindakan yang tidak adil terhadap
tidak begitu diperlukan. Maka, tidak dirinya, ia secara spontan menyadari akan
berlebihan kalau dikatakan bahwa bisnis hal itu. Konsumen kemudian bisa
ikut bertanggung jawab (secara etika) atas bertindak lebih jauh untuk
baik buruknya masyarakat modern ini. memperjuangkan hak-haknya. Dengan
kata lain, ia tidak hanya tinggal diam saja
PENUTUP ketika menyadari bahwa hak-haknya telah
Kesimpulan dilanggar oleh pelaku usaha.
Konsumen ialah orang yang Saran
memakai barang atau jasa guna untuk
1. Semoga masyarakat lebih hati-hati
memenuhi keperluan dan kebutuhannya.
dan teliti dalam melakukan
Dalam ilmu ekonomi dapat
pembelian barang dan jasa
dikelompokkan pada golongan besar
suatu rumah tangga yaitu golongan
Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan
2. Semoga pelaku usaha dapat
bersikap jujur dan
bertanggumhjawab
3. Semoga pemerintah dan penegak
hukum dapat memberikan sanksi
yang dapat menyadarkan para
pelaku usaha yang curang

DAFTAR PUSTAKA

http://ranggiwirasakti.blogspot.com/2012
/11/prinsip-prinsip-dalam-
hukum.html
https://id-
id.facebook.com/notes/mutiara-
hikmah-dari-al-quran-dan-
assunnah/kisah-sahabat-sahabat-
rosululloh-saw-asma-binti-abu-
bakar/292081947489405
http://kusmianto.mhs.narotama.ac.id/201
3/12/23/etika-perlindungan-
konsumen/
http://handayani.staff.gunadarma.ac.id/D
ownloads/files/29660/PERLINDUN
GAN+KONSUMEN.(MAHASISWA).d
oc
http://fadhilhadzamimuhammad.blogspot
.com/2013/06/perlindungan-
konsumen.html
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jur
nalhukumunsrat/article/download
/1261/1029
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/35123/3/Chapter%20ll.pdf

Anda mungkin juga menyukai