PSORIASIS VULGARIS
Oleh:
Yuliana
1911901071
Pembimbing :
Dr. Helga Pasadena, Sp. KK
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : IRT
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
sampai 3 minggu ini, bertambah merah, bersisik, gatal dan bercak tambah
banyak.
kanan, selangkangan, lutut kiri berawal dari siku kanan lalu timbul di
yang lalu.
sama dengan pasien berupa lesi yang sama disiku, lutut dan gatal.
RSUD Dumai.
a. Status Generalis
Tekanan darah :-
Nadi :-
Nafas :-
Tinggi Badan :-
Berat Badan :-
Suhu :-
Kesadaran : Komposmentis
dan selangkangan
b. Status Dermatologis
konfluen, bentuk bulat dan tidak teratur, ukuran lentikular sampai plakat
IV. RESUME
dextra, patella sinistra dan inguinalis di siku kanan, selangkangan, lutut kiri.
Lesi berupa plak eritema, terdapat papul, skuama dan berukuran sekitar 2-5
minggu yang lalu Pasien sedang merawat suaminya di ICU RSUD Dumai.
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Psoriasis
2. Dermatitis numularis
3. Neurodermatitis
4. Tinea Korporis
Vulgaris Numularis
Psoriasis Vulgaris
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
3. Ceterizine 2 x 10mg/hari.
IX. PROGNOSIS
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Pada kasus ini, pasien datang ke RSUD dengan keluhan utama gatal-gatal
lokasi pada cubitalis dextra, patella sinistra dan. Lesi berupa plak eritema
terdapat papul, skuama dan berukuran sekitar 2-5 cm. Karena sering digaruk,
sering menggaruk lesinya. Keluhan dirasakan selama 6 bulan yang ini. Pasien
yang sama dengan pasien berupa lesi yang sama disiku, lutut dan gatal. Pada
warna putih keperakan dengan batas tegas. Letaknya terlokalisir misal di kulit
kepala (skalp), siku, lutut atau menyerang hampir 100% luas tubuhnya,
dapat jadi pencetus. Akibat beberapa obat, misal beta blocker, angiotensin
converting enzyme inhibitors, anti malaria, litium, non steroid anti inflamasi,
gembfibrosil, beberapa antibiotik dan hipersensitivitas terhadap obat
(Jacoeb, 2016).
B. Pemeriksaan Fisik
satu sampai beberapa sentimeter atau papul yang melebar kearah pinggir dan
bergabung beberapa lesi jadi satu.. Terdapat fenomena tetesan lilin, dimana
skuama yang telah digores terlihat lebih putih, seperti lilin yang digores.
Auspitz sign positif dimana terdapat bintik perdarahan jika digores dan
adanya fenomena koebner dimana kulit yang mengalami trauma akan mejadi
sebagian besar diskret dan konfluen, bentuk bulat dan tidak teratur, ukuran
C. Pemeriksaan Penunjang
spesifik:
lapisan basal.
3. Ujung rete ridge berbentuk gada sering bertaut dgn rete ridge disekitarnya.
melebar, berkelok,
7. Infiltrat sel radang limfosit, makrofag, sel dendrit, sel mast disekitar
pembuluh darah.
D. Diagnosis Banding
eritematosa bentuk koin, batas tegas, terbentuk dari papul dan papulovesikel
jadi krusta kekuningan. Pada tepi plak dapat muncul lesi papulovesikular
kecil, kemudian berkonfluens dengan plak sehingga lesi meluas. Diameter
biasanya 1-3cm. Jumlah lesi dapat multipel atau hanya satu dan tersebar pada
ekstremitas bilateral atau simetris dan dapat juga dibadan. Pada fase kronis
2016).
Pada neurodermatitis keluhan berupa gatal sekali, bila timbul malam hari
dapat mengganggu tidur. Bila muncul gatal sulit ditahan untuk tidak digaruk.
Merasa enak bila digaruk dan setelah luka, baru hilang gatalnya untuk
Bentuk lesi dengan batas tegas, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
(Sularsito, 2016).
Gambar 3. Neurodermatitis
Keluhan pasien yaitu gatal, tampakan lesi berupa lesi bulat lonjong, batas
biasanya lebih tenang. Kadang erosi, krusta akibat garukan. Dapat terlihat
sebagai lesi dengan pinggir polisiklik. Bercak biasanya terpisah satu dengan
yang lain.
E. Tatalaksana
Tujuan pengobatan:
epidermis
Topikal Kortikosteroid
pembuluh darah kulit. Tersedia dalam vehikulum beragam yaitu krim, salap,
solusio, bedak, gel, spray dan foam.Retensi sering dilihat dalam pengobatan.
Disebabkan proses takifilaksis. Bila dalam 4-6 minggu lesi tidak membaik,
Kalsipotriol/ Kalsipotrien
Retinoid Topikal
respon asam retinoat pada sisi promoter gan aktivasi (Jacoeb, 2016).
Metotreksat
asam folat jadi kofaktor yang diperlukan , termasuk sintesis DNA. Jadi obat
ini bekerja dengan cara menghambat reduktase asam folat, sintesis purin dan
kali pemberian selang 12 jam. Merupakan obat slow acting dan memerlukan
mengganggu fungsi hati sehingga tidak boleh diberikan pada pasien yang
teratogenik. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui karena
Siklosporin
lengkap, fungsi hati, elektrolit, serum kreatinin, sedimen urin, asam urat, tes
ke 4, minggu ke8, minggu ke 12, dan minggu ke 16. Dosis rendah 2.5-
1mg/kgBB per hari dipakai sebagai terapi awal, maksimum 4mg/kgBB per
hari. Respon makin baik bila dosis lebih tinggi (Jacoeb, 2016).
F. PROGNOSIS
seumur hidup. Menjaga kualitas hidup dengan efek samping rendah, jadi seni
Alergol;Vol. 31 (6):392-400.