Anda di halaman 1dari 20

INOVASI PERMAINAN TRADISIONAL “GOBAKET” SEBAGAI

WUJUD CINTA KOTA SEMARANG

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Tulisan Ilmiah Siswa (LTIS) Sekolah Dasar
Tingkat Kota Semarang 2019

Oleh:

Nama : ZASKIA VADYA ARMINATI YOANA

NISN : 0076661729

SD NEGERI SADENG 03

DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG

TAHUN 2019

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“INOVASI PERMAINAN TRADISIONAL “GOBAKET“ SEBAGAI WUJUD
CINTA KOTA SEMARANG”. Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis pengetikan maupun materi, mengingat
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak,
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dalam
penulisan karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inspirasi kepada penulis
dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Kepala sekolah, guru dan staff SD Negeri Sadeng 03.
3. Siswa SDN Sadeng 03.
4. Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan


pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.

Semarang, 28 Februari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar belakang masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 3
2.1 Permainan Tradisonal............................................................................ 3
2.2 Karakteristik Permainan Tradisional Gobak Sodor .............................. 4
2.3 Konsep Dasar Permainan Bola Basket .................................................. 5
2.4 Modifikasi Permainan “Gobaket” ........................................................ 6
2.5 Tata Cara Permainan “Gobaket” ........................................................... 7
2.6 Nilai –Nilai dalam Permainan “Gobaket” ............................................. 11
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
3.1 Simpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sketsa lapangan permainan “Gobaket” .................................. 7


Gambar 2.2 Soal Cinta Semarang .............................................................. 8

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara permainan tradisional gobak sodor, bola


Basket dengan permainan “Gobaket” .......................................... 6
Tabel 2.2 Perhitungan skor “Gobaket”.......................................................... 10
Tabel 2.3. Nilai karakter permainan “Gobaket” ............................................ 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah
satunya kaya akan berbagai macam permainan tradisional anak. Permainan
tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak pada suatu
daerah secara tradisi. Permainan tradisional tersebar di berbagai daerah atau
Negara dan memiliki istilah yang berbeda-beda. Permainan yang merupakan hasil
budidaya manusia pada masa lampau itu, sebenarnya telah menggairahkan anak
untuk bersenang-senang, dan mempunyai pengaruh yang sangat bermakna pada
perkembangan pribadi anak-anak (Sukintaka, 1992:91).
Berbagai macam permainan tradisional pernah berkembang di provinsi
Jawa tengah khususnya daerah Kota Semarang. Seperti jamuran , engklek, petak
umpet, dakon, gobak sodor dan permainan tradisional lainya. Seiring
perkembangan jaman dan kemajuan teknologi permainan tradisional sudah mulai
jarang dimainkan oleh siswa sekolah dasar. Permainan permainan tradisional
kini mulai tersisih keberadaannya. Anak-anak sekarang ini banyak yang tidak
mengenal permainan tradisional yang ada padahal permainan tersebut adalah
warisan dari nenek moyang rakyat Indonesia.
Akhir-akhir ini banyak anak-anak yang menghabiskan waktu dengan
permainan yang berbau teknologi dan elektronik seperti playstation, smartphone,
game online, dan lain-lain jika dibandingkan dengan permainan tradisional seperti
gobak sodor, petak umpet, dakon, bentengan, jino boy. Sehingga permainan yang
menggunakan aktivitas gerak atau bersifat tradisional sudah mulai ditinggalkan.
Sedikit demi sedikit keberadaan dari permainan tradisional semakin tersisihkan.
Padahal banyak manfaat dari permainan tradisional tersebut.
Permainan tradisional memiliki bermacam–macam jenis, salah satunya
yang kami laksanakan di SDN Sadeng 03 adalah “Gobaket” (Gobag sodor-
basket). Di dalam permainan “gobaket” terkandung berbagai aspek pendidikan
yaitu keterampilan, pengetahuan dan sikap. Artinya melalui permainan “gobaket”

1
tidak hanya aspek keterampilan saja yang dikembangkan tetapi juga pengetahuan,
mental, sikap dan perilaku. Sehingga permainan ini dapat membentuk manusia
yang sehat, cerdas, sportif, bermoral, dan secara tidak langsung dapat
melestarikan budaya-budaya Kota Semarang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimana pelakasanaan pengembangan permainan tradisional
“Gobaket” pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sadeng 03?”

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
permainan tradisional “Gobaket” pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sadeng 03.

1.4 Manfaat
1.4.1 Siswa dapat mengetahui permainan tradisional yang diwariskan leluhur
kita, salah satunya “Gobaket”.
1.4.2 Siswa dapat menambah pengetahuan dan semangat dalam pembelajaran
dengan adanya modifikasi dari permainan tradisional.
1.4.3 Siswa tumbuh sehat dan lebih aktif bergerak.
1.4.4 Siswa dapat lebih mengenal berbagai hal tentang Kota Semarang
sehingga tumbuh rasa bangga menjadi warga Kota Semarang.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Permainan Tradisional


Permainan tradisional sering disebut juga dengan permainan rakyat,
merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu terutama
tumbuh di masyarakat pedesaan.
SD Negeri Sadeng 03 terletak di wilayah Desa Jogoprono, Kelurahan
Sadeng, Kecamatan Gunungpati. Letak wilayah SDN Sadeng 03 yang berada di
pinggiran Kecamatan Gunungpati, dan dekat dengan berbagai pusat keramaian
seperti Sampangan, Greenwood, dan Kalipancur sangat mempengaruhi
karakteristik siswa. Orang tua/wali murid juga banyak yang bekerja sebagai buruh
pabrik dan supir truk, sehingga anak anak biasanya menghabiskan waktu sepulang
sekolah dengan dengan bermain Point Blank, Heroes of 3 Kingdom, War 2, Angry
Bird dan permainan modern lainnya di handphone tanpa pengawasan orang tua.
Pengenalan dan pengembangan model permainan tradisional sangat
penting dilakukan mengingat bahwa permainan tradisional selama ini kurang
popular di kalangan anak-anak, serta banyak nilai-nilai positif yang terkandung
dalam permainan tradisional. Salah satu permainan tradisional yang
dikembangkan di SD Negeri Sadeng 03 dalah permainan “Gobaket”. Permainan
“Gobaket” adalah gabungan antara permainan gobag sodor (permainan
tradisional) dan basket (olahraga populer).

2.2 Karakteristik Permainan Tradisional Gobak Sodor


Permainan Gobak Sodor dikenal di daerah Jawa Tengah, sedangkan di
daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di
beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di
daerah Riau Daratan, Permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main
belon. Sedangkan di daerah Jawa Barat dikenal dengan nama Galah Asin atau
Galasin (Soemitro, 1992:172)

3
Gobak Sodor adalah permainan tradisional yang merupakan jenis
permainan grup yang terdiri dari dua regu, dimana masing - masing regu terdiri
dari 3-5 orang. Menurut Sri Mulyani (2013:59) bermain gobak sodor dapat
dilakukan dengan cara bermain sebagai berikut: pertama dengan membuat garis-
garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulutangkis, bedanya tidak ada
garis lengkap. Dua ketua regu melakukan “suit” untuk menentukan yang menang
dan yang kalah. Regu yang kalah akan bertugas sebagai penjaga garis dan
menghalangi agar regu yang menang tidak dapat lolos ke garis terakhir secara
bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus
secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah
ditentukan dan diperagakan. Anggota regu yang lagi “jaga” akan menjaga
lapangan yang dijaga garis horizontal dan ada juga yang menjaga garis batas
vertical. Penjaga garis horizontal tugasnya menghalangi lawan mereka yang jaga
berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas. Penjaga garis vertical menjaga keseluruhan garis batas vertical yang
terletak ditengah lapangan. Pelajaran yang bisa diambil dari permainan ini adalah
belajar kerjasama yang kompak antara satu penjaga dengan penjaga lain agar
lawan tidak lepas kendali dan keluar dari kurungan kita. Di pihak lain yang lihai
menerobos, di sana masih ada celah atau pintu-pintu yang terbuka bila dirasa satu
pintu tertutup. Artinya jangan pernah putus asa karena bila satu pintu tertutup
masih banyak pintu yang lainnya.

2.3 Konsep Dasar Permainan Bola Basket


Permainan Bola Basket adalah salah satu olahraga paling populer di dunia.
Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa bola basket adalah
olahraga menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyehatkan.
Keterampilan - keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribel dan
rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar
berhasil dalam memainkan olahraga ini (Oliver, 2007).
Prinsip yang mendasar dalam permainan bola basket ialah bahwa
permainan ini merupakan suatu permainan yang dilakukan tanpa unsur kekerasan

4
atau tidak begitu kasar, dengan tidak ada unsur menendang, menjegal dan menarik
serta tidak begitu susah dipelajari. Aturan main dalam permainan ini ialah bola
tidak boleh dibawa lari, dengan kata lain bola harus dipantulkan sambil berlari
atau berjalan, atau dioperkan teman seregunya dengan sasaran akhir yaitu
memasukkan bola ke keranjang (basket) lawan. Di samping itu harus berusaha
dan menjaga agar keranjang (basket)nya tidak kemasukkan bola (Irsyada, 2000:7).

2.4 Modifikasi Permainan “Gobaket”


Permainan “Gobaket” adalah gabungan antara permainan gobag sodor
(permainan tradisional) dan basket (olahraga populer). Permainan “Gobaket”
adalah sebuah permainan yang terdiri dari dua grup, dimana masing-masing grup
terdiri dari 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa
lolos melewati garis ke baris terakhir, setelah berhasil melewati garis finish
pemain membawa bola yang nantinya akan dimasukkan ke dalam ring untuk
memperoleh poin. Grup penjaga menghalangi agar lawan tidak bisa melewati
garis bertahan. Unsur fisik yang dominan muncul dalam permainan “Gobaket”
antara lain kecepatan reaksi, kecepatan sprint, dan kelincahan. Selain unsur fisik
tersebut, juga terdapat unsur lain, yakni unsur kooperatif yang meliputi kerja sama
tim.
Menurut Sukintaka (1992: 11) Permainan merupakan salah satu bentuk
kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain
mempunyai tugas dan tujuan meningkatkan kualitas manusia atau membentuk
manusia Indonesia seutuhnya. Dan permainan “Gobaket” mengandung nilai-nilai
yang dapat meningkatakan kualitas manusia, baik dari segi keterampilan,
pengetahuan maupun sikap. Pengembangan permainan “Gobaket” dilakukan
dengan tujuan menyiapkan siswa untuk bergerak aktif. Model pembelajaran yang
digunakan adalah pembelajaran gerak dalam permainan teknik berlari, gerak tipu
dan konsentrasi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
(PAIKEM) yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

5
Tabel 2.1 Perbedaan antara permainan tradisional Gobak Sodor*, Bola
basket** dengan permainan Gobaket***
Permainan Gobak Permainan Bola Permainan
Sodor basket “Gobaket”
Ukuran Ukuran lapangan Lapangan bola Ukuran lapangan
lapangan 15m x 9 m basket berbentuk berbentuk persegi
persegi panjang, panjang, dengan
ukuran lapangan panjang 8 m x 14 m
28m x 15m.
Alat Tanpa alat Menggunakan alat Menggunakan alat
yaitu bola dan ring. berupa bola kasti
dan keranjang.
Jumlah Jumlah pemain 3-5 12 orang dalam 1 Setiap regu terdiri
pemain pemain regu, dengan rinci- dari 5 pemain, jadi
an 5 pemain inti, jumlah seluruh pe-
dan 5-7 pemain main 10 pemain.
cadangan.
Cara bermain Cara bermain yaitu Cara bermain yaitu Cara bermain yaitu
apabila saat pemain mengoper pemain menerobos
menerobos area jaga bola ke depan dan area jaga sampai
pemain tertangkap ke belakang dari garis finish. Jangan
dengan menyentuh sisi ke sisi sambil sampai pemain
pemain, maka mati menipu lawan. Satu tersentuh. Setelah
dan bergantian yang -satunya cara yang sampai garis finish
berjaga main sah memindahkan pemain memasuk-
bola adalah dengan kan bola ke
melambungkan bola keranjang dan
sepanjang lantai de- memperoleh 1 poin.
ngan sebuah tangan Setelah berhasil
atau dribbling bola, memasukkan bola,
harus segera dioper pemain menjawab
atau ditembakkan pertanyaan seputar
ke dalam keranjang. Kota Semarang
Bola keluar lapang-
an out
Waktu Waktu bermain 4 quarter dengan 2x15 menit dan
permainan 2x20 menit satu quarter 10 disesuaikan dengan
menit jumlah pemain

6
2.5 Tata Cara Permainan “Gobaket”
2.5.1 Prasarana
Lapangan permainan “Gobaket” berada di pekarangan atau halaman luas,
berukuran 8 x14 meter.

Gambar 2.1 Sketsa lapangan permainan “Gobaket”


2.5.2 Alat permainan:
a. 2 bola kasti

b. 1 keranjang.

7
c. Soal Ci-Sem (Cinta Semarang)

Gambar 2.2 Soal Cinta Semarang


2.5.3 Peraturan permainan
Peraturan permainan “Gobaket” meliputi:
2.5.3.1 Jumlah pemain:
Terdapat dua kelompok, kelompok main dan kelompok jaga.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
2.5.3.2 Cara bermain:
1. Guru menjelaskan tata cara permainan “Gobaket”

2. Kedua kelompok dibagi, ada kelompok jaga dan kelompok main.


Kelompok jaga menjaga garis vertikal dan meghadang lawan (kelompok

8
main) agar tidak sampai garis finish. Kelompok jaga hanya boleh berjalan
di atas garis lapangan “gobaket”.

3. Pemain yang terkena sentuhan kelompok jaga, harus berhenti di


tempat/tidak melanjutkan perjalanan ke garis finish.

4. Jika pemain yang berhasil lolos melewati garis finish, pemain harus
melemparkan bola hingga masuk ke dalam keranjang (2 kali kesempatan
melempar)

9
5. Jika bola berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang, pemain
mengambil dan menjawab soal yang berkaitan dengan Kota Semarang;

6. Jika pemain berhasil menjawab soal dengan benar maka dia


berkesempatan membebaskan teman yang tersentuh atau tertangkap.
7. Permainan diulang kembali dengan bergantian antara kelompok jaga-
kelompok main.
8. Kelompok yang mendapat skor terbanyak adalah pemenangnya.

2.5.3.3 Perhitungan Skor


Tabel 2.2 Perhitungan skor
Kategori keberhasilan Point
Pemain berhasil mencapai garis Point 1 (dihitung tiap pemain)
finish
Pemain berhasil memasukkan bola Point 1
ke keranjang
Pemain berhasil menjawab Point 1 dan bonus.
pertanyaan (Ci-Sem) Bonus berupa hak untuk
membebaskan satu pemain yang
sebelumnya sudah tertangkap/
tersentuh kelompok jaga.

10
2.6 Nilai –Nilai dalam Permainan “Gobaket”
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang terkandung
dalam permainan “Gobaket” meliputi:
Tabel 2.3. Nilai karakter permainan “Gobaket”
Nilai Nilai Implementasi Dalam Permainan
karakter
Memohon Memohon pada Tuhan ditunjukkan dengan sikap
pada Tuhan berdo’a sebelum memulai permainan. Dengan berdoa
Religius Yang Maha berarti para pemain percaya akan adanya kuasa Tuhan.
Esa
Jujur Sikap jujur ditunjukkan para pemain, jika berada dalam
kelompok yang mentas tersentuh lawan atau melewati
batas mati, mereka mengakui jika tersentuh lawan. Dan
jika berada dalam kelompok jaga garis, tidak berbuat
curang dengan keluar dari garis penjagaan.
Nasionalis Melestarikan Melestarikan budaya khas Indonesia ditunjukkan
budaya khas dengan bermain permainan tradisional “Gobaket”.
Indonesia Permainan “Gobaket” adalah pengembangan dari
permainan gobak sodor yang merupakan permaainan
khas/tradisional Indonesia yang sangat perlu untuk
dilestarikan.
Mandiri Tidak Tidak bergantung kepada orang lain ditunjukkan
bergantung dengan para pemain berusaha untuk lolos dari hadangan
kepada lawan tanpa bantuan orang lain.
orang lain
Bertanggung Sikap bertanggung jawab ditunjukkan dengan
jawab melakukan tugas jaga garis dengan baik sesuai
perannya masing-masing,.
Gotong Kerja sama Kerja sama antar kelompok ditunjukkan dengan
royong antar anggota tim bekerja sama berusaha untuk mengalahkan
kelompok tim lain.
Demokratis Sikap demokratis ditunjukkan anak-anak dengan
berunding menentukan permainan yang akan
dimainkan, membagi anggota kelompok dengan
hompimpah dan menentukan kelompok pertama yang
mentas dengan suit antara ketua kelompok.
Integritas Disiplin Anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam
permainan gobaket
Kerja keras Anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang
dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan kemenangan.
Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang jaga
garis dengan berusaha mengejar anggota kelompok
yang sedang mentas untuk menyentuhnya agar keadaan
menjadi berbalik

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan penulisan karya tulis ini, maka dapat disimpulkan bahwa
permainan “Gobaket” merupakan salah satu permainan yang sangat mudah dan
tidak mengeluarkan biaya. Selain itu terdapat manfaat dan nilai nilai yang
bermanfat bagi pertumbuhan anak. Pada era milenial ini, saatnya kita memandang
permainan tradisional adalah permainan yang keren. Nilai-nilai dalam proses
pembelajaran yang terkandung di dalamnya perlu kita renungi bersama.

3.2 Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus melestarikan budaya permainan
tradisional “Gobaket” dan permainan tradisional lainnya. Walaupun kita hidup di
jaman modern kita tidak boleh meninggalkan permainan tradisional yang telah
diwariskan oleh nenek moyang kita. Kita juga harus menumbuhkan kembali
permainan tradisional yang sekarang telah hilang di kalangan anak anak.
Permainan “Gobaket” merupakan jenis permainan yang sesuai dengan
karakteristik siswa SD. Bentuknya yang menarik membuat siswa sangat antusias
dalam bermain. Permainan “Gobaket” ini bersifat kompetitif, sehingga permainan
“Gobaket” dapat dikembangkan kembali dengan mengubah peraturan permainan,
tingkat kesulitan soal, ukuran, maupun bentuk lapangannya sesuai kebutuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jon Oliver. 2007. Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Raya.


Machfud Irsyada. 2000. Bola Basket. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Soemitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud.
Sri Mulyani. 2013. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Jogjakarta:
Langensari publishing.
Sukintaka.1992. Teori Bermain untuk PGSD. Penjaskes. Jakarta : Depdikbud

13

Anda mungkin juga menyukai