Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim merupakan
jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18
tahun atau wanita usia produktif. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang
banyak dialami oleh perempuan dan menyebabkan tingkat kematian tinggi di dunia.
Pada tahun 2012 diketahui terdapat 445 ribu kasus baru dan sebanyak 270 ribu
perempuan meninggal dunia akibat mengalami kanker serviks. Sementara di
Indonesia senidri, dilansir dari suara.com pada tahun 2015 ada lebih dari 15 ribu
kasus kanker serviks yang ditemukan dan sekitar 8 ribu diantaranya meninggal
dunia.
Hasil pengobatan akan lebih baik bila
masih dalam stadium lebih dini. Angka kematian ibu diharapkan akan
menurun. Melalui proses skrining dengan program Inpeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA), pap smear diharapkan wanita akan terlindung
dari ganasnya kanker serviks ini. Dikutip dari IARC Monograps Volume
72, menyebutkan pada wanita usia post menopause bisa dilakukan terapi
esterogen untuk menekan resiko terjadinya kanker serviks, selain itu faktor
dari tingkat pengetahuan, motivasi dan program skrining yang pernah
dilakukan sebelumnya juga memiliki korelasi yang besar terhadap
motivasi untuk melakukan skrining selanjutnya.
Faktor yang mempengaruhi pasien terlambat datang dengan alasan
malu, takut apabila mengetahui hasil deteksi penyakitnya. Mereka juga
takut tidak mampu membayar biaya pengobatannya. Kondisi seperti ini
perlu segera mendapatkan penanganan. Dari sinilah peran proses promosi
kesehatan diperlukan dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran

1
masyarakat akan pentingnya memeriksakan diri lebih dini terhadap
kanker serviks. Usaha ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan dalam suatu komunitas atau pada sebuah organisasi guna
mempertimbangkan cakupan dan efektifitasnya.
Atas dasar uraian diatas akhirnya penulis tertarik untuk membahas kanker
serviks secara mendalam. Pada makalah ini, penulis juga membahas bagaimana
pencegahan dan penanganan kanker serviks sehingga diharapkan pembaca dapat
mencegah kanker serviks secara dini.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah pada makalah ini:
1. Apakah pengertian kanker serviks ?
2. Apakah penyebab terjadinya kanker serviks ?
3. Bagaimana tanda dan gejala kanker serviks ?
4. Bagaimana pencegahan kanker serviks ?
5. Bagaimana skrining/deteksi dini kanker serviks ?
6. Bagimana penatalaksanaan kanker serviks ?
7. Bagaimana Satuan Acara Penyuluhan (SAP) kanker serviks?
8. Bagaimana diskripsi media pendidikan kanker serviks?
1.3 Tujuan Penulisan
Berikut ini tujuan penulisan makalah:
1. Untuk mengetahui pengertian kanker serviks.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kanker serviks.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kanker serviks.
4. Untuk mengetahui pencegahan kanker serviks.
5. Untuk mengetahui skrining/deteksi dini kanker serviks.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker serviks.
7. Untuk mengetahui Satuan Acara Penyuluhan (SAP) kanker serviks.
8. Untuk mengetahui diskripsi media pendidikan kesehatan kanker serviks.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum mengenai
organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi
menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker
serviks.
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina (Depkes, 2009).

2.2 Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks


Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui, namun faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe
resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada
Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim menurut Depkes tahun 2009 adalah :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yang
suka berganti – ganti pasangan.
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)

3
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini
atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah
menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak
menderita penyakit yang sama.
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker
karenakebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks.
Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun
akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya
kanker serviks semakin besar.
6. Personal hygine yang kurang.
7. Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki resiko
terjadinya kanker serviks lebih tinggi.

2.3 Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks


apapun. Kanker serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin
kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker
serviks. Gejala tersebut dapat berupa menurut Rasjidi tahun 2007 :
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
b. Pendarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi pendarahan
yang abnormal.
c. Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
d. Pada fase Inpansif dapat keluar cairan warna kuning – kuning, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
e. Timbul gejala – gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis.
f. Timbul nyeri panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul.

4
g. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).

2.4 Pencegahan Kanker Serviks


Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari
infeksi HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang
terinfeksi, tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap
melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV. Sebagai
tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks
yaitu :

a. Menghindari hubungan sex pada umur muda.


b. Memiliki partner seks tunggal
c. Menghindari merokok
d. Vaksinasi HPV
e. Gaya hidup sehat

Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV
yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization
Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun,
sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum
menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara
seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali.
Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan
vaksin ketiga disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra
muscular pada lengan atas. Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus
kanker serviks, vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat
juga menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4

5
juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks
lah yang paling penting.
1. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk
mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap
rutin adalah sebagai berikut :
2. Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex
pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
3. Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau
2 tahun sekali.
4. Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika
pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
5. Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear
sudah dapat dihentikan.
6. Test IVA dapat dilakukan oleh bidan terlatih. Pemeriksaan dilakukan dengan
memoles mulut rahum menggunakan asam cuka, kemudian dilihat apakah ada
kelainan seperti perubahan warna yang berwarna pink berunah menjadi putih.
Perubahan warna seperti ini bisa dilihat dengan kasat mata (Kemenkes, 2015).

2.5 Skrining/ Deteksi Dini Kanker Serviks


Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal,
penatalaksanaan sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan
perubahan prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita.
Kebanyakan panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun
pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21 .
Skrining dapat berupa:
1. Pap test.

Pap smear adalah pemeriksaan sel – sel pada servik uteri untuk mengetahui
apakah ada perubahan abnormal yang bersifat prakanker. Umur penderita kanker

6
leher rahim antara 30 – 60 tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun. Periode laten dari
fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Dalam
kurun waktu yang selama itu, mungkin saja seorang penderita tidak akan
merasakan nyeri pada alat genitalnya, karena memang sel – sel pada leher rahim
tidak terdapat sensor nyeri (Kepmenkes, 2015).
2. IVA

IVA(inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk


mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin IVA merupakan pemeriksaan leher
rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
Program Skrining Oleh WHO :
Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun. Kalau
fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun Kalau fasilitas
tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun Ideal dan optimal
pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang cukup signifikan. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan
IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5
tahun (Kemenkes, 2015).
Tempat pelayanan Pap smear dan IVA bisa dilakukan di tempat-tempat
pelayanan kesehatan diantaranya :
 Perawat terlatih
 Bidan
 Dokter Spesialis Obgyn.
 Puskesmas
 Rumah sakit

7
2.6 Penatalaksanaan Kanker Serviks
1. Kanker non invasive

Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan
wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk
membuang kanker noninvasif termasuk :
a. Biopsi Cone.
Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar
jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
b. Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser
untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
c. Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan
lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau
bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
d. Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker
dan prekanker..
e. Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area
kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan
pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif (Rasjidi, 2007).
2. Kanker invasif

Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada
serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk
penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor,
termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan
pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
a. Operasi.

8
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang
jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika
kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam
serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan
nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi standar dimana terdapat invasi
lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada
dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan
mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak
mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri
pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi (Rasjidi, 2007).
b. Radiasi.

Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.


Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy)
dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan
di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada kanker serviks
stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi
merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini dapat
dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum
operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker
lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk
nyeri lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina,
dimana akan menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita
premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi (Rasjidi,
2007).
c. Kemoterapi.

Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien


dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren

9
yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan
calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah
memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten.
Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen
tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan
tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen
alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total
hingga 29% pada pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat
dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak
aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin
hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate
sodium, dan hexamethyl melamine.
Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks
semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama
bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan
doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group
sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi
kemoterapi.
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara
umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat
kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita
premenopause(Rasjidi, 2007).
d. Kemoradiasi.

Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan


hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker
serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari
pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan
bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2 modalitas tersebut digunakan tidak

10
bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin
mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan hidup 2 tahun
= 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin
sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari
rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh (Rasjidi,
2007).

2.7 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kanker Serviks

Topik :Kanker Serviks


Sasaran :Remaja putri kelas 12 SMA Taman Harapan Malang
Jumlah Sasaran :Kurang lebih 30 orang
Tempat :Aula SMA Taman Harapan Malang
Hari/Tanggal :Selasa, 23 Oktober 2018
Waktu :1 X 30 menit

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan peserta mengerti tentang kanker serviks

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

11
III.Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4 Pencegahan kanker serviks
5. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
6. Penatalaksanaan kanker serviks.

IV.Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. Media
1. LCD
2. Proyektor
3. Leaflet
4. PPT
5. Video
6. Poster

12
VI. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
1. Pembukaan
 Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
Mendengarkan
 Memperkenalkan diri pembukaan yang
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan disampaikan oleh
 Menyebutkan materi yang akan moderator.
diberikan
 Menyampaikan kontrak waktu

2. Pelaksanaan
Penyampaian materi oleh pemateri:
 Menggali
pengetahuan peserta tentang kanker
serviks
 Menjelaskan tentang pengertian kanker
serviks
 Menyebutkan dan menjelaskan Mendengarkan dan
penyebab kanker serviks memberikan umpan
2 15 menit
 Menyebutkan dan menjelaskan tanda balik tehadap materi
dan gejala kanker serviks yang disampaikan.

 Menjelaskan tentang pencegahan kanker


serviks
 Menjelaskan tentang deteksi dini kanker
serviks
 Menjelaskan yang harus dilakukan /
penatalaksanaan kanker serviks

Mengajukan
3 5 menit 3. Tanya jawab
Pertanyaan

13
 Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang
kurangdipahami

1. Evaluasi
 Menanyakan kembali kepada peserta

4 5 menit tentang materi yang telah diberikan dan Menjawab pertanyaan


 Reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan

5. Penutup
 Mempersilahkan fasilitator dari
pembimbing klinik dan pembimbing
akademik untuk menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban Mendengarkandengan
pertanyaan peserta yang belum terjawab. seksama dan
 Menjelaskan kesimpulan dari materi menjawab salam
penyuluhan
 Ucapan terima kasih
 Salam penutup

VII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula SMA Taman Harapan
Malang. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

14
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti
dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

2.8 Diskripsi Media Pendidikan Kesehatan Kanker Serviks

A. Tema pesan:

“Pencegahan dan Penanganan Kanker Servik”


B. Alasan pemilihan tema pesan
1. Kanker leher rahim ( kanker serviks ) adalah kanker yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina dan
merupakan penyakit organ reproduksi dengan penderita tertinggi kedua di
dunia pada tahun 2017.
2. Kanker serviks merupakan penyakit yang faktor pencetus selain genetik
adalah perilaku manusia.
3. Kanker serviks penyakit yang harus dicegah dengan berperilaku hidup sehat.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pencegahan, deteksi dini, dan
penanganan kanker serviks.

C. Profil khalayak sasaran


1. Aspek Geografis
a. Merupakan daerah perkotaan yang masyarakatnya kental dengan
kesibukan kerja.
b. Kepadatan penduduk rata-rata 1000 KK perkilometer persegi.
c. Iklim tropis dengan suhu rata-rata antara 28°C - 30°C.
2. Aspek Demografis
a. Kota Malang merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa timur, terdiri
dari 5 kecamatan, 57 kelurahan, 526 RW, 3919 RT, dengan jumlah

15
penduduk hingga Desember 2015 adalah 786003 orang (396400 orang
laki-laki dan 399603 perempuan).
b. Rata-rata jumlah anggota keluarga setiap KK antara 5-6 orang.
c. Sebagian besar masyarakat adalah pegawai dan sebagian kecil pedagang.
d. Usia penduduk sebagian besar dewasa muda (usia produktif).
e. Agama yang dianut/diyakini masyarakat terbanyak adalah Islam,
sebagian Kristen/Katolik dan sebagian lagi Hindu-Budha.
3. Aspek Psikologis
a. Masyarakat/khalayak sasaran adalah daerah perkotaan dengan
kecenderungan memiliki gaya hidup terlalu bebas.
b. Kepribadian masyarakat sebagian besar terbuka dengan hidup secara
gotong royong.
c. Gaya hidup khalayak sasaran sebagian besar wanita usia produktif
dengan kurangnya pengetahuan akan kanker serviks atau memiliki gaya
hidup yang kurang sehat.

D. Anatomi pesan
1. Inti Produk
a. Leaflet yang menjelaskan mulai dari definisi hingga pokok bahasan
utama yaitu pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kanker serviks
dengan penerapan gaya hidup sehat.
b. Poster bergambar pita hijau putih background warna pink yang
bertuliskan “Lawan Kanker Serviks dengan Deteksi Dini”
c. Video yang menggambarkan seorang siswa dengan usia 17 tahun
bernama Vio yang terlibat dalam pergaulan bebas (merokok, minum
minuman beralkohol, makan makanan cepat saji, dan melakukan
hubungan sexual secara bebas). Ketika dewasa dan menikah, ia sering
merasakan nyeri di pinggang belakang, saat buang air kecil mengalami

16
keputihan dan pendarahan dari vagina yang abnormal, ketika diperiksa
ternyata ia terkena kanker servik. Hal tersebut disebabkan oleh infeksi
menahun virus HPV tipe 16 dan 18. Lalu narator dalam video
menjelaskan tentang gejala dan macam-macam pencegahan kanker
servik.
d. Power point yang berisi pencegahan dan penanganan kanker servik.

2. Wujud Produk
a. Leaflet terdiri dari:
1). Teks yang menjelaskan tentang:
a). Pengertian penyakit Kanker Serviks
b). Penyebab penyakit Kanker Serviks
c). Macam-macam tanda dan gejala Kanker Serviks
d). Cara pencegahan penyakit Kanker Serviks
e). Cara skrining/deteksi dini kanker serviks
f). Cara penatalaksanaan kanker serviks
e).Alasan mengapa orang harus memilih gaya hidup sehat
(menghindari merokok, menghindari sex bebas)
2). Gambar:
1). Orang terkena kanker.
2). Contoh gambaran orang gaya hidup bebas (merokok, sex bebas,
suka minum alkohol).
3). Orang dengan gaya hidup sehat (makan makanan seimbang,
berolahraga).
4). Gambar lambang kanker servik.

17
b. Poster
1). Teks : Lawan Kanker Serviks dengan Deteksi Dini
2). Gambar : Pita hijau dengan background

c. Video
1). Animasi : seorang siswa dengan usia 17 tahun bernama Vio yang
terlibat dalam pergaulan bebas (merokok, minum minuman beralkohol,
makan makanan cepat saji, dan melakukan hubungan sexual secara
bebas). Ketika dewasa dan menikah, ia sering merasakan nyeri di
pinggang belakang, saat buang air kecil, mengalami keputihan dan
pendarahan dari vagina yang abnormal, ketika diperiksa ternyata ia
terkena kanker servik. Hal tersebut disebabkan oleh infeksi menahun
virus HPV tipe 16 dan 18. Lalu narator dalam video menjelaskan tentang
gejala dan macam-macam pencegahan kanker servik.

d. Power Point
Isi power point: - Pengertian kanker servik
- Penyebab terjadinya kanker servik
- Tanda dan gejala kanker servik
- Deteksi dini kanker servik
- Penatalaksanaan kanker servik
- Pencegahan kanker servik
3). Alasan penggunaan anatomi pesan:
1). Pencegahan penyakit kanker serviks dengan memiliki pola hidup
sehat artinya/alasannya sebenarnya tidak berat dan tidak sulit
dilakukan asalkan ada kemauan yang kuat untuk merubah perilaku
sehat dari dalam diri orang tersebut. Maka dari itu di Leaflet
dijelaskan tentang faktor resiko dari kanker servik dan penjelasan

18
tentang pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kanker servik
sehingga sasaran dari penyuluhan ini yaitu wanita usia produktif
dapat meningkatkan edukasinya tentang kanker servik .
2). Poster dengan gambar pita warna hijau yang melambangkan dari
kanker serviks yang bertuliskan “Lawan Kanker Serviks dengan
Deteksi Dini” diharapkan dapat meningkatkan motivasi sasaran
penyuluhan agar dapat menurunkan angka kanker servik.
3). Video yang berisikan kasus nyata kehidupan bebas seorang siswa
yang terkena penyakit kanker servik dan menceritakan gejala serta
pencegahan, dengan adanya animasi video diharapkan mudah
diterima oleh sasaran penyuluhan.
4). Dengan power point yang berisikan sub bahasan topik/informasi yang
akan disampaikan kepada orang lain secara detail dan jelas, sehingga
sasaran dapat menerima dengan baik dan tidak salah presepsi.

E. Waktu penyebarluasan/memasang media dan Alasan


1. Waktu penyebarluasan/memasang media
a. Ditingkatkan kuantitasnya pada saat hari-hari besar kesehatan seperti Hari
Kanker secara nasional maupun global

2. Alasan
a. Penyakit Kanker Serviks merupakan penyakit akibat gaya hidup bebas,
sehingga kuantitas penyebarannya informasi melalui media perlu
ditingkatkan pada waktu hari-hari besar kesehatan dan olahraga dengan
alasan momen ini saat yang tepat untuk meyakinkan dan meningkatkan
pengetahuan kepada masyarakat tentang mulai dari definisi hingga
pencegahan, deteksi dini dan penanganan dari kanker servik sebab disaat
yang demikian banyak slogan yang ditulis di poster dan kegiatan-kegiatan

19
yang memperkuat tentang pengetahuan untuk mencegah penyakit kanker
serviks.

F. Tempat penyebaran media dan Alasan


1. Tempat penyebaran media(leaflet)
a. Disebarkan disemua tempat seperti: lingkungan kampus, tempat-
tempat umum, rumah sakit, puskesmas, dll.
Alasan: karena kanker dapat terjadi disemua kalangan dan
disemua tempat tergantung dari individu itu sendiri, di rumah sakit
juga dapat terjadi berupa penularan melalui jarum suntik dan
transfusi darah.
2. Tempat pemasangan poster
a. Disemua tempat pelayanan kesehatan
b. Dipinggir jalan yang lalu lintasnya cukup padat
c. Di lingkungan SMA Harapan Malang
Alasan: poster adalah media yang bersifat statis sehingga perlu
dipasang ditempat-tempat yang banyak dilewati atau dikunjungi
khalayak sasaran sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
3. Tempat pemutaran video
a. Ditempat kita memberikan promosi kesehatan kepada sasaran :
Aula SMA Harapan Malang
Alasan: video adalah media yang menarik dan mudah dimengerti
maknanya oleh khalayak sasaran
4. Tempat presentasi menggunakan power point
a. Ditempat kita memberikan promosi kesehatan kepada sasaran :
Aula SMA Harapan Malang
Alasan: video adalah media yang menarik dan mudah dimengerti
maknanya oleh khalayak sasaran.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker serviks adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan


wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang
normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses
yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker
serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga.
Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok,
Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.
Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan,
Terapi penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara
praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker
serviks, yaitu : miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal
untuk merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum
menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau
vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ
intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan
banyak partner, secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.

3.2 Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari
pada mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti
sulit untuk menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup
sehat dan teratur.

21
DAFTAR RUJUKAN

Haq, N. 2015. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kanker Serviks. Online,


(http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-137621
Materi%20Kuliah%20Keperawatan
SAP%20Kanker%20Serviks.html#popup), diakses pada 20 Oktober 2018
Ismarwati, I.M. 2011. Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
pada Ibu-ibu. Online,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=143309&val=
017), diakses pada 20 Oktober 2018
Saraswati, L.K. 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Mengenai Pengetahuan Kanker
Serviks dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks, Online,
(https://core.ac.uk/download/pdf/12351866.pdf), diakses pada 20 Oktober
2018
Satyadeng. 2011. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks). Online,
(http://drvegan.wordpress.com/2010/01/10/kanker-leher-rahim
kanker- serviks/), diakses pada 20 Oktober 2018

22

Anda mungkin juga menyukai