PITRIASIS VERSIKOLOR
Disusun Oleh:
Anggit Stephani
1765050014
Dosen Pembimbing:
PENDAHULUAN
Pitriasis versicolor adalah infeksi kulit superficial kronik, disebabkan oleh ragi genus
Malassezia. Organisme dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada daerah kulit yang
menunjukkan penyakit kulit.
Lesi PV terutama terdapat pada badan bagian atas, leher, perut, dan ekstremitas sisi
proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan 15 skalp, dapat juga ditemukan pada aksila,
lipat paha, genitalia. Lesi berupa makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, dan kadang eritematosa, terdiri dari atas berbagai ukuran dan berskuama
halus (pytiriasiformim). Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya berupa keluhan
kosmetis, meskipun kadang ada pruritus ringan.
Pitriasis versikolor dapat terjadi pada orang dari semua latar belakang etnis, dan
kondisi ini lebih umum pada remaja dan dewasa muda. Orang yang tinggal di daerah yang
lembab dan memiliki tingkat sanitasi yang rendah juga rentan terkena Pitriasis versikolor.
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.M
b. Usia : 36 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan terakhir : S1
e. Pekerjaan : Guru
f. Alamat : Ciracas
g. Tanggal pemeriksaan : 3/10/19
h. Status : Menikah
2. Riwayat Penyakit
6. Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
9. Tatalaksana
Obat topikal :
- Selenium sulfide shampoo 1,8%, dioleskan tiap hari selama 15-30 menit kemudian
dibilas
Obat per-oral
- Ketokonazol tab 200mg/hari selama 5-10hari
- Cetirizine 10mg tab 1x1/hari
10. Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSAKA
Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan, kulit juga merupakan alat tubuh terberat dan terluas ukurannya yaitu 15% dari
berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit 1-2 mm, kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu,
epidermis, dermis dan subkutan atau subkutis.
PITRIASIS VERSIKOLOR
3.2.Definisi
Pitriasis versicolor adalah infeksi kulit superficial kronik, disebabkan oleh ragi genus
Malassezia. Umumnya tidak Memberikan gejala subyektif, ditandai oleh area
depigmentasi atau diskolorasi berskuama halus, tersebar diskret/berkonfluens dan
terutama terdapat pada badan bagian atas. 1
3.3.Epidemiologi
Pitriasis versicolor merupakan penyakit universal, terutama ditemukan di daerah
tropis. Tidak terdapat perbedaan berdasarkan jenis kelamin, tetapi terdapat kerentanan
berdasarkan usia, yakni lebih banyak pada pada usia remaja dan dewasa muda. Jarang
pada anak dan orangtua. Di Indonesia, Pitriasis versicolor merupakan salah satu penyakit
kulit terbanyak yang disebabkan oleh jamur.
3.4. Etiologi
Pitriasis versikolor disebabkan oleh organisme dimorfik, lipofilik pada genus
Malassezia, yang sebelumnya dikenal sebagai Pityrosporum. Empat belas spesies diakui
dalam klasifikasi ragi ini, di antaranya Malassezia globosa, Malassezia sympodialis, dan
Malassezia furfur adalah spesies dominan yang diisolasi dalam Pitriasis versicolor.
Organisme bersifat lipofilik, dan lipid sangat penting untuk pertumbuhan in vitro dan in
vivo.
Organisme dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada daerah kulit yang
menunjukkan penyakit kulit. Pada pasien dengan penyakit klinis, organisme ini
ditemukan dalam tahap ragi (spora) dan bentuk filamen (hifa). Faktor-faktor yang
menyebabkan konversi ragi saprofit menjadi parasit, bentuk morfologis miselium
termasuk kecenderungan genetik; lingkungan yang hangat dan lembab; imunosupresi;
kekurangan gizi; kehamilan; dan penyakit Cushing.
3.5. Patogenesis
Pitiriasis versikolor timbul bila Malassezia furfur berubah menjadi bentuk miselium,
karena faktor predisposisi baik eksogen maupun endogen. Faktor eksogen meliputi panas,
kelembaban, penutupun kulit oleh kosmetik atau pakaian, dimana terjadi peningkatan
CO2, mikoflora, dan pH. Sedangkan, faktor endogen berupa malnutrisi, terapi
imunosupresan, hiperhidrosis.19 Beberapa mekanisme dianggap merupakan penyebab
perubahan warna pada lesi kulit, yakni Malassezia furfur memproduksi asam
dikarboksilat (a.l. asam azeleat) yang mengganggu pembentukan pigmen melanin, dan
memproduksi metabolit (pityriacitrin) yang mempunyai kemampuan absorbsi sinar
ultraviolet. Sehingga menyebabkan lesi hiperpigmentasi, satu studi menunjukkan pada
pemeriksaan mikroskop elektron didapati ukuran melanosom yang lebih besar dari
normal. Lapisan keratin yang lebih tebal juga dijumpai pada lesi hiperpigmentasi
3.6.Gambaran Klinis
Lesi PV terutama terdapat pada badan bagian atas, leher, perut, dan ekstremitas sisi
proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan 15 skalp, dapat juga ditemukan pada
aksila, lipat paha, genitalia. Lesi berupa makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, dan kadang eritematosa, terdiri dari atas berbagai ukuran dan berskuama
halus (pytiriasiformim). Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya berupa keluhan
kosmetis, meskipun kadang ada pruritus ringan
3.7.Pemeriksaan Penunjang
a. Lampu wood
Lampu wood merupakan sumber sinar ultraviolet yang difilter dengan nikel oksida.
Penggunaan lampu Wood dapat membantu mendiagnosis awal mengenai keterlibatan
jamur Malassezia sp. dan untuk mengetahui lebih jelas daerah yang terkena infeksi.
Penyinaran dengan lampu Wood dilakukan dengan jarak penyinaran 10 -15 cm dari
permukaan kulit. Dari penyinaran akan memperlihatkan floresensi kekuningan akibat
metabolit asam dikarboksilat.
b. Pemeriksaan mikroskopik
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan kerokan mengunakan skalpel tumpul atau
menggunakan selotip yang dilekatkan pada lesi. Sedikit kerokan pada epidermis akan
mengangkat skuama dari kulit yang dicurigai. Kemudian sampel ditambahkan KOH
10%. Hasil pemeriksaan dikatakan positif jika terlihat kelompok sel ragi bulat
berdinding tebal dengan 18 miselium terputus – putus (pendek - pendek) yang akan
lebih mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta parker blue black atau biru
laktofenol. Gambaran ragi dan miselium tersebut sering disbut sebagai spaghetti
meatballs/ bananas and grapes.”
3.8.Diagnosis
Untuk penegakan dugaan diagnosa PV jika ditemukangambaran klinis adanya lesi di
daerah predileksi berupa makula berbatas tegasberwarna putih, kemerahan, sampai
dengan hitam, yang berskuama halus,pemeriksaan dengan lampu Wood untuk melihat
fluoresensi kuning keemasanakan membantu diagnosis klinis. Konfirmasi diagnosis
dengan didapatkannyahasil positif pada pemeriksaan mikologis kerokan kulit.
3.9.Diagnosis Banding
Beberapa kelainan dengan klinis yang mirip dan perlu dibedakan dari PV, antara lain
adalah pitriasis alba, eritrasma, vitiligo, dermatitis seboroik, pitriasis rosea, morbus
Hansen tipe Tuberkuloid, dan tinea.
3.10. Tatalaksana
3.11. Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten, serta
faktor predisposisi dapat dihindari. Lesi hipopigmentasi dapat bertahan sampai
beberapa bulan setelah jamur negative, hal ini perlu dijelaskan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA