2. Meningkatkan peluang untuk hamil PENANGANAN PADA WANITA Gangguan ovulasi WHO kelas I • Pada perempuan yang memiliki IMT < 19, tindakan peningkatan berat badan menjadi normal akan membantu mengembalikan ovulasi dan kesuburan. • Pengobatan yang disarankan kombinasi gonadotropin (rFSH dan rLH) WHO Kelas II • Pemberian obat pemicu ovulasi golongan anti estrogen (klomifen sitrat) • tindakan drilling ovarium • penyuntikan gonadotropin WHO Kelas III kegagalan fungsi ovarium Konseling yang baik perlu dilakukan pada pasangan yang menderita gangguan ovulasi WHO kelas III sampai kemungkinan tindakan adopsi anak. WHO Kelas IV • Pemberian agonis dopamin (bromokriptin atau kabergolin) dapat membuat pasien hiperprolaktinemia menjadi normoprolaktinemia sehingga gangguan ovulasi dapat teratasi. Tatalaksana Gangguan Tuba • Tindakan bedah mikro atau laparoskopi pada kasus infertilitas tuba derajat ringan dapat dipertimbangkan sebagai pilihan penanganan.
Tatalaksana Gangguan Endometriosis
• penggunaan progestin dan agonis GnRH. Tatalaksana Infertilitas Idiopatik Manajemen Ekspektatif • Pasangan dapat diberi pengertian tentang masa subur, • Disarankan untuk melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi. 2. Klomifen sitrat
• Kelebihan : murah, non-invasif, dan tidak
membutuhkan pemantauan klinis yang banyak
• Cara kerja : - memperbaiki disfungsi ovulasi ringan - merangsang pertumbuhan folikel multipel.
• Pasien dianjurkan untuk memulai terapi inisial 50
mg sehari mulai pada hari ke-2-6 siklus haid. 1. Fertilisasi in vitro (FIV) indikasi : • Faktor sperma yang berat dan tidak dapat dikoreksi, • oklusi tuba bilateral 3. Inseminasi Intrauterin Inseminasi dapat dilakukan dengan atau tanpa prosedur stimulasi ovarium. Cara : menempatkan sperma dalam jarak yang dekat terhadap 1 atau lebih oosit PENANGANAN PADA PRIA Defisiensi Testikular Azoospermia Obstruktif 1. Obstruksi intratestikular TESE atau fine-needle aspiration dapat direkomendasikan karena menyebabkan kembalinya sperma
2. Obstruksi duktus ejakulatorius
• transurethral resection of the ejaculatory ducts (TURED) Obstruksi epididimis • Microsurgical epididymal sperm aspiration (MESA) diindikasikan pada pria dengan CBAVD. Spermatozoa yang didapatkan biasanya digunakan untuk ICSI. • Rekonstruksi mungkin dapat dilakukan unilateral atau bilateral • Sebelum operasi mikro, spermatozoa epididimis harus diaspirasi dan di kriopreservasi untuk keperluan ICSI jika operasi gagal.35 Hipogonadisme • Defisiensi endokrin dapat mengakibatkan rendahnya spermatogenesis dan rendahnya sekresi testosteron karena rendahnya sekresi LH dan FSH.
• stimulasi produksi sperma membutuhkan
penatalaksanaan dengan human chorionic gonadotrophin (hCG) yang dikombinasikan dengan FSH rekombinan. Pada kasus langka „fertile eunuchs‟ yang memiliki produksi FSH