Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KIMIA

LARUTAN

OLEH
KELOMPOK 3
 M111 13 051 Khaerum Nisa
 M111 13 053 Chindy Gloria Saranga’
 M111 13 061 Muh. Fikri Rum
 M111 13 078 Muh. Fadly Alamsyah
 M111 13 082 Sri Arfiani Rahim Sila
 M111 13 084 Lela Satriani Candra
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya
tulis ilmiah dengan judul LARUTAN. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di
perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses
perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Makassar, 28 September 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
1. Daya Hantar Larutan 4
2. Kekuatan Daya Hantar Larutan 6
3. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia 8
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa waktu yang lalu, sebuah lembaga penelitian di Yogyakarta

menyatakan bahwa dua liter air laut yang dialirkan ke rangkaian grafit dan seng,

mampu menghasilkan tegangan 1,6 V. Hasil ini telah dibuktikan melalui eksperimen.

Mengapa air laut mampu menyalakan lampu? Bagaimana mekanismenya? Apakah

semua jenis larutan dapat menyalakan lampu?

Larutan merupakan sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut.

Pelarut yang sering dipakai dalam melarutkan zat terlarut adalah air. Zat terlarut

umumnya jumlahnya lebih sedikit daripada zat pelarut. Contoh larutan gula, larutan

garam dapur, larutan alkohol, dan lain sebagainya. Larutan umumnya berfase cair

(liquid = l) dengan pelarut air, tetapi ada juga larutan yang berfase padat (solid = s)

seperti kuningan, stainless steel, dan lain-lain, ataupun gas (g) seperti udara.

Zat terlarut memiliki dua sifat berdasarkan perilakunya apabila arus listrik

dialirkan. Sifat pertama, zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik, sehingga

larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu menghantarkan arus

listrik. Larutan tersebut dinamakan larutan elektrolit. Sifat kedua, zat yang apabila

dilarutkan ke dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ada

perubahan kimia, sehingga larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.

Semua larutan anorganik, baik asam, basa, maupun garam memiliki sifat

mampu menghantarkan arus listrik. Sedangkan semua larutan yang berasal dari zat
organik seperti gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, dan urea, tidak mampu

menghantarkan arus listrik.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa-apa sajakah jenis larutan`?

2. Bagaimanakah kekuatan daya hantar suatu larutan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1. Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.

2. Menambah wawasan tentang larutan.

3. Mengetahui lebih mendalam tentang larutan yang kita temukan dalam kehidupan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.

2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.

3. Sebagai bahan bacaan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Daya Hantar Larutan

Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik. Tetapi jika zat yang bersifat

asam, basa, maupun garam telah dilarutkan di dalamnya, larutan yang dihasilkan akan

mampu menghantarkan arus listrik. Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan

dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Sedangkan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan ke dalam


air. Senyawa ionik dan kovalen polar biasanya bersifat elektrolit. Contohnya asam,

basa, dan garam.

Secara sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik

dapat diuji dengan alat uji elektrolit. Alat uji elektrolit tersebut terdiri atas sebuah

bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektrode. Elektrode-elektrode tersebut

dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan ke dalam

bejana tersebut, lampu akan menyala. Sedangkan jika larutan nonelektrolit yang

dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Arus listrik dalam larutan elektrolit

dihantarkan oleh migrasi partikel-partikel bermuatan.

Selain ditandai dengan menyalanya lampu, pada larutan elektrolit juga terdapat

perubahan-perubahan kimia yang dapat diamati. Salah satu perubahan tersebut

berupa timbulnya gelembung-gelembung gas, perubahan warna larutan, atau bahkan

terbentuk endapan.

Tabel berikut menyajikan contoh pengujian daya hantar listrik dari beberapa

larutan.

Rumus Gelembung
Larutan Nyala Lampu
Senyawa Gas

Air Suling H2O - -

Alkohol 70 % C2H5O - -

Larutan Hidrogen Klorida HCl terang Ada

Larutan Natrium Hidroksida NaOH terang Ada

Larutan Amonia NH3 terang Ada

Larutan Natrium Klorida NaCl terang Ada

Larutan Asam Sulfat H2SO4 terang Ada


Dalam kehidupan kita sehari-hari sering menggunakan larutan elektrolit dan

nonelektrolit. Contoh:

1. Baterai untuk jam, kalkulator, handphone, remote control, mainan, dan lain

sebagainya. Baterai menggunakan larutan amonium klorida (NH4Cl), KOH, atau LiOH

agar dapat menghasilkan arus listrik.

2. Aki dipakai untuk menstarter kendaraan, menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).

3. Oralit diminum penderita diare supaya tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan

cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit untuk

memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan impuls saraf bekerja.

4. Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion. Sifat ini digunakan untuk menangkap

ikan dengan menggunakan setrum listrik.

5. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia adalah

nonelektrolit sehingga hanya mengandung sedikit ion-ion.

2. Kekuatan Daya Hantar Larutan

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit

dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut,

Svante August Arrhenius (1884) mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau

ionisasi elektrolit.

Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan

berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom atau

gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan arus dalam

elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif (kation) dan bermuatan

negatif (anion) serta bergerak menuju elektrode yang muatannya berlawanan.


Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik

(reversible). Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:

NaCl  Na+ + Cl-

MgSO4  Mg2+ + SO42-

CaCl2  Ca2+ + 2Cl-

Na2SO4  2Na+ + SO42-

Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-

muatan positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah

muatan yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut.

Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan

elektrolit dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan

elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit

sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain

larutan NaCl, KOH, H2SO4, dan HCl.

b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak

semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan

penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit

lemah adalah larutan cuka dan amonia.

Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi

dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit,

dapat menggunakan derajat dissosiasi (α). Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang

benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat

terionisasi dengan mol zat mula-mula.

Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:


α=

Nilai α dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut.

α = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat

0 < α < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah

α = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit

3. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia

Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh

senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski

demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam

menghantarkan arus listrik.

3.1 Senyawa Ionik

Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik.

Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom

ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom

yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan atom yang menerima

elektron menjadi ion negatif (anion).

Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ionionnya yang

bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan,

senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.

NaCl  Na+ + Cl-

Ca(OH)2  Ca2+ + 2 OH-

K2SO4  2K+ + SO42-

KOH  K+ + OH-
3.2 Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen.

Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua

atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas

antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen

polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom.

Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih

negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan

baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi

menjadi ion-ionnya.

HCl  H+ + Cl-

H2SO4  2 H+ + SO42-

Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air

sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam

pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.

NH3 + H2O  NH4+ + OH-

Senyawa kovalen nonpolar biasanya nonelektrolit. Molekul air bermuatan netral

tetapi mempunyai ujung positif (atom H) dan ujung negatif (ujung O) sehingga sangat

efektif melarutkan senyawa ionik atau senyawa kovalen polar.

Molekul-molekul air menstabilkan ion-ion dalam larutan dengan mengelilingi

ion-ion tersebut, sehingga kation tidak bergabung kembali dengan anion. Proses di

mana sebuah ion dikelilingi oleh molekul-molekul air yang tersusun dalam keadaan

tertentu disebut hidrasi. Contoh padatan NaCl akan terionisasi menghasilkan Na+ dan

Cl– saat dilarutkan dalam air.


Ion Na+ akan tertarik ke elektrode negatif dan ion Cl– tertarik ke elektrode

positif sehingga menghasilkan arus listrik yang setara dengan aliran elektron sepanjang

kawat penghantar (kabel).

Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik, elektrolit dibagi dua yaitu

elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu zat yang mempunyai daya hantar listrik kuat

termasuk elektrolit kuat, dan zat yang daya hantar listriknya lemah termasuk elektrolit

lemah. Larutan elektrolit kuat contohnya asam kuat (HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3),

basa kuat (NaOH, KOH, LiOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2), dan garam (NaCl, KCl, CaCl2,

BaBr2, CaSO4, dan lain-lain).

Larutan-larutan ini terionisasi sempurna dalam air (α = 1), sehingga semua

molekul terdisosiasi dan tidak ada molekul tersisa dalam larutan.

Berbeda dengan larutan elektrolit lemah yang terionisasi sebagian (0 < α < 1),

dalam larutan sebagian berbentuk ion-ion sebagian lagi masih dalam bentuk molekul.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada

beberapa jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan

elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan

non elektrolit itu sendiri tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit ini

pun terbagi lagi atas larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan

elektrolit kuat yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik, sedangkan

larutan elektrolit lemah itu menghantarkan listrik pula, tapi tidak sebaik larutan

elektrolit kuat. Adapun kekuatan daya hantar suatu larutan tergantung dari

larutannya itu sendiri, apakah larutan itu mengandung ion-ion yang banyak atau tidak.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan atau aspirasikan dalam penulisan

karya ilmiah ini yaitu :

1. Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi

penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam

menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar

mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku.

2. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi larutan karena materi ini

merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk

pengambilan SKS berikutnya.

3. Seharusnya diberikan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan makalah larutan ini

karena mempertimbangkan saat ini penulis selaku mahasiswa baru angkatan 2013

yang sedang dalam masa kaderisasi yang menguras waktu yang tak sedikit, dan adanya

tantangan lain berupa tugas-tugas MKU lain.


DAFTAR PUSTAKA

Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X


SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai