1. PENDAHULUAN
Mutiara adalah sejenis permata atau batu mulia yang dihasilkan oleh
sejenis kerang di dasar laut yang dikenal dengan “tiram mutiara”. Sebagai
hasil dari proses biologi, mutiara memiliki warna yang lembut dan kemilau
cahaya yang sejuk. Keindahannya yang sempurna dan alami telah menarik
tahun 1916 Jepan telah berhasil memproduksi mutiara dan beberapa tahun
sampai US $ 300.000 per butir (Ochida, 1988 dalam Sosprayana, 1988). Nilai
dan ukuan. Mutiara yang baik akan memiliki warna asli dari mutiara,
overtone yang kuat degan kemilau yang tinggi, semi-translusensi yang kuat,
2
tidak retak, tidak tergores dan tidak penyok atau cacat, bentuk bundar dan
berukuran besar.
Ada 2 jenis mutiara yang diproduksi yaitu mutiara bundar dan mutiara
setengah bundar (blister). Untuk inti mutiara blister terbuat dari bahan
kapur atau fiber dengan ukuran garis tengah antara 13 sampai 20 mm.
cangkang kiri dan kanan. Inti mutiara blister dilekatkan pada cangkang
tenaga ahli yang berkecimpung dalam bidang mutiara ini. Hal ini terbukti
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ketrampilan dari tenaga ahli yang
3
melakukan operasi pada tiram mutiara tersebut. Dimana tenaga ahli untuk
1.2 Tujuan
pasca operasi.
c. Mampu mengidentifikasi dan menelaah aplikasi fungsi-fungsi
penjualan.
pengawasan (controlling).
2. TINJAUAN PUSTAKA
moluska laut, dengan tubuh dilindungi oleh sepasang cangkang yang tidak
5
simetris dan sangat keras, tetapai seluruh organ tubuhnya sama sekali tidak
2.1.1 Klasifikasi
berikut :
Kingdom : Invertebrata
Philum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda
Ordo : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pteria
2.1.2 Morfologi
melindungi mantel dan organ bagian dalam yang lunak. Bagian cangkang
6
sebelah kanan agak pipih dan cangkang sebelah kiri lebih cembung. Kedua
Pada cangkang terdapat mother of pearl atau lapisan mutiara atau nacre
yang dapat membentuk lapisan mutiara. Pada sisi cangkang bagian dalam
terdiri dari nacre atau mother of pearl, dibawahnya adalah lapisan prismatik
atau overtone dan bagian luar adalah lapisan periostrakum. Nacre berwarna
putih mutiara dan mempunyai struktur keping yang kecil-kecil dari kristal
Pada bagian cangkang sebelah luar dengan warna merah tua, coklat
terdapat garis-garis radier yang jumlahnya antara 6-8 garis. Warna tersebut
akan memudar jika tiram dewasa, dan nampak jelas pada tiram yang masih
muda. Untuk membedakan jenis tiram yang satu dengan yang lainnya
Bentuk tiram pada jenis Pteria sp. Sangat berbeda dengan Pinctada sp.
posterior ear, engsel memanjang dari anterior ke posterior, dan gigi engsel
2.1.3 Anatomi
Terdapat tiga bagian utama dari anatomi tiram yaitu kaki, mantel dan
a. Kaki
Kaki yang ada dalam tubuh tiram tidak akan dipergunakan lagi
waktu masih muda sampai pada saat menemukan tempat yang cocok untuk
menempel digunakan kaki sebagai alat geraknya (locomotion) selain itu juga
kaki digunakan oleh tiram sebagai alat pembersih dari kotoran-kotoran atau
partikel-partikel pengganggu pada insang dan mantel. Pada bagian kaki ini
terdapat byssus, yaitu alat penempel tubuh pada substrat atau tempat yang
disukai. Bentuk byssus ini menyerupai rambut atau serat dan berwarna
hitam Kaki pada tiram tersusun oleh suatu jaringan yang bersifat elastis
yang bisa merenggang atau memanjang sampai tiga kali dari keadaan
b. Mantel
8
Winanto et al., (1988), organ bagian dalam tiram terbungkus oleh mantel
terdiri dari dua bagian, yaitu belahan mantel bagian kanan dan bagian kiri.
Mantel tiram mutiara terdiri dari tiga bagian yaitu tepi mantel
(marginal mantel), distal (otot), dan mantel bagian dalam. Bagian luar mantel
lapisan lainnya. Lapisan ini dibatasi oleh lajur-lajur sel epitel yang
yang sama dengan bagian tepi sebelah dalam dari lapisan dalam.
c) Lapisan luar
Lapisan mantel luar terletak di sebelah dalam dan berhubungan
Mantel bagian bawah atau lembaran mantel terdiri dari sel epithelium
berbentuk tiang dan tidak bersilia. Bagian dari epithelium atau alat
Pada bagian ini sel epithelium luar tidak bersilia, epithelium dalam
mempunyai silia dan nampak tidak berisi. Alat sekresi terdapat pada
sama dengan sel epithelium sebelah dalam pada pallial mantle (Dhoe,
Organ bagian dalam dari tubuh tiram terdiri dari insang, mulut,
(1987), adanya gerakan silia yang dimiliki insang mampu menyebabkan air
siphon). Makanan yang terbawa oleh air, masuk ke dalam mulut dan air
terhubungkan oleh suatu aliran menuju organ bagian dalam dan masuk
saluran kantong tipis pada perut dengan kulit luar (cuticle) kasar yang
Ayodhyoa, 1972).
bagian tengah dan dua cabang auricula. Pembuluh darah depan dan satu
dari jantung. Urat nadi anterior dan posterior menyalurkan darah dari hati.
Untuk sistem saraf, terdiri dari simpul saraf pusat sebagai susunan saraf otak
sederhana dengan tali urat saraf dan alat perasa yang sederhana (Tun dan
Winanto, 1988).
sepasang gonad yang letaknya simetris. Gonad jantan maupun betina yang
organ dalam (perut, jantung, dan bagian utama usus), tetapi gonad tidak
menutupi bagian pangkal byssus. Induk tiram yang telah matang kelamin
12
Keterangan :
F A. Mantel
J I B B. Gonad
G C. Pangkal kaki
H
L D. Otot
C E. Insang
F. Mulut
D
G. Kaki
K H. Byssus
E
I. Lambung
J. Usus
A
K. Anus
L. Jantung
salinitas dan makanan yang tersedia. Jika kondisi lingkungan ideal dengan
suhu dan salinitas sepanjang tahun tetap stabil maka pertumbuhannya pun
polusi yang disebabkan oleh zat-zat beracun, baik yang dihasilkan oleh alam
sendiri maupun oleh aktivitas manusia, seperti adanya red tide, buangan kota
2.3 Makanan
ada diperairan sekitarnya atau terbawa arus air dan dimanfaatkan melalui
Makanan tiram mutiara waktu masih larva berbeda dengan setelah dewasa.
Beberapa jenis makanan yang diketahui sampai saat ini dan biasa di
temukan di dalam perut tiram antara lain : Sisa bahan organik (detritus),
lain karena terpisahnya sebagian sel epitel luar dan masuk ke bagian dalam
mantel. Sel ini akan berkembang dan membentuk pearl sac, selanjutnya akan
terbentuk suatu benda yang biasa disebut mutiara. Pada peristiwa yang lain
atau parasit yang masuk secara tidak sengaja diantara cangkang dan mantel,
Sebagian sel epitelium luar yang terpisah akibat kejadian ini, akan
mantel akan melapisi benda tersebut dengan lapisan nacre sepanjang waktu,
dengan cara memasukkan inti dan potongan mantel yang masih hidup ke
(visceral mass), maka sel epitel luar akan berkembang dan membentuk suatu
jaringan. Lapisan nacre yang dihasilkan oleh sel epitel luar akan berkembang
pula dan menyelimuti inti sehingga membentuk semacam kantong yang juga
disebut Pearl Sac, kejadian ini berlangsung selama kurang lebih dua minggu
nacre sangat tergantung pada kondisi lingkungan seperti suhu, salinitas dan
keberhasilan budidaya tiram mutiara. Untuk itu perlu dilakukan secara hati-
pelaksanaan operasi yang kurang cermat dan tidak dapat ditunjang dengan
mutiara untuk dapat dioperasi : tiram yang berumur 2 – 3 tahun, jika benih
tersebut dari hasil budidaya, memiliki ukuran lebih dari 15 cm dan jika
dihasilkan dari tangkapan dari alam, tidak cacat, dan ukuran engsel 0,5 – 1,5
cm (Sutaman, 1993).
opetrasi yang kurang cermat dan tidak ditunjang dengan perlengkapan dan
a. Perlengkapan Operasi
1) Rumah Operasi
Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
Biasanya meja ini diletakkan di sebelah kanan dan agak rendah dari
umum nya, alat-alat yang terbuat dari baja tahan karat ini kebanyakan
cangkang
d) Pinseto (Tweezers/Pinset) : Digunakan untuk menjepit atau mengambil
inti padat bisa digunakan untuk pertumbuhan mutiara setengah bulat (Tun
mutiara setengah bulat adalah tiram yang sudah mengalami operasi mutiara
bulat lebih dari satu kali atau tiram yang menghasilkan mutiara bulat yang
bulat adalah bahwa lapisan bagian dalam dari cangkang tiram mutiara itu
juga merupakan lapisan mutiara (nacre). Dengan cara demikian benda yang
20
ditempatkan pada cangkang bagian dalam akan selalu dilapisi oleh mutiara
(Sutaman, 1993).
mutiara bulat. Tiram yang telah dipasangi baji pada bagian anterior
supaya lokasi inti terlihat jelas. Inti blister ditempatkan di sebelah otot
antara inti dengan otot. Perkiraan jarak tersebut tergantung pada ukuran inti
dapat dipasang pada kedua cangkang berkisar antara 6-8 buah untuk
bulat (blister) dengan tiram yang dioperasi inti bulat tidak jauh berbeda.
Hanya dalam pemeliharaan tiram yang dioperasi inti setengah bulat lebih
sederhana, yaitu tidak dilakukan masa tento dan rontgen (Sutaman, 1993).
terdiri atas peralatan yang sesuai dengan metode budidaya yang digunakan,
terbuat dari bahan sterofoam, drum minyak atau fiberglass (Winanto et al.,
1988).
plastic atau fiberglass. Tali rentang dari bahan polyethelene atau sejenisnya
disamping diantara pelampung yang satu dengan yang lain, jarak antara
pelampung kurang lebih 5 m, panjang tali tergantung pada luas lokasi atau
dimaksudkan agar apabila pada pemasangan inti secara tidak sengaja hasil
tempelannya kurang begitu kuat sehingga inti menjadi lepas, pada waktu
hari, setelah itu posisi tiram didudukkan dengan dorsal berada di bagian
(Mulyanto, 1987).
terlalu lama justru akan mengakibatkan inti yang dipasang menjadi bidang
datar bahkan bisa menyatu menjadi cangkang. Tetapi sebaliknya bila waktu
begitu saja. Penanganan yang kurang cermat, cepat dan tepat akan berakibat
mudah rusak dan cepat membusuk, maka sesudah dipanen tidak bisa
dapat menghasilkan mutiara lagi. Untuk itu tiram harus dimatikan untuk
pada organ lunak. Mutiara blister biasanya menempel kuat pada cangkang
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk yang sudah jadi butiran, tetapi pada
lanjut adalah melepaskannya dari cangkang dalam keadaan yang baik dan
butiran mutiara dengan cangkang agar mudah dilepaskan. Satu hal yang
paling menarik dari mutiara blister adalah dapat menggunakan overtone atau
pelaksanaan operasi yang kurang cermat dan tidak dapak ditunjang dengan
2.9.1 Suhu
1993). Pada suhu air dibawah 13 oC pelapisan mutiara atau penimbunan zat
kapur akan terhenti. Sedangkan menurut Chan (1949), suhu yang baik
untuk kelangsungan hidup tiram mutiara berkisar antara 25-30 oC. Raswin
Air laut biasa bersifat alkalis dengan pH lebih dari 7 karena banyak
mutiara di perairan adalah dengan pH lebih tinggi dari 6,75, tiram tidak
26
akan bereproduksi kembali jika pH lebih dari 9,00. Aktivitas tiram akan
tersebut jumlah tiram yang normal hanya sekitar 10%. Menurut Raswin dan
Ayodyoa (1972), penurunan pH air laut dari 8,1 menjadi 6,1 dapat
2.9.3 Salinitas
mutiara mampu bertahan hidup pada kisaran salinitas yang luas, yaitu
2.9.4 Kecerahan
sebagian lagi diteruskan ke dalam air, cahaya ini akan diserap dan disebar.
koloid serta jasad-jasad renik yang terdapat dalam air. Kecerahan air
Lokasi yang cocok untuk budidaya tiram adalah terlindung dari arus
yang kuat. Di samping itu pasang surut yang terjadi mampu menggantikan
massa air secara total dan teratur, sehingga ketersediaan oksigen terlarut
cangkang yang kuat, akan tetapi tidak juga cukup untuk melindunginya dari
2.10.1 Hama
Sutaman (1993), hama yang sering memakan tiram adalah ikan sidat
(Anguilla japonica), Gurita (octopus vulgaris), Globe fish (Spaeroides spp), Black
kepiting dan rajungan juga sering memangsa tiram yang masih muda.
Selain itu beberapa jenis parasit dari golongan cacing-cacingan juga sering
28
membuat lubang pada cangkang dan masuk ke dalam tubuh, sehingga akan
Empat jenis teritip Balanus spp merusak tiram dengan cara melekat
karang berwarna kuning pada bagian luar cangkang. Karang ini membuat
(Tun dan Winanto, 1988). Selain itu organisme penempel yang sering
menit (Tin Tun, 1977 dan 1988 dalam Winanto et al., 1988). Perlakuan lain
(salinity shock), yaitu tiram direndam dalam air tawar selama 5-10 menit,
2.10.2 Penyakit
yang disebabkan oleh bunga karang atau boring sponge (Cliona spp). Cacing
atau boring worm (Polydora dan Polychaeta), bivalvia (Boring bivalves) yang
menimbulkan bintik coklat kecil dan memanjang atau seperti jaringan yang
kemudian dijemur selama kurang lebih 60 menit, pada saat perlakuan ini
sebaiknya jangan sampai terkena air hujan (Tun,1977 dalam Winanto et al.,
1988)
tertentu yang nyata. Terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya atau hasil
kerja yang memadai dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik
1999).
fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak
a. Perencanaan (Planning)
31
kapan dan bagaimana malakukannya serta dengan cara apa hal tersebut
b. Pengorganisasian (Organizing)
dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan
32
Jakfar, 2003).
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapi tujuan yang telah
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan
tugas apakan telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
untuk menjaga agar proyek selesai tepat pada waktunya. Mengawasi suatu
dari besarnya jumlah tiram yang dioperasi, jenis alat dan bahan yang
Investasi dalam suatu usaha adalah alokasi dana kedalam usaha yang
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dengan produksi nol,
atau biaya tidak berubah meskipun volume produksi berubah. Maka biaya
b. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi
yang lainnya.
Setiap penilaian layak diberikan nilaiyang standar untuk usaha yang sejenis
35
dengan cara membandingkan dengan rata-rata ndustri atau target yang telah
Break even point merupakan titik impas, yaitu suatu titik ketika usaha
Perhitungan BEP dapat dilihat dari dua factor, yaitu BEP harga dan BEP
suatu usaha untuk dijalankan. Bila nilai B/C yang diperoleh adalah 1, dan
Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang
Praktek Akhir ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai pada
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan praktek akhir ini adalah
ada 2 jenis yaitu: alat untuk operasi dan alat untuk pengukuran kualitas air,
Tabel 1. Jenis Alat Yang Digunakan Untuk Tiram Dicangkokan Inti Blister
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktek akhir ini seperti pada
mutiara blister
13. Keton 1l 122 ml Sebagai campuran dalam pewarnaan
mutiara blister
14. Pearl Essence merk 1 kg 122 ml Sebagai pewarna putih dalam
Semu pewarnaan mutiara blister
15. Pewarna 1 kg 122 ml Sebagai pewarna merah, biru tua dan
emas pada mutiara blister
16. Cat Transparan 1 kg 143 ml Sebagai warna dasar dalam
merk Glatic pembuatan cat untuk pewarnaan
mutiara blister
17. Lycal Acrylic 1 kg Untuk mengisi rongga pada mutiara
blister
18. Aerosol Spray 300 cc Sebagai campuran dalam pewarnaan
Paint merk Pylox mutiara blister
Data yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah praktek akhir ini
penyediaan benih, jumlah tiram yang dioperasi serta ukuran, jumlah inti
b. Data parameter kualitas air yang meliputi, suhu, salinitas, pH, kecerahan,
juga kesehatan tiram itu sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara,
sebagai berikut :
a. Persiapan
forsep (kai koki), dan sekaligus diangkat dari keranjang pemeliharaan dan
yang sudah berisi air laut sampai tiram tersebut membuka cangkang
sendiri.
42
kulit/cangkangnya.
berikut :
1) Tiram yang telah disiapkan diatas meja tiram, di ambil dengan forsep
menghadap ke bawah.
4) Lem perekat yang sudah dipersiapkan diteteskan ke bidang datar inti
disibakkan.
6) Penempatan inti dilakukan pada cangkang bagian dalam dengan bidang
dengan kuat.
43
8) Apabila inti telah menempel, pinset dikeluarkan dan tiram dilepas dari
kai dae, demikian pula baji yang masih menyangga cangkang. Namun
dipelihara kembali.
Setelah dapat mengetahui dengan pasti tiram yang siap dipanen, maka
1) Tiram yang masih ada dalam pocket net diangkut kerumah operasi.
2) Tiram-tiram tersebut dimasukkan dalam bak panen yang telah
cangkang.
4) Melalui celah yang dibuat oleh baji. Otot adductor segera dipotong dan
semua kotoran.
6) Mutiara blister dan cangkang yang sudah bersih kemudian perlu
alat bor bermata intan secara melingkar sepanjang tepian mutiara hingga
lingkaran.
4) Bagian yang berlubang tersebut kemudian dibersihkan dari segala
baru.
7) Kemudian agar mutiara blister membentuk lingkaran penuh, maka
rutin tiga kali sehari, untuk kecerahan dan kecepatan arus dilakukan tiga
hari sekali . Pengamatan dilakukan dari tanggal 12 Maret 2007 sampai 24Mei
Waktu
No Alat Parameter Pengukuran Perlakuan
1 Thermometer Suhu Per hari Jam 06.00,
13.00, 18.00
2 Salinometer Salinitas Per hari Jam 06.00,
13.00, 18.00
3 pH-fix pH Per hari Jam 06.00,
13.00, 18.00
4. Top dal Kec. Arus Per 3 hari Jam 06.00,
13.00, 18.00
5. Sechi disk Kecerahan Per 3 hari Jam 06.00,
13.00, 18.00
dilakukan yaitu :
terkumpul.
46
mudah dimengerti.
3. Analiting adalah merupakan kegiatan analisa data berdasarkan acuan
lebih jelas sesuai dengan judul yang diambil untuk mengolah data hasil
Dari data yang telah diperoleh secara kuantitatif dalam bentuk tabel
kuantitatif.
Ratio (B/C ratio), Return on Investmen (ROI) dan Payback Period (PP).
47
Total biaya
BEP Harga =
Total Produksi
Total Biaya
BEP Produksi = Harga
Total Penerimaan
B/C Ratio = ---------------------------------------
Total Biaya
Investasi
PP = -------------------------- x 12 bulan
Kas bersih/tahun
Desa : Wara
Kecamatan : Lakudo
Kabupaten : Buton
lokasi pemeliharaan dari pantai sejauh 150 meter. Lokasi perusahaan ini
terletak di perairan selat Buton, perairan yang pada umumnya jernih dan
blister.
sarana fisik dan operasional adalah merupakan faktor penting yang harus
a. Sarana budidaya, terdiri dari 12 unit jalur long line tempat pemeliharaan
tiram, satu unit rumah apung, keranjang pemeliharaan berupa poket net,
c. Sarana operasi, terdiri dari rumah operasi, meja operasi, dan peralatan
operasi.
51
diatas 90 %.
c. Perencanaan produksi mutiara blister
Berdasarkan tingkat permintaan yang terus bertambah, maka tingkat
butir per hari menjadi 1000 butir per hari. Penambahan tenaga kerja yang
52
ahli dalam bidang ini juga ditambahkan sesuai dengan target produksi
yang diupayakan.
Penjualan mutiara blister akan lebih menguntungkan apabila telah
kekuatan yang cukup dan tepat digabung dengan departementasi yang tepat
kerangka dalam mana organisasi itu beroperasi (Terry dan Rue, 1999).
dikerjakan oleh 2 orang dan untuk penanganan hasil mutiara (Pteria penguin)
53
dikerjakan oleh 5 orang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar
2.
a. Direktur
langsung dan mengevaluasi semua program kerja yang telah ditentukan jika
b. Manajer Operasional
54
dilakukan oleh direktur baik didarat maupun dilaut, dan membuat laporan
maupun di laut.
c. Manajer Keuangan
Direktur.
d. Manajer Pemasaran
dengan perusahaan.
(yokusey) karena inti tidak dipasang diatas gonad melainkan ditempel diatas
cangkang.
ukuran 11-13 cm, tidak cacat dan sehat. Tiram yang digunakan untuk operasi
membuka sendiri, lalu segera dipasang baji. Cangkang tiram yang tidak mau
tiram itu sendiri. Baji dipasang kurang lebih 2-3 cm dari bagian posterior,
tiram dilakukan secara hati-hati karena apabila dipasang terlalu dalam maka
akan melukai organ bagian dalam tiram, selain dapat menyebabkan stres
dan ada yang dibeli dari Jepang. Alat yang telah digunakan untuk operasi
harus segera dibersihkan dengan air tawar agar tidak menimbulkan karat.
proses budidaya tiram mutiara, karena apabila ada suatu kesalahan dalam
mutiara bulat. Tiram yang sudah dibaji diletakkan di atas standar operasi
58
dengan mengunakan spatula (hera) supaya lokasi inti terlihat dengan jelas.
mutiara blister terdapat dua cara yaitu menempel inti dari arah atas ke
bawah dan dari arah bawah ke atas. Teknik yeng digunakan adalah teknik
meggunakan alat pemasuk inti mutiara blister (sonyuki), akan lebih mudah
(a) (b)
Gambar 5. a. Pemberian lem perekat di kedua sisi (sesuai dengan lingkaran
merah)
b. Pemasangan inti mutiara blister
mutiara blister harus diperhatikan jarak antara inti dengan otot. Perkiraan
59
jarak tersebut tergantung pada ukuran inti dan ketebalan lapisan inti yang
adductor, jangan sampai otot ini nantinya justru menutupi inti seperti
gambar mutiara yang berekor dan mutiara yang normal dapat dilihat pada
gambar 6.
(a) (b)
Gambar 6. a. Mutiara yang berekor (ciri sesuai tanda panah)
b. Mutiara yang normal
dimasukkan ke dalam poket net isi 12, ukuran 100x50 cm. Untuk lebih
setengah persegi, hati dan air mata. Nukleus yang digunakan perusahaan ini
dioperasi dari bulan Maret sampai Mei 2007 adalah berjumlah 8592 ekor .
Mati alam baik saat dipelihara maupun selama pengangkutan menuju lokasi
sebanyak 289 ekor, sedangkan tiram yang tidak layak operasi baik tidak
dipelihara pada tali rentang sepanjang 100 meter, dengan kedalaman 3-5
meter. Jarak antar poket net sejauh 1 meter dengan jarak antar pelampung 5
meter. Pada 7 hari pertama poket diletakkan dalam posisi dorsal berada di
atas. Ini dimaksudkan agar inti yang lepas tidak jatuh ke dalam tiram
apabila pada pemasangan inti secara tidak sengaja hasil tempelannya kurang
begitu kuat sehingga inti menjadi lepas, pada waktu cangkang membuka inti
yang dioperasi inti bulat tidak jauh berbeda. Hanya dalam pemeliharaan
tiram mutiara sepanjang masa praktek yaitu terhitung dari bulan Maret
8309
Prosentase SR = -------------- x 100 %
7953
= 95,7 %
Nilai kelangsungan hidup yang didapat adalah 95,7 % dan ini masih
ikan sebagai predator yang biasanya memakan daging tiram selain itu juga
sebagai pelindung tubuhnya, tiram juga dapat terserang hama dan penyakit.
kepiting, sejenis jamur merah dan tritip yang sering menempel pada engsel
a. Suhu
31oC. Perubahan suhu yang drastis tidak pernah terjadi sehingga tidak
mempengaruhi kondisi dari tiram yang baru dioperasi. Kondisi suhu seperti
63
ini masih dalam kisaran normal, sesuai dengan pendapat Sutaman (1993),
dicapai pada suhu antara 28-30oC. Pada iklim ini ternyata sangat
dapat terjadi sepanjang tahun. Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat pada
b. pH
pH air 8-8,5. Kisaran ini masih baik untuk pertumbuahan tiram, hal ini
sesuai dengan Winanto (2004), bahwa derajat keasaman air yang layak untuk
kehidupan tiram mutiara berkisar 7,8-8,6. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
c. Salinitas
kisaran salinitas yang luas, yaitu antara 20-50 ppt. Untuk lebih jelasnya dapat
d. Kecerahan
yang lebih tinggi dari kisaran normal yaitu berkisar antara 7,5-8,2 meter
diusahakan antara 6-7 m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11
dibawah ini.
e. Kecepatan Arus
7,2-8,5 cm/s, sedangkan menurut Sutaman (1993), lokasi yang cocok untuk
budidaya tiram tiram mutiara ialah yang terlindung dari arus yang kuat.
harus direndam ke dalam air dingin agar inti dapat terlepas dengan mudah
dan selanjutnya membersihkan rongga dalam mutiara dari bekas lem secara
hati-hati karena dapat menyebabkan lapisan mutiara pecah atau retak sesuai
itu juga harus menggunakan alat khusus yang biasanya digunakan untuk
ujungnya tumpul agar tidak merusak lapisan mutiara. Untuk lebih jelasnya,
dibersihkan lagi dengan air keras. Air keras dituang ke dalam rongga lalu
tidak menimbulkan bercak pada saat jadi. Warna dasar (overtone) diberikan
sesuai dengan warna dominan pada lapisan mutiara. Terdapat lima warna
yang digunakan oleh perusahaan yaitu merah muda, biru tua, hitam, emas
dan putih. Pemberian warna yang salah pada mutiara akan menyebabkan
menggunakan air brush memiliki hasil yang lebih baik dari teknik
perbandingan 1:7. Untuk lebih jelasnya proses pewarnaan dapat dilihat pada
gambar 14.
68
pada mutiara diisi dengan menggunakan lycal sebagai inti baru. Lycal
didiamkan selama ±45 menit. Setelah itu permukaan bawah mutiara dibuat
memiliki ketrampilan khusus dalam bidang ini. Untuk lebih jelasnya proses
diamplas dengan menggunakan amplas halus agar tidak ada kotoran yang
melekat seperti sisa-sisa lem, pada tahap ini harus dilakukan secara hati-hati
dengan menggunakan batu hijau yang dilapisi diatas handuk yang telah
dipasang pada mesin gurinda. Untuk lebih jelasnya tahap pemolesan dan
perusahaan.
Menentukan jenis kualitas atau mutu alami dan buatan dari mutiara
dapat dilihat dari kilauan, permukaan, bentuk, warna dan ukuran. Kemilau
Selain dari mutiara itu sendiri ternyata ada bagian lain dari tubuh
5.4.1 Pemanenan
(1987) setelah tiram dapat menghasilkan mutiara blister, maka mutiara tidak
dapat menghasilkan mutiara lagi. Untuk itu tiram harus dimatikan untuk
diambil hasil cangkangnya (Mulyanto, 1987). Jumlah panen dari bulan Maret
sampai Mei 2007 bisa mencapai 7953 ekor setiap bulannya dengan nilai
100 hari dan ini tidak begitu sesuai dengan pendapat Winanto et al. (1988),
lapisannya terlalu tipis. Begitu juga dengan pendapat dari Sutaman (1993,)
dapat mencapai 2 mm, yang dianggap cukup untuk segera dipanen. Masa
yang dihasilkan masih sangat tipis sehingga mudah pecah. Untuk lebih jelas
dapat dilihat mutiara blister yang yang baru dilepas dari cangkangnya dan
produksi mutiara blister selama satu tahun yang terdiri dari 12 siklus.
a. Biaya Investasi
Biaya yang dikeluarkan pada saat dimulainya produksi. Biaya
lampiran 4.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional usaha pemasangan inti mutiara blister ini terdiri
dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak akan dipengruhi
oleh tingkat operasi pada periode waktu tertentu. Biaya tetap yang
73
lampiran 5.
b. Biaya Variabel
Biaya variable merupakan biaya yang bervariasi mengikuti alur secara
bawah ini :
Penjualan
Mutiara blister sebanyak 4000 @ Rp. 12.500,-/butir = Rp. 50.000.000,-
1 tahun (12 siklus) 48000 @ Rp. 12.500,-/butir = Rp. 600.000.000,-
c. Analisa Laba/Rugi
pendapatan dengan total biaya. Dari data diatas, maka dapat dihitung laba
No Uraian Hasil
1 Hasil penjualan/tahun Rp.600.000.000,-
2 Biaya operasional/tahun
Biaya tetap Rp. 45.374.500,-
Biaya variabel Rp. 348.300.000,-
Total biaya Rp. 393.674.500,-
Total Biaya
BEP produksi = ---------------------------------
74
Harga
Rp. 393.674.500,-
= ------------------------------------
Rp.12500,-
= 31494 butir
Total Biaya
BEP harga = -------------------------------------
Total Produksi
Rp. 393.674.500,-
= ---------------------------------------
48000
= Rp. 8.202,-
Nilai Break Even Point yang didapat per unitnya pada tingkat
penjualan mutiara blister sebanyak 31494 butir atau tingkat harga Break
Even Point sebesar Rp. 8.202,- dimana usaha penyuntikan mutiara blister
impas.
Total Penerimaan
B/C Ratio = ---------------------------------------
Total Biaya
Rp.600.000.000,-
= ---------------------------------------
Rp. 393.674.500,-
= 1,5
75
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai B/C Ratio pada
Menurut Umar (2003) untuk B/C Ratio > 1 usulan proyek dapat diterima,
B/C Ratio < 1 usulan proyek ditolak dab B/C Ratio = 1 netral. Dengan
proyek.
= Rp.206.325.500 + Rp.5.784.500,-
= Rp. 212.110.000,-
Investasi
PP = ----------------------------- x 12 bulan
Kas bersih/tahun
Rp.40.700.000,-
PP = -------------------------- x 12 bulan
76
Rp. 212.110.000,-
bulan.
6.1 Kesimpulan
berikut :
target produksi mutiara blister pasca panen menjadi 1000 butir/hari dan
yang sangat baik dalam pemeliharaan tiram pasca operasi yaitu 95,6 %
dengan didukung kualitas air yang memiliki nilai suhu 28-31 oC, pH air
Rp. 206.325.500,-; BEP harga = Rp.8.202,-; BEP dalam unit = 31494 butir;
6.2 Saran
berikut :
jual dengan produk yang lebih bernilai jual tinggi seperti diolah menjadi
perhiasan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 4
1.3 Batasan Masalah 4
2. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Biologi Tiram Mutiara (Pteria penguin) 5
2.1.1 Klasifikasi 5
2.1.2 Morfologi 6
2.1.3 Anatomi 7
2.2 Habitat dan Penyebaran Tiram Mutiara (Pteria penguin) 13
2.3 Makanan 14
2.4 Proses Terbentuknya Mutiara 15
2.5 Persyaratan Lokasi 16
79
3.2.2 Bahan 41
3.3 Metoda Pengumpulan Data 42
3.3.1 Data Primer 42
3.3.2 Data Sekunder 42
3.3.3 Data Yang di perlukan 42
3.4 Prosedur Kerja 43
3.4.1 Persiapan Tiram Sebelum Operasi 43
iv
3.4.2 Cara Pemasangan Inti Mutiara Blister 44
3.4.3 Pengukuran Parameter Kualitas Air 48
3.5 Metode Analisa Data 49
4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 52
4.1 Lokasi Perusahaan 52
4.2 Sejarah Perusahaan 53
4.3 Tenaga Kerja 53
4.4 Sarana Fisik dan Operasional 53
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 55
5.1 Perencanaan (Planning) 55
5.2 Pengorganisasian (Organizing) 56
5.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan 57
5.2.2 Uraian Tugas57
5.3 Penggerakan (Actuating) 59
5.3.1 Seleksi Tiram Mutiara Untuk Operasi 59
5.3.2 Operasi Tiram Mutiara 61
5.3.3 Pemeliharaan Tiram Pasca Operasi 65
5.3.4 Kualitas Air 67
5.3.5 Penanganan Hasil Mutiara Blister71
5.4 Controlling (Pengawasan) 76
5.4.1 Pemanenan 76
5.4.2 Analisa Usaha 77
6. KESIMPULAN DAN SARAN 82
6.1 Kesimpulan 82
81
6.2 Saran 83
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tabel
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. Data Panen…………………………………………………………… 89
3. Data Penyuntikan…………………………………………………… 90
ix