Anda di halaman 1dari 7

IPE (Interprofesional Education) MASA NIFAS

Dosen Pengampu : Elika Puspitasari S. ST., M.Keb

Disusun Oleh :

Rika Gustin ADP (1610104037)


Intan Wahyuningsih (1610104039)
Asia Novita (1610104040)
Wiwin Setiyaningsih (1610104042)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Definisi Interprofesional Education (IPE)
Kolaborasi antar profesi kesehatan adalah satu usaha untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. WHO telah membuat sebuah grand design tentang pembetukan
karakter kolaborasi dalam sebuah bentuk pendidikan formal yaitu
berupa Interprofessional Education. Interprofessional Education (IPE) adalah suatu
pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelaksanaanya dapat dilakukan
dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik
untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional.
Beberapa ahli mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam pembentukan
kolaborasi. Seperti halnya pendapat Mendez et. al.,(2008) IPE merupakan hal yang
potensial sebagai media kolaborasi antar profesional kesehatan dengan menanamkan
pengetahuan dan skill dasar antar profesional dalam masa pendidikan. IPE
merupakan hal yang penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama
antar profesional yang ada dengan mempromosikan sikap dan perilaku yang positif
antar profesi yang terlibat di dalamnya.
B. Tujuan Interprofesional Education (IPE)
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan
berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang kesehatan
dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-
kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada
di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al.,
2009).
C. Contoh Kasus
Ny.T datang ke bidan A untuk konsultasi tentang keadaanya yang masih dalam masa
nifas. Ibu mengeuh lemas dan pandangan mata kabur
1. KOLABORASI:
a. Bidan
Melakukan pemeriksaaan KU, TTV, DS, DO berdasarkan PERMENKES
Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yaitu
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan dimana dalam memberikan
pelayanan bidan dapat memberikan Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
b. Dr obgyn
Bidan menghubungi dokter obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah
yang harus dilakukan. Dan pada saat itu dokter obgyn meminta bidan agar
melakukan pemeriksaan lab, sehingga bidan langsung menghubungi bagian
analis di laboratorium untuk melakukan pemeriksaaan darah lengkap.
Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Pelaksanaan praktik Kedokteran Umun
dalam melaksanakan wewenang sesuai dengan standar profesi dokter umum
yaitu :
1. Anamnesa pasien
2. Melakukan pemeriksaan fisik diagnostik
3. Menentukan pemeriksaan penunjang
4. Menegakkan diagnosis dan differential diagnosis
5. Melakukan tindakan medis
6. Melakukan tindakan kegawatdaruratan traumatologi (ATLS)
7. Melakukan tindakan kegawatdaruratan jantung (ACLS)
8. Menulis resep obat ataupun alat medis
9. Membuat (menerbitkan) surat keterangan dokter
10. Membuat rekam medik dengan jelas dan benar
11. Membuat konsulan yang jelas ke masing-masing konsulen
12. Melakukan tindakan bedah minor
13. Mengirim pasien ke masing-masing departemen

c. Analis
Berdasaarkan keputusan mennteri kesehatan reepublik indoneesia nomor 370
tahun 2007 tentang standar prorfesi ahli teknologi laboratorium keesehatan
menjelaskan kewenangan dan kompetensi ahli teknologi laboratorium
kesehatan yaitu:
1. Mampu meleakukan pengambilan spesimeen, menilai kualitas spesimen,
menangani spesimen, mampu megerjakan proseedur anaisa bidang
spesimen heematologi, serologi, mikrobiologi, toksilogi, patologi, biologi
dan virology
2. Mampu memberikan penilaian deteksi dini keadaan speesimen, perubahan
kondisi spesimn, menilai normal tidaknnya analisa specimen
3. Mampu dalaam pengambilan keputusan
d. Gizi
Dalam peraturan menteri kesehatan RI no.26 tahun 2013 juga tertulis
bahwa Tenaga Gizi Nutrisionis Registered dalam melaksanakan kewenangan
sesuai dengan standar profesi.Pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi
gizi meliputi perencanaan, preskripsi diet, implementasi, konseling dan
edukasi serta fortifikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan makro,
pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi pelayanan
gizi Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi
Ternyata setelah diperiksa, status gizi Ny.T buruk dan untuk menangani hal itu,
bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya perbaikan status gizi Ny.T
yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.

D. Roll Play Kebidanan Ibu Nifas Dengan Anemia


Pasien : assalamualikum
Bidan : wa’alaikumussalam, silahkan masuk. duduk dulu bu, ada yang bisa
saya bantu?
Pasien : ini ibu, 4 hari yang lalu saya baru melahirkan anak pertama, normal,
tapi ini kok sering lemas, pusing dan pandangan mata kabur yah bu?
Bidan : baik bu, sebelumnya atas nama ibu siapa nggeh?
Pasien : Ny. T
Bidan : baik ibu, benar dengan Ny. T, Umur 28 tahun, alamat Jl. Godean.
Berdasarkan keluhan ibu, ibu merasa lelah, pusing dan pandangan kabur. Selanjutnya
saya akan lakukan pemeriksaan fisik nggeh bu. (melakukan pemeriksaan fisik. Ibu
setelah saya lakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 90/60 mmHg termasuk rendah,
pernapasan normal 22x/mnt, nadi normal 80 x/mnt, bibir pucat kering, konjungtiva
pucat, sklera putih. Ini saya beri surat rujukan ke dokter kandungan untuk dilakukan
pemeriksaan nggeh. Setelah dai lab silahkan kembali ke ruang KIA.
Pasien : baik ibu.
Dr : dokter obgyn meminta bidan agar melakukan pemeriksaan lab,
sehingga bidan langsung menghubungi bagian analis di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaaan darah lengkap
Analis : Analis melakukan pengambilan darah untuk dilakukan pemerisaan
darah. hemoglobin ibu. Ny.T mengalami anemia yaitu Hb 9 gr/dl.
Ahli Gizi : didapatkan status gizi ibu buruk, kurang makan sayur, kurang minum
air putih, lebih banyak minum air es.
Pasien : ibu, ini hasil lab dan gizi nya.
Bidan : baik ibu terimakasih, setelah saya baca ternyata benar adanya
mengarah ke anemia dan gizi buruk. (memberikaan konseling tentang penanganan
anemia dan mengembaikan gizi ibu). ibu setelah ini silahkan ke apoteker untuk
mengambil obat, nanti oleh apoteker akan dijelaskan cara konsumsi dan efek
sampingnya.
Pasien : baik ibu terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

RS Universitas Airlangga.2017. INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE).diakses


http://rumahsakit.unair.ac.id/website/interprofessional-education-ipe/

PERMENKES Nomor 28 Tahun 2017 Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan

Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang


Pelaksanaan praktik Kedokteran Umun dalam melaksanakan wewenang
sesuai dengan standar profesi dokter umum Diakses dari
https://ngada.org/bn671-2011.htm pada tanggal 29 desember 2019

Anda mungkin juga menyukai