Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI


Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular

OLEH :

Faraditha Dwi Aryani 1711211021


Finy Marsyah 1711213003
Hafiza Utami Syukri 1711212001
Muhammad Fahrezi Al Ghifari 1711213043
Nikmatallizra 1711212017
Rahmi Fadila 1711211017
Orina Vandini 1711213033
Zilhasrati 1711212057

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Epidemiologi Penyakit Menular
dan Tidak Menular ini dengan penuh kemudahan untuk memenuhi tuntutan tugas
mata kuliah Dasar Epidemiologi. tanpa pertolongan-Nya mungkin makalah ini tidak
dapat kami selesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Dasar Epidemiologi yang telah membimbing kami dalam belajar dan juga
pembuatan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak


Menular ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
meridhoi segala usaha kami.

Padang, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 PENYAKIT TIDAK MENULAR .................................................................. 3
2.1.1 PENGERTIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR ................................ 3
2.1.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR ......................... 4
2.1.3 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PTM ......................................... 4
2.1.4 STRATEGI PENANGGULANGAN PTM ............................................ 4
2.1.5 CONTOH PENYAKIT TIDAK MENULAR ......................................... 5
2.1.6 PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR .............................. 8
2.1.7 PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI PTM ............................................... 9
2.1.8 SCREENING PENYAKIT TIDAK MENULAR ................................. 11
2.2 PENYAKIT TIDAK MENULAR ................................................................ 11
2.2.1 PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR ............................................ 11
2.2.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT MENULAR ..................................... 11
2.2.3 KELOMPOK UTAMA PENYAKIT MENULAR ............................... 12
2.2.4 JENIS PENULARAN PENYAKIT MENULAR ................................. 12
2.2.5 PROSES TERJADINYA PENYAKIT MENULAR ............................ 13
2.2.6 PENYEBAB PENYAKIT MENULAR ................................................ 14
2.2.7 CARA KELUAR BIBIT PENYAKIT DARI PENJAMU .................... 15

ii
2.2.8 SUMBER PENULARAN PENYAKIT MENULAR ........................... 15
2.2.9 CONTOH PENYAKIT MENULAR .................................................... 15
2.2.10 PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR .......................................... 17
2.2.11 PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR .............................. 19
2.2.12 SURVEILANS EPIDEMIOLOGI ........................................................ 21
BAB III ....................................................................................................................... 23
PENUTUP ................................................................................................................... 23
Kesimpulan .............................................................................................................. 23
Saran ........................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan sakit menurut WHO merupakan suatu kondisi cacat atau kelainan
yang disebabkan oleh gangguan penyakit,emosional, intelektual, dan social. Secara
garis besar, penyakit diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu penyakit menular dan
penyakit tidak menular.

Seorang individu yang mengidap suatu penyakit, tentu akan terganggu


aktivitasnya, tidak bisa beraktivitas secara normal, baik itu penyakit yang menular
maupun tidak menular. Penyakit tidak menular, hanya akan mengganggu diri sendiri
saja. Namun sebaliknya, penyakit tidak menular tentu dikhawatirkan akan
mengganggu orang banyak.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran


mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit.
Epidemiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit
serta fakor yang terkait di tingkat populasi. Epidemiologi juga membahas hal-hal
terkait penyakit menular dan tidak menular.

Selama epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani masalah


penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya menangani
masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan
dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular. Hal ini tidak dapat
disangkal dari sejarah perkembangan nya epidemiologi berlatar belakang penyakit
menular.

Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular dilatarbelakangi


dengan kecenderungan semakin meningkat nya prevalensi PTM dalam masyarakat,
khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun
dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat
industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit masyarakat. Perubahan
pola struktur masyarakat , khususnya masyarakat Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui berbagai hal mengenai penyakit menular


2. Untuk mengetahui berbagai macam hal mengenai penyakit tidak menular

1.3 Tujuan

Materi ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam

mengenai epidemiologi penyakit menular dan tidak menular agar dapat dipahami oleh

mahasiswa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENYAKIT TIDAK MENULAR

2.1.1 PENGERTIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu


penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya
masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya
penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor
genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan,
batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA,
keracunan, dsb.
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
Istilah PTM mempunyai kesamaan arti dengan :
a) Penyakit Kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM
biasanya bersifat kronik/menahun/lama.
Namun ada pula PTM yang kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ;
Keracunan.
b) Penyakit Non – Infeksi
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya bukan
oleh Mikro-organisme.Namun tidak berarti tidak ada peranan mikro-organisme dalam
terjadinya PTM.
c) New Communicable Disease
Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menular; yaitu melalui Gaya
Hidup (Life Style). Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan
caranya sendiri. Gaya hidup di dalamnya dapat menyangkut Pola Makan,

3
Kehidupan Seksual, dan Komunikasi Global. Contoh ; perubahan pola makan telah
mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan
berlebih yang mengandung kolesterol tinggi.

d) Penyakit Degeneratif
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannyaberkaitan
dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia
lanjut
2.1.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa
karakteristik tersendiri seperti :

1. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu


2. Masa inkubasi yyang panjang
3. Bersifat Krinik (berlarut – larut)
4. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
5. Mempunyai variasi yang luas
6. Memerlukan biaya yang tinggi dalam pencegahan dan penanggulangannya
7. Faktor penyebab bermacam – macam (Multicausal), atau bahkan tidak
jelas.
2.1.3 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Kerangka konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular


didasari oleh kerangka dasar blum, bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor
keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Kebijakan Pencegahan dan
penanggulangan PTM ini ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai faktor
resiko yang sama yaitu : jantung, stroke, hipertensi, diabetes militus, penyumbatan
saluran napas kronis.

2.1.4 STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

a. Kebijakan Surveilans PTM


· Surveilans factor resiko

4
· Registri penyakit
· Surveilans kematian
b. Kebijakan Promosi dan Prevensi PTM
c. Kebijakan ManajemeYankes PTM

· PROMOTIF

· PREVENTIF

· KURATIF

· REHABILITATIF

2.1.5 CONTOH PENYAKIT TIDAK MENULAR

Seperti yang telah dijelaskan di atas, PTM merupakan penyakit degeneratif,


saat ini yang banyak berkembang di masyarakat seperti penyakit hipertensi atau darah
tinggi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, asam urat, penyakit jantung, paru-paru
kronis, bahkan kanker. PTM dapat juga disebabkan karena kecelakaan termasuk
cedera, luka dan benturan akibat kecelakaan. Adapun jenis penyakit yang tidak
menular lainnya adalah :

1.STROKE

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak.
Kematian jaringan otak dapat

menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke


adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri
di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita
mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau
kemampuan bicaranya. Untuk menggaris bawahi betapa seriusnya stroke ini,
beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". stroke terjadi
karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol

5
atau mungkin udara Jenis Stroke. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke
iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti
karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian
besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini. Pada stroke hemorragik,
pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus
stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.

Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh


darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh
darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini
sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal
memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari
dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih
kecil.

Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya


bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain,
misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral
(emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada
penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup
jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika


lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya
bergabung di dalam sebuah arteri.

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain

6
dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa
terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
2.GAGALGINJAL
Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi di mana kedua ginjal mengalami
kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Biasanya ditandai dengan edema seluruh tubuh (edema anasarka) karena terjadinya
hipertensi portal dan kadar klirenskreatinin< 25.
3.TUMOR OTAK
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menakutkan semua orang.
Karena otak merupakan salah satu organ tubuh manusia paling peka dan mempunyai
fungsi sebagai pusat pengatur organ tubuh lainnya. Coba bayangkan, jika otak sakit
atau mengalami kerusakan, sedikitnya dapat dipastikan fungsi organ tubuh lainnya
pun akan terganggu, bahkan tidak jarang menimbulkan kematian. Tumor otak bisa
menyerang siapa saja dalam segala usia, pada umumnya orang usia produktif atau
dewasa muda. Meski demikian mengerikannya, tidak berarti diagnosis tumor otak
selalu merupakan vonis kematian bagi para penderitanya. Dewasa ini ilmu kedokteran
telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan pengobatan telah memberikan harapan
hidup bagi para pasien tumor otak. Beberapa faktor yang mempengaruhi Prognosa
(harapan hidup) penderita tumor otak antara lain; kemampuan deteksi dini;
kemampuan mengetahui dengan tepat lokasi tumor di otak; keunggulan teknologi
diagnostik dan terapi (operasi) seperti CT-Scan, MRI (MagneticResonanceImage),
mikroskop.
4. POLIOMYELITIS

Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang


disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

7
5.PNEUMONIA
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi
"inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat
juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada,
demam, dan kesulitan bernafas. Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan
sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan
bakteri dirawat dengan antibiotik. Pneumonia adalah penyakit umum, yang terjadi di
seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara
orang tua dan orang yang sakit secara kronik. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis
pneumonia tersedia. Prognosis untuk individu tergantung dari jenis pneumonia,
perawatan yang cocok, komplikasin lainnya, dan kesehatan orang tersebut.
Salah satu kasus Pneumonia yang mempunya tingkat kematian tinggi pada
saat ini adalah kasus Pneumonia yang disebabkan oleh Flu burung.
2.1.6 PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular

1. Pencegahan primordial → dimaksudkan untuk memberikan


kondisi padamasyarakat yang memungkinkan penyakit tidak
mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor
resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya merupakan
upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :

 Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi


kesehatan, pendidikan kesmas.

8
 Pencegahan khusus, misal : pencegahan ketrpaparan, pemberian
kemoprevntif
3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
 Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening

 Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah

4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi:

Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit


2.1.7 PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan
metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya
penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan
eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM
merupakan penelitian observasional dengan jenis:

A.PenelitianCross-Sectional

B. Penelitian Kasus Kontrol

C. Penelitian Kohort

5. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati tetap juga
berlaku untuk PTM. 4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular :
1. Pencegahan primordial → dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar
dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat
komplek, tidak hanya merupakan upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :

9
Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi
kesehatan, pendidikan kesmas. Pencegahan khusus, misal : pencegahan
ketrpaparan, pemberian kemoprevntif
3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi: Rehabilitasi, misal perawatan rumah
jompo, perawatan rumah sakit

Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah


diidentifikasi. ScreeningPenyakitTidak Menular . Screening atau penyaringan adalah
usaha untuk mendeteksi/mencari penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam
masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara
singkat dan sederhana dapat memisahakan mereka yang kemungkinan besar
menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan dilanjutkan dengan pengobatan.
Screening ini sangat erat kaitannya dengan faktor resiko dari PTM.
Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari 4
faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
 Pemakaian tembakau (merokok).
 Kurangnya aktivitas fisik.
 Konsumsi alkohol.
 Diet yang tidak sehat.
Faktor-faktor risiko Penyakit Tidak Menular di atas merupakan faktor-faktor
risiko yang berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita sendiri.
Sebenarnya masih ada faktor-faktor risiko lain bagi terjadinya penyakit tidak menular
tetapi biasanya faktor-faktor ini sulit dikontrol dari diri sendiri, seperti: faktor stress,
kegemukan, dan pencemaran lingkungan.

10
2.1.8 SCREENING PENYAKIT TIDAK MENULAR

Screening atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/mencari


penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok tertentu
melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat
memisahakan mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya
didiagnosa dan dilanjutkan dengan pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya
dengan faktor resiko dari PTM. Sebagian besar penyakit tidak menular dapat
dicegah bila kita menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
1. Pemakaian tembakau (merokok).
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Konsumsi alkohol.
4. Diet yang tidak sehat.

2.2 PENYAKIT TIDAK MENULAR

2.2.1 PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR

Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat


ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab
penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host/ inang (penderita)
2.2.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT MENULAR

Karakteristik utama penyakit menular adalah sebagai berikut.

1.Penyakit-penyakit tersebut sangat umum terjadi di masyarakat

2.Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian atau kecacatan

3.Beberapa penyakit dapat menyebabkan epidemik

4.Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah dengan


intervensi sederhana

5.Penyakit-penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak

11
2.2.3 KELOMPOK UTAMA PENYAKIT MENULAR

1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi

2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan


cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama

3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat


tetapidapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
2.2.4 JENIS PENULARAN PENYAKIT MENULAR

Jadi Penyakit menular adalah penyakit yang menyerang manusia yang bisa
mengalami perpindahan penyakit ke manusia lain dengan cara tertentu. Secara
garis besar cara penularan penyakit menular dapat dikelompokkan menjadi empat,
yaitu :
1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang
a. WaktuGenerasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkanpenyakit. Hal
ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas
ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,
sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit
hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
pejamu lain walautanpagejalaklinik / terselubung.
b. KekebalanKelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu
kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab
penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu
anggota kelompok tersebut.

12
Herd immunity merupakan factor utamadalam poses kejadianwabah di
masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit
tertentu.
c. AngkaSerangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu
satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak
serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan
dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep
keluarga, system hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air
borne disease.
3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
air disebut sebagai water borne disease atau water related disease.
4. Melalui makanan / minuman(Food borne infection) yaitu cara penularan
suatu penyakit melalui perantara makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Penyakit yang menular dengan cara ini biasanya penyakit
saluran pencernaan, misalnya : cacingan, demam tifoid dan lain-lainnya. Cara
penularan ini juga disebut sebagai
"water borne diseases" dimana kebanyakan masyarakat menggunakan air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga.
2.2.5 PROSES TERJADINYA PENYAKIT MENULAR

Terjadinya suatu penyakit menular karena interaksi empat kantara penjamu,


agent dan lingkungan, yang meliputi 6 komponen yaitu :
1. Penyebab penyakit
2. Reservoir dari penyebab penyakit

13
3. Tempat keluarnya penyakit-penyakit tersebut dari penjamu
4. Cara transmigrasi dari orang ke orang
5. Tempat masuknya penyebab penyakit tersebut ke penjamu yang baru
6. Kerentanan penjamu
2.2.6 PENYEBAB PENYAKIT MENULAR
Ada 6 golongan penyebab penyakit yang bersifat biologis, yaitu ;
1. Protozoa
Binatang bersel atau yang dapat menimbulkan malaria deisentri amuba
dan sebagainya memerlukan perkembangan di luar tubuh manusia yang
ditularkan melui vector
2. Metazoan
Binatang parsitjenis multi seluler yang menyebabkan penyakit
Trikinosis. Cacing tambang dan sebagainya, memerlukan perkembangan di
luar tubuh manusia, sehingga penularannya terjadi secara tidak landing
3. Bacteri
Mikroorganisme yang menyebabkan bermacam penyakit, seperti
Tubercolosis, Difteri dan sebagainya. Berkembanng biak di lingkungan
sekitar manusia, dapat ditularkandari orang ke orang atau mendapatkannya
dari lingkungan orang tersebut
4. Virus
Penyebab penyakit yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, dapat
menimbulkan penyakit cacar, morbil, hepatitis, rebies dan sebagainya
penyakit tersebut pada umumnya ditularkan secara langsung
5. Fungi (jamur)
tumbuhan yang bersifat uniseluler maupun multiseluler yang dapt
menimbulkan penyakit seperti jamur kulir, histoplasmosis, dari penyakit
jamur adalah tanah dan tidak ditularkan langsung dari orang ke orang
6. Riketsia
Parasit yang sifatnya intraseluler dengan ukuran besar berada diatas
bakteri dan virus, sifatnya sama dengan virus, sifatnya sama dengan virus, ia

14
mambnganutuhkan sel hidup untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Misalnya penyakit Scrub Tifus yang ditularkan oleh pija tikus
2.2.7 CARA KELUAR BIBIT PENYAKIT DARI PENJAMU
Disebut juga dengan Portal Of Exsit yang dimaksudkan disini adalah cara keluarnya
dari reservoir manusia dan binatang dapat melalui :
1. Saluran pernapasan : Seperti penyakit TBC, Pilek atau Influenza
Bronkopneumonia dan sebagainya
2. Saluran Pencernaan : Seperti penyakit Tifus Abdominolis, Colera. Disentri,
Hepatitis, dan sebagainya
3. Saluran Perkemihan : Seperti Gonore, Sifilis, Leptospirosis dan sebagainya
4. Melalui kulit : Seperti cacar, Hepatitis serum , melalui suntikan, gigitan
Antropoda demam berdarah
2.2.8 SUMBER PENULARAN PENYAKIT MENULAR
1. Penderita, penderita dapat menularkan penyakit yang sedang dideritanya
kepada oranglain yang sehat, misalnya melaui udara ketika bersin, pemakaian
bersama jarum suntik, dll.
2. Binatang sakit, binatang yang sakit juga dapat menularkan penyakit kepada
manusia, melalui gigitan, air liur, maupun kotorannya.
3. Benda, seseorang dapat tertular suatu penyakit apabila seseorang
menggunakan benda secara bersama dengan orang yang terkena penyakit
tersebut. Contohnya pada pemakaian bersama jarum suntik olaeh seseorang
yang sehat dengan orang yang terinfeksi HIV, kemungkinan tertular penyakit
HIV bagi orang tersebut sangat besar.

2.2.9 CONTOH PENYAKIT MENULAR

1. Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali
jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan
yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita

15
menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk,
baju, dll. Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

2. Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya
yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan
lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus
parainfluenza saja gejalanya hanya ringan atau subklinis.
3. Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk Aighes
Aygepti yang menghisap darah organ.
4. Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering
berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat
kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain
5. HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas,
tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai
penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian.
Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan
masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
6 . TBC
Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis”. Yang menyerang pada organ
paru – paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang
sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga dapat
menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika
penderita bersin atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh

16
orang sehat. Biasanya penderita TBC akan diisolasi dikarenakan
mudahnya penyebatran penyakit TBC.
2.2.10 PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR
Pencegahan adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian yang
didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau
hasil pengamatan/penelitian epidemiologis.
Tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum:

1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab,


lingkungan serta faktor penjamu.

A) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab bertujuan untuk


mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab
serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi,
pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan unutk menghilangkan
mikro-organisme penyebab penyakit,penyemprotan/insektisida
dalam rangka menurunkan dan menghilanagkan sumber penularan
maupun memeutuskan rantai penularan, di samping karantina dan
isolasi yang juga dalam rangka memutusakn rantai penularan.
Usaha lain dapat dilakukan dengan pengobatan penderita dan
pemusnahan sumber yang ada serta mengurangi atau menghindari
perialku beresiko.
B) Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan
fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan
perumahan, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti
pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan
lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan
antarindividu dan kehidupa sosial masyarakat.
C) Meningkatkan daya tahan penjamu seperti perbaikan status gizi,
status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian

17
imunisasi serta encegahan khusus lainnya, peningkatan status
psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari
pengaruhfaktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik
melalui peningkatan kualitas gizi serta olahraga.
2. Pencegahan tingkat kedua

Sasaran pencegahan tingkat kedua ditujukan kepada mereka yang menderita atau
dianggap menderita (suspek) ataau yang terancam akan menderita (masa tunas).
Tujuan dari pencegahan tingkat ini adalah diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
a) Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan
usaha surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta
pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI,
mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu
secara umum dalam masyarakat, serta pengobatab dan perawatan
yang efektif.
b) Pemberian chemoprophylaxis terutama bagia mereka yang
dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis
penyakit tertentu.
3. Pencegahan tingkat ketiga

Sasaran dari pencegahan tingkat ini adalah penderita penyakit tertentu dengan
tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.

Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi unutk mencegah terjadinya
akibat samping dari penyembuhan penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha
pengembalian fungsi fisik, psikologin dan sosial seoptimal mungkin meliputi
rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis, dan rehabilitasi sosial.

Srategi Pencegahan Penyakit

18
a. Sasaran yang bersifat umum ditujukan kepada individu maupun
organisasi masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melaalui usaha
setempat/mandiri yang sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup
masyarakat setempat (tradisional) maupun melalui program pelayanan
kesehatan yang tersdia.
b. Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencan dan terprogram
(bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar
serta perbaikan sanitasi lingkungan dan pengadaan air bersih,
peningkatan status gizi melalui pemberian makanan tambahan maupun
berbagai usaha yang bertujuan untuk mengubah/menghentikan
kebiasaan yang berisiko tinggi atau yang dapat mempertinggi risiko
penyakit tertentu.
c. Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan
pemukiman seperti perbaikan perumahan dan pemukiman, perbaiakn
sistem pendidikan serta sosial ekonomi masyarakat, yang pada dasarny
amerupakan kegiatan di luar bidang kesehatan.
d. Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaaan luar biasa seperti
wabah, adanyya bencana alam/situasi perang serta usaha
penanggulangan melalui kegiatan rawat darurat.

2.2.11 PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

Penanggulangan penyakit menular adalah uapaay unutk menekan peristiwa


penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak menjadi
gangguan kesehatan pada masyarakat tersebut.
Upaya penanggulangan penyakit menular dapat dikelompokkan pada tiga
kelompok sesuai dengan sasaran utamanya meliputi:
1) Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu
a) Sumber penularan adalah binatang

19
Pada binatang peliharaan upaya mengatasi penularan dilakukan
dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang
lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala.
Berbeda dengan binatang liar upaya penanggulangannya lebih sulit.
Usaha penanggulangan dapat dilakukan dengan kombinasi cara lain,
dengan kerja sama instansi lain yang terkait.
b) Sumber penularan adalah manusia
Upaya penanggulangan dilakukan dengan isolasi dan karantina,
pengobatan dengan berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur
penyebab (mikri-organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada
pada sumber (bedah saluran empedu atau cholecystectomy pada carier
typhoid menahun).
2) Sasaran ditujukan pada cara penularan
Cara penularan penyakit meliputi kontak langsung, udara, makanan dan
minuman, serta vektor perantara. Upaya penanggulangan penyakit melalui
kontak langsung dititikberatkan pada penyuluhan kesehatan yang diiringi
dengan usaha menghilangkan sumber penularan. Usaha pencegahan ini
sangat erat dengan pola dan kebiasaan hidup sehari-hari, sistem sosial dan
perilaku sehat anggota keluarga.
Upaya penanggulangan penyakit yang ditularkan melalui udara
dilakukan dengan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam
ruangan.
Upaya penanggulangan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan
minuman dilakukan dengan memberantas bahan-bahan yang mengalami
kontaminasi seperti penyehatan air minum, pasteurisasi susu, serta
pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan dan minuman.
Upaya ini dilaksanakan oleh petugas pengawasan bahan berbahaya dengan
petugas kesehatan lingkungan.

20
Upaya penanggulangan penyakit yang ditularkan melalui vektor terutama
oleh serangga dan binatang lainnya dialkukan dengan pemberantasan
serangga dan binatang tersebut.
3) Sasaran ditujukan pada pejamu potensial
a) Peningkatan kekebalan khusus (imunitas)
Berbagai penyakit dewasa dapat dicegah dengan imunisasi yaitu peningkatan
kekebalan aktif pada pejamu dengan pemberian vaksinasi.
b) Peningkatan kekebalan umum (resistensi)
Dapat dilakukan dengan perbaikan gizi keluarga, peningkatan gizi balita
melalui program Kartu Menuju Sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui posyandu.
2.2.12 SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Surveillans epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan terus-menerus


terhadap semua aspek penyakit tertentu baik keadaan maupun penyebarannya untuk
kepentingan pencegahan dan penanggulangan. Surveillans penyakit menular adalah
suatu kegiatan pengumpulan data teratur, peringkasan dan analisis data kasus baru
dari semua jenis penyakit infeksi dengan tujuan untuk identifikasi kelompok risiko
tinggi dalam masyarakat, memahami cara penularan penyakit serta berusaha untuk
memutuskan rantai penularan.

1. Surveillans epidemiologi dalam masyarakat

Analisi secara teratur berkesinambungan berupa data terhadap berbagai


penyakit dapat memberikan kesempatan lebih mengenal kecendrungan penyakit
menurut musim atau periode waktu tertentu, mengetahui daerah geografis dimana
jumlah kasus/penularan meninggi atau menurun, serta berbagai kelompok risiko
tinggi menurut umur, jenis kelamin, ras, agama, status sosial ekonomi maupun
pekerjaan (penyakit akibat kerja atau lingkungan kerja).

Pelaksanaan surveillans dilakukan dengan dua cara yakni secara pasif dan aktif.
Surveillans pasif adalah pengumpulan keterangan tentang kejadian penyakit

21
dalam masyarakat yang dilakukan oleh unit surveillans mulai dari tingkat
puskesmas sampai tingkat nasional. Surveillans aktif merupakan penguumpulan
data terhadap satu atau lebih penyakit pada masa waktu tertentu yang dilakukan
secara teratur oleh petugas kesehatan yang telah ditugaskan untuk itu.

2. Surveillans epidemiologi di rumah sakit

Untuk mengatasi masalah penularan penyakit infeksi di rumah sakit maka


telah dikembangkan sistem epidemiologi surveillans yang khusus dan cukup
efektif untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya penularan infeksi
nosokominal di dalam lingkungan rumah sakit.untuk pelaksanaan kegiatan
tersebut oleh beberapa rumah sakit menyediakan tenaga khusus yang terlatih
dalam epidemiologi surveillans rumah sakit. Dengan demikian dapat dilakukan
surveillans yang teratur melalui pencatatan kejadian infeksi pada unit-unit tertentu
seperti pada laboratorium, angka dan jenis infeksi di ruang-ruang perawatan, pada
unit bedah, serta pada unit-unit lainnya seperti bagian persalinan dan ruang bayi,
bagian anak dan lainnya. Dengan kegiatan pengamatan yang terus-menerus
disertai dengan analisis yang teratur serta pengamatan langsung terhadap
kelompok-kelompok risiko tinggi dalam rumah sakit, dapat memungkinkan
pengenalan awal, pelacakan serta penangkalan dan penanggulangan
ledakan/kejadian luar biasa dalam rumah sakit.

22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Penaykit menular adalah sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah


dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung atau
melalui perantara/penghubung). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent
atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau
inang (penderita).

Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh


kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, termasuk cedera
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan

Perbedaan penyakit menular dan tidak menular memerlukan pendekatan


epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuan sebagai masalah kesehatan masyarakat
sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangan nya. Penyakit menular
umumnya diagnosis nya mudah, rantai penularan nya jelas, banyak di temui di negara
berkembang agak mudah mencari penyebabnya sedangkan penyakit tidak menular
banyak di temui di negara industri tidak ada rantai penularan, diagnosis nya sulit dan
dan membutuhkan biaya yang relatif mahal.

Saran
Setelah membaca dan memahami makalah epidemiologi tentang Epidemiologi
Penyakit Menular dan Tidak Menular ini, diharapkan pembaca dapat menerapkan dan
mengimplementasikan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari juga pada masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, MN. 2000. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR.


Jakarta : PT Rineka Cipta

Kunoli, Firdaus J. 2013. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT


MENULAR :Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta. CV. Trans Info
Media

24

Anda mungkin juga menyukai