PROTEIN
Dosen Pengampu:
Anggota Kelompok 2:
1. Walina (1511211011)
2. Cynthia Cahya Nopiyandi (1711213007)
3. Kuntum Khaira Ummah (1711213037)
4.
5.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “PROTEIN"
Selanjutnya shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan
umat muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan
seperti saat sekarang ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata pelajaran Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Dalam penulisan makalah
ini, kami banyak mengalami rintangan, tantangan, dan hambatan. Namun hal itu
dapat dilalui oleh penulis berkat petunjuk dari Allah SWT serta pihak lain yang
ikut membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Azrimaidaliza, SKM, M.KM dan semua rekan
kelompok 2 yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritikan pembaca terhadap makalah ini kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1 Pengerian Protein ...................................................................... 3
2.2 Sifat- sifat Protein ..................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Protein ..................................................................... 5
2.4 Fungsi Protein ........................................................................... 6
2.5 Sumber Bahan Makanan Protein .............................................. 8
2.6 Kebutuhan Protein .................................................................... 9
2.7 Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein. ........................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biokimia merupakan studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta
reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Masyarakat pada
zaman dahulu atau di daerah Mesir kuno melakukan peragian pada jus buah,
perawatan penyakit dengan zat-zat dari tumbuhan. Masyarakat tersebut percaya
bahwa manusia tersusun atas lima unsur yakni air, api, kayu, metal, dan tanah dan
dari kelima unsur tersebut harus dijaga keseimbangannya agar tetap sehat.
Salah satu sub bab dari biokimia ialah protein yang akan kita bahas dalam
makalah kali ini. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki
bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
aamino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
tersebut mengandung C, H, O, N serta terkadang juga terdapat S, F.
Protein sangat berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus. Dan protein ini memiliki empat tingkatan yang bersifat
hiraki, maksudnya protein disusun setahap demi setahap dan pada setiap tingkatan
tergantung dari tahapan dibawahnya.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengerian Protein
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang utama
atau yang di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus
Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme (Ellya, 2010). Protein adalah poliamida,dan hidrolisis
protein menghasilkan asam- asam amino.
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Asam amino penyusun
perotein memiliki rantai samping yang berbeda-beda dan mencirikan sifat kimia
dari masing-masing asam amino tersebut.Protein terdapat dalam sistem hidup
semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupunorganisme tingkat
tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses
biologi.
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang
bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor (Winarno, 1991; Tarigan, 1983).
a. Denaturasi
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dari
zat kimia, maka mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal-
hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan,
aliran listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, dan sabun.
Temperatur merupakan titik tengah dari proses denaturasi yang disebut
dengan melting temperature (Tm) yang pada umumnya protein
mempunyai nilai Tm kurang dari 100ºC, apabila diatas suhu Tm, maka
protein akan mengalami denaturasi. Protein yang mengalami denaturasi
3
akan menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya,
sehingga mudah mengendap (Yazid, 2006).
c. Sifat amfoter
Sifat ini timbul karena adanya gugus amino (-NH2) yang bersifat basa dan
gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam yang terdapat pada molekul
protein pada ujung-ujung rantainya, maka dengan larutan asam atau pH
rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+, sehingga
protein bermuatan positif, sebaliknya dalam larutan basa gugus karboksilat
bereaksi dengan ion OH-, sehingga protein bersifat negatif. Adanya
muatan pada molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah
pengaruh medan listrik (Yazid, 2006).
4
Sifat-sifat Fisikokimia Protein :
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan
jenis asam aminonya.
Berat molekul protein sangat besar
Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam
air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.Bila dalam suatu
larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out.
Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal.
Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa.
5
b. Protein yang sebagian sempurna/kurang sempurna
Protein yang sebagiannya mengandung asam esensial lengkap tetapi
sebgian lainnya tidak sempurna atau sedikit saja, karenanya golongan
protein ini hanya dapat mempertahankan berbagai jaringan dalam
tubuh tidak dapat menjamin pertumbuhan yang sepenuhnya.
Sebagai contoh sumbernya yaitu, gliadin pada gandum, legumin pada
kacang-kacangan, dll.
c. Protein tidak lengkap/tidak sempurna
Protein yang tidak mengandung asam amino esensial atau kandungan
asam amino esensialnya hanya satu sampai dua macam itupun sangat
sedikit kuantitasnya. Protein seperti ini dinilai tidak dapat
mempertahankan kehidupan berbagai jaringan tubuh dan tidak dapat
menjamin berbagai keperluan tumbuhan.
Sebagai contoh sumbernya dapat dilihat zein pada jagung, dan protein
nabati lainnya.
6
b. Sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh.
Protein serba mencukupi kebutuhan-kebutuhan akan
melangsungkan proses kelangsungan dalam tubuh secara teratur. Proses
pencernaan misalnya hanya akan berlangsung secara teratur dengan
dukuongan hormon yang mencukupi, sedangkan hormon itu terdiri dari
protein.
c. Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh
karbohidrat dan lemak.
Komposisi protein memang mengandung unsuru karbon, maka
jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Umumnya
protein akan berfungsi demikian yaitu apabila tersedianya karbohidrat dan
juga lemak didalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan
tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan internal dan eksternal.
Tabel
Klasifikasi, Sumber Makanan, dan Fungsi Protein
1. Pemacu
Hewan : daging pertumbuhan
Protein lengkap / sapi, kambing, sumber pokok
sempurna ayam, ikan, keju dan jaringan
susu 2. Pembentukan
hormon, enzim
dan antibodi.
3. Pengatur
keseimbangan
Protein
Gandum, Kacang- asam basa
sebagian/kurang
kacangan, dll. 4. Sumber pokok
sempurna
dari tekanan
osmotik
7
Nabati : jagung,
Protein tidak lengkap
tepung jagung, 5. Energi 4 Kkal/g
/ sempurna
gelatin
Protein lengkap atau tidak lengkap dapat ditemui pada berbagai bahan
makanan dengan fungsi berbeda.Gambaran tersebut dapat dilihat pada table
dibawah ini.
8
Tabel
9
AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan : 12 g
AKG Balita : 18 – 35 g
AKG laki-laki
o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 56 g
o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 62 – 72 g
o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 62 – 65 g
o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 65 g
o Manula (>65 tahun) : 62 g
AKG perempuan
o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 60 g
o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 56 – 69 g
o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 56 g
o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 56 g
o Manula (>65 tahun) : 56 g
o Masa kehamilan dan menyusui : ditambah 20 g dari kebutuhan
berdasarkan usia.
a) Kwashiorkor
Istilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily
Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana,
Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang
diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu kelahirannya.
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang
sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi
10
gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor
dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
pertumbuhan terhambat
otot-otot berkurang dan lemah.
edema.
muka bulat seperti bulan (moonface)
gangguan psikimotor.
Ciri-ciri :
b) Chacexia
Penyekit ini terjadi karena seseorang kekurangan protein.
berdasarkan penelitian, penyakit ini mengakibatkan penurunan berat
11
badan, kanker, gagal ginjal, dan penyakit menular lainnya. Dan
kemungkinan terburuk apabila penyakit ini dibiarkan maka akan terjadi
kematian.
c) Gagal hati
Gagal hati ini terjadi karena kekurangan protein yang
menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati karena sel tidak
mampu untuk bergenerasi. Penyakit ini jika dibiarkan maka akan
menjadikan sesuatu yang berbahaya, maka dari itu harus segera
dilakukan tindakan medis.
d) Apati
Apati ini merupakan suatu keadaan yang membuat emosi kita
menjadi tumpul. Penyakit kekurangan protein satu ini dapat
mempengaruhi tingkah laku dan juga fungsi kognitif. Apati ini biasanya
disertai dengan depresi.
e) Edema
Edema ini juga dapat dikatakan sebagai retensi air. Penyakit ini
merupakan penyakit kurangnya protein yang paling sering diderita oleh
manusia. Jika darah tidak mempunyai cukup protein maka seseorang
dapat terserang gejala penyebab darah rendah. Akibatnya, genre darah
yang tidak mengandung protein tersebut dapat dengan mudah
membentuk jaringan yang berada di sekitar pembuluh darah dan mirip
dengan gumpalan air. Inilah yang disebut dengan edema.
f) Gangguan otak
Jumlah protein yang kurang akan menyebabkan kecepatan berfikir
seseorang menjadi rendah dan menganggu kesehatan sistem saraf otak.
g) Penyakit jantung
Seseorang yang memiliki protein dalam jumlah kurang, maka
denyut jantung yang dihasilkan bisa sangat rendah, dibawah 60 kali
denyutan selama satu menit.
h) Rambut Rontok
Kekurangan protein bagi seseorang juga dapat menyebabkan
rambut mengalami kerontokan. Kerontokan dalam jumlah banyak akan
12
menyebabkan kebotakan yang mungkin saja akan sulit untuk tumbuh
lagi.
i) Kelelahan
Protein yang jumlahnya tidak mencukupi akan membuat jaringan
otot yang mengalami kelelahan dapat menjadi rusak, sehigga tidak dapat
mengalami regenerasi.
13
memperoleh berbagai jenis suplemen dengan cara mendatangi apotek atau toko
obat.
Sementara itu, untuk menghilangkan beberapa gejala yang timbul karena
kekurangan protein, semua itu tergantung pada gejala yang timbul. Misalnya
gejala yang timbul adalah terjadinya kanker, untuk menanganinya, kita
memerlukan bantuan dokter. Mungkin dokter akan memberikan penanganan
berupa pengobatan dengan menggunakan kemoterapi, radioterapi atau dengan
operasi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang bergabung
melalui ikatan peptida. Sifat- sifat Protein yaitu denaturasi, ion zwiter dan pH
isoelektrik, sifat amfoter , pembentukan ikatan peptida. Sedangkan klasifikasi
protein menurut para ahli sebagai berikut: protein yang lengkap/sempurna, protein
yang sebagian sempurna/kurang sempurna, protein tidak lengkap/tidak sempurna.
Secara garis besar fungsin protein yaitu:
a. Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh.
b. Sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh.
c. Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh
karbohidrat dan lemak.
Sumber bahan makanan protein pada hewani seperti: daging sapi, babi,
kambing, ayam, ikan, keju, susu. Nabati seperti: leguin, kacang-kacangan, sereal
(beras, tepung, jagung), gelatin.
3.2 Saran
kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin materi ini sehingga kita
Oleh karena itu kami menerima kritikan dan saran untuk memperbaiki dan
15
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produksi
Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Jauhari Ahmad. 2013. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu
16