Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat

PROTEIN

Dosen Pengampu:

Dr. Azrimaidaliza, SKM, M.KM

Anggota Kelompok 2:

1. Walina (1511211011)
2. Cynthia Cahya Nopiyandi (1711213007)
3. Kuntum Khaira Ummah (1711213037)
4.
5.

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “PROTEIN"
Selanjutnya shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan
umat muslim sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan
seperti saat sekarang ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata pelajaran Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Dalam penulisan makalah
ini, kami banyak mengalami rintangan, tantangan, dan hambatan. Namun hal itu
dapat dilalui oleh penulis berkat petunjuk dari Allah SWT serta pihak lain yang
ikut membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Azrimaidaliza, SKM, M.KM dan semua rekan
kelompok 2 yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritikan pembaca terhadap makalah ini kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Padang,02 Februari 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1 Pengerian Protein ...................................................................... 3
2.2 Sifat- sifat Protein ..................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Protein ..................................................................... 5
2.4 Fungsi Protein ........................................................................... 6
2.5 Sumber Bahan Makanan Protein .............................................. 8
2.6 Kebutuhan Protein .................................................................... 9
2.7 Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein. ........................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biokimia merupakan studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta
reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Masyarakat pada
zaman dahulu atau di daerah Mesir kuno melakukan peragian pada jus buah,
perawatan penyakit dengan zat-zat dari tumbuhan. Masyarakat tersebut percaya
bahwa manusia tersusun atas lima unsur yakni air, api, kayu, metal, dan tanah dan
dari kelima unsur tersebut harus dijaga keseimbangannya agar tetap sehat.
Salah satu sub bab dari biokimia ialah protein yang akan kita bahas dalam
makalah kali ini. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki
bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
aamino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
tersebut mengandung C, H, O, N serta terkadang juga terdapat S, F.
Protein sangat berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus. Dan protein ini memiliki empat tingkatan yang bersifat
hiraki, maksudnya protein disusun setahap demi setahap dan pada setiap tingkatan
tergantung dari tahapan dibawahnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Protein?

2. Bagaimankah Sifat- sifat Protein?

3. Bagaimanakah Klasifikasi protein?

4. Apa Fungsi Protein?

5. Apa Sumber Bahan Makanan Protein?

6. Apa Kebutuhan Protein?

7. Bagaimana Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Protein.

2. Untuk mengetahui Sifat- sifat Protein.

3. Untuk mengetahui Klasifikasi Protein.

4. Untuk mengetahui Fungsi Protein.

5. Untuk mengetahui Sumber Bahan Makanan Protein.

6. Untuk mengetahui Kebutuhan Protein.

7. Untuk mengetahui Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengerian Protein

Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang utama
atau yang di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus
Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme (Ellya, 2010). Protein adalah poliamida,dan hidrolisis
protein menghasilkan asam- asam amino.
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Asam amino penyusun
perotein memiliki rantai samping yang berbeda-beda dan mencirikan sifat kimia
dari masing-masing asam amino tersebut.Protein terdapat dalam sistem hidup
semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupunorganisme tingkat
tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses
biologi.
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang
bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor (Winarno, 1991; Tarigan, 1983).

2.2 Sifat- sifat Protein

a. Denaturasi
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dari
zat kimia, maka mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal-
hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan,
aliran listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, dan sabun.
Temperatur merupakan titik tengah dari proses denaturasi yang disebut
dengan melting temperature (Tm) yang pada umumnya protein
mempunyai nilai Tm kurang dari 100ºC, apabila diatas suhu Tm, maka
protein akan mengalami denaturasi. Protein yang mengalami denaturasi

3
akan menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya,
sehingga mudah mengendap (Yazid, 2006).

b. Ion zwiter dan pH isoelektrik


Larutan asam amino dalam air mempunyai muatan positif maupun negatif
sehingga asam amino disebut ion zwiter. Setiap jenis protein dalam larutan
mempunyai pH tertentu yang disebut pH isoelektrik (berkisar 4-4,5). Pada
pH isoelektrik molekul protein mempunyai muatan positif dan negatif
yang sama, sehingga saling menetralkan atau bermuatan nol. Pada titik
isoelektrik, protein akan mengalami pengendapan (koagulasi) paling cepat
(Yazid, 2006).

c. Sifat amfoter
Sifat ini timbul karena adanya gugus amino (-NH2) yang bersifat basa dan
gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam yang terdapat pada molekul
protein pada ujung-ujung rantainya, maka dengan larutan asam atau pH
rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+, sehingga
protein bermuatan positif, sebaliknya dalam larutan basa gugus karboksilat
bereaksi dengan ion OH-, sehingga protein bersifat negatif. Adanya
muatan pada molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah
pengaruh medan listrik (Yazid, 2006).

d. Pembentukan ikatan peptida


Pembentukan ikatan peptida terbentuk karena sifat amfoternya, maka dua
molekul asam amino atau lebih dapat bersenyawa satu sama lain dengan
melepaskan satu molekul air membentuk ikatan antara gugus karboksil (-
COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) yang lain
disebut dengan ikatan peptida. Senyawa yang dibentuk oleh 2 molekul
asam amino dinamakan dipeptida, 3 molekul dinamakan tripeptida dan
seterusnya sampai yang dibentuk oleh banyak molekul disebut polipeptida
(Poedjiadi, 1994).

4
Sifat-sifat Fisikokimia Protein :
 Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan
jenis asam aminonya.
 Berat molekul protein sangat besar
 Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam
air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.Bila dalam suatu
larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out.
 Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal.
 Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa.

2.3 Klasifikasi Protein

Beberapa AA dalam protein dibutuhkan untuk hidup serta tumbuh dan


harus terdapat dalam diet. Asam Amino tersebut adalah AA Esensial dan
tidak dapat di sintesis oleh tubuh. Asam Amino yang dapat disintesis oleh
tubuh disebut AA tidak esensial. Terdapat 9 AA Esensial yang dibutuhkan
oleh manusia, yaitu histidin, metionin, treonin, triptophan, isoleusin, leusin,
lisin, valin, dan phenil alanin. Protein hewani sangat baik karena mengandung
protein lengkap, kecuali gelatin.
Para pakar telah mengklasifikasi protein sebagai berikut :
a. Protein yang lengkap/sempurna
Protein yang mengandung semua asam amino esensial lengkap,
dimana macam dan kualitasnya dapat menjamin sepenuhnya
kebutuhan pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan berbagai
jaringan dalam tubuh. Protein asal hewani pada umumnya dinilai
sebagai protein lengkap, yang dapat memenuhi unsur-unsur biologis
sempurna.
Sebagai contoh sumbernya yaitu, casein pada susu, albumin pada putih
telur, dan lain-lain.

5
b. Protein yang sebagian sempurna/kurang sempurna
Protein yang sebagiannya mengandung asam esensial lengkap tetapi
sebgian lainnya tidak sempurna atau sedikit saja, karenanya golongan
protein ini hanya dapat mempertahankan berbagai jaringan dalam
tubuh tidak dapat menjamin pertumbuhan yang sepenuhnya.
Sebagai contoh sumbernya yaitu, gliadin pada gandum, legumin pada
kacang-kacangan, dll.
c. Protein tidak lengkap/tidak sempurna
Protein yang tidak mengandung asam amino esensial atau kandungan
asam amino esensialnya hanya satu sampai dua macam itupun sangat
sedikit kuantitasnya. Protein seperti ini dinilai tidak dapat
mempertahankan kehidupan berbagai jaringan tubuh dan tidak dapat
menjamin berbagai keperluan tumbuhan.
Sebagai contoh sumbernya dapat dilihat zein pada jagung, dan protein
nabati lainnya.

2.4 Fungsi Protein

Tersedianya protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya bago kebutuhan


yang harus dipenuhi sangatlah tergantung dari susunan bahan makanan yang
dikonsumsi seseorang setiap harinya. Secara garis besar fungsinya sebagai
berikut:
a. Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Sebagai zat pembangun, protein yang tersedia di dalam tubuh dalam
keadaan kandungan zat-zat yang pentingnya yang sempurna, dapat
berperan dengan baik bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Dalam gambaran komposisi tubuh orang dewasa, seperlima dari berat
tubuhnya terdiri dari protein, dari analisa berat keringnya relatif dari berat
tubuhnya terdiri dari protein, sepertiga dari bagian itu berada dalam otot,
seperlimanya berada dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya
tersimpan pada kulit dan sisanya berada dalam cairan tubuh dan berbagai
jaringan.

6
b. Sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh.
Protein serba mencukupi kebutuhan-kebutuhan akan
melangsungkan proses kelangsungan dalam tubuh secara teratur. Proses
pencernaan misalnya hanya akan berlangsung secara teratur dengan
dukuongan hormon yang mencukupi, sedangkan hormon itu terdiri dari
protein.
c. Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh
karbohidrat dan lemak.
Komposisi protein memang mengandung unsuru karbon, maka
jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Umumnya
protein akan berfungsi demikian yaitu apabila tersedianya karbohidrat dan
juga lemak didalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan
tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan internal dan eksternal.

Tabel
Klasifikasi, Sumber Makanan, dan Fungsi Protein

Klasifikasi Sumber Makanan Fungsi

1. Pemacu
Hewan : daging pertumbuhan
Protein lengkap / sapi, kambing, sumber pokok
sempurna ayam, ikan, keju dan jaringan
susu 2. Pembentukan
hormon, enzim
dan antibodi.
3. Pengatur
keseimbangan
Protein
Gandum, Kacang- asam basa
sebagian/kurang
kacangan, dll. 4. Sumber pokok
sempurna
dari tekanan
osmotik

7
Nabati : jagung,
Protein tidak lengkap
tepung jagung, 5. Energi 4 Kkal/g
/ sempurna
gelatin

2.5 Sumber Bahan Makanan Protein

Berbagai bahan makanan dapat digunakan sebagai sumber protein, baik


berasal dari bahan hewani maupun bahan nabati, seperti:

1. Daging berwarna merah termasuk daging sapi, kambing, dan babi.


2. Daging ayam, telur, ikan, susu, keju dianggap mengandung komplet
protein yang efisien untuk tubuh.
3. Golongan kacang-kacangan: legume, kacang kedelai, kacang hijau;
khusus untuk kedelai yang dapat dibuat sebagai tahu, tempe (disebut
TVP = Textured Vegetable Protein) sampai sekarang terus dilakukan
penelitian ekstensif untuk dikembangkan untuk komersial.
4. Legume mengandung 20% protein, tetapi sereal kurang protein
disbanding legume. Walaupun demikian masih dapat dipakai sebagai
sumber protein (sereal seperti beras mengandung 7% protein,
sedangkan gandum mengandung 12%).

Protein mempunyai fungsi sebagai bahan kunci semua pembentukan


jaringan tubuh, yaitu dengan mensintesisnya dari makanan. Pertumbuhan dan
pertahanan hidup terjadi pada manusia bila protein cukup dikonsumsi.
Pembentukan berbagi macam jaringan vital tubuh, seperti enzim, hormon,
antibody, juga bergantung tersedianya protein. Cairan tubuh pengatur
keseimbangan juga memerlukan protein. Seperti diketahui pengaturan tersebut
termasuk asam-basa, baik di dalam maupun di luar sel, serta aliran darah. Asam
dan basa tidak dibentuk dari protein. Protein dapat berbagi tugas dengan lemak,
karbohidrat, untuk menghasilkan energi.

Protein lengkap atau tidak lengkap dapat ditemui pada berbagai bahan
makanan dengan fungsi berbeda.Gambaran tersebut dapat dilihat pada table
dibawah ini.

8
Tabel

Klasifikasi, Sumber Makanan, dan Fungsi Protein

Klasifikasi Sumber Makanan Fungsi

Protein lengkap Hewani: daging sapi, 1. Pemacu


(komplet protein) babi, kambing, ayam, pertumbuhan
ikan, keju, susu. sumber pokok
jaringan.
2. Pembentukan
hormon, enzim, dan

Nabati: leguin, kacang- antibodi.


Protein tidak lengkap
kacangan, sereal (beras, 3. Pengatur

tepung, jagung), gelatin. keseimbangan asam-


basa.
4. Sumber pokok dari
tekanan osmotik.
5. Energi 4 Kkal/g.

2.6 Kebutuhan Protein


Sekitar 20% dari tubuh manusia terbentuk dari protein. Karena protein tidak
disimpan di dalam tubuh, kebutuhan protein harian setiap orang berbeda-beda –
tergantung pada berat badan dan jenis aktivitas yang dijalani sehari-hari.

Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI, standar


angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia adalah sekitar 56-59 gram
per hari untuk perempuan dan 62-66 gram per hari untuk laki-laki.

Namun secara khusus, berikut adalah AKG Protein yang


dibutuhkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75
Thaun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia :

9
 AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan : 12 g
 AKG Balita : 18 – 35 g
 AKG laki-laki
o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 56 g
o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 62 – 72 g
o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 62 – 65 g
o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 65 g
o Manula (>65 tahun) : 62 g
 AKG perempuan
o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 60 g
o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 56 – 69 g
o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 56 g
o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 56 g
o Manula (>65 tahun) : 56 g
o Masa kehamilan dan menyusui : ditambah 20 g dari kebutuhan
berdasarkan usia.

2.7 Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein.

1. Jenis Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Kekurangan Protein.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi


rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor
pada anak-anak di bawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering
ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan
kondisi yang dinamakan Marasmus.

a) Kwashiorkor
Istilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily
Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana,
Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang
diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu kelahirannya.
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang
sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi

10
gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor
dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :

 pertumbuhan terhambat
 otot-otot berkurang dan lemah.
 edema.
 muka bulat seperti bulan (moonface)
 gangguan psikimotor.

Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki


dan tangan.Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin
serum.Pada Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat
badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema,
sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila
pengobatan edema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai
menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai di bawah
60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.

Ciri-ciri :

 Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.


 Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan
garis-garis permukaan yang jelas.
 Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang
menunjukkan Hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas
dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin
berwarna putih mengkilap.
 Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
 Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel hati

b) Chacexia
Penyekit ini terjadi karena seseorang kekurangan protein.
berdasarkan penelitian, penyakit ini mengakibatkan penurunan berat

11
badan, kanker, gagal ginjal, dan penyakit menular lainnya. Dan
kemungkinan terburuk apabila penyakit ini dibiarkan maka akan terjadi
kematian.
c) Gagal hati
Gagal hati ini terjadi karena kekurangan protein yang
menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati karena sel tidak
mampu untuk bergenerasi. Penyakit ini jika dibiarkan maka akan
menjadikan sesuatu yang berbahaya, maka dari itu harus segera
dilakukan tindakan medis.
d) Apati
Apati ini merupakan suatu keadaan yang membuat emosi kita
menjadi tumpul. Penyakit kekurangan protein satu ini dapat
mempengaruhi tingkah laku dan juga fungsi kognitif. Apati ini biasanya
disertai dengan depresi.
e) Edema
Edema ini juga dapat dikatakan sebagai retensi air. Penyakit ini
merupakan penyakit kurangnya protein yang paling sering diderita oleh
manusia. Jika darah tidak mempunyai cukup protein maka seseorang
dapat terserang gejala penyebab darah rendah. Akibatnya, genre darah
yang tidak mengandung protein tersebut dapat dengan mudah
membentuk jaringan yang berada di sekitar pembuluh darah dan mirip
dengan gumpalan air. Inilah yang disebut dengan edema.
f) Gangguan otak
Jumlah protein yang kurang akan menyebabkan kecepatan berfikir
seseorang menjadi rendah dan menganggu kesehatan sistem saraf otak.
g) Penyakit jantung
Seseorang yang memiliki protein dalam jumlah kurang, maka
denyut jantung yang dihasilkan bisa sangat rendah, dibawah 60 kali
denyutan selama satu menit.
h) Rambut Rontok
Kekurangan protein bagi seseorang juga dapat menyebabkan
rambut mengalami kerontokan. Kerontokan dalam jumlah banyak akan

12
menyebabkan kebotakan yang mungkin saja akan sulit untuk tumbuh
lagi.
i) Kelelahan
Protein yang jumlahnya tidak mencukupi akan membuat jaringan
otot yang mengalami kelelahan dapat menjadi rusak, sehigga tidak dapat
mengalami regenerasi.

2. Jenis Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Kelebihan Protein.

Kita sudah mengetahui dampak yang timbul karena kekurangan protein.


Selanjutnya kita akan mengetahui apabila tubuh kita justru kelebihan zat protein.
Akibat kelebihan protein ini juga dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
a) Gagal Ginjal
Kelebihan protein dalam jumlah tertentu menyebabkan seseorang
beresiko terkena penyakit gagal ginjal. Sebab protein yang berlebih akan
membuat ginjal dipaksa bekerja lebih keras untuk membuang semua
kelebihan nitrogen pada tubuh, dan hal ini akan membuat seseorang
mengalami gagal ginjal.
b) Pengasaman pada darah
Pengasaman pada darah bisa terjadi karena kelebihan protein dan
disertai dengan hilangnya elektron. Penyakit seperti ini menyebabkan
sistem imun tubuh manusia menjadi lemah sehingga dengan mudahnya
tubuh terserang penyakit dan sulit untuk disembuhkan.
c) Osteoporosis
Protein yang berlebihan akan membuat kalsium menjadi berkurang.
Akibatnya dapat terserang gejala osteoporosis.

3. Cara Mengatasi Kekurangan Protein


Dalam kasus yang ringan, kita dapat mengatasi kekurangan protein dengan
cara mengkonsumsi beberapa jenis makanan terutama yang mengandung protein
yang tinggi. Kita dapat mengkonsumsi beberapa jenis makanan seperti berbagai
jenis ikan, daging ayam, kacang kacangan, produk susu dan beberap jenis biji
bijian. Selain itu kita juga dapat menambah protein dalam tubuh kita, kita dapat
mengkonsumsi suplemen protein. Saat ini kita sudah dapat dengan mudah

13
memperoleh berbagai jenis suplemen dengan cara mendatangi apotek atau toko
obat.
Sementara itu, untuk menghilangkan beberapa gejala yang timbul karena
kekurangan protein, semua itu tergantung pada gejala yang timbul. Misalnya
gejala yang timbul adalah terjadinya kanker, untuk menanganinya, kita
memerlukan bantuan dokter. Mungkin dokter akan memberikan penanganan
berupa pengobatan dengan menggunakan kemoterapi, radioterapi atau dengan
operasi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang bergabung
melalui ikatan peptida. Sifat- sifat Protein yaitu denaturasi, ion zwiter dan pH
isoelektrik, sifat amfoter , pembentukan ikatan peptida. Sedangkan klasifikasi
protein menurut para ahli sebagai berikut: protein yang lengkap/sempurna, protein
yang sebagian sempurna/kurang sempurna, protein tidak lengkap/tidak sempurna.
Secara garis besar fungsin protein yaitu:
a. Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh.
b. Sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh.
c. Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh
karbohidrat dan lemak.

Sumber bahan makanan protein pada hewani seperti: daging sapi, babi,
kambing, ayam, ikan, keju, susu. Nabati seperti: leguin, kacang-kacangan, sereal
(beras, tepung, jagung), gelatin.

3.2 Saran

Setelah memperlajari tentang Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat ini

kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin materi ini sehingga kita

dapat mengerti, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu kami menerima kritikan dan saran untuk memperbaiki dan

melengkapi kekurangan dalam makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produksi
Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Jauhari Ahmad. 2013. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu

Depertemen Gizi UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada

Katili,Abubakar Sidik.2009.``Jurnal Pelangi Ilmu Volune: Struktur dan Fungsi


Protein Kolagen``.dalam
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873956/pendidikan/Protein-
kuliah+ko2.pdf .diakses pada 27 Januari 2018.

16

Anda mungkin juga menyukai