Tugas KLMPK Bu Sri Icu
Tugas KLMPK Bu Sri Icu
OLEH :
1. NI LUH SUKARDIASIH
2. MEITA KUSWARDANA
3. RAHMI MANGENDRE
4. NURUL AFNI
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkatkehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
RS Dalam Seting Area Intensive Care Unit ( ICU )” tepat pada waktunya, Dalam kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
bantuan moral dan material dalam penyusunan makalah ini, di dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan semuanya demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususya mahasiswa
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa
tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya- bahaya
lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yang disebabkan oleh berbagai
macam faktor. Faktor tersebut meliputi faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan lainnya),
faktor kimia (antiseptik, gas anestesi dan lainnya), faktor ergonomi (cara kerja yang
salah, dan lainnya), faktor fisik (suhu, cahaya, listrik, getaran, radiasi dan lainnya), faktor
psikososial (kerja bergilir, hubungan sesama pekerja/atasan, stres kerja dan lainnya).
Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
1
karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS. Hasil
laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa terjadi nya
kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi
adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, dan
Tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit di
lingkungan kerja termasuk didalamnya 360.000 kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95
juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul di ligkungan kerja.Hal tersebut berarti
bahwa pada akhir tahun hampir 1 juta pekerja akan mengalami kecelakaan kerja dan
Ruang ICU adalah unit pelayanan rawat inap dirumah sakit yang memberikan
perawatan khusus pada penderita yang memerlukan perawatan yang lebih intensif yang
penyakit akut. ICU menyediakan kemampuan, saran dan prasarana serta peralatan khusus
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Sebagian besar penderita yang dirawat diruang ICU adalah pasien yang menderita
berbagai penyakit komplikasi, akut, atau kronis sehingga pasien rentan terhadap
terjadinya interaksi antar obat yang digunakan.Disamping itu perawatan pasien di ruang
ICU menimbulkan stres bagi keluarga pasien juga karena lingkungan rumah sakit, dokter
dan perawat merupakan bagian yang asing, bahasa medis yang sulit untuk dipahami dan
memberikan perhatian untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam frekuensi, jenis, dan
2
dukungan komunikasi.Sejalan dengan itu, pelayanan keperawatan juga perlu memahami
keberadaan perawat yang terus menerus bersama pasien sehingga secara terus menerus
percaya, dan dukungan yang diberikan perawat kepada pasien dan keluarganya menjadi
dasar yang membuat hubungan perawat, pasien dan keluarganya unik dan kuat.
mungkin dan dalam situasi yang kritis menyebabkan tekanan psikologis yang tinggi bagi
petugas kesehatan maupun bagi keluarga pasien sehingga memungkinkan terjadi sesuatu
yang tidak terduga yang diakibatkan oleh situasi lingkungan tersebut sehingga diperlukan
B. RUMUSAN MASALAH
kegawatdaruratan.
C. TUJUAN
Makalah ini kiranya dapat referensi bagi mahasiswa mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dilingkungan rumah sakit sehingga dapat menerapkannya dengan baik di
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.
1. Pengertian
termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang
nonmedis, tapi juga terhadap pasien dan pengunjung RS.Sehingga sudah seharusnya
derajat kesehatan dengan cara pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
rehabilitasi.
tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit,
3. Tujuan
4
Program K3 RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta
kesehatan dan non kesehatan merupakan resultan dari tiga komponen yaitu kapasitas
kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. Program K3RS yang harus diterapkan
adalah :
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
- Faktor bahaya biologi(s),yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber
Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan
5
- Faktor bahaya kimia yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia
yang digunakan dalam proses produksi contohnya Bahan / Material / Cairan / Gas
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas
- Faktor bahaya fisiologis yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan
oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma
termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak
tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
- Faktor bahaya sosial-psikologis potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang
tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan
6
B. Identifikasi Bahaya Di Unit Perawatan intensive Dan Penerapan Safety Di Unit Perawatan
Intensive ( ICU )
atau pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor risiko
daruratan :
Faktor biologis dapat menimbulkan penyakit akibat kerja yang ditularkan oleh
pasien yang masuk atau dirawat inap ataupun sebaliknya dari petugas kesehatan
kepada pasien yang dirawat inap ataupun antara pengunjung ke pasien atau ke
perawat. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang
dalam keadaan sakit berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan
ketat dan terus menerus serta tindakan segera. Adapun kriteria pasien yang masuk
ICU adalah :
1) Prioritas 1 :Pasien yang mengalami gangguan akut pada organ vital yang
memerlukan tindakan dan terapi yang intensif cepat yaitu utamanya pada
pasien dengan gangguan pada sistem Pernafasan (B1), Sirkulasi Darah (B2),
3) Prioritas 3 :Pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari tindakan yang didapat
sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif pada penyakit
7
Dengan melihat kondisi yang kritis dan memerlukan tindakan cepat, apabila
perawat yang bekerja tidak bekerja secara kompeten dan tidak memperhatikan
keselematan pasien dan perawatan itu sendiri dengan tidak memproteksi diri
dengan APD yang baik, memungkinkan akan terjadi kontaminasi dari pasien
memiliki kondisi kritis dengan tingkatan penyakit yang lebih serius, dan
kesalahan sekecil apapun dalam proteksi diri menyebabkan kita lebih berisiko
tertular penyakit.
karena virus, dan kecelakaan akibat kerja kebanyakan adalah tertusuk jarum,
terkena pecahan botol ampul injeksi, terkena cairan dari tubuh pasien misalnya
kencing, darah, muntahan, feses dan lain sebagainya, bisa juga akibat cakaran dari
pasien yang mengamuk. Ditambah lagi apabila pihak rumah sakit tidak
menular. Oleh sebab itu diperlukan penerapan K3 yang baik dari berbagai pihak
yaitu :
pasien yang masuk di ICU terutama kepada pasien yang memiliki riwayat
penyakit menular.
8
- Bekerja dengan memenuhi SPO yang diperlakukan disetiap ruangan dengan
baik
perawat di ruang ICU misalnya BHD, BTCLS, BCLS, dan lain sebagainya.
- Menyediakan nutrisi yang baik bagi anggota kesehatan yang memiliki reiko
karena perawat di ICU memiliki beban kerja yang berat dimana perawat harus
siap 24 jam dalam memberikan perawatan sehingga tenaga yag keluar cukup
besar. Oleh sebab kebutuhannutrisi untuk perawat di ruang ICU harus dijaga
dengan baik.
Untuk di ruang perawatan ICU faktor kimia misalnya handscrub, H2O2, alcohol,
betadine, obat – obat emergensi seperti uap dari kemasan infus pan amin G, infus
Kurangnya hati- hati dalam penggunaan bahan kimia dapat menimbulkan potensi
bahaya seperti :
pada kulit.
brochopnemonia.
9
- Meletakkan barang / bahan yang berbahaya ditempat yang aman misalnya
dilemari khusus dan memberikan label yang sesuai sehingga tidak melakukan
ditempatkan di rak untuk bahan antiseptic dan diberi label. Alkohol, H2O2,
menyebabkan iritasi kulit bagi penggunanya. Oleh sebab itu perawat harus
sendiri ataupun bagi pasien, sehingga dapat mencegah hal – hal yang tidak
diinginkan.
- Membuat aturan atau larangan merokok atau menyalakan api didekat tabung
- Perawat harus tahu SPO pemakaian alat tensi meter dan thermometer
- Faktor fisik adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik. Contoh
hazard fisik dilingkungan ICU dapat berasal dari peralatan diICU seperti :
Tempat tidur khusus yang bisa dirubah posisinya sesuai dengan kondisi
ECG 12 lead
berdasarkan kebutuhan
10
Alat ventilasi manual dewasa, anak dan bayi dan alat penunjang jalan
nafas.
Ventilator
Oksigen sentral
Defibrilator Biphasic
Troley emergency yang berisi alat dan obat – obat untuk emergency
Disposable
- Factor bahaya fisik lainnya yang didapat di ruangan ICU yaitu kebisingan
yang didapat dari bunyi atau geteran yang berasal dari mesin monitor secara
terus menerus
ataupun pasien apabila tidak hati – hati dalam penerapannya seperti tergores,
tertusuk jarum, terkena sengatan listrik ataupun ledakan yang berasal dari tabung
1. Semua peralatan diatas dapat berfungsi dengan baik disertai adanya program
2. Penggunaan alat dicatat dalam buku pemakaian peralatan dan masing – masing
3. SPO penggunaan Alat – alat sudah terpasang pada masing – masing alat
tersebut
11
4. Pemeliharaan Peralatan dilakukan setiap selesai dipergunakan, dan
5. Program Perencanaan peralatan dilakukan pada awal tahun dan apabila ada hal
– hal yang insidentil dan mendesak bisa dilaksanakan pada saat itu.
alat tersebut.
Bahaya fisiologis yang dapat timbul di lingkungan perawatan Intensive Care Unit (
ICU ) dapat berasal dari ketidakmampuan perawat dalam melakukan SPO alat –
alat dalam ruangan ICU dimana menggunakan alat – alat canggih seperti monitor,
defibrilasi, infus pump, syringe pump dal lain sebagainya. Apabila melakukan
tersebut maka akan berbahaya bagi dirinya sendiri ataupun pasien. Misalnya
12
- Kesalahan mengatur posisi tubuh saat mengangkat / memindahkan pasien dari
bagi perawat. Atau posisi yang salah dalam melakukan RJP dapat mencederai
- Jam kerja yang melebihi kemampuan serta beban kerja yang berat yang
Dari semua contoh diatas maka penerapan K3 di ruangan dapat dilakukan dengan :
alat – alat canggih yang digunakan di ruang perawatan gawat darurat terutama
anatara jumlah pasien dan tenaga perawat yang ada, mengatur jam kerja sesuai
- Beban kerja yang berat di unit gawat darurat khususnya di ruang ICU dalam
penanganan yang cepat baik dari segi medis maupun psikologi dari keluarga
13
- Hubungan interpersonal yang kurang baik antar rekan sekerja diruangan dan
juga hubungan yang kurang baik dengan atasan dan tim kesehatan lainnya
keperawatan.
- Motivasi kerja yang kurang dari perawat juga dapat mendatangkan resiko
Mengingat beban kerja personil di ruang perawatan ICU yang berat maka perlu
Contohnya :
- Rekreasi keluarga personil diluar jam dinas untuk lebih mendekatkan diri
- Melakukan orientasi bagi tenaga baru yang akan di tempatkan di ruang ICU
insentif yang lebih menimbang beban kerja dan resiko yang lebih besar.
- Adanya penanganan masalah dalam intern ruangan yang baik dan pengelolaan
manajemen yang baik dari setiap pimpinan mulai dari kepala ruangan sampai
ke atasan ( direktur RS )
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsep dasar K3 RS adalah upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, pasien,
rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
rumah sakit.
3. Pelaksanaan K3 di Rumah Sakit ditujukan pada 3 hal yaitu SDM, lingkungan kerja
B. SARAN
bersama dalam menerapkan K3, oleh sebab itu mari kita bersama – sama melakukan
15
DAFTAR PUSTAKA
Akreditasijci.blogspot.com.2015
iii