Abstract
This study aims to find the effect of the sodium metabisulfhite and duration in solution for the
quality of durian seed flour. This study uses a Complete Randomized Design (CRD) with factorial of two
reflicates. Factor I is the number of sodium metabisulfhite (N) which consists of four standards are : N0 =
0 %, N1 = 0,1 %, N2=0,2% and N3 = 0,3%. Factor II is the duration in solution which consists of four
standards are L1 = 20 minute, L2 = 40 minute, L3 = 60 minute, and L4 = 80 minute. The parameters
observed include : Yield, water contents, carbohydrates,color and aromatic. The study results of sodium
metabisulfhite different effect highly significant to the yield, kadar air, carbohidrates, color, and different
effect not significant for aromatic. The of duration in solution different effect highly significant to the
yield, water content, carbohydrates, color and different effect is not significant for aromatic. Treatment
interaction of sodium metabisulfhite and duration in solution effect is not significant.
Keywords : sodium metabisulfit, duration in solution, durian seed flour, carbohidrates
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh natrium metabisulfit dan lama perendaman
terhadap mutu pati biji durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan dua (2) ulangan. Faktor I adalah Natrium Metabisulfit (N) yang terdiri dari empat taraf, yaitu :
N0 = 0 %, N1 = 0,1 %, N2=0,2% dan N3 = 0,3%. Faktor II adalah Lama Perendaman (L) yang terdiri
dari empat taraf, yaitu: L1 = 20 menit, L2 = 40 menit, L3 = 60 menit, dan L4 = 80 menit. Parameter
yang diamati meliputi: Rendemen, Kadar Air, Karbohidrat, Warna, dan Aroma. Hasil penelitian
menunjukan bahwa natrium metabisulfit memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap
rendemen, kadar air, karbohidrat, warna dan berbeda tidak nyata terhadap aroma. Lama perendaman
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap rendemen, kadar air, karbohidrat, warna
dan berbeda tidak nyata terhadap aroma. Interaksi perlakuan antara natrium metabisulfit dan lama
perendaman memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata.
Kata Kunci : Natrium metabisulfit, lama perendaman, pati biji durian, Karbohidrat
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara tropis yang jenis buah yang telah lama berkembang dan
kaya akan buah-buahan. Dari sekian banyaknya ditanam di wilayah nusantara ini. Daging
varietas buah-buahan yang berkembang di buahnya yang bertekstur lunak dengan rasa
Indonesia, tentunya tidak semua dapat yang nikmat serta baunya yang khas dan tajam
diunggulkan. Durian merupakan salah satu membuat buah yang berduri ini selalu digemari
varietas buah yang telah diuji dan dipastikan oleh berbagai lapisan masyarakat walaupun
serta dilepas dengan Surat Keputusan Menteri harganya relatif mahal.
Pertanian Nomor 476/KPTS/Um/8/1977 sebagai Bobot total buah durian terdiri dari tiga
buah varietas unggul di Indonesia1. bagian. Daging buah sekitar 20-35%, biji 5-15%
Berdasarkan data2, produksi buah durian dan berupa bobot kulit yang mencapai 60-75%
terbanyak menurut provinsi per tahun adalah dari bobot total buah3. Masyarakat pada
Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah dasarnya hanya mengkonsumsi daging buah
produksi 128.803 ton, diikuti Provinsi Jawa durian, hal ini berarti 65-80% bagian durian
Barat, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa yang lain yaitu biji dan kulit tidak dikonsumsi,
Tengah masing-masing dengan jumlah produksi sehingga menjadi sampah yang banyak dan
91.097 ton, 91.078 ton dan 65.019 ton, menumpuk seterusnya menimbulkan polusi dan
sementara total produksi buah durian di mengundang serangga serta bibit penyakit
Indonesia adalah 682.323 ton. Dalam hal ini akibat lingkungan yang tidak bersih.
dapat disimpulkan bahwa sebagai daerah yang Biji buah durian sering dianggap tidak
banyak memproduksi buah durian, berarti bermanfaat, ataupun sebatas dimanfaatkan
banyak pula sampah biji dan kulit durian yang untuk dimakan setelah dikukus atau direbus
dihasilkan. maupun dibakar oleh sebagian kecil masyarakat.
The king of the fruit, merupakan julukan Biji durian sebagai bahan makanan memang
bagi buah durian yang merupakan salah satu belum memasyarakat di Indonesia, padahal jika
69
Budi Suarti dkk
mendapatkan penanganan yang serius biji (RAL) faktorial dengan dua (2) ulangan. Faktor
durian dapat dimanfaatkan sebagai penghasil I adalah Natrium metabisulfit (N) yang terdiri
tepung yang tidak kalah dengan tepung lainnya dari empat taraf, yaitu : N0 = 0% N1 = 0,1% N2
yang akan meningkatkan nilai ekonomis dan = 0,2% dan N3 = 0,3%. Faktor II adalah Lama
lebih bermanfaat. Biji durian memiliki Perendaman (L) yang terdiri dari empat taraf,
kandungan pati yang cukup tinggi sehingga yaitu: L1 = 20 menit, L2 = 40 menit, L3 = 60
berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan menit, dan L4 = 80 menit.
makanan4. Pelaksanaan Penelitian pembuatan pati
Pati biji durian mempunyai amilopektin biji durian disortasi lalu dicuci bersih. Biji
yang tinggi sehingga sifat pati biji durian ini durian yang sudah bersih dikupas lalu direndam
memiliki daya ikat yang sangat tinggi dengan natrium metabisulfit sesuai perlakuan.
dibandingkan pati pati dari hasil tumbuhan yang Kemudian biji durian dilakukan perendaman
lain seperti pati dari singkong dan alpokat dll. sesuai perlakuan lalu di bersihkan dengan air
Sedangkan kelemahan dari pati biji durian ini lalu di blender dengan perbandingan bahan : air
adalah tidak cocok menjadi bahan baku = 1: 1 setelah blender dilakukan penyaringan
pembuatan biskuit karena menghasilkan biskuit lalu di endapkan selama 48 jam. Kemudian pati
yang tingkat kerapuhannya relatif rendah. yang sudah di peroleh dilakukan pengeringan
Pemakaian Natrium metabisulfit pada selama 7 jam dengan suhu 700 C. kemudian pati
bahan pangan dapat dilakukan dengan yang sudah kering di hancurkan dan dilakukan
melarutkannya bersama dengan bahan pangan penyaringan saringan 100 mesh. Setelah
atau dapat juga dengan diasapkan. Dengan menjadi pati biji durian dilakukan analisa untuk
diasapkan, natrium metabisulfit akan mengetahui mutu pati biji durian. Adapun
mengalirkan gas SO2 ke dalam bahan sebelum analisa yang dilakukan meliputi : rendemen,
melalui proses pengeringan5. kadar air, karbohidrat, warna dan aroma.
Biji durian memiliki kandungan pati
yang cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai C. HASIL DAN PEMBAHASAN
alternatif pengganti bahan makanan. Pati Dari hasil penelitian dan uji statistik,
merupakan karbohidrat asal tanaman sebagai secara umum menunjukkan bahwa pengaruh
hasil fotosintesis yang disimpan di bagian natrium metabisulfit terhadap parameter yang
tertentu tanaman sebagai cadangan makanan. diamati. Dari data rata-rata hasil pengamatan
Pati berfungsi sebagai bahan pengganti dari pengaruh natrium metabisulfit terhadap masing-
tepung. Maka dari itu peneliti mengambil judul masing parameter dapat dilihat pada Tabel 1.
pembuatan pati dari biji durian melalui Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
penambahan natrium metabisulfit dan lama semakin tinggi jumlah natrium metabisulfit
perendaman. yang di berikan maka rendemen, kadar air,
karbohidrat, dan aroma mengalami penurunan
B. BAHAN DAN METODE sedangkan warna semakin meningkat.
Bahan penelitian yang digunakan adalah Lama perendaman setelah di uji secara
biji durian, dan air yang diperoleh dari jl sei statistik secara umum memberi pengaruh yang
batang hari. Adapun bahan kimia yang berbeda terhadap parameter yang diamati. Data
digunakan adalah larutan Alkohol HCl Eter rata- rata hasil pengamatan disajikan pada Tabel
Natrium metabisulfit NaOH Aquades. Penelitian 2.
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
70
PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN
Lama
Perendaman(L) Rendemen Kadar air Karbohidrat Uji Organoleptik
(Menit) (%) (%) (%) Warna Aroma
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap
Rendemen
Perlakuan Rataan LSR Notasi
P
(N) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
N0 10,43 - - - a A
N1 9,96 2 0,112 0,154 b B
N2 9,50 3 0,118 0,162 c C
N3 9,10 4 0,121 0,166 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda nyata pada taraf 1%
Rendemen
(%)
Ỹ = 10,41 -4,461N
11
r = -0,998
10,5
10
9,5
8,5
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Dari data pengamatan analisis sidik
semakin lama perendaman maka karbohidrat, ragam dapat dilihat pada lampiran 1.
dan aroma mengalami penurunan sedangkan Penambahan natrium metabisulfit memberikan
rendemen, kadar air dan warna semakin pengaruh yang berbeda sangat nyata ( p<0,01 )
meningkat. terhadap rendemen. Hasil uji beda rata – rata
menunjukkan tingkat perbedaan masing –
Rendemen masing taraf dapat dilihat pada Tabel 3.
Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa N0
Rendemen berbeda nyata terhadap N1, N2 dan N3.
71
Budi Suarti dkk
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Rendemen
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(L) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
L1 9,08 -- - d D
L2 9,43 2 0,112 0,154 c C
L3 10,11 3 0,118 0,162 b B
L4 10,37 4 0,121 0,166 a A
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Rendemen (%)
10,7
10,5 Ỹ = 8,611 + 0,022 L
10,3 r = 0,971
10,1
9,9
9,7
9,5
9,3
9,1
8,9
8,7
0 20 40 60 80 100
Lama Perendaman (menit)
72
PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN
Pengaruh Interaksi Antara Jumlah Natrium terdapat pada perlakuan N0 (0 %) yaitu sebesar
Metabisulfit dan Lama Perendaman Terhadap 9,57 %, dan terendah terdapat pada perlakuan
Rendemen N3 ( 0,3 % ) yaitu sebesar 8,77 %. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Gambar 3.
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa
dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan semakin tinggi jumlah natrium metabisulfit
berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0.05) maka kadar air semakin rendah. Menurut 3,
terhadap rendemen, sehingga pengujian pengaruh natrium metabisulfit berbanding
selanjutnya tidak dilakukan. terbalik dengan kadar air bahan, yaitu semakin
tinggi jumlah sulfit yang digunakan, maka
Kadar Air semakin rendah kadar air pati. Hal ini sesuai
Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar dengan sifat higroskopis dari garam dalam
Air bahan pangan, yaitu garam akan terionisasi dan
Dari data pengamatan analisis sidik ion akan menarik sejumlah molekul air di
ragam disajikan lampiran 2. Penambahan sekitarnya.
natrium metabisulfit memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata ( p<0,01 ) terhadap Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Kadar
kadar air. Hasil uji beda rata – rata untuk Air
menunjukkan tingkat perbedaan masing – Hasil uji beda rata – rata untuk
masing taraf dapat dilihat pada Tabel 5. menunjukkan tingkat perbedaan masing –
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa N0 masing taraf dapat dilihat pada Tabel 10. Dari
berbeda sangat nyata terhadap N1, berbeda data pengamatan analisis sidik ragam disajikan
sangat nyata terhadap N2 dan berbeda sangat lampiran 2. Lama perendaman memberikan
nyata terhadap N3. Pada perlakuan N2 berbeda pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01)
sangat nyata terhadap N3. Kadar air tertinggi terhadap kadar air.
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar air
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(N) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
N0 9,57 - - - a A
N1 9,24 2 0,109 0,150 b B
N2 9,02 3 0,115 0,158 c C
N3 8,77 4 0,118 0,162 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Kadar Air
(%)
9,8 Ỹ= 9,542 -2,627N
9,6 r =- 0,991
9,4
9,2
9
8,8
8,6
8,4
8,2
0 0,1 0,2 0,3
Natrium Metabisulfit ( %)
73
Budi Suarti dkk
Tabel 6. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Kadar Air
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(L) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
L1 8,84 - - - d CD
L2 8,97 2 0,109 0,150 c C
L3 9,26 3 0,115 0,158 b B
L4 9,53 4 0,118 0,162 a A
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
9,6
9,5 Ỹ= 8,795 + 2,355 L
r = 0,976
9,4
9,3
9,2
9,1
9
8,9
8,8
8,7
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa L1 Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa
berbeda tidak nyata terhadap L2 dan L3 berbeda semakin lama perendaman maka kadar air
sangat nyata terhadap L4. Kadar air tertinggi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena sifat
terdapat pada perlakuan L4 ( 80 menit ) yaitu varietas bahan yang di rendam menyerap air.
sebesar 9,53 %, dan terendah terdapat pada Pada lama perendaman menyebabkan pati yang
perlakuan L1 ( 20 menit ) yaitu sebesar 8,84 %. terkandung dalam biji durian akan menyerap air,
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar dan menyebabkan air dalam bahan bertambah.
4.
74
PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap Karbohidrat
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(N) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
N0 84,78 - - - a A
N1 83,26 2 0,614 0,846 b B
N2 80,78 3 0,645 0,889 c C
N3 78,92 4 0,661 0,911 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Karbohidrat (%)
Ỹ= 84,88 -19,81 N
86 r = - 0,990
85
84
83
82
81
80
79
78
77
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Natrium Metabisulfit ( % )
Tabel 8. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Karbohidrat
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(L) (%) 0,05 0,01 0,05 0,01
L1 83,99 - - - a A
L2 82,50 2 0,614 0,846 b B
L3 81,38 3 0,645 0,889 c C
L4 79,88 4 0,661 0,911 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa N0
berbeda sangat nyata terhadap N1, berbeda Pengaruh Lama Perendaman Terhadap
sangat nyata terhadap N2 dan berbeda sangat Karbohidrat
nyata terhadap N3. Pada perlakuan N2 berbeda Lama perendaman memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap N3. Karbohidrat tertinggi yang berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap
terdapat pada perlakuan N0 ( 0 %) yaitu sebesar karbohidrat. Dari data pengamatan analisis sidik
84,78 %, dan terendah terdapat pada perlakuan ragam disajikan lampiran 3. Hasil uji beda rata –
N3 ( 0,3 % ) yaitu sebesar 78,92%. Untuk lebih rata untuk menunjukkan tingkat perbedaan
jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5. masing – masing taraf dapat dilihat pada Tabel
Dari Gambar 5. dapat dilihat bahwa 8.
semakin tinggi jumlah natrium metabisulfit Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa L1
maka karbohidrat semakin rendah. Penurunan berbeda sangat nyata terhadap L2, berbeda
kadar karbohidrat dengan semakin lamanya sangat nyata terhadap L3 dan berbeda sangat
perendaman disebabkan senyawa karbohidrat nyata terhadap L4. Pada perlakuan L3 berbeda
terlarut dalam larutan natrium metabisulfit. sangat nyata terhadap L4. Karbohidrat tertinggi
Peningkatan natrium metabisulfit diduga terdapat pada perlakuan L1 (20 menit) yaitu
meningkatkan tekanan osmose, sehingga sebesar 83,99 %, dan terendah terdapat pada
senyawa – senyawa monosakarida dan perlakuan L4 ( 80 menit ) yaitu sebesar 79,88 %.
disakarida lebih banyak terdifusi ke dalam Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar
natrium metabisulfit 6. 6.
75
Budi Suarti dkk
Tabel 9. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Natrium Metabisulfit Terhadap Warna
76
PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN
Tabel 10. Hasil Uji Beda Rata – rata Pengaruh Lama Perendaman Terhadap
Warna
Perlakuan Rataan P LSR Notasi
(L) 0,05 0,01 0,05 0,01
L1 3,57 - - - d D
L2 3,65 2 0,053 0,073 c C
L3 3,76 3 0,056 0,077 ab AB
L4 3,81 4 0,057 0,079 a A
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada
taraf 5% dan berbeda nyata pada taraf 1%
Warna
3,85
3,8 Ỹ=3,493+ 0,004L
r = 0,981
3,75
3,7
3,65
3,6
3,55
3,5
0 20 40 60 80 100
Lama Perendaman (menit)
77
Budi Suarti dkk
sangat nyata terhadap L3 dan berbeda sangat melalui penambahan natrium metabisulfit dan
nyata terhadap L4. Pada perlakuan L3 berbeda lama perendaman dapat disimpulkan sebagai
tidak nyata terhadap L4. Warna tertinggi terdapat berikut :
pada perlakuan L4 ( 80 menit) yaitu sebesar 1. Pengaruh natrium metabisulfit memberikan
3,81, dan terendah terdapat pada perlakuan L1 ( pengaruh yang berbeda sangat nyata
20 menit) yaitu sebesar 3,57. Untuk lebih jelas (P<0,01) terhadap rendemen, kadar air,
dapat di lihat pada Gambar 8. karbohidrat, dan warna serta berbeda tidak
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa nyata (P>0,05) terhadap aroma.
semakin lama perendaman maka warna semakin 2. Pengaruh lama perendaman memberikan
tinggi. Pencoklatan karena enzim merupakan pengaruh yang berbeda sangat nyata
reaksi antara oksigen dan suatu senyawa phenol (P<0,01) terhadap rendemen, kadar air,
yang dikatalis polyphenol oksidase. Untuk karbohidrat, warna dan, serta berbeda tidak
mengatasi hal itu bahan di rendam terlebih nyata (P>0,05) terhadap aroma.
dahulu dalam natrium metabisulfit sebelum 3. Interaksi perlakuan antara natrium
proses pengeringan dilakukan. Dengan adanya metabisulfit dan lama perendaman
sulfit maka akan dapat mereduksi ikatan memberi pengaruh yang berbeda tidak
disulfida pada protein enzim. Dengan adanya nyata (P>0,05) terhadap rendemen, kadar
ikatan sulfida ini maka enzim tidak aktif 9. air, karbohidrat, warna dan aroma.
78