NPM : 1804041114 Kelas : ESY B / Semester 4 MK : Manajemen Keuangan Syariah 1
A. Definisi dan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syariah atau Islam
1. Definisi Manajemen Keuangan Syariah atau Islam Manajemen keuangan syariah berarti kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pelaksanaan dan pengendalian terhadap fungsi keuangan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Atau dapat juga diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi keuangan dengan landasan syariah Islam yang berdasarkan masalah keuanga. Kegiatan yang terlibat dalam manajemen keuangan syariah ialah mencakup kegiatan perencanaan keuangan, analisis keuangan, pengendalian keuangan dan lain sebagainya berdasarkan ketentuan syariah yang berlaku. Ketentuan syariah tersebut antara lain : a. Usaha atau kegiatan dalam mendapatkan harta seharusnya berdasarkan cara yang dianjurkan oleh syariah seperti perdagangan, pertanian, industri dan jasa. b. Obyek yang diusahakan bukan obyek yang diharamkan atau berasal dari yang haram. c. Hasil dari usaha tersebut (harta) haruslah digunakan untuk hal-hal yang diperintahkan atau dianjurkan. Keputusan keuangan syariah merupakan penerapan dari manajemen keuangan syariah atau Islam dengan didasarkan pada prinsip-prinsip umum ekonomi Islam yang berpedoman kepada akhlak mulia, inflasi dan tingkat bunga, kepemilikan berganda, kebebasan bertindak, dan keadilan sosial serta tauhid, adil, nubuwwah, khilafah dan ma’ad. Sistem keuangan Islam berbeda dari sistem keuangan konvensional dimana dalam keuangan Islam memiliki ciri khas yaitu pinjaman atau aset keuangan lainnya tidak diperbolehkan untuk menimbulkan hutang. Hutang tidak dapat diperdagangkan atau dialihkan kepada orang lain. Prinsip syariah mengharuskan transaksi keuangan disertai dengan kegiatan ekonomi yang produktif. Kondisi seperti ini diharapkan dapat mengurangi resiko yang berlebih. Keuangan syariah melibatkan pembagian keuntungan dan risiko dan memastikan laba sebanding dengan risiko yang timbul.
2. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syariah atau Islam
a. Manajemen keuangan syariah dari segi aktivitasnya 1) Aktivitas Perolehan Dana Setiap usaha untuk mendapatkan harta seharusnya tetap memperhatikan cara yang didasarkan pada syaraiah.
2) Aktivitas Perolehan Aktivitas
Menginvestasikan uang atau harta juga tetap harus memperhatikan prinsip uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperjual belikan. 3) Aktivitas Penggunaan Dana Harta yang diperoleh haruslah digunaka untuk hal-hal yang tidak dilarang dan seharusnya digunakan untuk hal-hal yang diperintahkan atau dianjurkan.
b. Manajemen Keuangan Syariah dari Segi Lembaganya
1) Lembaga Keuangan Bank Lembaga yang memberikan jasa keuangan yang lengkap dan secara operasional dibina dan diawasi oleh bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional MUI. Lembaga keuangan bank terdiri atas : a) Bank Umum Syariah b) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 2) Lembaga Keuangan Non-Bank Lembaga yang memiliki lebih banyak jenisnya. Pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip syariah hanya dilakukan oleh Dewan Syariah Nasinal MUI. Lembaga keuangan non-bank terdiri atas : a) Pasar Modal Merupakan tempat bertemunya pencari dana dan penanam modal melakukan transaksi. b) Pasar Uang Syariah Pasar uang syariah hadir melalui kebjakan Operasi Moneter Syariah dengan beberapa instrumen dan operasionalnya diatur oleh Bank Indonesia, sedangkan pemenuhan prinsipnya diatur oleh Dewan Syariah Nasional MUI. c) Asuransi Syariah Merupakan usaha saling tolong menolong dan melindungi antar sejumlah pihak/orang melalui investasi dalam bentuk aset dengan memberikan pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad sesuai dengan syariah. d) Dana Pensiun Merupakan usaha dalam pengelolaan dana pensiun dari tempat mereka bekerja sebelumnya. Dana pensiun dihimpun melalui iuran dengan cara memotong gaji karyawan yang bersangkutan. e) Modal Ventura Merupakan pembiayaan oleh perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Usahanya lebih banyak dalam memberikan pembiayaan tanpa jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. 3) Lembaga Pembiayaan Merupakan badan usaha yang khusus didirikan untuk kegiatan bidang usaha diluar lembaga keuangan bank dan non-bank. a) Lembaga Sewa Guna Usaha (Leasing) Syariah Merupakan kegiatan pembiayaan dengan bentuk penyedia barang modal. b) Perusahaan Anjak Piutang (Factoring) Syariah Merupakan upaya pengalihan piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan sesuai dengan prinsip syariah. c) Kartu Plastik Alat pembayaran menggunakan kartu seperti kartu kredit, ATM, kartu debit atau kartu prabayar produk bank dan non bank disebut dengan kartu plastik. d) Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) Syariah Merupakan kegiatan pembiayaan dalam mengadakan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dimana pembayaran yang dilakukan secara angsuran tetap dengan sesuai hukum syariah. e) Pegadaian Syariah Merupakan pegadaian yang operasionalnya dijalankan sesuai dengan prinsip Islam yang telah ditentukan. 4) Lembaga Keuangan Syariah Mikro a) Lembaga Pengelola Zakat b) Lembaga Pengelola Wakaf c) BMT ( Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil) Merupakan balai usaha terpadu dengan kegiatan mengembangkan berbagai usaha produktif dan investasi dalam mengembangkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil.
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangann Syariah
1. Prinsip Tauhid Prinsip ini merupakan dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Menurut Qurasih Shihab tauhid dapat mengantarkan manusia pada keyakinan bahwa kekayaan yang dimiliki adalah milik Allah. Pandangan seperti itu dapat memberikan dampak pada aktivitas manusia, dimana ia menempatkan prinsip syariah sebagai tolak ukur setiap aktivitas yang dilakukan terutama kegiatan perekonomian. Dalam sistem ekonomi Islam, dampak positif dari prinsip tauhid ialah mencegah dari segaala bentuk monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi pada seseorang atau kelompok. Pada kenyataannya, sebagian manusia sangat sulit mengendalikan keinginan untuk mendapatkan keuntungan meskipun dengan cara yang dilarang oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Oleh karena itu, bila prinsip tauhid dijalankan dengan semestinya, maka tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Namun, apabila prinsip tauhid ini sulit untuk mengendalikan keinginan tersebut, pemerintah diperbolehkan untuk melakukan interventi bertujuan untuk kontrol. 2. Prinsip Keadilan Dalam termonologi fikih, adil ialah mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan, porsi dan posisinya. Pembahasan tentang adil merupakan pembahasan yang mendapat sorotan lebih dari para ulama. Dalam pembahasan ekonomi syariah atau Islam, keseimbangan atau keadilan merupakan penentu untuk mencapai suatu falah (keberuntungan). 3. Larangan Riba Islam melarang riba karena bertentangan dengan kemanusiaan, persaudaraan, dan kasih sayang. Keuangan syariah melarang uang untuk dijadikan sebagai barang komoditas karena uang merupakan alat tukar. Pengharaman riba dimaknai dengan penghapusan praktek ekonomi yang dapat menyebabkan kezaliman atau ketidak adilan. 4. Larangan Maysir atau Judi Islam sangat melarang segala bentuk yang berhubungan atau terlibat langsung dengan perjudian. Pelarangan ini disebabkan karena judi mengandung spekulasi dan membawa pada kerugian yang sangat besar. Dalam ekonomi unsur perjudian dapat dilihat dari instrumen investasi yang ditawarkan misalnya adalah reksa dana. Ekspetasi keuntungan dalam menjalankan aktivitas ekonomi di bidang ini sangat mendominasi dengan adanya spekulasi. 5. Larangan Gharar atau Risiko (Manipulasi) Dalam istilah fiqh muamalah, gharar berarti yang terkait dengan adanya ketidakjelasan dan ketidakpastian sesuatu dalam transaksi. Gharar di dalam Islam sangat dilarang karena didalam gharar terdapat tujuan tertentu yang dapat merugikan atau membahayakan pihak lain. 6. Prinsip Maslahat Maslahat berarti mengambil manfaat dan menolak segala bentuk kemudartan. Dalam kegiatan keuangan syariah dipandang memenuhi maslahat apabila telah memenuhi dua unsur yaitu ketaatan dan bermanfaat serta membawa kebaikan bagi segala aspek dan pihak. 7. Prinsip Ta’awun atau Tolong-menolong Mencari keuntungan atau akad komersil dengan berbagai aktivitas ekonomi merupakan sesuatu yang terpuji dan dianjurkan dalam Islam. Akan tetapi, aktivitas ekonomi tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap masyarakat dan segala pihak. Tidak boleh ada yang terzalimi. 8. Prinsip Keseimbangan Dalam ekonomi syariah salah satu pilar pembangunan ekonomi yang paling penting ialah keseimbangan. Prinsip ini dapat meliputi berbagai aspek seperti keseimbangan antara sektor keuangan dan sektor riil, resiko dan keuntungan, bisnis dan kemanusiaan serta pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam.
C. Tugas Manajer Keuangan Syariah
1. Keputusan Investasi Berhubungan dengan cara manajer keuangan menggunakan dana ke dalam bentuk investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan. Bentuk dan struktur investasi sangat mempengaruhi dan menunjang keuntungan nantinya. Akan tetapi, keuntungan investasi hanya dapat diharapkan serta digambarkan saja. 2. Keputusan Pendanaan Merupakan keputusan yang berhubungan dengan cara perusahaan mendapatkan modal. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan struktur modal. Jadi, manajer keuangan diharapkan bahkan diharuskan mempertimbangkan dan menganalisis gabungan beberapa sumber dana yang ekonomis untuk perusahaan. 3. Keputusan Bagi Hasil Merupakan bagian yang sangat diharapkan oleh para pemegang saham dan investor karena proxi besar kecil kemakmuran investor dalam menanamkan modal dalam suatu perusahaan.
D. Pengenalan Instrumen Keuangan Syariah
1. Instrumen Keuangan Syariah Primer a. Mudharabah Merupakan akad atau kontrak kerjasama usaha antara pemilik dana dengan pengelola dana dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan sebelumnya yang telah disepakati sebelumnya. Apabila usaha yang dijalankan mendapatkan kerugian maka kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali kelalaian pengelola dana. b. Musyarakah Meruapakan akad kerjasama di antara para pemilik modal dengan mencampurkan modalnya untuk mencari keuntungan. Dalam akad ini, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal utuk membiayai usaha tertentu. c. Murabahah Merupakan akad jual beli barang dengan sebelumnya menyebutkan harga perolehan dan keuntungan yang kemudian disepakati oleh penjual maupun pembeli. d. Salam dan Salam Paralel Merupakan akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain maka hal ini disebut dengan salam paralel. e. Istishna dan Istishna Paralel Merupakan akad jual beli antara pembeli dengan produsen yang bertindak sebagai penjual. Pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjual dengan harga yang telah disepakati. f. Ijarah Merupakan akad sewa menyewa antar pemilik dan yang ingin menyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa dan penyewa mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya. g. Wadiah Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki, bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan. h. Qard Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan kewajiban peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu. i. Sharf Sharf adalah transaksi jual beli dengan komoditi berupa alat pembayaran (nuqud), atau mata uang (suatu valuta dengan valuta lainnya). Transaksi valuta asing pada Bank Syariah (di luar jual beli banknotes) hanya dapat dilakukan dengan tujuan lindung nilai (hedging) dan dibenarkan untuk tujuan spekulatif. j. Wakalah Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil (pemberi kuasa/ nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/ bank) untuk melaksanakan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa k. Kafalah Kafalah adalah kemestian seseorang yang diperbolehkan mengelola hartanya sendiri untuk menunaikan suatu hak yang diwajibkan kepada seseorang atau kemestian menghadirkannya ke hadapan hakim (pengadilan). l. Hiwalah Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban baik dalam bentuk pengalihan piutang maupun hutang, dan jasa pemindahan/ pengalihan dana dari satu orang ke orang lain atau satu pihak ke pihak lain.