Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ahmad Nuralim

NPM : 1804041005

Jurusan : Ekonomi Syariah (B)

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Sayari’ah

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN SAYRI’AH

1. Definisi Manajemen Keuangan Syari’ah

Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno yaitu manajement, yang
berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajement ialah suatu aktivitas khusus
menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan
pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok
dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat di
capai dengan cara yang efektif dan efisien1. Secara etimologi syariah berarti aturan
atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan manajemen keuangan syariah adalah sebuah kegiatan manajerial
atau mengatur keuangan untuk mencapai tujuan dengan memperlihatkan kesesuaian
dan ketetapan-Nya sesuai pada prinsip-prinsip syariah.

Berdasarkan pada prinsip tersebut, maka dalam perencanaan, pengorganisasian,


penerapan dan pengawasan yang berhubungan dengan keuangan secara syariah
adalah:
a. setiap upaya-upaya dalam memperoleh harta semestinya memperhatikan cara-cara
yang sesuai dengan syari'ah seperti perniagaan/jual beli, pertanian, industri atau jasa.

b. Objek yang diusahakan bukan sesuatu hang diharapkan.

c. Harta yang diperoleh harus digunakan untuk hal-hal yang tidak dilarang seperti
barang konsumtif, rekreasi dan sebagainya. Digunakan untuk hal-hal yang dianjurkan
seperti infak, waqaf, shadaqah. Digunakan untuk hal-hal yang diwajibkan seperti
zakat.

d. Dalam menginvestasikan uang juga harus memperhatikan prinsip "uang sebagai


alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan" dapat dilakukan secara
langsung atau melalui lembaga inter mediasi seperti bank syariah dan pasar modal
syariah.

2. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syari’ah

Secara umum, ruang lingkup manajemen keuangan cukup luas dipelajari namun
dalam praktik nya bahwa bidang keuangan dalam kajian manajemen keuangan dibagi
sebagai berikut.

1
a. Manajemen Keuangan Syari’ah dari Segi Aktivitasnya
a). Aktivitas Perolehan Dana.
b). Aktivitas Perolehan Aktivitas.
c). Aktivitas Penggunaan Dana.

b. Manajemen Keuangan Syari’ah dari Segi Lembaganya

a).Lembaga Keuangann Bank

Lembaga keuangan syariah terdiri dari Bank umum syariah dan Bank
pembiayaan rakyat syariah.

b). Lembaga Keuangan Non-Bank

Lembaga keuangan nonBank merupakan lembaga keuangan


yang lebih banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Pembinaan
dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syari’ah
dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional MUI. Lembaga keuangan
syariah non-bank antara lain sebagai berikut.

i. Pasar modal, merupakan tempat pertemuan dan melakukan


transaksi antara pencari dana (emiten) dan para penanam modal
(investor).
ii. Pasar uang
iii. Asuransi
Yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk aset dengan pola
pengembalian untuk menghadapi sebuah resiko tertentu melalui
akad yang sesuai dengan syariah, yang artinya tidak terdapat
gharar atau penipuan didalamnya.
iv. Dana pensiun
Dana pensiun dikumpulkan melalui iuran potongan gaji
karyawan. Setelah itu dana yang terkumpul oleh dana pensiun
diusahakan lagi dengan menginvestasikannya ke berbagai sektor
yang menguntungkan.
v. Modal ventura
Jenis ini tergolong beresiko tinggi dan tidak dilayani oleh
lembaga keuangan konvensional, karena modal ventura
memberikan modal usaha tanpa harus memberikan jamiman dari
penerima modal, namun tetap memperhatikan prinsip-prinsip
sayriah.
c). Lembaga pembiayaan

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga


keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha.

i. Lembaga sewa guna usaha (leasing)


ii. Perusahan anjak piutang (factoring)
iii. Kartu plastik (alat pembayaranmenggunakan kartu baik
pengguna ATM, kartu debit, kartu prabayar dari produk bank
atau lembaga non bank)
iv. Pembiayaan konsumen (kegiatan pembiayaan guna
mengadakan barang keperluan konsumen yang dibayar secara
mengangsur sesuai dengan prinsip syariah)
v. Pegadaian (memberikan pinjaman dengan barang sebagai
jaminan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah)

d). Lembaga keuangan syariah mikro

i. Lembaga pengelola zakat (BAZ dan LAZ)

ii. lembaga pengelola wakaf

iii. BMT (Badan Usaha Mandiri Terpadu, dengan kegiatan


mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi guna
meningkatkan ekonomi pengusaha kecil kebawah.2

PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH

Prinsip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip juga disamakan
dengan asas, fundamental, pangkal, dasar, dan pondasi. Sehingga prinsip dasar muamalah
keuangan syariah (maliyah) bisa juga diartikan asas yang dijadikan pokok dasar berpikir
terkait pondasi muamalah keuangan syariah. Secara umum prinsip dasar muamalah
merupakan landasan pokok yang menjadikan kerangka pedoman dasar bagi setiap muslim
yang menyakininya dalam perilaku bermuamalah. Pedoman ini berlandaskan Al-Qur’an
dan hadis sebagai kerangka bangun ekonomi Islam yang memiliki nilai etik (ethics value)
dan nilai norma (norm value).

1. Keadilan

Prioritas utama dalam ajaran islam mengenai perekonomian adalah terciptanya


keadilan dan kesetaraan yang nyata. Pengertian keadilan dan kesetaraan, dari produksi
hingga distribusi, tertanam dalam system ini. Keadilan social dalam islam terdiri dari
penciptaan dan Penyediaan kesempatan serta penghapusan hambatan yang sama bagi
semua anggota masyarakat3.

2. Prinsip Tauhid/Keimanan/Kesatuan

2
3
Tauhid merupakan bagian fundamental atau dasar dalam Islam, dan sistem nilai
Islam didasarkan pada keyakinan ini. SIstem keuangan dan perbankan islam
merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi islam dimana
tujuannya adalah memberlakukan system nilai dan etika islam kedalam lingkungan
ekonomi, kemampuan lembaga keuangan islam menarik investor dengan
sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga
itu menghasilkan keuntungan , tetapi juga pada persepsi bahwa lembaga
tersebut secara sungguh-sungguh memperhatikan batas–batas yang digariskan oleh
islam. Islam berbeda dari agama-agama lainnya, dalam hal ini ia dilandasi
oleh iman dan ibadah. atau bisa dikatakan bahwa transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh orang islam dan dilandasi oleh syariat islam akan bernilai ibadah di
hadapan Allah swt.

3. Larangan Riba

Secara etimologi, kata riba bermakna tambahan, kelebihan. Sementara itu


menurut terminologi, riba dirumuskan oleh ilmu fikih sebagai tambahan khusus yang
dimiliki salah satu pihak dari dua pihak yang terlibat tanpa ada imbalan tertentu.
Setidaknya terdapat dua bentuk riba dalam hukum Islam. Pertama, riba al-qarud yang
berhubungan dengan tambahan atas pinjaman. Kedua, riba al-buyu yang berhubungan
dengan tambahan atas jual beli. Riba al-buyu terdiri dari dua bentuk yaitu riba al-fadl
dan riba an-nasia. Riba al-fadl meliputi pertukaran secara bersamaan dari komoditas
yang sama yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang tidak sama. Adapun riba an-
nasia meliputi pertukaran secara tidak bersamaan dari komoditas yang sama yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak sama.

4. Pelarangan Gharar dan Maisyir

gharar diartikan oleh ulama fikih sebagai ketidaktahuan akan akibat suatu perkara
(transaksi), atau ketidakjelasan antara baik dengan buruk.

Maisyir mengacu pada perolehan kekayaan secara mudah atau perolehan harta
berdasarkan peluang, entah dengan mengambil hak orang lain, atau tidak. Qimar berarti
permainan peluang – keuntungan seseorang di atas kerugian orang lain; seseorang
mempertaruhkan uang atau sebagian kekayaannya, di mana jumlah uang yang
dipertaruhkan memungkinkan untuk mendapatkan atau kehilangan jumlah uang yang
besar.

5. Anjuran Berdagang dan Berbagi Keuntungan dan Resiko

Islam sangat mendorong umatnya untuk terlibat aktif dalam perdagangan. konsep
bagi hasil atau PLS (prinsip profit and loss sharing/ bagi untung-rugi) merupakan
suatu alternatif agar terhindar dari kungkungan riba. Sistem profit and loss sharing
dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal
(investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha
ekonomi, di mana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha
tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah
kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan
ditanggung bersama

6. Tidak mengenal konsep time value of money (nilai waktu dari uang)
Uang sebenarnya tidak mempunyai nilai sendiri namun dapat menunjukkan
perbandingan nilai suatu barang dengan barang yang lain. Uang menurut Al-Ghazali
sebagai hakim mutawasit, yaitu uang dapat dijadikan standar yang jelas dalam
menentukan nilai barang yang berbeda. Dari pemaparan di atas tegaslah Islam
memandang uang sebagai alat tukar untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value) dan bukanlah suatu komoditi. Uang dalam sistem moneter
Islam secara tegas tidak boleh menjadi komoditas.

7. Kesucian Akad

Islam begitu sangat menekankan pentingnya kontrak dalam hubungan ekonomi.


Atas dasar itu pula Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan
keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
resiko dari informasi asimetrik dan moral hazard.

TUGAS MANAJER KEUANGAN SYARIAH

Fungsi manajemen keuangan syariah yang harus dijalankan oleh seorang manajer
keuangan adalah mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi, keputusan
pendanaan,dan keputusan bagi hasil atau deviden. Nilai perusahaan akan terlihat pada
tingginya harga saham perusahaan, sehingga kemakmuran para pemegang saham akan
semakin bertambah. Dalam konteks syariah, jika para pemegang saham mencapai
kemakmurannya, maka ssemakin besar zakat yang harus dikeluarkan.

1. Keputusan investaasi
Manajer keuangan syariah akan mengalokasikan dana kedalam bentuk investasi
yang sesuai dengan syariah yang akan mendatangkan keuntungan dimasa yang
akan datang. Tapi hasil dimasa yang akan datang itu pasti dan selalu
mengandung resiko yang harus diambil oleh perusahaan, dua hal tersebut dapat
memengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2. Keputusan pendanaan
Manajer keuangan syariah harus bisa memutuskan tentang bagaimana cara
memperoleh modal atau dana yang sesuai dengan syariah.dalam hal ini manajer
keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari
sumber-sumber dana yang ada dalam perusahaan yang akan digunakan untuk
mendanai kebutuhan investasi dan kegiatan usaha.
3. Keputusan bagi hasil
Seorang manajer keuangan harus bisa memutuskan tentang besar kecilnya
presentase laba yang dibagi hasilkan,stabilitas dari bagi hasil tersebut, deviden
saham, pemecahan saham,serta penarikan kembali saham yang beredar.
4. Keputusan zakat
Zakat merupakan indeks keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan, sebab
zakat perusahaan adalah pengeluaran perusahaan berdasarkan nishab dan haul
yang dimana nishab berarti menunjukkan besarnya harta yang wajib dizakati
dan haul itu berkaitan dengan batas waktu suatu harta dapat dizakati.

Dalam mengambil keputusan tersebut maka dibutuhkan seorang manajer keuangan


sebagai pengambil keputusan. Seorang manajer keuangan itu diharuskan memiliki
pengetahuan analisis bisnis, investasi, dan surat-surat berharga karena tiga hal tersebut
akan berkaitan langsung dengan seberapa besar resiko yang harus diambil perusahaan
dalam setiap investasi dan juga harga saham dimasa yang akan datang. Manajer
keuangan memiliki tugas sebagai berikut.
1. Peramalan dan perencanaan. Manajer keuangan harus berinteraksidengan
eksekutif lainnya dalam memperkirakan masa depanperusahaan dan menetapkan
rencana bersama untuk menentukanposisi masa depan perusahaan.
2. Keputusan dalam investasi dan pembiayaan. Sesuai dengan rencana jangka
panjang, manajer keuangan harus menyediakan dana/modalguna mendukung
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yangberhasil biasanya memperoleh tingkat
penjualan yang tinggi, yangmembutuhkan penambahan investasi pabrik, perlatan,
dan aktivalancer yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Manajerkeuangan harus membantu penentuan tingkat pertumbuhanpenjualanyang
optimal dan pengambilan keputusan atas ivestasi spesifik yangakan dilaksanakan
serta penentuan jenis dana yang akan digunakanuntuk membiayai investasi
tersebut. Harus dipertimbangkankeputusan tentang penggunaan dana internal atau
eksternal, darihutang atau dari ekuitas, dan dari hutang jangka panjang atau
hutang jangka pendek.
3. Pengkoordinasian dan pengendalian. Manajer keuangan harusbekerja sama
dengan eksekutif bidang lain agar perusahaan beroperasi seefisien mungkin.
Semua keputusan bisnis mempunyaiimplikasi keuangan, dan semua manajer,
baik manajer keuangan dan manajer fungsional perusahaan lainnya (manajer
pemasaran, manajerproduksi, manajer personalia) harus memperhitungkan hal
ini.
4. Interaksi dengan pasar modal. Manajer keuangan harus berurusandengan pasar
uang dan pasar modal. Setiap perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
bursa efek (pasar uang danpasar modal) sebagai tempat tersedianya dana, tempat
sekuritasperusahaan diperdagangkan, dan sebagai tempat investor
mendapatuntung atau rugi.

PENGENALAN INSTRUMEN INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH

Kontrak keuangan syari’ah

Sistem ekonomi Islam memiliki serangkaian kontrak inti, yang berfungsi sebagai
landasan bagi pendesainan instrumen keuangan yang lebih rumit dan kompleks.
Tidak ada klasifikasi kontrak baku dalam sistem hukum Islam, akan tetapi dari sudut
pandangan bisnis dan komersial, seseorang dapat mengelompokkan kontrak tertentu
sesuai dengan fungsi dan tujuannya dalam ekonomi dan sistem keuangan. Kontrak
yang berhubungan dengan transaksi komersial dan bisnis dapat diklasifikasikan ke
dalam empat kategori besar yaitu:

1. Kontrak Transaksional

Kontrak transaksional berhubungan dengan sektor transaksi ekonomi riil


yang memfasilitasi pertukaran, penjualan, dan perdagangan komoditas dan jasa.
Inti kontrak transaksional didasarkan pada aktivitas perdagangan atau pertukaran.

2. Kontrak Pembiayaan

Ciri utama kontrak pembiayaan adalah tidak adanya kontrak utang. Kontrak
pembiayaan dimaksudkan untuk pendanaan kontrak transaksional dalam bentuk
trade finance (pembiayaan perdagangan) atau asset-backed securities (sekuritas
berbasis aset), atau menyediakan modal melalui equity partnership (kemitraan
dalam modal) yang dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk seperti kemitraan,
penyetaraan kepemilikan atau kemitraan lainnya.
3. Kontrak Intermediasi
Kontrak intermediasi adalah kontrak yang memfasilitasi pelaksanaan
kontrak transaksional dan finansial yang efisien dan transparan. Kontrak ini
memberikan kepada agen ekonomi seperangkat alat untuk melaksanakan
intermediasi keuangan sekaligus menawarkan jasa profesional untuk aktifitas
ekonomi.

4. Kontrak Kesejahteraan Sosial

Kontrak kesejahteraan sosial ialah kontrak antara individu dan masyarakat


untuk memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi mereka yang kurang
mampu.

Instrumen keuangan syariah Primer

1. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik


dana) dan mudharib (pengelola) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di
muka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh
pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola
dana. Seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.

2. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama di antara para pemilik modal yang


mencampurkan modalnya untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah,
mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usah
tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru.

3. Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual maupun pembeli.
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan maupun tanpa pesanan. Dalam
murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari nasabah.

4. Salam

Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan
penangguhan pengiriman oleh muslam alaihi (penjual) dan pelunasannya
dilakukan segera oleh pembelian sebelum barang pesanan tersebut diterima
sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

5. Istishna

Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan


asshani(produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad
tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang
pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan
harga yang sudah disepakati. Cara pembayaran dapat dilakukan dengan
pembayaran di muka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

6. Ijarah / sewa
7. Wadiah

Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki, bank bertanggung jawab
atas pengembalian titipan.

8. Qard

Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat


dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan pihak yang meminjamkan kewajiban peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu.

9. Sharf

Sharf adalah transaksi jual beli dengan komoditi berupa alat pembayaran
(nuqud), atau mata uang (suatu valuta dengan valuta lainnya). Transaksi valuta
asing pada Bank Syariah (di luar jual beli banknotes) hanya dapat dilakukan
dengan tujuan lindung nilai (hedging) dan dibenarkan untuk tujuan spekulatif.

10. Wakalah

Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil (pemberi kuasa/


nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/ bank) untuk melaksanakan suatu taukil
(tugas) atas nama pemberi kuasa

11. Kafalah

Kafalah adalah kemestian seseorang yang diperbolehkan mengelola hartanya


sendiri untuk menunaikan suatu hak yang diwajibkan kepada seseorang atau
kemestian menghadirkannya ke hadapan hakim (pengadilan).

12. Hiwalah

Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban baik dalam


bentuk pengalihan piutang maupun hutang, dan jasa pemindahan/ pengalihan
dana dari satu orang ke orang lain atau satu pihak ke pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai