NPM : 1804041005
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno yaitu manajement, yang
berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajement ialah suatu aktivitas khusus
menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan
pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok
dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat di
capai dengan cara yang efektif dan efisien1. Secara etimologi syariah berarti aturan
atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan manajemen keuangan syariah adalah sebuah kegiatan manajerial
atau mengatur keuangan untuk mencapai tujuan dengan memperlihatkan kesesuaian
dan ketetapan-Nya sesuai pada prinsip-prinsip syariah.
c. Harta yang diperoleh harus digunakan untuk hal-hal yang tidak dilarang seperti
barang konsumtif, rekreasi dan sebagainya. Digunakan untuk hal-hal yang dianjurkan
seperti infak, waqaf, shadaqah. Digunakan untuk hal-hal yang diwajibkan seperti
zakat.
Secara umum, ruang lingkup manajemen keuangan cukup luas dipelajari namun
dalam praktik nya bahwa bidang keuangan dalam kajian manajemen keuangan dibagi
sebagai berikut.
1
a. Manajemen Keuangan Syari’ah dari Segi Aktivitasnya
a). Aktivitas Perolehan Dana.
b). Aktivitas Perolehan Aktivitas.
c). Aktivitas Penggunaan Dana.
Lembaga keuangan syariah terdiri dari Bank umum syariah dan Bank
pembiayaan rakyat syariah.
Prinsip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip juga disamakan
dengan asas, fundamental, pangkal, dasar, dan pondasi. Sehingga prinsip dasar muamalah
keuangan syariah (maliyah) bisa juga diartikan asas yang dijadikan pokok dasar berpikir
terkait pondasi muamalah keuangan syariah. Secara umum prinsip dasar muamalah
merupakan landasan pokok yang menjadikan kerangka pedoman dasar bagi setiap muslim
yang menyakininya dalam perilaku bermuamalah. Pedoman ini berlandaskan Al-Qur’an
dan hadis sebagai kerangka bangun ekonomi Islam yang memiliki nilai etik (ethics value)
dan nilai norma (norm value).
1. Keadilan
2. Prinsip Tauhid/Keimanan/Kesatuan
2
3
Tauhid merupakan bagian fundamental atau dasar dalam Islam, dan sistem nilai
Islam didasarkan pada keyakinan ini. SIstem keuangan dan perbankan islam
merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi islam dimana
tujuannya adalah memberlakukan system nilai dan etika islam kedalam lingkungan
ekonomi, kemampuan lembaga keuangan islam menarik investor dengan
sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga
itu menghasilkan keuntungan , tetapi juga pada persepsi bahwa lembaga
tersebut secara sungguh-sungguh memperhatikan batas–batas yang digariskan oleh
islam. Islam berbeda dari agama-agama lainnya, dalam hal ini ia dilandasi
oleh iman dan ibadah. atau bisa dikatakan bahwa transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh orang islam dan dilandasi oleh syariat islam akan bernilai ibadah di
hadapan Allah swt.
3. Larangan Riba
gharar diartikan oleh ulama fikih sebagai ketidaktahuan akan akibat suatu perkara
(transaksi), atau ketidakjelasan antara baik dengan buruk.
Maisyir mengacu pada perolehan kekayaan secara mudah atau perolehan harta
berdasarkan peluang, entah dengan mengambil hak orang lain, atau tidak. Qimar berarti
permainan peluang – keuntungan seseorang di atas kerugian orang lain; seseorang
mempertaruhkan uang atau sebagian kekayaannya, di mana jumlah uang yang
dipertaruhkan memungkinkan untuk mendapatkan atau kehilangan jumlah uang yang
besar.
Islam sangat mendorong umatnya untuk terlibat aktif dalam perdagangan. konsep
bagi hasil atau PLS (prinsip profit and loss sharing/ bagi untung-rugi) merupakan
suatu alternatif agar terhindar dari kungkungan riba. Sistem profit and loss sharing
dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal
(investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha
ekonomi, di mana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha
tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah
kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan
ditanggung bersama
6. Tidak mengenal konsep time value of money (nilai waktu dari uang)
Uang sebenarnya tidak mempunyai nilai sendiri namun dapat menunjukkan
perbandingan nilai suatu barang dengan barang yang lain. Uang menurut Al-Ghazali
sebagai hakim mutawasit, yaitu uang dapat dijadikan standar yang jelas dalam
menentukan nilai barang yang berbeda. Dari pemaparan di atas tegaslah Islam
memandang uang sebagai alat tukar untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value) dan bukanlah suatu komoditi. Uang dalam sistem moneter
Islam secara tegas tidak boleh menjadi komoditas.
7. Kesucian Akad
Fungsi manajemen keuangan syariah yang harus dijalankan oleh seorang manajer
keuangan adalah mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi, keputusan
pendanaan,dan keputusan bagi hasil atau deviden. Nilai perusahaan akan terlihat pada
tingginya harga saham perusahaan, sehingga kemakmuran para pemegang saham akan
semakin bertambah. Dalam konteks syariah, jika para pemegang saham mencapai
kemakmurannya, maka ssemakin besar zakat yang harus dikeluarkan.
1. Keputusan investaasi
Manajer keuangan syariah akan mengalokasikan dana kedalam bentuk investasi
yang sesuai dengan syariah yang akan mendatangkan keuntungan dimasa yang
akan datang. Tapi hasil dimasa yang akan datang itu pasti dan selalu
mengandung resiko yang harus diambil oleh perusahaan, dua hal tersebut dapat
memengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2. Keputusan pendanaan
Manajer keuangan syariah harus bisa memutuskan tentang bagaimana cara
memperoleh modal atau dana yang sesuai dengan syariah.dalam hal ini manajer
keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari
sumber-sumber dana yang ada dalam perusahaan yang akan digunakan untuk
mendanai kebutuhan investasi dan kegiatan usaha.
3. Keputusan bagi hasil
Seorang manajer keuangan harus bisa memutuskan tentang besar kecilnya
presentase laba yang dibagi hasilkan,stabilitas dari bagi hasil tersebut, deviden
saham, pemecahan saham,serta penarikan kembali saham yang beredar.
4. Keputusan zakat
Zakat merupakan indeks keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan, sebab
zakat perusahaan adalah pengeluaran perusahaan berdasarkan nishab dan haul
yang dimana nishab berarti menunjukkan besarnya harta yang wajib dizakati
dan haul itu berkaitan dengan batas waktu suatu harta dapat dizakati.
Sistem ekonomi Islam memiliki serangkaian kontrak inti, yang berfungsi sebagai
landasan bagi pendesainan instrumen keuangan yang lebih rumit dan kompleks.
Tidak ada klasifikasi kontrak baku dalam sistem hukum Islam, akan tetapi dari sudut
pandangan bisnis dan komersial, seseorang dapat mengelompokkan kontrak tertentu
sesuai dengan fungsi dan tujuannya dalam ekonomi dan sistem keuangan. Kontrak
yang berhubungan dengan transaksi komersial dan bisnis dapat diklasifikasikan ke
dalam empat kategori besar yaitu:
1. Kontrak Transaksional
2. Kontrak Pembiayaan
Ciri utama kontrak pembiayaan adalah tidak adanya kontrak utang. Kontrak
pembiayaan dimaksudkan untuk pendanaan kontrak transaksional dalam bentuk
trade finance (pembiayaan perdagangan) atau asset-backed securities (sekuritas
berbasis aset), atau menyediakan modal melalui equity partnership (kemitraan
dalam modal) yang dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk seperti kemitraan,
penyetaraan kepemilikan atau kemitraan lainnya.
3. Kontrak Intermediasi
Kontrak intermediasi adalah kontrak yang memfasilitasi pelaksanaan
kontrak transaksional dan finansial yang efisien dan transparan. Kontrak ini
memberikan kepada agen ekonomi seperangkat alat untuk melaksanakan
intermediasi keuangan sekaligus menawarkan jasa profesional untuk aktifitas
ekonomi.
1. Mudharabah
2. Musyarakah
3. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual maupun pembeli.
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan maupun tanpa pesanan. Dalam
murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada
pemesanan dari nasabah.
4. Salam
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan
penangguhan pengiriman oleh muslam alaihi (penjual) dan pelunasannya
dilakukan segera oleh pembelian sebelum barang pesanan tersebut diterima
sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
5. Istishna
6. Ijarah / sewa
7. Wadiah
Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki, bank bertanggung jawab
atas pengembalian titipan.
8. Qard
9. Sharf
Sharf adalah transaksi jual beli dengan komoditi berupa alat pembayaran
(nuqud), atau mata uang (suatu valuta dengan valuta lainnya). Transaksi valuta
asing pada Bank Syariah (di luar jual beli banknotes) hanya dapat dilakukan
dengan tujuan lindung nilai (hedging) dan dibenarkan untuk tujuan spekulatif.
10. Wakalah
11. Kafalah
12. Hiwalah