Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENCEGAHAN KONFLIK PERAWAT DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS LAYANAN DI RUMAH SAKIT :


A SYSTEMATIC REVIEW

1. INTRODUCTION

Pengetahuan tentang pencegahan konflik sangat krusial untuk diketahui sebagai


seorang perawat di Rumah sakit. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki
beban kerja yang begitu tinggi dan interaksi yang sering terjadi dengan profesi lain bisa
menjadi sumber terjadinya konflik. Konflik perawat di Rumah sakit sangat beragam
mulai dari konflik dalam diri perawat sendiri, konflik perawat dengan perawat, perawat
dengan tenaga kesehatan lain, perawat dengan klien atau keluarga, perawat dengan
organisasi kesehatan lainnya.

Menurut penelitian yang dilakukan (Sepsisusilawati, 2015) didapatkan hasil


bahwa perawat pelaksana mengalami konflik interpersonal (57%), konflik antar
kelompok (65,0%), konflik pelayanan keperawatan (51,7%). Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Azoulay et al. 2009) mengatakan bahwa konflik yang paling
sering terjadi di ICU adalah 32,6% konflik antara perawat dengan dokter, 27,3%
konflik antara perawat dengan perawat dan 26% adalah konflik antara staf dengan
keluarga pasien Hal ini menunjukan bahwa apabila tidak diatasi konflik dapat
menybebakan dampak negative yang bisa mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien dan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan organisasi
(Lahana et al., 2019). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maisoglou (2014)
ditemukan bahwa beban kerja (83,4%), kurangnya deskripsi yang jelas mengenai
pekerjaan (63,2%), alokasi sumber daya yang tidak adil (59,5%) dan rendahnya
pengakuan atasan (68,1%) merupakan sumber-sumber terjadinya konflik (Gulo, 2019)

Manajer perawat sebagai seorang pemimpin juga dibutuhkan dalam


penyelesaian konflik di Rumah sakit. Setiap pemimpin menggunakan gaya
kepemimpinan yang berbeda dan juga strategi konflik yang berbeda. Adapun strategi
penyelesaian konflik yaitu menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi dan
kolaborasi (Nursalam, 2015). Hasil penelitian yang dilakukan (Ebrahim, El, & Keshk,
2014) di Rumah sakit Shebin El Kom untuk mengetahui strategi konflik manajer
perawat menunjukan bahwa gaya manajemen konflik yang paling banyak digunakan
oleh manajer adalah menghindar, sementara gaya yang sedikit digunakan adalah
bersaing. Hal yang sama diperoleh dari hasil penelitian (Moisoglou, Lamia, Prezerakos,
Siskou, & Maniadakis, 2014) mengatakan bahwa strategi penghindaran (62%) menjadi
pilihan pertama dalam manajemen konflik.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Lahana et al., 2019) didapatkan


hasil, gaya yang paling umum untuk manajemen konflik adalah penghindaran, diikuti
oleh kolaborasi. Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa strategi menghindar sering
digunakan dalam penyelesaian konflik perawat di rumah sakit. Berbeda dengan Hasil
Purba (2016) dari hasil penelitian diadapatkan bahwa manajemen konflik yang
digunakan kepala ruangan melalui sudut pandang perawat adalah kompromi (44%).

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, startegi konflik menghindar sering


digunakan dalam penyelesaian konflik perawat di Rumah sakit. Strategi ini merupakan
bentuk penyelesaian kepada kedua belah pihak yang sedang berkonflik dengan
menghindar dan tidak menyelesaikan konflik diwaktu yang mendesak Strategi ini
memiliki kelebihan yaitu . Menurut (Hariyati, 2014) strategi penghindaran digunakan
pada waktu yang tidak gawat dan biasanya seorang penengah akan memeberikan
kesempatan kepada kedua belah pihak untuk memikirkan masalahnya. Namun, strategi
ini tidak lansung menyelesaikan konflik yang ada dan bisa jadi memicu konflik menjadi
berkepanjangan karena tidak ada pertemuan antar dua belah pihak. Sebagai seorang
perawat yang memiliki beban kerja yang tinggi dengan stratgei ini akan mempengaruhi
kinerja mereka dalam berkolaborasi dalam pemberian layanan kepada pasien,

Sedangkan strategi kompromi yang juga disebutkan penelitian diatas,


merupakan strategi pengambilan jalan tengah oleh kedua belahpihak diikuti oleh
kesepakatan yang ada. Ada solusi yang disepakati dalam strategi ini, sehingga konflik
dianggap selesai. Strategi kompromi dalam kaitannya dengan kinerja perawat, tidak
akan mengganggu komunikasi tim yang terjalin ketika sedang memberikan layanan
kepada pasien. Dalam artian, konflik yang terjadi sudah dianggap selesai dengan
hadirnya solusi yang disepakati oleh keduabelah pihak.

Dengan demikian, berdasarkan fenomena di atas peneliti melakukan tinjauan


sistematis literatur yang bertujuan untuk mengetahui apa saja tipe konflik yang terjaid
di rumah sakit dan bagaimana stratagei konflik yang digunakan oleh perawat dan
hubungannya dengan kualitas layanan kesehatan kepada pasien.

2. LITERATUR REVIEW
a. Manajemen konflik
Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau
pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah penyelesaian yang
konstruktif atau destruktif (Ross, 1993).
b. Jenis-jenis konflik
Rigio (2003) menjelaskan bahwa konflik terbagi atas konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik intra kelompok dan konflik antar kelompok
1) Konflik intrapersonal
Konflik intrapersonal merupakan konflik yang hadir dari dalam diri individu.
Konflik yang tidak sesuai dengan keinginan yang terdapat pada diri seseorang.
Misalnya konflik peran sebagai seorang manajer yang tidak sesuai dengan
loyalitas pekerjaan sbagai seorang perawat.
2) Konflik interpersonal
Konflik ini terjadi antara satu individu dengan individu lain yang berinteraksi
namun berbeda tujuan, nilai dan persepktif. Sebagai contoh manajer yang sering
konflik dengan staff dibawahnya.
3) Konflik intra group
Konflik intrakelompook, konflik yang terjadi dalam satu tim kelompok
dikarenakan individu yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan tujuan
kelompok.
4) Konflik antar group
Konflik yang terjadi karena masing-masing kelompok yang bekerja ingin
mencapo tujuan kelompoknya. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam
mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), keterbatasan
prasarana.
c. Strategi penyelesaian konflik
Menurut Swansburg (2000);
Gaya dalam manajemen konflik yang dapat dilakukan manajer keperawatan ada 5,
antara lain:
1. Menghindar
Menghindar adalah suatu strategi pencegahan konflik yang mampu
meminimalisir keberlanjutan konflik dan memungkinkan kelompok konflik
menjadi dingin. Kepala ruangan berperan dalam melakukan pendekatan kepada
pihak yang mengalami konflik agar mengumpulkan informasi. Menghindar
dapat digunakan apabila isu tyang tidak begitu gawat dan atau bila kerusakan
yang potensial tidak akan terjadi. Pada akhirnya manajer perawat sebagai pihak
ketiga perlu dilibatkan dalam mengumpulkan informasi.
2. Akomodasi
Manajer perawat yang merupakan kelompok dari konflik dapat memungkinkan
kelompok yang lain menghasilkan dan menempatkan kebutuhan kebutuhan
lainnya terlebih dulu. Hal ini terutama merupakan strategi yang baik apabila isu
lebih penting bagi yang lainnya. Hal ini dapat memelihara kerja sama secara
harmonis dan mengembangkan bawahan dengan memungkinkan mereka untuk
membuat keputusan.
3. Kompetisi
Seorang manajer perawat sebagai penyelia dapat menunjukkan kekuasaan
posisinya pada bawahan. Hal ini memperkuat aturan-aturan disiplin. Ini adalah
posisi asertif yang tidak membantu mengembangkan tanggung jawab pada
pemecahan konflik pada kelompok bawahan
4. Kompromi
Mengambil jalan tengah dapat memecahkan konflik. Hal ini merupakan strategi
sementara bila memerlukan waktu untuk mendapatkan posisi permanen yang
memuaskan. Suatu kompromi yang menimbulkan ketidakpuasan pada kedua
kelompok adalah bukan sesuatu yang baik.
5. Kerja sama
Hal ini membutuhkan waktu dan tenaga. Kerja sama menimbulkan kepuasan
diantara perawat. Kerja sama dapat dicapai dengan lebih baik melalui faktor-
faktor kepemimpinan dan faktorfaktor organisasional daripada faktor-faktor
pribadi

3. METHODS
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Systematic Review yang
merupakan metode berpikir secara kritis dan sistematis berdasarkan penelaah
berbagai artikel penelitian dengan menganalisis menggunakan metode logika dan
argument. Pedoman dalam penulisan ini menggunakan metode PRISMA.
Tujuannya adalah untuk membantu penulis menganalisis beberpa literatur yang di
dapatkan. Untuk menilai kelayakan untuk diinklusikan artikel disaring
menggunakan Critical Apraisal Skill Programe (CASP). Dengan tools Duffy’s
Research Appraisal Checklist Approach.
Pencarian literatur dilakukan di tiga data base yaitu PubMed, SciencDirect, dan
Google Scholar. Pertanyaan penelitian terstruktur menggunakan metode elektronik
PICO (patient, intervention, comparison and outcome). PICO dalam artikel ini
adalah P : konflik perawat, I: strategi manajemen konflik, C: tidak ada pembanding
atau kelompok kontrol, dan O:strategi efektif. Sedangkan Kata kunci pencarian
menggunakan : Nurses, conflict, strategies. Sehingga pertanyaan penelitian dapat
dirumuskan: ''Bagaimana strategi manajemen konflik yang digunakan perawat di
rumah sakit?”
Sebanyak 35.683 artikel yang diidentifikasi dari ke tiga pencarian database
yang telah difilter 5 tahun terakhir, artikel berbahasa inggris. Namun setelah
dilakukan screening dari 35.683 artikel didapatkan sebanyak 20.248 artikel yang
terbit sebelum tahun 2014. Selanjutnya dilakukan screening untuk menilai
kelayakan artikel berdasarkan kriteria inklusi dan ekskluasi. Dari 16.168 artikel
yang sesuai dengan tahun terbit,16.160 artikel dieksklusi dikarenakan tidak sesuai
kriteria inklusi yaitu tidak sesuai pertanyaan penelitian (n=16.000), double
publikasin (n=153) Sehingga terdapat 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi .
Artikel yang diinklusi untuk tinjauan literatur ini adalah artikel yang (1) artikel
yang terbit dalam kurun waktu 2015-2019 (2) artikel ditulis dalam bahasa Inggris
(3) Artikel full text yang sesuai dengan tujuan penelitian
Hasil Seleksi

Google Scholar Science Direct Pubmed


n =17.100 n = 16.013 n = 2.570

Artikel yang
Identification diidentifikasi
n = 35.683

Exclusion : Artikel yang


terbit sebelum tahun 2014
n = 20.248

Hasil screening
Screening
n = 16.168

Exclusion : Tidak sesuai pertanyaan


penilitian (n = 16.00)
Double publikasi (n=153)

Sesuai dengan pertanyaan


Eligibility penelitian
n=7
Penilaian Dengan Duffy’s
Research Appraisal
Checklist Approach

Kategori Below Kategori Average Kategori Superior


Average Paper (Skor Paper (Skor 103- Paper (Skor 205-306)
0-102) 204) (n= 7)
(n= 0 ) (n= 0)

Artikel yang diinklusi


Inclusion n=7
4. PEMBAHASAN

Ada begitu banyak model strategi yang dapat digunakan dalam penyelesaian
konflik perawat di rumah sakit.

(Ahanchian, Zeydi, & Armat, 2015) mengemukakan bahwa dari 5 haya manajemen
konflik yang di dapatkan, gaya kolaborasi menjadi strategi penyelesaian yang sering
digunakan di ikuti dengan gaya kompromi, gaya mengakomodasi, gaya menghindari,
dan gaya bersaing. Gaya kolaborasi di anggap strategi yang efektf, Dalam gaya ini,
begitu konflik ditemui, individu-individu fokus pada kebutuhan kedua belah pihak,
memungkinkan mereka untuk menemukan solusi baru dan kreatif.

Sejalan dengan Penelitian (Pitsillidou, Farmakas, Noula, & Roupa, 2018)


mengemukakan bahwa penyebab konflik dalam urutannya yaitu : beban kerja berat,
upah rendah, dan beragam instruksi dari para pemimpij yang berbeda. Pada penelitian
ini mendapatkan hasil Untuk menangani konflik, 73,2 % menggunakan penghindaran,
54,2% negoisasi dan 40,5% memilih kompromi.

Strategi yang sama didapatkan pada penelitian (Lahana et al., 2019)


menggunakan studi cross-sectional didapatkan hasil bahwa gaya penghindaran lebih
disukai oleh responden, meskipun dalam penelitian ini kolaborasi diakui sebagai
strategi yang terbaik. Namun gaya penghindaran lebihs erring dipilih dan digunakan
karena untuk meminimalisir keberlanjutan konflik yang ada antar profesi lain di rumah
sakit.
(Moisoglou et al., 2014) menggunaka strategi penghindaran (62%) yang
emnajdi pilihan pertama disbanding negoisasi (38,7%) adalah pilihan kedua paling
sering menuju konflik. Mayoritas (65,6%) dari peserta menjawab bahwa mereka tidak
memiliki pelatihan untuk manajemen konflik, sementara 34,4% menyatakan bahwa
mereka telah menerima pengetahuan teoritis tersebut selama studi pascasarjana.

(Ebrahim et al., 2014) dengan menggunakan metode deskripitf korelasional


didapatkan hasil gaya manajemen konflik manajer yang paling sering digunakan
adalah menghindar (avoiding) di banding strategi bersaing. Namun kolaborasi dan
kompromi juga amsih digunakan sebagai strategi pencegahan konflik.
Hasil berbeda didapatkan pada Hasil penelitian (Calha, Ferreira, Alminhas, &
Pequito, 2018) dengan menggunakan metode kuantitatif, menunjukkan bahwa
konflik dalam tim keperawatan terjadi konfigurasi identik dengan kegiatan lain,
dengan strategi penyelesaian yang dikatatakan oleh responded yaitu Komitmen,
Penghindaran, Akomodasi, Konfrontasi dan Kolaborasi. Konfrontasi adalah
strategi yang paling disebutkan oleh perawat.

Sedangkan penelitian (Al-Hamdan, Nussera, & Masa’deh, 2015) untuk


mengetahui strategi penyeelsaian konflik yang digunakan perawat dan
hubungannya dengan kesediaan perawat untuk tetap tinggal didapatkan hasil bahwa
startegi Integrasi adalah gaya yang paling sering digunakan oleh perawat ketika
menangani konflik.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tinjauan beberapa penelitian diatas, strategi penyelesaian
konflik yang ditemukan di rumah sakit lebih dominan menggunakan strategi
avoiding (penghindaran). Walaupun, ada beberapa penelitian yang juga
menggunakan strategi integrasi dan konfrotasi.
Lampiran

Instrumen Penilaian Dengan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach

Jurnal
No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7
1. Judul mudah dipahami 6 6 5 6 6 4 5
2. Judulnya jelas 6 6 5 6 6 5 5
3. Judul jelas terkait
6 6 5 6 6 5 5
dengan konten
4. Judul jelas terkait
dengan konten, jika
sesuai, hipotesis 3 3 3 3 4 3 5
dengan jelas dan
ringkas
5. Metodologi
diidentifikasi dan
5 6 4 5 5 5 6
dijelaskan secara
singkat
6. Hasilnya dirangkum 5 5 5 5 5 5 5
7. Masalah umum dari
penelitian ini
4 5 5 5 5 5 5
diperkenalkan di awal
laporan
8. Pertanyaan yang harus
dijawab dinyatakan 4 5 5 5 5 5 5
tepat
9. Pernyataan masalah
3 5 5 5 5 5 5
sudah jelas
10. Hipotesis yang diuji
dinyatakan tepat
dalam bentuk yang 3 3 3 3 3 3 5
memungkinkan
mereka untuk di uji
11. Keterbatasan
penelitian dapat 3 3 3 3 3 3 3
diidentifikasi
12. Asumsi penelitian
3 4 4 4 4 4 4
dapat diidentifikasi
13. Istilah-istilah yang
relevan dapat
3 3 3 3 3 3 5
didefinisikan secara
operasional
14. Signifikansi masalah
diidentifikasi, 5 3 4 3 4 4 5
penelitian dibenarkan
15. Literatur yang dikutip
berkaitan dengan 5 5 5 4 5 5 5
masalah penelitian
16. Literatur yang dikutip
memberikan alasan 5 5 5 4 5 5 5
untuk penelitian
17. Studi diperiksa secara
4 5 5 4 5 5 5
kritis
18. Hubungan masalah
dengan penelitian
3 5 5 4 5 5 5
sebelumnya dibuat
jelas
19. Sebuah kerangka
pemikiran teoritis
6 5 3 5 3 3 4
konseptual jelas
dinyatakan
20. Ulasan diakhiri
6 5 5 5 5 5 4
dengan studi masalah
21. Subyek 6 5 3 5 5 4 5
22. Populasi subyek
(sampling frame) 6 5 3 5 5 5 6
dijelaskan
23. Metode sampling
6 5 3 4 5 5 5
dijelaskan
24. Metode sampling
dibenarkan (terutama
5 5 4 5 6 5 6
untuk nonprobability
sampling)
25. Ukuran sampel cukup
untuk mengurangi 3 3 3 3 4 3 5
kesalahan Tipe II
26. Sumber kesalahan
sampling yang
3 3 3 3 4 3 4
memungkinkan dapat
diidentifikasi
27. Standar untuk
perlindungan subyek 3 4 3 3 3 4 6
dibahas
28. Instrumen 3 4 3 3 4 4 6
29. Relevan data
3 4 4 4 4 4 5
keandalan sebelumnya
30. Data reliabilitas yang
3 3 3 3 3 3 3
berkaitan dengan
penelitian ini
dilaporkan
31. Relevan data
keandalan sebelumnya 3 4 4 4 4 4 5
disajikan
32. Data validitas yang
berkaitan dengan
3 3 3 3 4 3 3
penelitian ini
dilaporkan
33. Metode pengumpulan
data cukup dijelaskan
untuk memungkinkan
4 4 4 3 5 4 6
penilaian kesesuaian
mereka terhadap studi
saat
34. Desain 5 5 4 5 5 4 6
35. Desain ini sesuai
untuk mempelajari
5 5 4 5 5 5 6
pertanyaan dan/atau
hipotesis
36. Kontrol yang tepat
disertakan jika 3 3 3 3 3 4 6
diperlukan
37. Variabel
perancu/pemoderasi
dapat diidentifikasi.
Deskripsi desain 3 3 3 3 3 3 3
cukup eksplisit untuk
memungkinkan
replikasi
38. Informasi yang
disajikan cukup untuk
5 4 4 4 4 5 5
menjawab pertanyaan
penelitian
39. Tes statistik yang
digunakan 5 4 4 3 5 5 5
diidentifikasi
40. Statistik yang
dilaporkan sesuai
untuk 5 4 4 3 5 5 5
hipotesis/pertanyaan
penelitian
41. Tabel dan gambar
disajikan dengan cara
5 5 4 4 5 5 6
informatif yang
mudah dimengerti
42. Kesimpulannya jelas
5 5 5 4 5 5 6
dinyatakan
43. Kesimpulan
dibuktikan dengan 5 5 5 4 5 5 6
bukti yang disajikan
44. Masalah metodologis
dalam studi yang 5 4 4 4 5 5 6
dibahas
45. Temuan studi secara
khusus terkait dengan
dasar 4 4 4 3 5 5 5
konseptual/teoritis
studi
46. Implikasi temuan
3 4 4 3 4 4 4
dibahas
47. Hasilnya hanya
digeneralisasikan
untuk populasi yang 5 4 5 4 4 4 5
menjadi dasar
penelitian
48. Rekomendasi dibuat
untuk pebelitian lebih 5 3 6 3 3 4 3
lanjut
49. Laporan ditulis
6 5 6 5 5 5 6
dengan jelas
50. Laporan disusun
6 5 6 5 5 5 6
secara logis
51. Nada laporan
menampilkan sikap
6 5 6 5 5 6 6
yang tidak bias, tidak
memihak dan ilmiah
DAFTAR PUSTAKA

Ahanchian, M. R., Zeydi, A. E., & Armat, M. R. (2015). Conflict management styles
among Iranian critical care nursing staff: A cross-sectional study. Dimensions of
Critical Care Nursing, 34(3), 140–145.
https://doi.org/10.1097/DCC.0000000000000106

Al-Hamdan, Z., Nussera, H., & Masa’deh, R. (2015). Conflict management style of
Jordanian nurse managers and its relationship to staff nurses’ intent to stay. Journal
of Nursing Management, 24(2), E137–E145. https://doi.org/10.1111/jonm.12314

Calha, A., Ferreira, M., Alminhas, S., & Pequito, T. (2018). Interpersonal conflict
management strategies in nursing teams. Revista Rol De Enfermeria, 41(11–12, S),
32–37.

Ebrahim, M., El, A., & Keshk, L. I. (2014). Managers â€TM Conflict Management Styles
and its Effect on Staff Nurses ’ Turnover Intention at Shebin El Kom Hospitals ,
Menoufiya Governorate. World Journal of Medical Science, 11(1), 132–143.
https://doi.org/10.5829/idosi.wjms.2014.11.1.8450

Hariyati, Tutik Sri. (2014). Perencanaan Pengembangan dan Utilisasi Tenaga


Keperawatan, Edisi I. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Lahana, E., Tsaras, K., Kalaitzidou, A., Galanis, P., Kaitelidou, D., & Sarafis, P. (2019).
Conflicts management in public sector nursing. International Journal of Healthcare
Management, 12(1), 33–39. https://doi.org/10.1080/20479700.2017.1353787

Moisoglou, I., Lamia, G. H., Prezerakos, P., Siskou, O., & Maniadakis, N. (2014). Conflict
Management in a Greek Public Hospital: Collaboration or Avoidance? Journal Of
Caring Science, 7.

Nursalam.(2015). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan

profesional. Jakarta : Salemba Medika

Pitsillidou, M., Farmakas, A., Noula, M., & Roupa, Z. (2018). Conflict management among
health professionals in hospitals of Cyprus. Journal of Nursing Management, 26(8),
953–960. https://doi.org/10.1111/jonm.12631

Purba, Juli Rostandi. (2014). Gaya Kepemimpinan dan Manajemen Konflik kepala
ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik

Riggio, R.E. (2003). Introduction to Industrial/ Organizational Psychology. (4th Ed.).


Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall

Swansburg, C.S., (2000). Pengantar kepemimpinan & manajemen keperawatan untuk


perawat klinis. EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai